Ahlu Bait Muhammad saww, Batu Ujian Umat Islam

Ketika ketegangan mulai memanas antara khalifah Ali as dengan kelompok bughot pemberontak di bawah pimpinan Aisyah, Zubair dan Thalhah, Khalifah Ali mengutus Ammar dan Hasan as ke Kufah untuk meminta para penduduk keluar berjihad. Ammar, yang pernah dipuji Nabi Muhammad saww, “Diri Ammar dipenuhi keimanan sampai ke tulang punggungnya” berpidato dengan mengatakan, “Sungguh aku mengetahui bahwa Aisyah adalah isteri nabi di dunia dan akhirat, akan tetapi Allah menguji kalian apakah kalian akan menaatinya (Ali as) atau mengikuti dia (Aisyah).

Dari awal pertumbuhan agama Islam ahli bait Nabi Muhammad saww menempati posisi yang istimewa. Mereka hidup berbaur dengan para sahabat dan masyarakat muslim waktu itu sebagaimana biasanya, namun derajat mereka lebih tinggi dari para sahabat. Bahkan istri nabi, Ummu Salamah pun ketika turun ayat tathhir yang menyucikan serta mengkhususkan ahlu bait ini dari keluarga/ahlu bait Nabi Muhammad saww secara umum, iri dan tidak dapat masuk ke tingkat derajat mereka. Para ummul mukminin istri nabi memang termasuk ahli bait/keluarga Nabi Muhammad saww, tapi dalam konteks ayat tathhir mereka tidak dimasukkan dalam ahli bait yang disucikan ini. Ahli bait yang disinggung dalam ayat tathhir ini adalah Ali, Fatimah, Hasan dan Husain alayhim al-salam.

Merekalah yang diberi hak dari Allah untuk diikuti dan ditaati oleh umat Islam sebagaimana wasiat terakhir Nabi Muhammad saww. Wasiat yang kemudian diselewengkan dan diubah oleh para penguasa lalim yang tidak menginginkan kekuasaannya runtuh. Nabi Muhammad saww bersabda Aku tinggalkan untuk kalian yang apabila kalian berpegang-teguh padanya maka kalian tidak akan sesat yaitu Kitab Allah azza wa jalla dan Itrahku Ahlul Baitku dan keduanya tidak akan berpisah hingga kembali kepadaku di telaga Al Haudh.”

Memang benar dan kita tidak didustai, nabi telah menyebut keduanya al-Quran dan ahli baitnya sebagai tsaqalain, dua perkara yang berat. Meski hadis tersebut sahih, diriwayatkan puluhan sahabat dan sangat jelas maksudnya tanpa butuh penafsiran apapun, umat Islam tidak pernah sepakat akan pengertian berpegang teguh pada ahli bait nabi. Sebagian muslim menafsirkan ahli bait itu adalah sunnah nabi, sebagian berpendapat kita harus menghormati dan memberikan hak-hak pada ahli bait, bahkan yang paling aneh adalah melemahkan hadis ini dan menguatkan hadis tsaqalain lainnya, yaitu berpegang pada al-Quran dan sunnah nabi. Hadis yang secara standar ilmu hadis derajatnya jauh di bawah hadis tsaqalain yang pertama. Hadis yang bahkan tidak tercantum dalam kutub sittah (Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasai, Abu Dawud dan ibn Majah) kaum Sunni mayoritas umat Islam dunia.

Nabi menyebut ahli baitnya sebagai suatu hal yang berat karena mengetahui bahwa ahli baitnya akan terkucilkan, dikhianati, teraniaya, dimusuhi bahkan dibunuh oleh umatnya sendiri. Dan hal tersebut memang terjadi. Selepas Nabi Muhammad saww wafat putri kesayangannya Fatimah meninggal dalam keadaan berselisih pendapat dengan Abu Bakar. Ali terpaksa membaiat ketiga khalifah, Abu Bakar, Umar dan Utsman demi keutuhan umat Islam yang baru saja ditinggal Nabi Muhammad saw. Setelah Utsman terbunuh dan Ali dibaiat umat Islam sebagai khalifah, cobaan dan ujian ahli bait ini tidak berhenti. Dua sahabat besar nabi mengkhianati baiat dan memerangi Ali. Istri nabi yang sejak nabi masih hidup memiliki rasa tidak senang pada Ali pun ikut bergabung dengan mereka. Tidak hanya itu muncul pula sahabat-sahabat dengan ambisi keduniawiannya ikut memerangi Khalifah Ali. Dalam pasukan Ali as sendiri timbul kelompok yang merasa paling benar pendapatnya, paling hebat ibadahnya dan membuat kekacauan. Mereka (Khawarij) keluar dari barisan pendukung Ali as dan berusaha membunuh beliau dengan alasan berjihad.

Setelah Imam Ali as syahid dibunuh oleh sisa-sisa Khawarij yang ditumpas oleh beliau, Imam Hasan as sebagai khalifah selanjutnya berhadapan dengan para sahabat nabi yang penuh ambisi keduniawian. Imam Hasan as memilih jalan damai dengan menyatukan umat Islam, namun sahabat nabi itu pun membunuh beliau melalui istri beliau dengan cara meracuninya berkali-kali. Sahabat nabi ini pun menjadi raja Islam pertama kali dan berusaha mengawetkan kekuasaan dunianya dengan mengangkat anak pemabuknya sebagai raja Islam selanjutnya. Tak ayal hal ini menimbulkan gejolak umat Islam. Sebagian sahabat nabi yang menolak hal tersebut pun dihabisi. Sebagian lagi menerima sukarela raja pemabuk itu, bahkan yang sebelumnya tidak mau membaiat pada Imam Ali as. Salah satu yang tidak mau membaiat si pemabuk itu adalah Imam Husein as.  

Apa jadinya kalau Husein as membaiat si pemabuk ini menjadi pemimpin umat Islam? Hal ini berarti beliau menyetujui, mendukung dan meridhai raja pemabuk ini memimpin dan mengatur umat Islam. Bagaimana kelak beliau menjawab pertanyaan kakeknya, Nabi Muhammad saw? Bagaimana beliau akan mempertanggungjawabkan sikapnya di hadapan Tuhan swt? Sedangkan beliau sendiri cucu dari pembawa risalah tersebut, pewaris dan pelaksana amanatnya. Husein as pun memilih pergi ke Kufah tempat para pendukungnya berkumpul. Raja pemabuk itu pun tahu rencana beliau dan segera mengirim pasukan untuk menghentikannya bahkan kalau perlu membunuhnya. Ia mengganti segera gubernur Kufah dan mengangkat gubernur yang sealiran dengannya. Ia membunuh para pengikut Husein di Kufah dan membungkam mereka. Pasukan pemabuk yang diperintahkan menghentikan Husein berhasil memutuskan langkah beliau di Karbala, Irak. Perang yang tidak seimbang atau bisa dikatakan pembantaian pun terjadi. Hampir semua lelaki dari kelompok Husein terbunuh. Kepala Husein as terpenggal dan dipisahkan dari badannya yang tergeletak di Karbala. Ali bin Husein bin Ali alaihim al-salam selamat karena sakit dan dilindungi oleh bibi-bibinya. Dari beliaulah keturunan Nabi Muhammad saww diturunkan hingga sekarang.

Dengan syahidnya Husein as, raja pemabuk itu leluasa mengendalikan Islam. Ia membunuh setiap pendukung ahli bait dan berusaha menumpas habis mereka. Ia mensunnahkan pelaknatan Imam Ali as di mimbar-mimbar. Ia menutupi sabda nabi tentang keutamaan ahli bait, mengucilkan para Imam ahli bait dan sebagainya. Hari demi hari, tahun demi tahun para ahli bait nabi dan pengikutnya dikucilkan, ditindas, bahkan dibunuh hingga sekarang.

Ahli bait adalah tsaqal yang harus kita pegang teguh sebagaimana kita memegang teguh al-Quran Kalam Tuhan. Mereka tidak akan bertentangan dengan al-Quran. Kita semua akan diminta pertanggungjawaban atas sikap kita terhadap mereka. Mereka adalah batu ujian bagi kita, apakah kita mengikuti keduanya atau membelakanginya. Semoga Allah swt menjadikan kita sebagai syiah mereka, syiah yang dipuji Nabi Muhammad saw dalam sabdanya “Sungguh, Ali dan Syiahnya adalah orang-orang yang beruntung“.

Imam Syafi’i menyenandungkan syairnya:

Jika dalam satu majlis menyebutkan tentang (keutamaan) Ali atau kedua cucu Nabi (Hasan dan Husein) dan Fatimah yang suci.
Mulailah sebagian dari mereka membicarakan (keutamaan) orang-orang selain Ahlulbait. Maka aku yakin bahwa mereka adalah putra-putri dari salaqlaq.
Jika menyebutkan riwayat (keutamaan) Ali atau kedua putranya, maka mereka akan menyibukkan diri dengan riwayat-riwayat tandingan.
Mereka berkata: "Sudahlah…!!! Perkataan-perkataan ini adalah riwayat-riwayat dari kaum Rafidhah."
Aku berlepas diri dari mereka yang melihat bahwa Rafidhah adalah cinta terhadap Fatimah.
Tuhanku telah bersolawat pada keluarga Nabi, dan sungguh laknat-Nya akan turun pada tradisi jahiliyah ini.

Imam Abu Hanifah dalam sya’irnya :
Kecintaan Yahudi kepada keluarga Musa nyata
Dan bantuan mereka kepada keturunan saudaranya jelas
Pemimpin mereka dari keturunan Harun lebih utama
Kepadanya mereka mengikut dan bagi setiap kaum ada penuntun.
Begitu juga Nasrani sangat memuliakan dengan penuh cinta
Kepada Al-Masih dengan menuju perbuatan kebajikan.
Namun jika seorang muslim membantu keluarga Ahmad (Muhammad)
Maka mereka bunuh dan mereka sebut kafir
Inilah penyakit yang sulit disembuhkan, yang telah menyesatkan akal
Orang-orang kota dan orang-orang desa, mereka tidak menjaga
Hak Muhammad dalam urusan keluarganya dan Allah Maha Menyaksikan.

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati