tag:blogger.com,1999:blog-27617557260893067652024-03-05T20:12:49.424+07:00SUNNI-SYIAHMencari titik temu antara Sunni dan SyiahAdminhttp://www.blogger.com/profile/01269522601662820351noreply@blogger.comBlogger113125tag:blogger.com,1999:blog-2761755726089306765.post-85104831679751541952015-01-09T03:34:00.001+07:002015-01-09T04:06:41.970+07:00NU Garis Bengkok <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAFpsZpNnkyGX8MMVf0k9qqmxItf9qjueJrTPxPu5T0ZJXgedPi2htTrlW-rn1LNiaNL9Q22NV06qOv4U0X1MXHY0KMyU4NZ2B1Gi3YTov0SPeNgkdLtHy09lncf24BdIZKKtTa1r0Qk-a/s1600/Flag_of_Nahdlatul_Ulama.jpg"><img border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAFpsZpNnkyGX8MMVf0k9qqmxItf9qjueJrTPxPu5T0ZJXgedPi2htTrlW-rn1LNiaNL9Q22NV06qOv4U0X1MXHY0KMyU4NZ2B1Gi3YTov0SPeNgkdLtHy09lncf24BdIZKKtTa1r0Qk-a/s1600/Flag_of_Nahdlatul_Ulama.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
NU Garis Bengkok </div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
NU Garis Lurus, anda pernah dengar istilah tersebut? Istilah ini baru mulai santer dibicarakan di dunia maya. Namun embrio gerakan ini sudah ada sejak lama, sejak alm. Gus Dur masih hidup dengan pemikirannya yang sangat keindonesiaan dan toleransinya yang hebat. Para ustad, gus, kyai, habib yang gagal paham dan tidak suka dengan pemikiran keindonesiaan Gus Dur memisahkan diri/mufaroqoh dari barisan Gus Dur. Patut diketahui, beberapa tokoh yang bisa dikatakan termasuk dalam jaringan NU garis lurus pernah “berselingkuhan” dengan Ust. Abu Bakar Ba’asyir dan tokoh-tokoh Islam garis keras lainnya. Saat ramai wacana Ahok akan mewarisi kursi kegubernuran dari Jokowi, mereka ramai-ramai menolak, bahkan <a href="http://www.muslimedianews.com/2014/10/waspadai-akun-palsu-nu-garis-lurus.html">terbukti memelintir berita mengatasnamakan NU</a>. Bahkan ketika PHBN Natal, mereka termasuk barisan yang dengan keras menolak ucapan selamat natal, bahkan ikut merendahkan, menyesatkan, mengkafirkan tokoh Islam lainnya yang membolehkan pengucapan selamat natal. Sebuah ciri khas faham Wahabi salafi yang sudah merasuk ke dalam pikiran mereka. Padahal masalah pengucapan “Selamat Natal” adalah masalah khilafiyah yang patut dihormati, sebagaimana masalah fikih lainnya. </div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
Salah satu ciri lain dari mereka yang mengakui sebagai NU garis lurus adalah tujuan mereka mendirikan atau merumuskan tentang Negara Syari’ah atau Konsep Khilafah Islamiyah di NKRI. Dalam grup jejaring sosial, dalam penerapan syariah mereka mengaku lebih mengedepankan etika dakwah bil hikmah dan mauidzah hasanah. Dengan menata sistem keorganisasian dan gerakan yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai keindonesiaan. Sekiranya apabila gerakan ini kelak kian berkembang, tidak akan berbenturan dengan sistem negara. Sehingga Islam tidak dipaksakan untuk vis a vis (wajhan bi wajhin) dengan negara. Sebab apabila benturan itu terjadi, maka kemudharatan yang lebih besar akan menimpa umat Islam. Namun jika ada yang mengatasnamakan Ahlusunnah wal Jamaah akan tetapi penerapan syari’atnya melenceng dari kaidah-kaidah Ahlusunnah wal Jamaah dan cenderung mengkafirkan, membid’ahkan, dan mengatakan sesat amalan-amalan Islami yang selama ini telah membumi di masyarakat, walaupun mereka mengatasnamakan Ahlusunnah, mengatasnamakan salaf, mengatasnamakan santri dan kyai maupun habaib, Mereka mengaku siap untuk menangkisnya. </div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
Tujuan penerapan syariah Islam di NKRI, baik secara halus atau kasar merupakan ciri khas kelompok yang terpengaruh ideologi muslim Timur Tengah yang sering bentrok. Suatu ketika, Alm. Anre Gurutta Haji (AGH) Muhammad Harisah AS, sesepuh NU Sulawesi Selatan, didatangi sekelompok orang. Mereka bertamu sekaligus menawarkan "perlunya penerapan syariat Islam" dan "pentingnya khilafah" sebagai solusi mengatasi krisis bangsa. Sambil tersenyum, pengasuh PP. Annahdlah Makassar itu menjawab: "Kalian menawarkan solusi kepada kami, sementara kalian sendiri membawa pikiran-pikiran dari Timur Tengah yang negaranya selalu kacau dan tidak pernah beres!". NU sejak awal adalah organisasi sosial-kemasyarakatan yang telah mengawal proses perjalanan bangsa ini. Komitmen itu ditunjukkan sejak Muktamar Banjarmasin tahun 1936, Resolusi Jihad tahun 1945, pengukuhan Kepala Negara sebagai waliyyul amri ad-dharuri bissyaukah (pemegang pemerintahan sementara dengan kekuasaan penuh), hingga penerimaan Pancasila, UUD 45 dan NKRI sebagai tujuan akhir dari perjuangan umat Islam Indonesia. Selain itu, NU juga menilai tidak perlu adanya Peraturan Daerah (Perda) tentang penerapan syariat Islam untuk mengatur kehidupan masyarakat. Pemberlakuan syariat Islam itu tidak lebih dari pengulangan hukum yang sudah ada, sudah tertuang dalam KUHP. Yang lebih diperlukan adalah mengefektifkan peraturan-peraturan yang sudah ada itu serta optimalisasi peran aparat penegak hukum. Bagi NU penerapan Maqâshid Syari’ah lebih cocok daripada penerapan syariat di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kalau kita misalnya berbicara tentang hak asasi manusia, tentang pluralisme dan demokrasi, maka kita berpedoman kepada maqâshid syar’iyyah yang memang ditujukan untuk mengedepankan kepentingan umat manusia secara mutlak dan menyeluruh, tanpa mempertimbangkan perkara perbedaan agama, suku, ideologi dan kelompok. </div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
Mau tak mau, kalau melihat istilah/kata yang digunakan NU garis lurus maka pasangan lawannya adalah NU garis bengkok. Siapakah kelompok yang yang termasuk NU Garis Bengkok? Yang jelas adalah tokoh-tokoh yang sejalan dengan pemikiran Gus Dur sangat keindonesiaan, pendukung Gus Dur dan pewaris pemikirannya dan tak lupa para Gus Durian di seluruh dunia. Semoga NU garis bengkok tetap lestari menghadapi goncangan dan beban yang menimpa sebagaimana tulang belakang yang harus bengkok melengkung agar lebih mampu meredam hentakan atau kejutan yang dialaminya daripada jika berbentuk lurus. Semoga ... </div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
Dawuhne Mbah Muchith Muzadi: "Masuk NU untuk memperbaiki diri, bukan memperbaiki NU!"</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Salam Damai Sejahtera :) </div>
</div>
<!-- Blogger automated replacement: "https://images-blogger-opensocial.googleusercontent.com/gadgets/proxy?url=http%3A%2F%2F3.bp.blogspot.com%2F-1GgcebHpjU0%2FVK7pdBfZSgI%2FAAAAAAAAD7c%2F748Ep-hnuhk%2Fs1600%2FFlag_of_Nahdlatul_Ulama.jpg&container=blogger&gadget=a&rewriteMime=image%2F*" with "https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAFpsZpNnkyGX8MMVf0k9qqmxItf9qjueJrTPxPu5T0ZJXgedPi2htTrlW-rn1LNiaNL9Q22NV06qOv4U0X1MXHY0KMyU4NZ2B1Gi3YTov0SPeNgkdLtHy09lncf24BdIZKKtTa1r0Qk-a/s1600/Flag_of_Nahdlatul_Ulama.jpg" -->Adminhttp://www.blogger.com/profile/01269522601662820351noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-2761755726089306765.post-30691842915140206032015-01-02T14:52:00.000+07:002015-01-02T14:52:10.602+07:00Bahaya Fikiholic<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisOi54FnHEEvqvHhCozef5-wRNw3CkWiwHEkxlJpMdMKq5eI2RM5z_ptZzfrdhw0m9Qb1jLF9j8dzdxZ4puA5t5m-CPqTsMZBRRbgiaidsMu-byzzJEPBEbefvvFvpMe4sxDNtLBynVpk_/s1600/10506603_713450875359225_3946415620336962851_o.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisOi54FnHEEvqvHhCozef5-wRNw3CkWiwHEkxlJpMdMKq5eI2RM5z_ptZzfrdhw0m9Qb1jLF9j8dzdxZ4puA5t5m-CPqTsMZBRRbgiaidsMu-byzzJEPBEbefvvFvpMe4sxDNtLBynVpk_/s1600/10506603_713450875359225_3946415620336962851_o.jpg" height="400" width="396" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">BAHAYA FIKIHOLIC </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Mencermati
perkembangan madzhab muslim Indonesia saat ini dibanding dengan beberapa tahun
yang lalu akan terlihat perubahan signifikan. Dulu saat saya masih remaja yang
sering terdengar adalah ormas NU dan Muhammadiyah, namun sekarang berbagai
macam nama, madzhab, selain dua ormas di atas juga sedang naik pamor. Diantaranya,
pertama, Wahabi –bisa dikatakan nenek moyangnya Muhammadiyah- madzhab yang
muncul pertama kali di daratan Hijaz pada masa kemunduran Islam, kemudian
menyebar dan menggurita ke seluruh dunia. Mereka sering kali menyebut madzhab
mereka dengan sebutan Salafy, yang berarti merujuk pada generasi umat Islam
terbaik (masa sahabat, tabiin, dan tabiut tabiin). Konon, mereka tidak mau
bertaklid dengan imam madzhab manapun. Kedua, Syiah salah satu madzhab kecil
tertua di Indonesia. Memang masih menjadi perdebatan apakah Sunni atau Syiah
yang datang pertama kali ke bumi nusantara ini. Yang pasti, madzhab ini juga
semakin berkembang pesat dan bahkan mendirikan ormas dengan nama IJABI. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Saat
di Indonesia hanya diramaikan oleh dua ormas, NU dan Muhammadiyah, masalah yang
sering diperdebatkan semisal qunut subuh, jumlah rakaat tarawih, menjaharkan
niat, tahlilan, dsb. Namun, kini masalah-masalah fikhiyah dari berbagai madzhab
yang ada di Indonesia yang kebetulan sedikit aneh, janggal langsung saja
menjadi debat kusir yang sangat panjang. Tidak hanya menjadi debat tanpa
penyelesaian atau saling menghargai justru menimbulkan sikap saling jaga jarak
dan sikap fanatik antar madzhab. Berbagai julukan menghina disematkan ke madzhab
lain. Wahabi menjadi wah babi, aswaja menjadi asu waja, Ibnu Taymiyah menjadi
Ibnu Tahi minyak, dan sebagainya. Selain itu dalam dialog antar madzhab di
dunia maya juga muncul tradisi (baca: sunnah) saling gelar-menggelari dengan sebutan
hina, semisal, Jahil, Goblok, Dungu, bahkan julukan Najis, Kafir. Seorang
pendebat di dunia maya tak terlihat gahar atau hebat bila tidak menjarh dan
merendahkan lawan debatnya. Belum lagi di arena dialog lintas agama, bahkan pribadi
Jesus sendiri dijelek-jelekkan oleh orang muslim. Apakah kaum muslim tidak tahu
bahwa Jesus itu nama yang sama dari Nabi Isa as, sebagaimana nama George
menjadi Juraij, Abraham menjadi Ibrahim as. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Inikah
Islam yang membanggakan itu? Inikah wajah Islam yang katanya diturunkan untuk
menyempurnakan akhlak mulia? Inikah rupa Islam yang mengayomi semesta alam,
baik muslim atau non muslim? Memang, gesekan antar pemeluk madzhab tidak bisa
lepas dari sejarah umat beragama. Semua agama samawi dalam perjalanan
sejarahnya selalu diributkan dengan pertengkaran dan perpecahan intern. Namun,
itu bukanlah preseden yang harus dilanggengkan. Islam mengajarkan untuk mengayomi
semua makhluk di alam semesta ini sebagaimana ajaran Nashrani dengan cinta
kasihnya. Sabda Nabi Muhammad saww “</span><i><a href="http://mentaritambak.blogspot.com/2010/04/qul-khoiron-au-liyasmut.html"><span style="color: windowtext; font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">Qul khoiran aw liyasmut</span></a></i><span style="font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-language: IN;">” berkatalah yang baik, atau tahan ucapan kalian kalau tidak mampu. Nasihat
ini mungkin sesuai bagi semua pemeluk agama atau madzhab. Mereka yang tidak
mengetahui seluk beluk ajaran Islam seharusnya diam dan belajar terlebih
dahulu. Dengan hanya berbekal celotehan satu, beberapa ustadz atau kyai mereka
berkoar-koar mengatakan haram, bid’ah, najis, kafir dan tetek bengeknya. Ingat,
Islam memiliki ribuan bahkan jutaan ulama yang masih mumpuni tentang ajaran
Islam. Mereka belum tentu sepaham dalam satu persoalan, bahkan dalam satu
madzhab pun mereka terkadang berselisih paham. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Perbedaan
tersebutlah janganlah dijadikan pemicu pertengkaran antar madzhab. Inilah titik
penting yang dijadikan oknum berhawa nafsu syetan sebagai sumbu pertarungan
antar madzhab dalam Islam. </span><span style="font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Pada 10 Dzulhijjah,
u</span><span style="font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">sai
berkhutbah Nabi Muhammad saww ditanya seorang sahabat </span><span style="font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">“<i>Saya berziarah dulu (tawaf) ke Baitullah, setelah
itu saya melempar jumrah?</i>” Beliau berkata, “<i>If’al, lâ harâj</i>”
(lakukan saja, tidak ada salahnya). Yang lain berkata, “<i>Saya bercukur dulu
sebelum menyembelih.</i>” Beliau berkata, “<i>Lakukan saja, tidak ada salahnya.</i>”
Yang lain bertanya lagi, “<i>Saya menyembelih sebelum melempar?</i>” Beliau
berkata, “<i>Lakukan saja, tidak ada salahnya.</i>” Kata Abdullah bin Umar, “<i>Setiap
Nabi saww ditanya tentang sesuatu yang didahulukan atau diakhirkan, beliau
selalu berkata: ‘Lakukan saja, tidak ada salahnya</i>.’” Para ulama menghitung
tak kurang dari 24 cara ibadah haji yang disampaikan kepada Rasulullah saw, dan
beliau membenarkannya. Itulah fikih sebenarnya yang diajarkan Nabi Muhammad
saww. Fi</span><span style="font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-language: IN;">kih yang menunjukkan keluwesan ajaran Islam.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-xDKHgF1-ie7DA9LP3vd_dLSJ4ff8Za9KiNkxa0y5Eb-AnrvSr7RXGHN2jLh5NAFEhnXIe8D0Pm1nU9h0Efb9HH0xLG7LuAb89DWc4FQ463bdGXfm52PXtQqfLzhUYSWiNedTeywhkGu-/s1600/1098315_180600298786628_124276070_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-xDKHgF1-ie7DA9LP3vd_dLSJ4ff8Za9KiNkxa0y5Eb-AnrvSr7RXGHN2jLh5NAFEhnXIe8D0Pm1nU9h0Efb9HH0xLG7LuAb89DWc4FQ463bdGXfm52PXtQqfLzhUYSWiNedTeywhkGu-/s1600/1098315_180600298786628_124276070_n.jpg" height="320" width="257" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Bayangkan,
kalau fikih dijadikan ukuran masuk surga seseorang. Karena dalam fikih memiliki
banyak perbedaan pendapat, maka fikih yang mana yang menjadi ukuran masuk surga
seseorang? Kalau akidah ilmu kalam yang dijadikan ukuran masuk surga. Dalam akidah
ilmu kalam banyak madzhab dan perbedaan pendapat bahkan dalam satu madzhab pun,
maka madzhab akidah yang mana yang menjadi ukuran masuk surga? Banyak cabang
ilmu dalam Islam yang masih wajib dipelajari bagi pemeluknya seperti halnya
ilmu fikih. Ilmu Tasawuf atau akhlak misalnya. Ilmu tasawuf/akhlak ini juga
sejajar dengan ilmu fikih. Tasawuf/akhlak selain mengajarkan cara berhubungan dan
mendekatkan diri kepada Tuhan swt juga mengajarkan cara hidup shalih dalam bermasyarakat
dan bertindak di alam semesta ini. Dalam akhlak tasawuf manusia dilarang
menyombongkan diri atas sesamanya. Bahkan seorang yang merasa lebih baik dari Fir’aun
pun dilarang karena termasuk perilaku sombong. Jadi teringat tweet Ust. Yusuf
Mansur tentang kehebatan alm. Gus Dur. Dulu Yusuf Mansur pernah mengikuti
seminar dengan narasumber Gus Dur. Waktu itu Gus Dur memakai pakaian sobek yang
kelihatan keteknya. Yusuf Mansur dalam sesi pertanyaan, menanyakan hal tersebut
pada Gus Dur. Apa jawab Gus Dur saat itu? “<i>Lihat kok ke yang bolongnya</i>”.
Gus Dur mengajarkan kepada kita semua untuk membiasakan melihat kelebihan
sesama manusia, bukan mencari kekurangan, kelemahan atau merasa lebih baik dan
lebih benar daripada yang lainnya. Itulah sebagian ajaran akhlak tasawuf yang
seharusnya dipelajari setiap pemeluk agama. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJvz83DRy8D5HhPmdW6aCelJ4gXqUXo2fmEc0erfLTZ13Wgy5s-ITz88LeBM3HzEhOA_92Maf3mzLbd6MkfdaH_NZ5KtPSZF_ZsWIc0gga44unkr6KkJx8jgNDyNekryILW91vWX8bMhjm/s1600/10506711_655619041195438_5258015665320721597_o.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJvz83DRy8D5HhPmdW6aCelJ4gXqUXo2fmEc0erfLTZ13Wgy5s-ITz88LeBM3HzEhOA_92Maf3mzLbd6MkfdaH_NZ5KtPSZF_ZsWIc0gga44unkr6KkJx8jgNDyNekryILW91vWX8bMhjm/s1600/10506711_655619041195438_5258015665320721597_o.jpg" height="198" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sebagai
penutup, al-Muhaddits al-Haramain as-Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki
al-Hasani memberikan wasiat yang sangat berharga kepada kita semua. Diantara wasiat
tersebut adalah wasiat yang pernah diberikan oleh ayahandanya, al-Muhaddits
al-Haramain as-Sayyid Alawi bin Abbas bin Abdul Aziz al-Maliki, dari al-Habib
Alawi bin Thohir al-Haddad: “<i>Waspadalah dalam menjadikan suatu kebiasaan
hanya mengulang-ulang membaca permasalahan fiqih, siang dan malam, semasa tua
dan muda, tanpa membaca kitab agama yang lain seperti ilmu tafsir, hadits dan
tasawuf. Dengan membatasi bacaan hanya pada kitab-kitab fiqih adalah suatu
kelemahan, kejumudan dan menjauhkan diri dari akhlak yang baik serta menjadikan
kerasnya hati</i>.” </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<br /></div>
<span style="font-family: "Footlight MT Light","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">Salam Damai Sejahtera :)</span></div>
Adminhttp://www.blogger.com/profile/01269522601662820351noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2761755726089306765.post-23599315801057426632014-02-15T17:20:00.004+07:002014-10-05T18:55:27.600+07:00Aku Berpikir, Aku Syiah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:TargetScreenSize>544x376</o:TargetScreenSize>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span lang="IN" style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Aku Berpikir, Aku Syiah</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXZFkVWnOCO_uvF7NlD59JIR0AcLA7acy2yANfnqqa8QuehFmmd3Zo8ol575qpC5BA_Dbl0kCb6LVq5XXVGFuYeNpMICAMKUVKUS1uKUkZy1Ng9nkUOyc_EbJkPBTTggjNBW30gVcgFNx-/s1600/sunii-syii.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXZFkVWnOCO_uvF7NlD59JIR0AcLA7acy2yANfnqqa8QuehFmmd3Zo8ol575qpC5BA_Dbl0kCb6LVq5XXVGFuYeNpMICAMKUVKUS1uKUkZy1Ng9nkUOyc_EbJkPBTTggjNBW30gVcgFNx-/s1600/sunii-syii.jpg" height="213" width="320" /></a><span lang="IN" style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Memang Tuhan sudah menakdirkan manusia mana yang berakhir
dengan husnul khatimah dan mana yang berakhir dengan buruk. Namun, manusia
dikaruniai akal untuk membantu mereka menemukan bimbingan cahaya ajaran Islam
dan menghindari jalan kesesatan. Sekali mereka menemukan cahaya Islam, bukan
berarti manusia tidak perlu lagi menggunakan akal mereka. Akal tetap diperlukan
bagi manusia dalam membantu tetap konsisten menjalani praktek amalan beribadah
sehari-hari. Dengan demikian manusia dapat terhindar dari tipu muslihat dan
talbis setan baik dari golongan jin maupun manusia berjenggot yang menggoda. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span lang="IN" style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Lihat bagaimana jalan hidup sang master al-Ghazaly dalam
menemukan metode tepat untuk menggapai Tuhan. Ia menapaki jalan aliran batiniyah,
fikih, kalam, dan filsafat. Beliau mempelajari masing-masing aliran tersebut
dan memahami kekurangan masing-masing sehingga puncaknya beliau menemukan jalan
tasawuf yang mengobati kehausan jiwanya. Sikap inilah yang seharusnya dijalani
setiap muslim dalam penggembaraan agamanya. Sikap logis dan kritis terhadap
amalan ajaran agamanya tanpa meninggalkan pedoman sucinya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span lang="IN" style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Aku terlahir Sunni dan bangga telah menjadi bagian dari
Sunni, dan aku bukan, naudzubillah, kelompok Islam yang dengan mudah
mengkafirkan dan meyesatkan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sesama
muslim lainnya, kelompok turunan dari Khawarij pasukan Dajjal LA sebagaimana
disabdakan Nabi Muhammad saww dan Imam Ali as. Kesunnianku tak diragukan lagi
dengan biasanya aku bertabarruk, tawasul dan sebagainya yang galib ditradisikan
Sunni/NU Indonesia. Pertama kali aku berkenalan dengan yang namanya Syiah
secara objektif adalah dari buku al-Murajaat yang dipinjam kakak saya dari
kampus. Sebuah buku besar yang tidak hanya secara fisik tapi juga secara
psikologis mampu menggerakkan jiwa untuk bersikap kritis dan logis terhadap apa
yang kita anut. </span></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0mE2b1GzUmh749BRYNuJTq4ihEx9w7z4852eNMbtCACiABX5wlsl8zpKZAE-1Ei43Hqpcvpe7laI1iBbh2gmdsu0pwdiB19hlie20zYySIzHvn_JUC9p9uyaOnMTXOqqWWR7vlkIir2Tv/s1600/Ahmad+deedat+syiah.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0mE2b1GzUmh749BRYNuJTq4ihEx9w7z4852eNMbtCACiABX5wlsl8zpKZAE-1Ei43Hqpcvpe7laI1iBbh2gmdsu0pwdiB19hlie20zYySIzHvn_JUC9p9uyaOnMTXOqqWWR7vlkIir2Tv/s1600/Ahmad+deedat+syiah.jpg" height="281" width="400" /></a><span lang="IN" style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Ada beberapa poin dasar yang bisa dikatakan keliru dalam
pandangan Sunni secara umum, dan itu tidak hanya menjangkit di kalangan awam
saja namun juga di tingkat ulama pemberi pencerahan umat. Beberapa poin inilah
yang menyebabkan aku tidak lagi merasa menjadi bagian dari sunni tulen atau <i>deles</i>
dalam bahasa saya. Kalau dalam standar takfiri mungkin aku sudah dikategorikan
sebagai rafidhah ekstrim, boleh dibunuh, </span><span lang="IN" style="font-family: Wingdings; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Segoe UI Symbol"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Segoe UI Symbol"; mso-symbol-font-family: Wingdings;"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: Wingdings;">:)</span></span><span lang="IN" style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;"> mengutip sabda Imam Husein as: “Jika tubuh dirancang untuk berakhir,
kenapa harus takut kehilangan”. </span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;"> </span>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimJ89g77_oYYuBFlofZqxskO-KOI9RW7xy2_n_D3VNUhPYzi4vAjKcLTLfklGmtjsAVSEdIOALiFeuuurFZgEuItrluEX7KAa-LouAQxKbFACeeeo7LfYK4PTa70lcfn52a0YzxwQWoocY/s1600/tsaqalain+111.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimJ89g77_oYYuBFlofZqxskO-KOI9RW7xy2_n_D3VNUhPYzi4vAjKcLTLfklGmtjsAVSEdIOALiFeuuurFZgEuItrluEX7KAa-LouAQxKbFACeeeo7LfYK4PTa70lcfn52a0YzxwQWoocY/s1600/tsaqalain+111.jpg" height="200" width="162" /></a><span lang="IN" style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Pertama; hadis wasiat Nabi Muhammad saww. Biasanya di
Sunni yang terdengar adalah riwayat “berpegangteguhlah pada al-Quran dan
Sunnahku”. Hampir semua sunni pasti akan menganggap hadis ini yang benar dan tidak
ada hadis lain selain ini. Adapun hadis “berpegangteguhlah pada al-Quran dan
Ahlu baitku” adalah hadis <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>lemah dan
tidak diajarkan dalam dunia akademis. Bahkan KH. AN pengasuh bahsul masail di
majalah AULA terbitan Maret 2012 yang membahas tentang Kontoversi Pusaka Islam, Mana yang Benar?, majalahnya umat Sunni Indonesia pun keliru ketika ada pertanyaan
tentang hadis wasiat atau yang biasa disebut hadis tsaqalain. Beliau gegabah
dengan mengatakan kalau hadis “berpegangteguhlah pada al-Quran dan ahli baitku”
sebagai hadis lemah dan tidak ada dalam kitab standar hadis Sunni yang enam dan
mensahihkan hadis “berpeganglah pada al-Quran dan sunnahku”.</span> </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxRaon8rohm2mCv0tNC2g9QoI2kSUu2SJI4n4cvdHrMHWnRJeynAN2ttOO_xl5mwUEbBNWZNvDUvPnvpabozSIFphlzt0pcTBF-gL9gSn1MC57TXuYRAWc1RZReFuEnXSamvLbvKy4Muku/s1600/tsaqalain+222.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxRaon8rohm2mCv0tNC2g9QoI2kSUu2SJI4n4cvdHrMHWnRJeynAN2ttOO_xl5mwUEbBNWZNvDUvPnvpabozSIFphlzt0pcTBF-gL9gSn1MC57TXuYRAWc1RZReFuEnXSamvLbvKy4Muku/s1600/tsaqalain+222.jpg" height="178" width="200" /></a><span lang="IN" style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Aku bertaruh di antara kedua hadis tersebut pasti hadis “berpegangteguhlah
pada al-Quran dan ahli baitku” yang sahih. Bahkan seorang blogger wahabi AJ saja
mengakui bahwa hadis berpegangteguhlah pada al-Quran dan sunnahku adalah hadis
dhaif dengan seluruh jalannya. Kedua hadis tersebut jika ditakhrij dengan
standar yang paling ketat pun niscaya yang sahih adalah hadis
“berpegangteguhlah pada al-Quran dan ahli baitku”. Jika ini adalah kebenaran
seharusnya umat Islam mengikuti wasiat tersebut, bukannya menutupinya,
pura-pura tidak tahu, bahkan mengabaikannya karena hanya akan memberikan
justifikasi atas benarnya madzhab Syiah. “</span><span class="gen"><span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">Hai
orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.</span></span><span class="gen"><span lang="IN" style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">”</span></span><span lang="IN" style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span lang="IN" style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Sikap lain yang saya rasakan tentang terlalu cenderungnya
mereka akan kesunniannya adalah sekalipun mereka mensahihkan “berpegangteguhlah
pada al-Quran dan ahli baitku” namun mereka menafsirkan bahwa kepada ahli bait
Nabi saww kita harus menghormati hak-hak mereka, menyayangi mereka, dll. Alangkah
naifnya, ketika mereka tidak sadar kedhaifan hadis “berpegangteguhlah pada
al-Quran dan sunnahku” mereka berkoar-koar tentang berpegang teguh dan
menjadikan rujukan keduanya. Namun ketika tahu bahwa rujukan mereka bukanlah
sebuah hadis yang <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tidak dapat dijadikan
landasan hidup, mereka menafsirkan secara berbeda. Padahal secara tekstual
lafal keduanya sama hanya berbeda dalam poin kedua, yaitu Ahli bait Nabi saww
atau Sunnah Nabi saww. Seharusnya umat Islam mengikuti sahabat Hudzaifah bin
Yamani yang mewasiatkan kedua putranya untuk selalu mengikuti Ali as. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span lang="IN" style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Kedua; siapakah ahlul bait Nabi Muhammad saww yang harus
kita ikuti itu? Kita tidak perlu melihat KTP untuk mengetahui tersebut, toh
zaman itu tidak ada KTP. Hehe. Orang Arab mana yang tidak tahu suku Quraisy
dengan Bani Hasyimnya. Orang Arab mana yang tidak kenal dengan Nabi saww yang
dijuluki al-Amin. Hampir semua orang Arab pasti mengenalnya termasuk dengan
istri dan keluarga besarnya dan semuanya pasti tahu itu termasuk keluarga ahli
bait Nabi saww. Namun yang dikhususkan untuk diikuti adalah ahli bait yang
dijelaskan dalam potongan ayat terakhir surah al-Ahzab ayat 33. Kenapa harus ada
pembedaan, toh mereka semua adalah ahli bait Nabi saww? Jika anda disuruh
memilih pemimpin, apakah anda memilih tokoh yang terbaik, biasa atau tokoh yang
buruk. Inilah alasan Syiah memilih Imam Ali, Sayyidah Fatimah, Imam Hasan, Imam
Husein as. Karena merekalah yang terpilih dalam potongan ayat terakhir surah
al-Ahzab 33. Dalam riwayat sahih manapun baik di kitab Sunni maupun Syiah,
potongan ayat tersebut turun pada kelima pribadi tersebut, yang di kalangan
habaib dikenal dengan ahlul kisa’. Kenapa para istri Nabi saww tidak dimasukkan
dalam ayat tersebut? Pertanyaan tersebut juga pernah ditanyakan oleh istri Nabi
saww, Ummu Salamah yang pada waktu turunnya ayat tersebut berada di rumahnya. Nabi
saww tidak memasukkan beliau dalam selimut, beliau hanya mendoakannya dengan
kebaikan. Jika riwayat sahih asbab nuzul ayat tersebut jelas khusus menyebutkan
kelima pribadi tersebut tanpa memasukkan istri Nabi saww, kenapa harus mengeneralisasi
pada semua ahli bait Nabi saww tanpa ada dalil yang menguatkan hal tersebut? Disinilah
akar kesalahpahaman antara Sunni dan Syiah. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg73kek2lUIMfiBWovtca9vmBdgdQUreacfv_qBldQOj0ACf8NVrfVyvHEn4sxvgEOs8-3uOVZuYZLl3r795kQUgOQh9elDK2ZSmZdXrBaEd3mUv5me0T2YkwL7HM-VlLAYbxUAvda6iGkx/s1600/suni+n+syiah.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg73kek2lUIMfiBWovtca9vmBdgdQUreacfv_qBldQOj0ACf8NVrfVyvHEn4sxvgEOs8-3uOVZuYZLl3r795kQUgOQh9elDK2ZSmZdXrBaEd3mUv5me0T2YkwL7HM-VlLAYbxUAvda6iGkx/s1600/suni+n+syiah.jpg" height="280" width="400" /></a><span lang="IN" style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Seandainya Sunni memahami alur pikir Syiah ini niscaya
mereka memaklumi kenapa Syiah getol membela Imam Ali, Sayyidah Fatimah, dan dua
cucu Nabi saww daripada yang lainnya ketika terjadi konflik, baik dengan
sahabat maupun istri Nabi saww. Berbeda dengan cara pandang Sunni yang menganggap
semua sahabat adil, mereka umat terbaik, dan sebagainya. Ketika para sahabat
saling caci maki, berperang bagaimana sikap Sunni? Kami harus diam, tidak boleh
membicarakan mereka, mereka semua berijtihad dan baik yang benar maupun salah mendapat
pahala, biarkan yang sudah terjadi berlalu, bahkan adapula yang mengatakan
jangan ceritakan sejarah kelam para sahabat. Jika demikian apa gunanya
sejarah?!</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span lang="IN" style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Ketiga; masalah keadilan sahabat. Memang ada beberapa
pengertian tentang apa itu keadilan sahabat, mulai dari yang ekstrim sampai
yang rendah. Namun yang pasti dalam standar Sunni pengertian keadilan sahabat
adalah seluruh sahabat dapat diterima riwayatnya dalam menyampaikan sabda Nabi
saww. Allah swt memerintahkan umat Islam untuk selalu memperhatikan sejarah,
terutama sejarah umat dan generasi terdahulu. Memperhatikan sejarah bukan dalam
arti pasif, diam dan biarkan berlalu namun aktif dengan memilah mana sejarah
yang patut kita teladani dan ambil pelajaran dan mana yang harus kita jauhi. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span lang="IN" style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Menyangkut sejarah para sahabat, Sunni dan Syiah
memandang berbeda, terutama ahli hadis Sunni. Namun hampir semua pakar sejarah
Islam sepakat adanya perselisihan, pertengkaran, caci maki bahkan saling
bunuh-membunuh antar sahabat. Bagi Syiah semua sahabat bukanlah malaikat atau
manusia yang tidak bisa dikritik apalagi disentuh. Mereka hanyalah manusia
biasa yang mempunyai kekurangan dan kelebihan. Syiah memandang lebih baik hanya
mengikuti langkah-langkah sahabat yang baik dan track recordnya teruji daripada
mengikuti jejak semua sahabat, baik yang baik maupun yang buruk, yang dipuji
Allah dan dilaknat Allah. Dan ini adalah sebuah tindakan yang logis daripada
pasif dan membiarkan persoalan sahabat menggantung di langit. Seandainya kita
hidup di zaman Imam Ali as yang sedang bertarung dengan Aisyah, Khawarij dan
Muawiyah kemudian kita memilih non-blok, diam saja dan mengasingkan diri.
Apakah itu tindakan yang tepat? Apakah Islam mengajarkan demikian? Jelas tidak.
Islam mengajarkan kita untuk hidup bersosial dan untuk selalu mencari kebenaran
yang hakiki bukan dengan membenarkan tindakan semua sahabat dan atau membenarkan
berlandaskan ketokohan seorang pemimpin. Karena itulah Syiah memilih mengikuti
jalur ahlul kisa’, jalur yang benar dalam pertarungan para sahabat dilihat dari
semua aspek.</span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<span lang="IN" style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBMo576orJLWS6OE9H8sNgRfMfIaOWKrMwEn1g55GlJ2xJyBnb23AJqf2fAMHDkJiVUrhcDxgohYBxF8mxdwvSp5jdcbt7MFc0zGxPiP1rnHVsIxzjluXYgjGmD46D94PDZxJnMruPvsYc/s1600/Beda+ulama+n+awam.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBMo576orJLWS6OE9H8sNgRfMfIaOWKrMwEn1g55GlJ2xJyBnb23AJqf2fAMHDkJiVUrhcDxgohYBxF8mxdwvSp5jdcbt7MFc0zGxPiP1rnHVsIxzjluXYgjGmD46D94PDZxJnMruPvsYc/s1600/Beda+ulama+n+awam.jpg" height="281" width="400" /></a> </span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span lang="IN" style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Bagi saya baik Sunni dan Syiah berhak mendapatkan
kenikmatan surgawi<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kelak. Mereka lahir
sebagai korban sejarah yang harus disikapi dengan arif dan bijaksana, bukan
dengan saling menyalahkan. Sebenarnya beberapa persoalan yang laris manis
sebagai bahan adu domba Sunni dan Syiah hanyalah masalah-masalah sepele namun
besar bagi orang kebanyakan bahkan tokoh NU sekelas Ust. IR, seperti pemikiran generalisasi
yang menyamakan semua orang hanya dengan pendapat aneh dan salah beberapa
oknum, perbedaan pemahaman tentang istilah suatu kelompok dan persoalan fikhiyah
yang bisa didamaikan secara ilmiah dan akal terbuka. Sebagai contoh tentang
nikah Mut’ah, Sunni bersikeras nikah mut’ah itu haram setelah dihalalkan Nabi
saww. Namun dalam prakteknya bahkan setelah Nabi saww, Abu Bakr, Umar, Utsman,
dan Ali wafat pun nikah mut’ah masih dipraktekkan dan dihalalkan sebagian umat
Islam, dalam hal ini adalah para tokoh Sunni dan ini direkam dalam kitab-kitab
Sunni. Nikah Mut’ah merupakan salah satu dari beberapa masalah fikhiyah yang
tidak perlu jadi bahan pertengkaran antar umat sebagaimana sebagian ulama Sunni
menghalalkan nabidz yang memabukkan. Jika anda mempelajari fikih, anda akan
menemukan hampir semua madzhab fikih mempunyai beberapa produk hukum fikih yang
“aneh” yang bisa dijadikan dasar saling salah-menyalahkan dan
sesat-menyesatkan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span lang="IN" style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Akhirnya tulisan ini bukanlah ajakan untuk meng-iran-kan
Indonesia, mensyiahkan Sunni atau mensunnikan Wahabi tapi mempererat
persaudaraan Sunni dan Syiah bahkan Wahabi yang diadu domba Dajjal Zionis dan sebagai
ajang <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>saling tukar pikiran tentang akar
persoalan perbedaan Susyi. Titik persatuan dan persaudaraan Islam didapat
dengan sikap arif bijaksana bukan dengan sikap merasa benar sendiri. Salam
Keselamatan </span><span lang="IN" style="font-family: Wingdings; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Segoe UI Symbol"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Segoe UI Symbol"; mso-symbol-font-family: Wingdings;"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: Wingdings;">:) </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;"> </span></div>
</div>
Adminhttp://www.blogger.com/profile/01269522601662820351noreply@blogger.com15tag:blogger.com,1999:blog-2761755726089306765.post-77035869171413551672013-12-13T14:48:00.003+07:002014-02-05T21:02:15.430+07:00Download Kitab, Buku tentang Syiah; Tasyayyu'<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Download buku-buku, kitab-<a href="http://sunnisyiah.blogspot.com/2013/12/download-kitab-buku-dan-artikel-tentang.html" target="_blank">kitab Syiah</a> ahlul bait, tasyayyu', Syiah Imamiyah 12, dan membantah Ibn Taimiyah, p<a href="http://sunnisyiah.blogspot.com/2013/12/download-kitab-buku-dan-artikel-tentang.html" target="_blank">emikiran Wahabi </a>Salafi Takfiri dan Zionis Yahudi.<br />
<br />
<i><b>Bahasa Indonesia</b></i><br />
<br />
Penelitian Keberlanjutan dan Perubahan Tradisi Keberagamaan Syiah (Studi Masyarakat Santri YAPI Bangil) oleh Nur Saymsuriati <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/n8gVAFe4/09750026-nursaymsuriati.html" target="_blank">0</a> ; <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/IhGxjM-J/09750026-nursaymsuriati_1_.html" target="_blank">1</a> ; <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/5X0E9GWq/09750026-nursaymsuriati_2_.html" target="_blank">2</a> ; <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/FVtaLY4Q/09750026-nursaymsuriati_3_.html" target="_blank">3</a> ; <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/nZlRtMtM/09750026-nursaymsuriati_4_.html" target="_blank">4</a> ; <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/6EaWX20T/09750026-nursaymsuriati_5_.html" target="_blank">5</a> ; <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/4xhz78Eq/09750026-nursaymsuriati_6_.html" target="_blank">6</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/YtP25C2p/1_Sayyidina_Husain_Dalam_Teks_.html" target="_blank">Sayyidina Husain dalam Teks Klasik Melayu</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/S7P7Ui9m/1338451471_isi_buat_apa_shalat.html" target="_blank">Buat Apa Shalat?!</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/4oO4Q98B/14144656-Antologi-Islam.html" target="_blank">Antologi Islam</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/gSXKr7X1/4_Jejak_Ajaran_Syiah__Persia__.html" target="_blank">Jejak Ajaran Syiah (Persia) di Sulawesi: Studi Awal Kasus Suku Bugis, Makassar dan Mandar</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/VFX5pyFf/4_Isu_Penting_Sang_Nabi_1.html" target="_blank">Isu-isu Penting Sang Nabi J. 1</a> oleh Ustadz Moh. Sulaiman Marzuqi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/SKaik4ke/4_Membedah_Sejarah_al-Hadits.html" target="_blank">Membedah Sejarah Al-Hadits</a> oleh Ustadz Moh. Sulaiman Marzuqi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/A1-21z2E/5_Kesalehan_Nan_Terlampauhi_De.html" target="_blank">Kesalehan nan Terlampauhi: Desakralisasi Ritus Hoyak Hosen di Pariaman Sumatera Barat</a> Oleh Yudhi Andoni<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/EdZ8oha1/5_Isu_Penting_Sang_Nabi_2.html" target="_blank">Isu-isu Penting Sang Nabi J. 2</a> oleh Ustadz Moh. Sulaiman Marzuqi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/P74QDvZy/50_Pelajaran_Akhlak_untuk_Kehi.html" target="_blank">50 Pelajaran Akhlak untuk Kehidupan</a> oleh SYAIKH ABBAS AL-QUMMI RA<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/pOqUqzKv/6_Pengaruh_Persia_Pada_Sastra_.html" target="_blank">Pengaruh Persia Pada Sastra dan Seni Islam Nusantara</a> oleh Agus Sunyoto<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/zjI29HSG/6_Sang_Pewaris_Nabi_1.html" target="_blank">Mengenal Sang Pewaris Nabi J. 1</a> oleh Ustadz Moh. Sulaiman Marzuqi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/qMpc_Frb/7_Sang_Pewaris_Nabi_2.html" target="_blank">Mengenal Sang Pewaris Nabi J. 2</a> oleh Ustadz Moh. Sulaiman Marzuqi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/H_q8Hp35/ABDULLAH_IBN_SABA_TOKOH_FIKSI_.html" target="_blank">Abdullah bin Saba Tokoh Fiksi dalam Perang Unta</a> oleh APEP WAHYUDIN<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/KeWaeePc/Abu_Hurairah_dan_pemalsuan_had.html" target="_blank">Abu Hurairah</a> | <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/ADTyz0-h/Syrafuddin_al-Musawi_al-Amili_.html" target="_blank">2</a> oleh Abd. Husein Syarafuddin al-Musawi al-Amili<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/eTchSTIC/ACEH_02545.html" target="_blank">Sekitar Masuknya Islam ke Indonesia</a> oleh Prof. DR. H. Aboebakar Aceh<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/FywUcpaY/ACEH_03427.html" target="_blank">Aliran Syi'ah di Nusantara</a> oleh Prof. DR. H. Aboebakar Atjeh<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/file/V08duPPw/Ad-Durarus_Saniyyah_Fiy_Bayaan.html" target="_blank">Durarus Saniyyah fi Bayan Maqalah Sunniyah</a> Oleh H. Kholilurrahman Abu Fateh, Lc. MA<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/file/g1IVyMKN/AKHIRNYA_KUTEMUKAN_KEBENARAN.html" target="_blank">Akhirnya Kutemukan Kebenaran</a> oleh Muhammad al-Tijani al-Samawi<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/H-5bQwjS/AkhirnyaKutemukanKebenaran.html" target="_blank">Akhirnya Kutemukan Kebenaran</a> oleh Muhammad al-Tijani al-Samawi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/zip/f14qW4Sn/al-Murojaat-Dialog-sunni-syiah.html" target="_blank">Murajaat Dialog Sunni-Syiah</a> oleh Abd. Husein Syarafuddin al-Musawi al-Amili<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/rar/N3w9QI9R/alhassanain-com.html" target="_blank">Tulisan, buku</a> di Web alhassanain<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/R_uMLAYQ/AmaliahPraktis.html" target="_blank">Amaliah Praktis</a> oleh Ust. Muhammad Husein Alkaff<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/zip/b9gm02RU/FiqihAmaliyahPraktis-sayyidHus.html" target="_blank">Amaliah Praktis</a> oleh Ust. Muhammad Husein Alkaff<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/krXz-jpH/Amalial-Saduq-majliske93_akida.html" target="_blank">Amali al-Shaduq</a> Oleh Syeikh Al-Saduq<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/APJP8fJG/bebaskan-mekah-dan-madinah-dar.html" target="_blank">Bebaskan Mekah dan Madinah dari Wahabi</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/_0hABsFO/Behesti-_Tuhan_menurut_Quran.html" target="_blank">Tuhan menurut Al-Quran</a> oleh AS-SHAHID SAYYID MUHAMMAD HUSAYNI BEHESTI<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/CdDFZHqE/Cinta_kepada_Ahli_Bait.html" target="_blank">Cinta Kepada Ahli bait</a> oleh Sayyid Murtadha Mujtahedi Sistani<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/W2bBPO_l/Cinta_yang_Terlambat_ok.html" target="_blank">Novel Cinta yang Terlambat</a> oleh Dr. Ikram Abidi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/nOpkNpB7/combine-id.html" target="_blank">Brosur Sholat Jamak</a> dari http://al-islam.org<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/uJllpEBL/companions-id.html" target="_blank">Brosur tentang Keadilan Sahabat</a> dari http://al-islam.org<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/NZOsbDJr/Dialog_Mazhab_-_Ayatullah_Syih.html" target="_blank">Dialog antar Madzhab</a> / <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/v1vpKJS6/kitab-muktamar-baghdad-cetakan.html" target="_blank">Muktamar Baghdad</a> / Kongres Ulama Baghdad oleh Muqatil bin Athiyah al-Bakri al-Hanafi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/Plp84UNV/dialog_ulama_dng_si_cerdik.html" target="_blank">Cuplikan Rasionalisme dan Alam Pemikiran Filsafat dalam Islam</a> oleh Hasan Abu Ammar<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/rar/JihFMDaB/Doa_Jawsyan_Kabir.html" target="_blank">Doa Jawsyan Kabir </a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/rar/ZTtFVGqn/Doa_Kumail.html" target="_blank">Doa Kumail</a> | <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/file/hsebDg5O/Doa_Kumayl.html" target="_blank">2</a> | <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/jg3UizKt/Doa_Kumail.html" target="_blank">3</a> <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/file/FZEf3pA_/Ebook_Sejarah_Imam_Ali_Dialog_.html" target="_blank">Sejarah Hidup Imam Ali ra oleh H.M.H. Al-Hamid al-Husaini dan Dialog Sunni Syiah di Peshawar</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/ob6LMjcB/fadak_unedit.html" target="_blank">Tanah Fadak</a> oleh Ayatullah al-‘Uzma al-Mirza Jawad al-Tibrizi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/2YT9_gyX/family-id.html" target="_blank">Brosur Mengapa Mengikuti Ahli Bait Nabi saww?</a> dari http://al-islam.org<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/VEYCDk4O/Fatimah_AZ-Zahra-ibrahim_Amini.html" target="_blank">Fatimah Az Zahra</a> oleh Ibrahim Amini<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/HlT3PS2l/fatwa-fatwa-wahabi.html" target="_blank">Kompilasi Fatwa-fatwa "keren" Ulama Wahabi</a> dan Sumbernya<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/89sZ2IfV/Fikih_Shalat.html" target="_blank">Fikih Ringkas untuk Bersolat</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/4-biHW2j/FikihIslam.html" target="_blank">Fikih Islam Fatwa</a> Ayatullah Sayyid Ali Sistani<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/UL0pw1mx/Fiqih_ahlulbayt_untuk_tingkat_.html" target="_blank">BELAJAR FIKIH Untuk Tingkat Pemula Sesuai fatwa Para Ulama Marja'</a> oleh Muhammad Husein Falah Zadeh<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/zip/Ibu-NAyR/FiqihPerbandinganSunniSyiah.html" target="_blank">Fikih perbandingan antara Jakfari dengan Sunni</a> | Part <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/le8xkXou/Fiqih_perbandingan__1_.html" target="_blank">1</a>, <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/VcH_YTiE/Fiqih_perbandingan__2_.html" target="_blank">2</a>, <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/8oit5C9p/Fiqih_perbandingan__3_.html" target="_blank">3</a>, <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/0Xit4KTp/Fiqih_perbandingan__4_.html" target="_blank">4</a>, <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/RsDTjc0J/Fiqih_perbandingan__5_.html" target="_blank">5</a>, <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/IyBGRXqC/Fiqih_perbandingan__6_.html" target="_blank">6</a>, <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/gGosDo9O/Fiqih_perbandingan__7_.html" target="_blank">7</a>, <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/SvTLkgcK/Fiqih_perbandingan__8_.html" target="_blank">8</a>, <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/zgj2xnwx/Fiqih_perbandingan__9_.html" target="_blank">9</a>, <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/MLSF2MaV/Fiqih_perbandingan__10_.html" target="_blank">10</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/x4_gvB62/ghadhab-id.html" target="_blank">Brosur tentang Penyakit Marah</a> dari http://al-islam.org<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/Lz16Muhl/Ghadir_Khum_dalam_Perspektif_A.html" target="_blank">Ghadir Khum dalam Perspektif Sunni</a> oleh Muhammad Ridha Jabbariyan<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/4TGdpTzv/ghadir-id.html" target="_blank">Brosur tentang peristiwa Ghadir</a> dari http://al-islam.org<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/bpBUwseN/gheebah-id.html" target="_blank">Brosur tentang penyakit Ghibah</a> dari http://al-islam.org<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/file/AlF-vs4M/HaditsTsaqalain.html" target="_blank">Ebook tentang hadis Tsaqalain dan bantahan Syubhatnya</a> dari secondprince.wordpress.com <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/CMxUCrKy/hasad-id.html" target="_blank">Brosur tentang penyakit Hasad</a> dari http://al-islam.org<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/xl9BF3F5/HawaNafsu.html" target="_blank">Buku tentang Hawa Nafsu </a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/kO7qr68L/hidayah_quran.html" target="_blank">Hidayah dalam al-Quran</a> oleh Abu Taqi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/omTVaNKX/hijab-id.html" target="_blank">Brosur aturan berpakaian</a> dari http://al-islam.org<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/E7qiA8ki/Himpunan_Fatwa_karya_Al-Marhum.html" target="_blank">Himpunan Fatwa</a> dari almarhum Ayatullah al-Khui<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/fQbeM4jl/hukumah_Islamiyyah-Khoemainy_i.html" target="_blank">Terjemahan kitab Hukumah Islamiyyah</a> dari Khoemainy<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/Wx3f7vAG/HUSNIYAH.html" target="_blank">Kisah perdebatan Husniyah</a> pada Zaman Harun Rasyid <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/xcuXgafd/I_Love_Him.html" target="_blank">I Love Him</a>, sebuah cerpen dari Dr. Ikram Abidi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/YZ2psXmw/Ihtijaj-DialogImamah.html" target="_blank">Ihtijaj Dialog Imamah</a> oleh AL-‘ALLAMAH AL-TABARSI<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/sRtUrq0f/ikhlas-id.html" target="_blank">Brosur tentang Ikhlas</a> dari http://al-islam.org<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/4wlwmwUK/IkhtilafSunnahSyiah.html" target="_blank">Isu-Isu Penting Ikhtilaf Sunnah-Syi'ah</a> oleh A. Syarafuddin Al-Musawi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/iQAS6r5F/Ikhtisas_Kepakaran_Lengkap.html" target="_blank">Ikhtisas Kepakaran</a> oleh Syaikh Mufid<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/MNz_jO4d/Imam_Mahdi_AS_kabar_gembira_da.html" target="_blank">Imam Mahdi Kabar Gembira dalam Al-Quran</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/6SAi6TkG/Imamah_n_Wilayah.html" target="_blank">Imamah & Wilayah Dalam Ajaran Ahlulbait</a> oleh Sayid Muhammad Rizvi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/kCh9rh41/inggris-melahirkan-wahabi.html" target="_blank">Cerita Mata-mata Inggris dengan Pendiri Wahabi</a> <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/Ja5ChhgZ/Inilah_Aqidah_Syiah_-_Nasir_Ma.html" target="_blank">Inilah Akidah Syiah</a> oleh Nasir Makarim Syirazi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/vx6fEJj5/isi_MARIA_AL-QIBTHIYAH.html" target="_blank">Maria al-Qibthiyah Istri Nabi yang terlupakan</a> oleh Abdullah Hajjaj<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/r9Z-CGOi/islam-melawan-wahabi.html" target="_blank">Kumpulan komentar Ulama tentang gerakan Wahabi</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/zbgcAxj4/jihad-id.html" target="_blank">Brosur tentang Jihad Nafs</a> dari http://al-islam.org<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/zRXN7Zsa/Jikamereka2.html" target="_blank">Jika Mereka Ahlussunnah Nabi saww</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/RlL9bn4r/Kajian_Tentang_Syiah_dan_Sunna.html" target="_blank">Kajian tentang Syiah dan Sunni</a> oleh Muhammad al-Tijani al-Samawi | <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/-O10P01l/Kajian_Tentang_Syiah_dan_Sunna.html" target="_blank">2</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/b8vqK9SA/Karbala_id.html" target="_blank">Luhuf kisah tentang peristiwa Karbala</a> oleh Sayyid Ibnu Thawus<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/WPT8V0tn/Kasyful_Asrar_Khoemaini_Antara.html" target="_blank">Membongkar Tahrif Kasyful Asrar Khoemaini</a> oleh Dr. Ibrahim Ad-Dasuki Syata<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/Xom8p7x1/Kebenaran_Terpendam_1.html" target="_blank">Kebenaran Yang Terpendam Jilid Pertama</a>; <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/Euunrn8v/Kebenaran_Terpendam_2.html" target="_blank">Kedua</a>; <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/A1NRmHJu/Kebenaran_Terpendam_3.html" target="_blank">Ketiga</a>; <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/qwg1Z4vo/Kebenaran_Terpendam_4.html" target="_blank">keempat</a>; <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/bVn9Q6hS/Kebenaran_Terpendam_5.html" target="_blank">kelima</a> oleh Ust. Moh. Sulaiman Marzuqi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/mDc26vgG/KELEBIHAN_SYIAH.html" target="_blank">Kelebihan Syiah</a>, Cuplikan dari al-Kafi oleh Imam Ali as<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/nUM058Rp/Keluarga_Yang_Disucikan_ALLAH_.html" target="_blank">Keluarga yang Disucikan Allah</a> oleh Alwi Husein, LC<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/tqkF7DqG/Kemelut_Kepemimpinan_Pasca_Ras.html" target="_blank">Kemelut Kepemimpinan Selepas Rasul</a> oleh Ayatullah Muhammad Baqir Shadr<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/qg65LTSA/Kemutawatiran_Ghadir.html" target="_blank">Artikel tentang kemutawatiran peristiwa Ghadir </a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/Lh7B52_V/keutamaan_dan_amalan_ramazan_e.html" target="_blank">Keutamaan dan Amalan bulan Ramadan</a> dari Kitab Mafatih Jinan<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/AW46jM3J/Khulafa_Rasyidin_Diantara_Nas_.html" target="_blank">Khulafa’ Rasyidin Di antara Nas Dan Ijtihad</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/nirCgWpd/Khutbah_al-Talutiyyah_id.html" target="_blank">Khutbah Talutiyah Imam Ali as</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/S05TskeM/KHUTBAH_ALWasilah_id.html" target="_blank">Khutbah Wasilah Imam Ali as </a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/aYeglxA0/Khutbah_Ali_tanpa_Titik-id.html" target="_blank">Khutbah Imam Ali as tanpa titik</a> dari http://al-islam.org<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/QZfdqDPv/KHUTBAH_TENTANG_FITNAH.html" target="_blank">Khutbah Imam Ali as tentang Fitnah dan Bid'ah</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/ehJBjV_Z/Khutbah_Rasul_Di_Ghadir_Khum_2.html" target="_blank">KHUTBAH RASULULLAH S.`A.W. DI GHADIR KHUM</a> MENURUT CATATAN AL-ALLAMAH AL-TABARSI<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/yuTk11GE/KisahNabi.html" target="_blank">Kisah Para Nabi Allah</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/file/RiAbxbzx/Kitab_Kasyfu_Syubuhat_DoktrinT.html" target="_blank">KITAB KASYFU ASY-SYUBUHAT DOKTRIN TAKFIR WAHHABI PALING GANAS</a> Oleh Ust. Abu (Ahlus Sunnah wal Jamaah)<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/ufKUpquf/Kitab_Sulaim_ed2.html" target="_blank">Kitab Sulaim bin Qais al-Hilali</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/Kmr2Ipg6/Kitab_al-Haft_al-Syarif_-_Penc.html" target="_blank">Kitab Al-Haft al-Syarif tentang penciptaan makhluk</a> oleh Abu Abdillah al-Mufadhdhal bin ‘Umar al-Ja‘fi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/zAoqj28J/Kitabul_Mukmin_Terjemah_id.html" target="_blank">Kitabul Mukmin</a> oleh Husain Said<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/9LNYMFf7/knowledge-id.html" target="_blank">Brosur tentang Mencari Ilmu</a> dari http://al-islam.org<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/sLetSFT8/Konsep_Aqidah_Syiah_Imamiyah.html" target="_blank">Konsep Akidah Imamiyah</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/QST6IvhA/Konsep_keadilan_Allah.html" target="_blank">KONSEP KEADILAN ALLAH DALAM ISLAM</a> Oleh Sayyid Sa‘id Akhtar Rizvi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/XxkBiDVt/KONSEP_KEPEMIMPINAN_DALAM_ISLA.html" target="_blank">Imamah dalam Islam</a> | <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/auzyIMoP/IMAMAH.html" target="_blank">lainnya</a> oleh Sayyid Sa‘id Akhtar Rizvi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/NCAhJgaQ/Malam-malam_di_Peshawar.html" target="_blank">Malam-malam di Peshawar: Sebuah Dialog Sunni Syiah </a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/7udIsrbw/Masyaariq_Anwaarul_Yaqiin_ed2_.html" target="_blank">Masyariq Anwar Yaqin / Enam Khutbah Amir Al-Mukminin Tentang Rahasia Dirinya</a> oleh al-Hafiiz Rajab al-Bursi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/znyiq3M1/Mazhab_Alternatif_-_Dr_Muhamme.html" target="_blank">Mazhab Alternatif Perbandingan Sunni Syiah</a> oleh Muhammad Tijani al-Samawi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/UzYAtyFg/Meluruskan_Peran_al-Thusi.html" target="_blank">Meluruskan Peran Nashirudin ath-Thusi</a> oleh Muhammad Anis<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/AJCq95IG/Membedah_Shirothol_Mustaqim.html" target="_blank">Membedah Shiratol Mustaqim</a> oleh Ustadz Moh. Sulaiman Marzuqi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/GPsui1Tt/MencariTuhan.html" target="_blank">Mencari Tuhan </a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/EkzLYG3n/Mengapa_Aku_Memilih_Madzhab_Ah.html" target="_blank">MENGAPA AKU MEMILIH MAZHAB AHLULBAIT AS</a> | <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/file/8fkKJVr6/mengpa_memileh_ahlul_bayt.html" target="_blank">2</a> oleh Syaikh Muhammad Mar'i al-Amin al-Anthaki<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/6uH3_imr/Mengenal_Syiah__-_Syaikh_Jafar.html" target="_blank">Mengenal Syiah</a> oleh Syaikh Ja'far Hadi <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/_-dZoyff/Menjelajah_Semesta_Iman.html" target="_blank">Menjelajah Semesta Iman</a> oleh Majid Fakhri<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/iKgBTaLm/Menuju_Persatuan_Umat__ebook_.html" target="_blank">Menuju Persatuan Umat: Pandangan Intelektual Muslim Indonesia</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/file/dM-wmAUK/menyingkap_tipudaya_fitnah_wah.html" target="_blank">Menyingkap Tipu Daya dan Fitnah Keji Fatwa-Fatwa Kaum Salafi Wahabi</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/oOFhjF6Z/meretas_jalan_islam_muhammadi.html" target="_blank">Meretas Jalan Islam Muhammadi / Syiah</a> oleh Sayid Moustafa Al-Qazwini<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/fYnQQkdS/Mizan_Keadilan_Tuhan.html" target="_blank">Mizan Keadilan Tuhan Mengkaji Doktrin Keadilan Tuhan</a> oleh Sayyid Akhtar Rizvi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/file/oJW0M8fl/Muawiyah.html" target="_blank">Ebook berisi tentang segala hal dari Muawiyah</a> dari secondprince.wordpress.com<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/file/E3voSmSm/Nahjul_Balaghah.html" target="_blank">Ebook Nahjul Balaghah</a> dari Madinah al-Hikmah<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/p1y74JN_/NeracaKebenaranDanKebatilan.html" target="_blank">Neraca Kebenaran dan Kebatilan</a> oleh Syahid Murtadha Muthahhari<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/DLDbdKoc/Nfahat_min_Sirah_Aimah_Ahlil_B.html" target="_blank">Riwayat Hidup Para Imam Suci Ahlul Bait as</a> diterjemahkan dari Nafahât Min Sîrah A’immah Ahlil Bait oleh Bâqir Syarîf Al-Qurasyî.<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/7kn6IU8P/oktober2015imammahdidatang.html" target="_blank">Oktober 2015 Imam Mahdi Datang</a> oleh Jabir Beolusi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/file/KOPDMriB/Pemalsuan_data_konflik_syria.html" target="_blank">Pemalsuan data/foto konflik Suriah/Syiria </a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/anwSnZZ0/PendAnakIslam.html" target="_blank">Pendidikan Anak Menurut Ajaran Islam</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/dtB82Zh_/Penyelewengan.html" target="_blank">PENYELEWENGAN AJARAN AHLUS-SUNNAH WAL JAMAAH</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/CZuWASei/PeradabanSyiahdanIlmuKeislaman.html" target="_blank">Peradaban Syiah dan Ilmu Keislaman</a> oleh Ayatullah Sayyid Hasan Ash-Shadr<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/i5-Ky5Hx/PeranAkidah.html" target="_blank">Peran Akidah </a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/FXwvwdo3/peranan_ahlul_bait.html" target="_blank">Peranan Ahlul Bait AS Memelihara Kesucian Ajaran Islam</a> oleh Allamah Syed Murtadha Askari<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/YG9CM2pR/PERANG_UNTA_perang_saudara_per.html" target="_blank">Perang Unta Perang Saudara Pertama dalam Islam</a> oleh Apep Wahyudin<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/lLhBCCVi/PerspektifSahabatDalamIslam.html" target="_blank">PERSPEKTIF SAHABAT DALAM ISLAM</a> Oleh ASAD HAIDAR<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/0AjsJADQ/pesan-sublimimal-yahudi.html" target="_blank">Pesan Sublimimal Yahudi / Sihir Sigil Yahudi </a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/TgM4P_27/prayers-id.html" target="_blank">Brosur tentang Shalat harian Syiah</a> dari http://al-islam.org<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/Op4PowdL/produk-produk-zionis.html" target="_blank">Produk-produk Zionis dan fatwa Boikot </a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/0INhBLAy/rafidi-id.html" target="_blank">Brosur tentang Rafidhi dalam Riwayat Bukhari</a> dari http://al-islam.org<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/wSW_hmod/RaudhahMinalKafi_id.html" target="_blank">Raudhat al-Kafi (TAMAN YANG MENCUKUPI)</a> oleh THIQAT AL-ISLAM ABU JA‘FAR MUHAMMAD BIN YA‘QUB AL-KULAINI<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/hXR0o8ff/rencana-zioniz-internasional.html" target="_blank">Protocol of Zions / rencana Zionis Internasional</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/5fxsuqTg/risalah-amman.html" target="_blank">Risalah Amman</a> tentang Kerukunan Umat Islam | <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/iCKtQKnm/risalah-amman-id.html" target="_blank">2</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/XhY5Nlx7/Risalatuna.html" target="_blank">Mengapa Kita Beragama?</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/jrnJBDry/ROB_MUTAH_KENAPA_KONDOM.html" target="_blank">KALAU ADA MUT’AH KENAPA HARUS PAKAI KONDOM</a> Oleh Robitul Firdaus<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/ry-gIHkA/sabr-id.html" target="_blank">Brosur tentang kesabaran</a> dari http://al-islam.org<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/VsOMpIsL/Sejarah_Imam_Ali.html" target="_blank">Sejarah Hidup Imam Ali bin Abi Thalib r.a.</a> Oleh H.M.H. Al Hamid Al Husaini<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/Ceg-oniv/selamatkan-indonesia-dari-waha.html" target="_blank">Sejarah Wahabi di Indonesia / Selamatkan Indonesia dari Wahabi</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/5DVBANp4/semua-dihancurkan-wahabi.html" target="_blank">Penghancuran Situs-situs Warisan Islam oleh Wahabi</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/LrRLVmsn/shiah-id.html" target="_blank">Brosur tentang mengapa pilih Syiah?</a> dari http://al-islam.org<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/gZdPW8In/Silsilah_imam.html" target="_blank">Silsilah Para Maksumin / Imam 12 </a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/36qhdJAY/SUNNAH-SYIAH_DALAM_DIALOG_-hus.html" target="_blank">SUNNAH-SYIAH DALAM DIALOG</a> Oleh Almarhum Al-Ustadz Husein Al-Habsyi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/2-EW2XeF/Syafaat_id.html" target="_blank">Buku berisi segala hal tentang syafaat</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/pzFGQZa8/Syiah_-_Produk_alami_Islam.html" target="_blank">SYI’AH PRODUK ALAMI ISLAM</a> oleh Sayid Muhammad Baqir Shadr<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/UjeQriZf/Tafsir_Tematik_Imamah_dan_Kema.html" target="_blank">TAFSIR TEMATIK IMAMAH DAN KEMAKSUMAN</a> oleh Reza Kardan<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/LISN8MIW/tahrif-id.html" target="_blank">Brosur tentang al-Quran Syiah</a> dari http://al-islam.org<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/8dpe3TzF/TakdirManusia.html" target="_blank">Takdir Manusia berisi tulisan Muththahari dan Ali Syariati</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/4m7aw6iN/talmud.html" target="_blank">TALMUD Kitab Suci Yahudi Dengan Ajaran Rasis dan Chauvinis</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/AvSElwqK/tanduk-setan-wahabi.html" target="_blank">Najd /Riyadh tempat munculnya tanduk setan</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/RO16UIhT/tarawih-id.html" target="_blank">Brosur tentang Mengapa Syiah menghindar Tarawih berjamaah</a> dari http://al-islam.org<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/K1nE0oGU/tawbah-id.html" target="_blank">Brosur tentang Taubat</a> dari http://al-islam.org<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/file/B_GDYgaU/Terjemah_Dafu_Syubah_al-Tasybi.html" target="_blank">Tarjemah Kitab DAF'U SYUBAH AT-TASYBIH BI-AKAFF AT-TANZIH</a> | <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/la3m-0lr/ulasanitiqodsekte.html" target="_blank">2</a> oleh Al-Hafidz Abul Faraj Ibnul al-Jauzi al-Hanbali<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/7T5L6V3_/Tragedi_Karbala_n_Menjawab_Syu.html" target="_blank">Tragedi Karbala dan Menjawab Pelbagai Keraguan Tentangnya</a> oleh Ali Asghar Ridwani<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/S-ERZVt-/tragedikarbala.html" target="_blank">Tragedi Karbala</a> oleh Farida Gulmohammadi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/e3-DIkaQ/Tuduhan_Nasiruddin.html" target="_blank">TUDUHAN TERHADAP PERANAN KHWAJAH NASIR AL-DIN AL-TUSI DALAM PERISTIWA KERUNTUHAN KOTA BAGHDAD</a> oleh RASUL JA’FARIYAN<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/dhaJ3LrF/turbah-id.html" target="_blank">Brosur tentang Mengapa Syiah Shalat dengan turbah</a> dari http://al-islam.org<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/w5jsRxD8/twelve-id.html" target="_blank">Brosur tentang Mengapa Imam harus 12?</a> dari http://al-islam.org<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/Sk6ZfQ1I/umat_rasul.html" target="_blank">UMMAT RASULULLAH JANGAN BERPECAH-BELAH</a> oleh Haddad Alwi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/PJl-iXDt/Wafat_Nabi_dan_Suksesi_di_Saqi.html" target="_blank">Wafat Rasulullah & Suksesi Sepeninggal Beliau di Saqifah</a> | <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/nC7Wh2uJ/Wafatnya_Rasulullah_saw_Sukses.html" target="_blank">2</a> oleh Almarhum O. Hashem<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/V5ZfRiAm/wahabi-ahlus-sunnah-palsu.html" target="_blank">Wahabi Ahlussunnah Palsu</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/14Ah0HQE/yuhanna-mencari-kebenaran2.html" target="_blank">YUHANNA ZIMMI MENCARI KEBENARAN</a> (Kisah pencarian kebenaran seorang Kristian) Oleh Sayyid Sa‘id Akhtar Rizvi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/ysok0kRU/zionis-di-indonesia.html" target="_blank">Sejarah lahirnya Satanisme Zionis</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/cbpc7Bza/zionis-dkk.html" target="_blank">Sejarah Lahirnya Negara Zionis</a> | <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/jRXaS4Om/zionis-di-televisi.html" target="_blank">2</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/h1rReHrs/ACEH_03399.html" target="_blank">Ilmu Fiqih Islam dalam Lima Mazhab</a> oleh Prof. DR. H. AboeBakar Atjeh<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/PoFUztS3/Wasiat_Sufi_Imam_Sayyid_Ruhull.html" target="_blank">Ebook Wasiat Sufi Sayyid Ayatullah Khoemeini 1</a> ; <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/0o82OAER/Wasiat_Sufi_Imam_Sayyid_Ruhull.html" target="_blank">2</a> ; <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/de-filsZ/Wasiat_Sufi_Imam_Sayyid_Ruhull.html" target="_blank">3</a> <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/file/iB2Wl5mu/tafsir_juz_amma.html" target="_blank">Tafsir Juz 'Amma</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/owUXY7e9/Sejarah-Singkat-Majelis-Ratapa.html" target="_blank">Sejarah Singkat Majelis Ratapan </a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/pKBdgxjY/SYIAH_DI_DALAM_MUSNAD_IBN_HANB.html" target="_blank">Syiah di dalam Musnad Ahmad bin Hanbal </a>oleh Dr. Sayyid Kazim Tabataba’i<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/9Whtjs9I/Tiga-Faktor-Kebangkitan-Imam-a.html" target="_blank">Tiga Faktor Kebangkitan Husein as </a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/9_Y28mMp/Tragedi-Karbala_-Peristiwa_-Ri.html" target="_blank">Tragedi Karbala</a> oleh http://abatasya.net<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/1lpv_ZDa/Mukhtashor_Hayat_Maksumin_id.html" target="_blank">Peri Kehidupan 14 Manusia Suci</a> oleh Penerjemah Ansariyan<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/RJzbL24P/Peran_Aisyah_dalam_Islam.html" target="_blank">Peran Aisyah dalam Islam</a> dikompilasi oleh www.islamitucinta.blogspot.com<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/DtFhbu6a/PERBEDAAN_MENDASAR_ANTARA_SYIA.html" target="_blank">Perbedaan Mendasar antara Syi'ah dan Sunni bukan Penghalang Persaudaraan </a>oleh Sayyid Said Akhtar Rizvi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/87lJmtHZ/Asyura-dan-Tradisi.html" target="_blank">Asyura dan Tradisi </a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/oJIw2ioo/ilusi-negara-islam.html" target="_blank">Ilusi Negara Islam</a> oleh Editor: Gus Dur<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/y0cNlSjbce/Buku_putih_mazhab_Syiah_2.html" target="_blank">Buku Putih Mazhab Syiah</a> oleh Tim Ahlul Bait Indonesia (ABI)<br />
<br />
<br />
<i><b>Bahasa Arab </b></i><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/e3pOh4sd/bantah_abu_sufyan.html" target="_blank">Zahru al-Raihan</a> berisi segala hal tentang Muawiyah oleh Hasan bin Ali al-Saqqaf<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/uWnhaf4y/arbaon-hadith-mutabar-bi-nas-i.html" target="_blank">Arbaun Hadits Mu'tabar bi Nash Aimmah</a>, kitab berisi hadis-hadis shahih dari kitab-kitab Syiah tentang nama-nama 12 Imam. <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/file/q9kC8XRG/encyclopedia_men.html" target="_blank">Mausuah Rijaliyah Syiah </a>berisi kurang lebih 20 kitab tentang rijal hadis di kalangan Syiah<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/file/biTRWRJ9/Kifayah_Thalib-Al-Kanji.html" target="_blank">Kifayah Thalib fi Manaqib Ali bin Abi Thalib as</a> | <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/file/diuUzSlh/____.html" target="_blank">pdf</a> oleh Muhammad bin Yusuf al-Kanji al-Syafii yang konon dibunuh di masjid Damaskus karena dituduh tasyayyu'. <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/file/CpEyO_U7/Sevahid.html" target="_blank">Syawahid Tanzil </a>oleh Hakim Haskani al-Hanafi, Kitab yang berisi tentang ayat-ayat suci al-Quran yang turun berkenaan dengan ahli bait as.<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/file/awLijeZd/Soal2Syiah.html" target="_blank">Program berisi 16000 riwayat tentang seluk beluk dasar Syiah</a>, para Imam as dan bantahan atas fitnah atas Syiah. <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/file/Uv8ZOPHB/Soal2Syiah2.html" target="_blank">Program berisi 140 bantahan terhadap fitnah atas Syiah</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/file/snblvOHg/SoalSyiah3.html" target="_blank">Program berisi ratusan jawaban atas persoalan akidah Syiah</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/MK9NUOon/Syifa_Saqam_fi_Ziyarah_Khoir_A.html" target="_blank">Kitab Syifa Saqam</a> oleh Ali Subki al-Syafii berisi tentang kebolehan Ziarah makam, tawassul, tabarruk, Istighatsah dan Syafaat. <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/file/JRsN3Ssp/_online.html" target="_blank">Kitab Saqifah</a> oleh Syeikh Muhammad Ridha al-Mudhaffar<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/file/FdbYElf5/-_online.html" target="_blank">Manaqib Imam Ali as</a> oleh al-Khawarizmi <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/file/ygeVOzGB/__-_.html" target="_blank">Program Kitab Bihar Anwar Full</a> oleh Allamah Majlisi <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/file/bw1hcKgc/___online.html" target="_blank">Mujam Rijal Hadis Syiah </a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/file/q1mjzl73/__online.html" target="_blank">Maqtal al-Khawarizmi</a> Muhammad bin Ahmad al-Khawarizmi <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/file/BoqVJfkA/___2009_.html" target="_blank">Mausuah Asilah Aqaidiyah 5 jilid </a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/TVeQ9xma/Adam_Tahrif_Quran_301.html" target="_blank">Adam Tahrif al-Quran</a> oleh Sayyid Ali al-Husaini al-Milani <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/xfKfZpJ9/adwar_imam_ali_fi_tarikh.html" target="_blank">Adwar Imam Ali fi Tarikh Islam </a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/tZ3WVaUm/adm-saho-alnabi.html" target="_blank">Adm Sahwi Nabi saw</a> oleh Syaikh Mufid <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/CNMYCC-h/ahlbayt.html" target="_blank">Lima Lam Tudzkar Asma Ahl Bait fi Al-Quran al-Karim</a> oleh Syaikh Ahmad Mahuzy<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/U3I-GFX4/Abd_Allah_bin_Saba_dirasat_riw.html" target="_blank">Abd Allah bin Saba Dirasah Li Riwayat Tarikhiyah</a> oleh Abd Aziz Shalih Halaby<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/8LEJCQ6N/Abu_Thalib.html" target="_blank">Abu Thalib, Aqidah wa Kafah</a> oleh Syaikh Naji Ahmad Zawad <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/mnH7iKWc/12792110121FathMilalAli_Madina.html" target="_blank">Fath Milal Ali </a>tentang kesahihan hadis Madinatul Ilm Ali oleh Ahmad bin Muhammad al-Ghumary<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/xGU6KsWP/Adalah_Shahabah_qiraah_shawaiq.html" target="_blank">Adalah Shahabat</a> oleh Ali al-Ibrahim al-Tharabalsy <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/VFEUJoTP/13009640691-Nasaih_Kaafiyah.html" target="_blank">Nashaih Kafiyah</a> oleh Sayyid Muhammad bin Aqil tentang Permasalahan pelaknatan atas Muawiyah<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/y01GK4Lj/mnageb-ali.html" target="_blank">Manaqib Amirul Mukminin Ali Bin Abi Thalib AS</a> oleh Ibn al-Maghazaly Ali bin Muhammad al-Wasithi al-Syafi'i <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/QqQ0ICkj/fdail-imam-ali.html" target="_blank">Fadhail Imam Ali bi Riwayat Ahlussunnah Wal Jamaah</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/4mXsB4rh/jamah-alathar.html" target="_blank">Jami' Atsar fi Imamah Aimmah 12 as</a> oleh Sayyid Hasan Ali Thaha <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/PaqRcsfH/_______.html" target="_blank">Nasim Hajir fi Ta'kid Qauly an Madzhab Muhajir</a> oleh Mufti Hadramaut, Allamah Abd Rahman bin Ubaidillah al-Saqaf. kitab yang berisi tentang penjelasan madzhab Imamiyah Imam al-Muhajir, leluhur para habib di Yaman. <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/gWHtEqpi/naghd-kitab-alswaiq.html" target="_blank">Naqdh Kitab Shawaiq Muhriqah li Ibn Hajar</a> oleh Sayyid Amir Muhammad al-Kadhimi al-Qazwini <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/kZySva8f/12772266201sharihbayanfiraddal.html" target="_blank">Sharih Bayan fi Rad ala Man Khalafa al-Quran</a> oleh Syaikh Abd Allah al-Harary al-Habsyi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/bw1cRuzl/al-atbu_jamil_tahqiq_hasan_ass.html" target="_blank">Atbu Jamil ala Ahli Jarh wa Ta'dil</a> oleh Hasan bin Ali al-Saqaf<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/gp4t501o/alamam-aly-w-mshklh-nzam.html" target="_blank">Imam Ali wa Musykilat Nidham Hukmi</a> oleh Doktor Muhammad Thay<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/vvSJgGcc/alamam-jafr-alsadq.html" target="_blank">Imam Ja'far Shadiq fi Nadhr Ulama Gharb</a> oleh Ustadz Wadi' Falasthin <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/qOuhSwQR/As-Safa-Fit-Tawassul-Wat-Tabar.html" target="_blank">al-Shafa fi Tawasul wa Tabarruk bi al-Mushthofa</a> oleh Dakir MUhammad Thahir al-Qadiry<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/WkUUJmuj/Dirasat_fi_minhaj_sunnah.html" target="_blank">Dirasat fi Minhaj Sunnah li ma'rifah Ibn Taymiya</a> oleh Sayyid Ali al-Husainy al-Milany<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/D9aNXPZC/Kasyif_Shaghir_fi_Aqaid_Ibn_Ta.html" target="_blank">Kasyif Shaghir an Aqaid Ibn Taymiyah</a> oleh Said Abd Lathif Fawdah<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/N6AZAGgh/Maqalat_Sunniyah_fi_Kasyf_Dlal.html" target="_blank">Maqalat Sunniyah fi Kasyf Dlalalat Ahmad bin Taymiyah</a> oleh Syaikh Abd Allah al-Harary<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/xuju8-LV/qusas-alanbia.html" target="_blank">Qashash al-Anbiya</a> oleh Quthb al-Din Said bin Habatillah al-Rawandy <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/BK0OBWsh/ynabieh-almudh.html" target="_blank">Yanabi' Mawaddah</a> oleh Syaikh Sulayman bin Ibrahim al-Qunduzi al-Hanafy <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/Sd7JmOHd/____.html" target="_blank">Afat Ashhab Hadits wa Rad ala Abd al-Mughits</a> oleh Ibn al-Jauzi <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/XxMqsNm1/____1.html" target="_blank">Saluni Qabla an Tafquduni</a> oleh Syaikh Muhammad Ridha al-Hakimi Juz 1 | <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/hUlOgAcI/____2.html" target="_blank">Juz 2</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/XMZ65L_E/NoorulAbsarFeeManaqibAhlebait_.html" target="_blank">Nurul al-Abshar fi Manaqib Al al-Nabi al-Mukhtar</a> oleh Syaikh Mu'min al-Syablanjy dan Is'af al-Raghibin fi sirah Musthofa wa Fadail ahli baitihi Thahirin oleh Syaikh Muhammad bin Ali al-Shabban<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/9JRx4ZM-/miah-masalah.html" target="_blank">Miah Masalah Muhimmah haula Syiah</a> oleh Sayyid Mahdi Muhammad Suwaij<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/OLgYPA9Q/Ibn_Taymiyah_hayatuhu_wa_aqaid.html" target="_blank">Ibn Taymiyah Hayatuhu wa Aqaidahu</a> oleh Shaib Abd Hamid <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/jV7kNJt6/Mujam_muallafat_islamiyah_fi_r.html" target="_blank">Mu'jam Muallafat Islamiyah fi Radd Firqah Wahabiyah</a> oleh Abd Allah Muhammad Ali <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/8Uf_hMqI/Kadzabu_ala_Syiah.html" target="_blank">Kadzabu Ala Syiah</a> membantah 10 Kitab yang memfitnah Syiah diantaranya Muqaddimah, Ruh Maani, Ta'wil Mukhtalif Hadits<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/hWfyi2MI/________.html" target="_blank">Fashl Khitab fi Itsbat Tahrif Kitab Rabb Arbab; Ardh wa Naqd</a> oleh Muhammad Habib. salah satu kitab bantahan Fashl Khitab tentang adanya tahrif al-Quran. <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/l9Y68EVV/NahjulBalaghah.html" target="_blank">Nahj Balaghah </a>Versi Manuskrip<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/ON-I2DjE/ZakhairulUqbaArabic.html" target="_blank">Dakhair Uqba fi Manaqib Dzawil Qurba </a>oleh Imam Ahmad bin Muhammad al-Thabary al-Makky<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/QJhEfq4b/miear-moazna.html" target="_blank">Mi'yar Muwazanah fi Fadail Imam Amirul Mu'minin Ali Bin Abi Thalib</a> oleh Abu Ja'far al-Iskafy al-Mu'tazily <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/A3LImvPt/alirfan-wilsluk.html" target="_blank">Irfan wa Suluk inda Ahl Bait </a>oleh Muhammad Muhsin al-Faydh al-Kasyani<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/u2AmCYJN/Al-lfusul_almuhimmah.html" target="_blank">Fushul Muhimmah fi Ma'rifah ahwal Aimmah AS</a> oleh Ali bin Muhammad bin Ahmad al-Maliky al-Makky atau Ibn Shabbagh<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/X5cjD8Yh/Amarah_qubur_nabi_wa_ahli_bait.html" target="_blank">Amarah Qubur Nabi wa Ahl Baitihi Masy'ari Ilahy</a> oleh Ibrahim Husayn al-Baghdady<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/uYDLBaAh/TazkiratulKhawasArabic.html" target="_blank">Tadzkir Khawwash fi Khashaish Aimmah</a> oleh Sibth Ibn al-Jauzy <br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/iA2R0JR9/tezkire-khawwas.html" target="_blank">Tadzkir Khawwash</a> oleh Sabth Ibn al-Jauzy <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/OAiKeVPX/Murajaat_392.html" target="_blank">al-Murajaat</a> oleh Imam Abd Husayn Syaraf al-Din al-Amily<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/51u7rI_K/fsl-khtab.html" target="_blank">Fashl Khitab fi Tahrif Kitab Rabb al-Arbab</a> oleh Muhammad Zakariya al-Lamirdy. Salah satu kitab yang membantah Fashl Khitab.<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/UrJAOtN6/naqd_kitab_tathir_aljinan_wa_a.html" target="_blank">Naqd Kitab Tathhir Jinan wa Lisan</a> oleh Ibn Hajar al-Haytamy al-Syafi'i<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/exaSxQBM/wasaya-alimam-jafr_tauhid_mufa.html" target="_blank">Washaya wa Majalis Imam Ja'far Shadiq as</a> atau <a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/exaSxQBM/wasaya-alimam-jafr_tauhid_mufa.html" target="_blank">Tauhid Mufadlal</a><br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/3hCYtnDv/12747093861-Ajaib_al-Asrar_li_.html" target="_blank">Ajaib Asrar li Imam Ali an Alamat Akhir Zaman </a>oleh Hj. Rania Sulayman <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/mG88A1px/alanbaul-hafiyye_an_syiah_alaw.html" target="_blank">Anbau Khafy an Syiah Alawiyah</a> oleh H. Yusuf Khalil Muhammad <br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/of4dUMbS/12773036071rafughasyiyahanmaja.html" target="_blank">Raf'u Ghasyiyah an Majaz wa Ta'wil wa Hadits Jariyah</a> oleh Nidlal bin Ibrahim alih rasyi<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/dhvH-9iG/Dafu_Syubah_at-Tasybih_bi-Akaf.html" target="_blank">Daf'u Syubah Tasybih bi Akaff Tanzih </a>oleh Ibn al-Jauzy al-Hanbaly<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/0Mix2AgU/DurrusSamtainFeFazileAhleBaitA.html" target="_blank">Durar Simthayn fi Manaqib Musthofa, Murtadho, Batul wa Sibthayn </a>oleh Muhammad bin Yusuf al-Hanafy al-Madany<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/DzwA0lN9/mokhtasr-ynabeeih.html" target="_blank">Mukhtashor Yanabi' Mawaddah li Dawil Qurba</a> oleh Sulayman bin Ibrahim al-Qunduzy al-Hanafy<br />
<br />
<a href="http://adf.ly/36139/http://www.4shared.com/office/8VfiPNY6/Shuhbah_wa_shahabah.html" target="_blank">Shuhbah wa Shahabah</a> oleh Hasan bin Farhan al-Maliky<br />
<i><b><br /></b></i>
<br />
<i><b>Request </b></i><br />
Yang request, komen di bawah. Entar saya carikan .... :)<i><b> </b></i><br />
<br />
Semoga pembelaan terhadap keluarga Nabi Muhammad saw ini menjadi penolongku dan keluargaku di Akhirat kelak, Aamiin. <br />
<br /></div>
Adminhttp://www.blogger.com/profile/01269522601662820351noreply@blogger.com12tag:blogger.com,1999:blog-2761755726089306765.post-6239610030964077252013-11-07T21:02:00.000+07:002013-11-07T21:02:08.718+07:00Ahlu Bait Muhammad saww, Batu Ujian Umat Islam<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:TargetScreenSize>544x376</o:TargetScreenSize>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]-->
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<b><span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Ahlu Bait Muhammad saww, Batu Ujian Umat Islam</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<em><span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; font-style: normal; mso-ansi-language: IN;">Ketika ketegangan mulai memanas antara
khalifah Ali as dengan kelompok bughot pemberontak di bawah pimpinan Aisyah,
Zubair dan Thalhah, Khalifah Ali mengutus Ammar dan Hasan as ke Kufah untuk meminta
para penduduk keluar berjihad. Ammar, yang pernah dipuji Nabi Muhammad saww, “</span></em><span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Diri Ammar dipenuhi keimanan sampai ke tulang punggungnya”<em><span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-style: normal;"> berpidato
dengan mengatakan, “Sungguh aku mengetahui bahwa Aisyah adalah isteri nabi di
dunia dan akhirat, akan tetapi Allah menguji kalian </span></em>apakah kalian
akan menaatinya (Ali as) atau mengikuti dia (Aisyah). <em><span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-style: normal;"></span></em></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<em><span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; font-style: normal; mso-ansi-language: IN;">Dari awal pertumbuhan agama Islam ahli
bait Nabi Muhammad saww menempati posisi yang istimewa. Mereka hidup berbaur
dengan para sahabat dan masyarakat muslim waktu itu sebagaimana biasanya, namun
derajat mereka lebih tinggi dari para sahabat. Bahkan istri nabi, Ummu Salamah pun
ketika turun ayat tathhir yang menyucikan serta mengkhususkan ahlu bait ini dari
keluarga/ahlu bait Nabi Muhammad saww secara umum, iri dan tidak dapat masuk ke
tingkat derajat mereka. Para ummul mukminin istri nabi memang termasuk ahli
bait/keluarga Nabi Muhammad saww, tapi dalam konteks ayat tathhir mereka tidak
dimasukkan dalam ahli bait yang disucikan ini. Ahli bait yang disinggung dalam
ayat tathhir ini adalah Ali, Fatimah, Hasan dan Husain alayhim al-salam.</span></em></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<em><span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; font-style: normal; mso-ansi-language: IN;">Merekalah yang diberi hak dari Allah
untuk diikuti dan ditaati oleh umat Islam sebagaimana wasiat terakhir Nabi
Muhammad saww. Wasiat yang kemudian diselewengkan dan diubah oleh para penguasa
lalim yang tidak menginginkan kekuasaannya runtuh. Nabi Muhammad saww bersabda </span></em><em><span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">“</span></em><span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Aku tinggalkan untuk kalian yang apabila kalian
berpegang-teguh padanya maka kalian tidak akan sesat yaitu Kitab Allah azza wa
jalla dan Itrahku Ahlul Baitku dan keduanya tidak akan berpisah hingga kembali
kepadaku di telaga Al Haudh.” </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6W-DgqVILKEcweHLTjPLgla4v2-a7JTRwbfxr04P2yU-84HUDsKsyxF5Iik3I6P0ARK7N1boQjHFOBSQS3aWH0sKjj1CYdw-G-lBXxfwKtrpSTIOQ4pFc1bsXgXNZ3yTFZccgML0vX2gu/s1600/1004794_484884904929513_811656158_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6W-DgqVILKEcweHLTjPLgla4v2-a7JTRwbfxr04P2yU-84HUDsKsyxF5Iik3I6P0ARK7N1boQjHFOBSQS3aWH0sKjj1CYdw-G-lBXxfwKtrpSTIOQ4pFc1bsXgXNZ3yTFZccgML0vX2gu/s1600/1004794_484884904929513_811656158_n.jpg" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Memang benar dan kita tidak didustai, nabi telah menyebut
keduanya al-Quran dan ahli baitnya sebagai tsaqalain, dua perkara yang berat. Meski
hadis tersebut sahih, diriwayatkan puluhan sahabat dan sangat jelas maksudnya
tanpa butuh penafsiran apapun, umat Islam tidak pernah sepakat akan pengertian
berpegang teguh pada ahli bait nabi. Sebagian muslim menafsirkan ahli bait itu
adalah sunnah nabi, sebagian berpendapat kita harus menghormati dan memberikan
hak-hak pada ahli bait, bahkan yang paling aneh adalah melemahkan hadis ini dan
menguatkan hadis tsaqalain lainnya, yaitu berpegang pada al-Quran dan sunnah
nabi. Hadis yang secara standar ilmu hadis derajatnya jauh di bawah hadis
tsaqalain yang pertama. Hadis yang bahkan tidak tercantum dalam kutub sittah (Bukhari,
Muslim, Tirmidzi, Nasai, Abu Dawud dan ibn Majah) kaum Sunni mayoritas umat
Islam dunia. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Nabi menyebut ahli baitnya sebagai suatu hal yang berat karena
mengetahui bahwa ahli baitnya akan terkucilkan, dikhianati, teraniaya, dimusuhi
bahkan dibunuh oleh umatnya sendiri. Dan hal tersebut memang terjadi. Selepas
Nabi Muhammad saww wafat putri kesayangannya Fatimah meninggal dalam keadaan
berselisih pendapat dengan Abu Bakar. Ali terpaksa membaiat ketiga khalifah,
Abu Bakar, Umar dan Utsman demi keutuhan umat Islam yang baru saja ditinggal
Nabi Muhammad saw. Setelah Utsman terbunuh dan Ali dibaiat umat Islam sebagai
khalifah, cobaan dan ujian ahli bait ini tidak berhenti. Dua sahabat besar nabi
mengkhianati baiat dan memerangi Ali. Istri nabi yang sejak nabi masih hidup
memiliki rasa tidak senang pada Ali pun ikut bergabung dengan mereka. Tidak
hanya itu muncul pula sahabat-sahabat dengan ambisi keduniawiannya ikut memerangi
Khalifah Ali. Dalam pasukan Ali as sendiri timbul kelompok yang merasa paling
benar pendapatnya, paling hebat ibadahnya dan membuat kekacauan. Mereka (Khawarij)
keluar dari barisan pendukung Ali as dan berusaha membunuh beliau dengan alasan
berjihad. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Setelah Imam Ali as syahid dibunuh oleh sisa-sisa
Khawarij yang ditumpas oleh beliau, Imam Hasan as sebagai khalifah selanjutnya berhadapan
dengan para sahabat nabi yang penuh ambisi keduniawian. Imam Hasan as memilih
jalan damai dengan menyatukan umat Islam, namun sahabat nabi itu pun membunuh
beliau melalui istri beliau dengan cara meracuninya berkali-kali. Sahabat nabi
ini pun menjadi raja Islam pertama kali dan berusaha mengawetkan kekuasaan
dunianya dengan mengangkat anak pemabuknya sebagai raja Islam selanjutnya. Tak
ayal hal ini menimbulkan gejolak umat Islam. Sebagian sahabat nabi yang menolak
hal tersebut pun dihabisi. Sebagian lagi menerima sukarela raja pemabuk itu,
bahkan yang sebelumnya tidak mau membaiat pada Imam Ali as. Salah satu yang
tidak mau membaiat si pemabuk itu adalah Imam Husein as. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Apa jadinya kalau Husein as membaiat si pemabuk ini
menjadi pemimpin umat Islam? Hal ini berarti beliau menyetujui, mendukung dan
meridhai raja pemabuk ini memimpin dan mengatur umat Islam. Bagaimana kelak
beliau menjawab pertanyaan kakeknya, Nabi Muhammad saw? Bagaimana beliau akan
mempertanggungjawabkan sikapnya di hadapan Tuhan swt? Sedangkan beliau sendiri
cucu dari pembawa risalah tersebut, pewaris dan pelaksana amanatnya. Husein as
pun memilih pergi ke Kufah tempat para pendukungnya berkumpul. Raja pemabuk itu
pun tahu rencana beliau dan segera mengirim pasukan untuk menghentikannya
bahkan kalau perlu membunuhnya. Ia mengganti segera gubernur Kufah dan
mengangkat gubernur yang sealiran dengannya. Ia membunuh para pengikut Husein
di Kufah dan membungkam mereka. Pasukan pemabuk yang diperintahkan menghentikan
Husein berhasil memutuskan langkah beliau di Karbala, Irak. Perang yang tidak
seimbang atau bisa dikatakan pembantaian pun terjadi. Hampir semua lelaki dari
kelompok Husein terbunuh. Kepala Husein as terpenggal dan dipisahkan dari badannya
yang tergeletak di Karbala. Ali bin Husein bin Ali alaihim al-salam selamat karena
sakit dan dilindungi oleh bibi-bibinya. Dari beliaulah keturunan Nabi Muhammad
saww diturunkan hingga sekarang. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Dengan syahidnya Husein as, raja pemabuk itu leluasa mengendalikan
Islam. Ia membunuh setiap pendukung ahli bait dan berusaha menumpas habis
mereka. Ia mensunnahkan pelaknatan Imam Ali as di mimbar-mimbar. Ia menutupi
sabda nabi tentang keutamaan ahli bait, mengucilkan para Imam ahli bait dan
sebagainya. Hari demi hari, tahun demi tahun para ahli bait nabi dan
pengikutnya dikucilkan, ditindas, bahkan dibunuh hingga sekarang. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Ahli bait adalah tsaqal yang harus kita pegang teguh
sebagaimana kita memegang teguh al-Quran Kalam Tuhan. Mereka tidak akan
bertentangan dengan al-Quran. Kita semua akan diminta pertanggungjawaban atas
sikap kita terhadap mereka. Mereka adalah batu ujian bagi kita, apakah kita
mengikuti keduanya atau membelakanginya. Semoga Allah swt menjadikan kita
sebagai syiah mereka, syiah yang dipuji Nabi Muhammad saw dalam sabdanya “Sungguh,
Ali dan Syiahnya adalah orang-orang yang beruntung“. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<b><span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Imam Syafi’i menyenandungkan syairnya: </span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Jika dalam satu majlis menyebutkan tentang (keutamaan)
Ali atau kedua cucu Nabi (Hasan dan Husein) dan Fatimah yang suci.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Mulailah sebagian dari mereka membicarakan (keutamaan)
orang-orang selain Ahlulbait. Maka aku yakin bahwa mereka adalah putra-putri
dari salaqlaq.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Jika menyebutkan riwayat (keutamaan) Ali atau kedua
putranya, maka mereka akan menyibukkan diri dengan riwayat-riwayat tandingan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Mereka berkata: "Sudahlah…!!! Perkataan-perkataan
ini adalah riwayat-riwayat dari kaum Rafidhah."</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Aku berlepas diri dari mereka yang melihat bahwa Rafidhah
adalah cinta terhadap Fatimah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Tuhanku telah bersolawat pada keluarga Nabi, dan sungguh
laknat-Nya akan turun pada tradisi jahiliyah ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<b><span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">Imam Abu
Hanifah dalam sya’irnya : </span></b></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">Kecintaan
Yahudi kepada keluarga Musa nyata<br />
Dan bantuan mereka kepada keturunan saudaranya jelas<br />
Pemimpin mereka dari keturunan Harun lebih utama<br />
Kepadanya mereka mengikut dan bagi setiap kaum ada penuntun. </span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">Begitu
juga Nasrani sangat memuliakan dengan penuh cinta<br />
Kepada Al-Masih dengan menuju perbuatan kebajikan.</span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">Namun
jika seorang muslim membantu keluarga Ahmad (Muhammad)<br />
Maka mereka bunuh dan mereka sebut kafir<br />
Inilah penyakit yang sulit disembuhkan, yang telah menyesatkan akal<br />
Orang-orang kota dan orang-orang desa, mereka tidak menjaga<br />
Hak Muhammad dalam urusan keluarganya dan Allah Maha Menyaksikan.</span></div>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<w:DoNotOptimizeForBrowser/>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";}
</style>
<![endif]--><br /></div>
Adminhttp://www.blogger.com/profile/01269522601662820351noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2761755726089306765.post-40591413226651856232013-08-30T08:09:00.004+07:002013-08-30T08:09:35.842+07:00Tunda Sejenak Datangnya Hari Kiamat <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:TargetScreenSize>544x376</o:TargetScreenSize>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<w:DoNotOptimizeForBrowser/>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="footnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="footnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrQhEf7BykCtKO2sAU7kf8uvOJAw5wltNHc6hmboe5y4VhTHekQ6DcaT0hxu18_xBtxBNbRArwkFU39VXYxVeOOAhyp-yvE4ZVtkGs6Gt9XlxtyFjt1L-X1Im5baMsw4MWuenaSuKVUwec/s1600/persatuan+Islam2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="192" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrQhEf7BykCtKO2sAU7kf8uvOJAw5wltNHc6hmboe5y4VhTHekQ6DcaT0hxu18_xBtxBNbRArwkFU39VXYxVeOOAhyp-yvE4ZVtkGs6Gt9XlxtyFjt1L-X1Im5baMsw4MWuenaSuKVUwec/s320/persatuan+Islam2.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhULk9zI0dGvO7G5o6qwIB7NCUoIDeL-S69ZOpLzdWD6nsi4UJOGKQ4kH1ZMKnnrzfsK3Llv_pRHrSBVPl1nqfFJHoEz4vu47UDl87r0Btlo6LNj5Ka8Jp3NYPEfSFAssEjZWsImrKInoR5/s1600/persatuan+Islam.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhULk9zI0dGvO7G5o6qwIB7NCUoIDeL-S69ZOpLzdWD6nsi4UJOGKQ4kH1ZMKnnrzfsK3Llv_pRHrSBVPl1nqfFJHoEz4vu47UDl87r0Btlo6LNj5Ka8Jp3NYPEfSFAssEjZWsImrKInoR5/s320/persatuan+Islam.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Manusia diciptakan di dunia ini bukan untuk hidup
menyendiri dan tidak bergaul dengan sesama. Tuhan menciptakan berbagai ras
manusia agar saling mengenal dan bergaul dengan aman dan sentosa. Begitu juga syariat
Islam berfungsi melindungi hak-hak hidup semua makhluk hidup. Tidak hanya
penumpah darah sesama muslim yang mendapat ancaman yang serius, bahkan pembunuh
kafir dzimmi yang bergaul dengan orang Islam pun mendapat hukuman yang berat. Islam
melarang keras menjatuhkan setetes darah di bumi ini kecuali dengan alasan yang
hak/benar, seperti qisas dan kondisi peperangan. Dalam kondisi peperangan pun
Islam memiliki aturan yang elegan. Dilarang membunuh perempuan, anak-anak, orang
yang sudah menyerah, bahkan merusak gereja dan memotong pepohonan pun dilarang.
Jasad lawan korban perang mendapat perlakuan yang pantas, tidak boleh
dimutilasi dan dikuburkan dengan layak. Sebuah aturan yang apik dibanding
dengan perilaku “mujahilin” Syiria baru-baru ini yang memakan jantung korbannya
dengan berkoar-koar memekikkan takbir, tindakan amoral yang hampir mirip dengan
tingkah Hindun si pemakan jantung Hamzah, paman Nabi saw. Naudzubillah min
dzalik. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Untuk itu, Tuhan memerintahkan Nabi Muhammad saw untuk
berdialog mencari persamaan (kalimah sawa’) dengan para pemeluk agama lain. Yaitu
menyakini Tuhan yang Esa sebagaimana yang diajarkan nabi-nabi sebelumnya. Bukan
menyelidiki apa perbedaan mereka dengan kita? Yang justru hanya menimbulkan
kebencian, pertengkaran, permusuhan dan sebagainya. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Lalu bagaimana seharusnya sikap kita dengan sesama
muslim yang madzhabnya berbeda dengan kita? Imam Ali as telah mengajarkan
kepada kita.<span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">1</span></span></span></span>
Lihat perlakuan beliau kepada kaum Khawarij yang dianggap salah arah atau sesat
oleh Imam Ali as. Kaum Khawarij adalah sekelompok orang yang mengkafirkan
beliau dan lawan beliau, Muawiyah dan Amr bin Ash dan lainnya yang <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>memicu persengketan antar muslim. Tidak hanya
itu, Khawarij juga menghalalkan darah yang mereka kafirkan. Imam Ali
memperlakukan mereka sebagaimana semestinya. Mereka boleh shalat di masjid yang
beliau imami. Mereka bebas bergaul dengan sesama muslim lainnya. Mereka
diperangi setelah dengan jelas membuat keonaran dengan membunuh sesama muslim
lainnya dan bersiap melakukan makar peperangan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Sikap inilah yang sekarang sudah mulai jarang ditemui di
Indonesia. Ada amalan muslim lain yang sedikit berbeda dengan dirinya, langsung
disebut bid’ah, sesat, kafir dan sejenisnya. Padahal di dalam sejarah fiqih mulai
zaman sahabat hingga sekarang terdapat banyak sekali perbedaan, mulai dari hal
yang sepele sampai yang berat. Sebagian ada yang berpendapat jika tidak ada air
tidak usah sholat, sedangkan lainnya sholat dengan bertayamum. Nabidz meski
memabukkan boleh diminum sementara lainnya mengharamkan. Menikahi anaknya
sendiri dari hasil zina diperbolehkan. Anal sex diperbolehkan. Nikah Mut’ah
halal. Bertawasul dan bertabarruk kepada orang shalih/benda orang shalih. Anjing
termasuk binatang suci. Onani tidak membatalkan puasa. Merokok tidak
membatalkan puasa. Sujud sholat harus di atas tanah. Dan berbagai pendapat
lainnya yang mungkin bisa dianggap aneh, bid’ah bahkan melenceng dari syariat
Islam bagi orang awam. Umat Islam tidak menyesatkan atau bahkan mengkafirkan:
Umar karena pendapat bolehnya minum nabidz, Imam Syafi’i karena fatwa boleh
menikahi anak hasil zinanya, Imam Malik dengan kesucian anjing, Ibn Umar karena
memperbolehkan anal sex, Ibn Abbas dengan halalnya nikah mut’ah, Abu Thufail
karena mempercayai raj’ah. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Islam mengajarkan beratnya konsekuensi pengkafiran sesama
muslim, yaitu tuduhan itu berbalik mengenai dirinya sendiri jika hal itu
keliru. Tentang kaum khawarij saja Imam Ali as mengatakan, mereka mencari
kebenaran namun salah mendapatkannya. Beliau as tidak menganggap kafir kaum
Khawarij hanya karena beliau dikafirkan oleh mereka, padahal beliau adalah
menantu, saudara dan dari tulang sulbinya putra-putri Rasulullah saww dilahirkan.
Seharusnya dengan preseden tersebut, sebagian kelompok Syiah yang mengkafirkan
Abu Bakar dan Umar, atau sebagian Sunni yang mengkafir-musyrikan ayah-bunda
Rasulullah saww dan paman beliau, Abu Thalib tidaklah dicap kafir. Serahkan itu
pada otoritas Tuhan di akhirat kelak. Biarlah Tuhan membalas mereka dengan sifat
Rahman dan Rahim-Nya karena umat Islam sudah cukup menanggung beban sejarah yang
rumit. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="color: black; font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;">“A</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-family: Arial;">kan terjadi, bersatunya bangsa-bangsa
di</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;"> </span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-family: Arial;">dunia menyerbu kalian seperti
sekelompok orang menyerbu makanan. Salah seorang sahabat bertanya: Apakah karena
jumlah kami di</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;"> </span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-family: Arial;">masa itu sedikit. Rasulullah menjawab :
Jumlah kalian banyak tapi seperti buih di</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;"> </span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-family: Arial;">lautan. Allah mencabut rasa takut dari dada musuh-musuh
kalian dan Allah menanamkan penyakit wahan dalam hati kalian. Lalu ada yang
bertanya lagi :</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;"> </span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-family: Arial;">Apakah penyakit wahan itu ya Rasulullah? Beliau bersabda : Cinta
kepada dunia dan takut mati</span><span style="color: black; font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;">”. Benarlah apa yang disabdakan Nabi saww dan kita tidak
dibohongi. Sekarang ini, sebagian muslim tega merelakan nyawa muslim yang beda
aliran dengannya demi tumpukan uang. Memalsukan fakta yang terjadi demi mencari
dukungan dan kelanggengan status quonya. Memanipulasi riwayat-riwayat para
salaf sholihin untuk keuntungan sesaat. Takut akan kematian yang sudah galib
bagi setiap makhluk hidup sampai-sampai menutupi kebenaran yang sudah jelas di
depannnya. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Seyogyanya datangnya hari kiamat dapat kita tunda sejenak
dan kita nikmati hidup di dunia ini untuk beribadah mengenal-Nya dan
menyebarkan salam kedamaian yang identik dengan agama ktp kita. Salam
Perdamaian. </span><span style="font-family: Wingdings; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Segoe UI Symbol"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Segoe UI Symbol"; mso-symbol-font-family: Wingdings;"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: Wingdings;">:)</span></span><span style="font-family: "Segoe UI Symbol","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;"> </span></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2761755726089306765#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"></span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US"></span><span style="mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="mso-ansi-language: IN;">1. Patut diketahui gelar
Imam dalam <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>khalifah rasyidun hanya
ditujukan pada Ali as, tidak kepada Abu Bakar, Umar maupun Utsman. Sebagian
pendapat karena hanya beliaulah yang pantas menyandangnya karena mampu
menunjukkan mana yang benar dan salah dalam fitnah-fitnah yang terjadi di masa
kekhalifahan beliau. Mungkin dalam masalah Khawarij ini hanya beliau yang bisa
menyelesaikannya sebagaimana kisah perintah Nabi saww untuk membunuh orang
shalat yang menjadi cikal bakal Khawarij, namun Abu Bakr dan Umar tidak mampu
membunuhnya. </span></div>
</div>
</div>
</div>
Adminhttp://www.blogger.com/profile/01269522601662820351noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-2761755726089306765.post-5775732470588390862013-07-22T17:42:00.001+07:002013-07-22T17:42:10.951+07:00Kisah: Argumen Pencuri Sandal di Zaman Rasulullah SAW<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDrAn5PK-1HPw910kBaWQGF-UtraLoIwddDqnqw2XoFQHx2Jq393g1BIVvlywLJIh-aao6OLRnzFkRpcm4aELRLsYh1AQpTjxaJu1CKHsK6KzF733XlFmc4UW14Fgy2mQImMeL5VtDrlC0/s1600/Allama_hilli.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDrAn5PK-1HPw910kBaWQGF-UtraLoIwddDqnqw2XoFQHx2Jq393g1BIVvlywLJIh-aao6OLRnzFkRpcm4aELRLsYh1AQpTjxaJu1CKHsK6KzF733XlFmc4UW14Fgy2mQImMeL5VtDrlC0/s320/Allama_hilli.jpg" width="304" /></a></div>
Postingan ini khusus untuk menutup pintu fitnah dan gosip yang disebarkan oleh saudara-saudara kami yang tidak tahu asal usul riwayat ini dan merendahkan mazhab lain selainnya. <br /><br />Riwayat ini terjemahan bebas dari bagian kitab ‘Man la yahdhuruhul faqih’,<br /><br />Suatu hari Sultan Khudabande (ia merupakan salah satu raja dari dinasti Ilkhaanid yg masuk Syi'ah di tangan 'Allaamah al-Hilliy di tahun 709 H) menceraikan isterinya dengan talak tiga dengan satu lafaz. Setelah itu beliau menyesali akan tindakannya. Dia ingin merujuk kembali kepada isterinya. Setelah beliau bertanya kepada ulama-ulama berbagai mazhab yang ada di sekelilingnya, mereka mengatakan bahawa baginda sultan hanya boleh kembali setelah isterinya nikah dengan orang lain terlebih dahulu dan setelah itu diceraikan (istilah arab ‘muhallal’).<br /><br />Hal ini membuat sultan kecewa, lalu ia bertanya apakah ada ulama lain yang memiliki pandangan yang berbeda? Salah seorang menterinya mengatakan di kota Hilla ada seorang ulama yang memiliki pandangan yang berbeda dengan ulama-ulama di sini. Sultan pun memerintahkan supaya ulama itu diundang ke istananya. Hal ini membuat ulama-ulama istana protes dengan mengatakan bahawa Allamah Hilli sesat dan sebagainya.<br /><br />Pada hari kedatangan Allamah Hilli, sultan mengumpulkan ulama-ulama 4 mazhab di dalam istana. Ketika Allamah Hilli masuk beliau langsung memberi salam dan duduk berdekatan dengan sultan. Dan yang lebih aneh lagi Allamah Hilli membawa sandalnya masuk bersamanya. Ketika bertanya kenapa beliau tidak sujud kepada sultan dan duduk berdekatan dengn sultan, Allamah Hilli menjawab, perintah Allah untuk memberi salam ketika masuk ke dalam rumah dan karena tidak ada tempat duduk lain beliau langsung saja duduk berdekatan dengan sultan.<br /><br />Ketika ditanya kenapa beliau membawa sandalnya masuk bersamanya. Allamah Hilli mengatakan ‘aku takut sandalku dicuri oleh Imam Hanafi sebagaimana ia mencuri sandal Rasulullah’. Jawaban Allamah Hilli membuat ulama Hanafi bangun dan memprotes, bagaimana mungkin karena Imam Hanafi lahir setelah 100 tahun kewafatan Rasul saw! Allamah Hilli mengatakan ‘Ooo, maaf! Imam Syafii yang mencuri’, ini juga diprotes oleh ulama Syafii dengan dalil yang sama dengan ulama Hanafi dan seterusnya hingga keempat-empat mazhab.<br /><br />Setelah semuanya protes, Allamah Hilli langsung berbicara dengan Sultan, keempat-empat ulama mazhab sependapat bahwa Imam-imam mereka tidak ada pada zaman Rasulullah, dan jika di antara mereka ada yang lebih pintar dari imam-imam mereka tetap tidak dibenarkan mengeluarkan fatwa mereka sendiri.<br /><br />Lalu sultan bertanya kepada ulama-ulama tersebut, apa benar imam-imam mereka tidak hidup sezaman dengan Rasulullah? Mereka semua tunduk dengan mengatakan benar.<br /><br />Lalu Allamah melanjutkan, sedangkan kami orang syiah mengikuti Imam Ali as. Yang bukan saja hidup pada zaman Rasul, tetapi juga dianggap sebagai diri Rasulullah sendiri, saudara, menantu dan pewaris ilmu Rasulullah. Dalam mazhab Syiah talak itu sah jika dilakukan di hadapan dua saksi yang adil, maka talak sultan ke atas isterinya tidak sah.<br /><br />Setelah itu sultan menerima mazhab Ahlul Bait dan memerintahkan supaya nama Imam 12 dibacakan pada setiap khutbah Jumat dan dicetak pada uang kerajaan.<br />
<br />
<br />
Salam Damai. :)<br /></div>
Adminhttp://www.blogger.com/profile/01269522601662820351noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-2761755726089306765.post-53024841566014254982012-05-05T17:08:00.000+07:002013-12-25T08:10:28.817+07:00Syiah Sesat NU Sesat<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if gte mso 9]><xml> <o:OfficeDocumentSettings> <o:TargetScreenSize>544x376</o:TargetScreenSize> </o:OfficeDocumentSettings> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:DoNotOptimizeForBrowser/> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="endnote reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="endnote text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style> <![endif]--> <br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: large;">Syiah Sesat NU Sesat</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTyu6fIhggD3uuBt9ax2WQvNjTIzqbkXABOVqfWi5IHwuJWmoduJWcuUBnYYmmnYoLZmgsUIQxybcgf-lnOFmESzx0iCADtwt0OLk38YIMCUiprRR6pMEHRtlNON4VwRF-X2M6B_UoLf6w/s1600/Gus+Dur+n+Syiah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTyu6fIhggD3uuBt9ax2WQvNjTIzqbkXABOVqfWi5IHwuJWmoduJWcuUBnYYmmnYoLZmgsUIQxybcgf-lnOFmESzx0iCADtwt0OLk38YIMCUiprRR6pMEHRtlNON4VwRF-X2M6B_UoLf6w/s400/Gus+Dur+n+Syiah.jpg" width="400" /></a></div>
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Almarhum</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Gu</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">s </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">D</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">ur<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_edn1" name="_ednref1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span></span></span></span></a> dulu pernah men</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">g</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">atakan Nahdlatul Ulama (NU) itu Syiah minus Imamah</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">,</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> <span lang="EN-US">Syiah itu NU plus Imamah. Bukan tanpa alasan statemen itu dilontarkan</span></span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">,</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">m</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">emang NU dan </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Syiah</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> secara budaya memiliki banyak kesamaan.</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;"> Di Indonesia pendakwah ajaran Islam tak dapat dipastikan apakah Sunni atau Syiah yang datang terlebih dahulu, sebagaimana madzhab leluhur para habib di Hadramaut yang masih diperdebatkan apakah Sunni, Syiah atau bahkan membuat madzhab sendiri. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">Karena itulah </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">budaya, simbol-simbol</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> <span lang="EN-US">Syiah melekat </span></span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">kuat</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> dengan budaya Sunni di Indonesia. Kecintaan akan keluarga Nabi </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">saw </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">melekat dengan erat</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">, di antaranya;</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">p</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">ujian, tawasulan</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;"> pada para </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">imam Syiah </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">termaktub dalam </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">syair</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">-syair, tarian, dll;</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">h</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">ikayat dan cerita kepahlawanan keluarga Nabi</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;"> saw;</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">tradisi-tradisi</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> yang mirip dengan budaya Syiah, seperti tabot, tahlil arwah hari ke-n, rabo wekasan, primbon, larangan berhajat di bulan suro</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">;</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">i</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">stilah</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">-istilah</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">keagamaan, dsb</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> seperti s</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">y</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">uro, kenduri, bahkan penamaan hal</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">-hal</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> berbau </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">(maaf) </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">seks</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">pun dengan nama keluarga nabi, seperti tongkat Ali atau rumput </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">F</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">atimah (padahal kal</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">au</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">menyesuaikan nama </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">aslinya </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">seharusnya</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">terjemahnya adalah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">tangan </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">M</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">aryam). <a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_edn2" name="_ednref2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[2]</span></span></span></span></a> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">NU sebagai salah satu </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">mainstream</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> <span lang="EN-US">Sunni di Indonesia menghormati, mengagungkan dan mentaati keturunan Nabi saw, </span></span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">demikian halnya</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> dengan Syiah</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">,</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">b</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">ahkan jika mereka </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">berbuat </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">salah pun mereka tetap menaati</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;"> dan tunduk</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> karena takut kualat</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">, dan sebagainya.</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">I</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">ngat skandal habib </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">pemimpin majelis terbesar kedua di<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Jakarta</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">?. NU mengenang dan membacakan manaqib para leluhur guru, kyai-kyai mereka dan mengadakan haul kewafatan mereka. Begitu juga dengan Syiah. Dalam mengatasi ayat</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">-ayat</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> mutasyabihat berkenaan dengan Tuhan, kedua golongan ini sama</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">-sama</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> menakwilkan sesuai dengan posisi Tuhan, bukan memakai arti lahiriah ayat tersebut. Jika dalam NU ada saudara mereka yang meninggal, mereka mendoakannya dalam acara </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">ter</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">sendiri, tahlilan. Begitu juga dengan Syiah. NU mengajarkan kebolehan tawasul dengan orang-orang 'suci' mereka, begitu pula dengan Syiah. NU menganggap orang-orang suci mereka </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">tetap </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">hidup meski sudah meninggal dan menziarahi kuburan mereka untuk bertawasul dan </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">ber</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">tabarruk. NU mengenal tabaruk dengan benda-benda peninggalan atau pemberian orang 'suci' sama</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">halnya dengan Syiah. Poin</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">-poin</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">terakhir </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">di</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">atas itulah yang membuat gol</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">ongan</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> muslim kecil imporan naik darah lantas mengkafir-musyrikan dan siap</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">-siap</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> menghunuskan pisau untuk mengalirkan darah</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;"> penganut NU dan Syiah </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">untuk taqarub </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">kepada</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> Allah.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;"> </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">Dua golongan ini, NU dan Syiah memang memiliki banyak kesamaan. </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Kedua-keduanya sudah dicap sesat dan kafir oleh kelompok Islam kecil lainnya. Tak jarang untuk mengadu domba dan mempertajam perseteruan kedua kelompok ini dan, Syiah dan Sunni, ada oknum yang mengaburkan, mengganti bahkan menghilangkan redaksi-redaksi dalam kitab-kitab rujukan Sunni-Syiah</span><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_edn3" name="_ednref3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[3]</span></span></span></span></span></a><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">. Masalah yang seringkali dibentrokkan dengan golongan Sunni adalah imamah Ali dan 11 keturunannya, tahrif al-Quran, doktrin keadilan sahabat nabi, nikah mut’ah, taqiyah, dll.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">Keimamahan </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">ahli bayt</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> merupakan </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">salah satu </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">rukun </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">d</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">alam Syiah. Namun bukan berarti orang yang tidak meyakini dan mengikutinya kafir. Begitulah yang dikatakan para imam Syiah.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: IN;">Imam Abu Ja'far, Muhammad Al-Baqir as, berkata, seperti tercantum dalam Shahih Hamran bin A'yan: "</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Georgia-Italic; mso-fareast-language: IN;">Agama Islam dinilai dari segala yang tampak dari perbuatan dan ucapan. Yakni yang dianut oleh kelompok-kelompok kaum Muslim dari semua firqah (aliran). Atas dasar itu terjamin nyawa mereka, dan atas dasar itu berlangsung pengalihan harta warisan. Dengan itu pula dilangsungkan hubungan pernikahan. Demikian pula pelaksanaan shalat, zakat, puasa, dan haji. Dengan semua itu mereka keluar dari kekufuran dan dimasukkan ke dalam keimanan</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: IN;">."</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Mengenai t</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">ahrif al-Quran, </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">umat Islam sepakat bahwa hal </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">ini </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">merupakan</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> masalah besar. Siapapun yang meyakini bahwa al-Quran telah berubah, baik kurang atau ditambah, maka dihukumi kafir. Sayangnya, pengeritik</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;"> dan pencela</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> Syiah tidak melihat langsung kondisi sebenarnya di Iran, melihat langsung </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">al-</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">Quran</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">-quran</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> yang tersebar seantero Iran yang sama dengan yang dibawa umat Islam lainnya. Masih ingat dengan </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">“</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">Mukjizat Abad 20: Doktor Cilik Hafal dan Paham Al</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">-</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">Quran</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">”</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> yang best seller di Indonesia, Masih sama kan dengan al</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">-Q</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">uran yang dibaca dan dihafal </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">kelompok</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> Sunni</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">?</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">. Adapun riwayat</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">-riwayat</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> hadits, sahabat atau ulama yang mengatakan adanya tahrif </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">al-Q</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">uran sebenarnya juga bertebaran tak hanya di kitab</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">-kitab</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> Syiah saja tapi juga ada di kitab</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">-kitab </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">Sunni. Itupun ada yang belum dipastikan sahih riwayatnya atau tida</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">k</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> dan juga tidak menjustifikasi si empunya kitab sebagai penganut tahrif, bahkan mungkin ia menolak mentah</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">-mentah</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_edn4" name="_ednref4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[4]</span></span></span></span></a> </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">J</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">ika ada oknum di suatu golongan yang meyakini tahrif, maka itu tidak menegaskan semua golongan itu meyakini tahrif. </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">B</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">aik Sunni maupun Syiah mempunyai oknum yang meyakini </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">adanya tahrif </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tersebut. </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Kalau d</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">alam Syiah </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">penganut tahrif al-Quran </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">disebut </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">kelompok</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> Akhbari</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">. Adapun pendukung tahrif di Sunni,</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> pernahkan anda membaca cerita Ibnu S</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">y</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">anbu</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">d</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">z dan pengikutnya, ulama besar Sunni ahli al-Quran? <a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_edn5" name="_ednref5" style="mso-endnote-id: edn5;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[5]</span></span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">Adapun masalah sahabat, yang perlu dipertanyakan adalah apakah meyakini </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">semua </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">sahabat</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;"> Nabi saw</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> itu udul adalah bagian dari iman atau tidak. Jika iya, dan mereka yang mencela, mengkritik dan melaknat sahabat adalah kafir. Maka bagaimana dengan para sahabat itu sendiri yang saling mencela melaknat bahkan membunuh sahabat lainnya. Apa mereka kafir? Jika anda mempelajari sejarah Islam maka akan anda temukan banyak riwayat</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;"> valid </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>seperti itu</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;"> di </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">hampir semua kitab</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">-kitab</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> sejarah umat Islam</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">,</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> baik</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">Sunni maupun Syiah. </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Jika menunjukkan dan mengungkapkan kejelekan dan keburukan sahabat merupakan dosa besar, maka hampir semua pengarang kitab hadits dan sejarah termasuk orang yang berdosa besar. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">Maka tak heran jika ada ulama besar hadits yang menganjurkan untuk menutupi hal</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">-hal</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> tersebut untuk menjaga doktrin sahabat itu wajib adil.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_edn6" name="_ednref6" style="mso-endnote-id: edn6;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[6]</span></span></span></span></a> </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Dengan dasar konsep semua sahabat udul itu pula semua peristiwa hitam dan kelam perseteruan sahabat ditafsirkan dan dijelaskan. Sayyidah Fatimah tidak pernah marah pada Abu Bakr karena soal perampasan tanah Fadak, fitnah yang terjadi diantara para sahabat di masa Utsman dikarenakan provokasi orang Yahudi, bahkan perang yang terjadi antara Ali as dengan Aisyah, Thalhah dan Zubair adalah karena provokasi Yahudi tersebut. Tak hanya itu, terkadang kejelekan yang dilakukan oleh para sahabat ditutupi secara halus. Jika ada riwayat yang menyebutkan nama sahabat yang berbuat buruk, maka diganti dengan fulan, si a, dll. Jika ada perbuatan atau perkataan buruk sahabat maka ditulis kadza, sesuatu, dll. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Fitnah buruk lain yang disematkan pada Syiah adalah Syiah mengkafirkan semua sahabat, kecuali 3 orang. Jika </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">Syiah mengkafirkan semua sahabat, lantas siapa yang membantu Ali dalam perang melawan </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">A</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">isyah, </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">T</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">halhah, </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Z</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">ubair, </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">madzhab K</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">hawarij, dan </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">M</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">uawiyah</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">.</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">M</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">au dikemanakan </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">para </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">sahabat nabi yang mati demi </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">membela Islam dan </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">keluarga </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">N</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">abi</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;"> saw</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">? </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Bagi Syiah sahabat Nabi saw ada yang baik dan ada juga yang buruk. Mereka yang buruk tidak perlu diikuti. Syiah tidak sekedar menuduh jelek seorang sahabat tapi mempunyai bukti valid atas keburukan sahabat tersebut.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Syiah pembohong, pendusta karena Syiah menganut doktrin taqiyah. Begitulah yang sering dilontarkan oleh pembenci Syiah. Demikian lekatnya doktrin taqiyah pada golongan Syiah dan tuduhan jeleknya sampai-sampai ada guyonan tentang taqiyah golongan Syiah di dunia maya.</span><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_edn7" name="_ednref7" style="mso-endnote-id: edn7;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[7]</span></span></span></span></span></a><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;"> Tapi, bagaimana kalau anda ditempatkan pada posisi Syiah. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">Anda akan dibunu</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">h </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">jika mengungkapkan keyakinan anda yang sebenarnya</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">, </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">apa yang akan anda lakukan? Begitulah awal mula taqiyah sebenarnya. Begitulah tindakan Ammar bin Yasir menghadapi siksaan kaum Qurais</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">y</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">. Begitulah tindakan penganut Syiah selama kurang lebih seabad di masa kerajaan Uma</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">yyah. M</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">ereka dibatasi gerakannya, diburu, dan dibunuh bila ketahuan mengikuti jejak Ahli Bait</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">.</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Bahkan Hasan al-Basri pun dalam meriwayatkan hadis dari Ali as, tidak menyebutkan namanya dalam periwayatan karena kondisi waktu itu yang tidak memungkinkan. Jika demikian apa anda setuju taqiyah? </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">Anda menyamakan mut</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">’</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">ah dengan zina, maka anda salah besar. Ibnu </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">A</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">bbas sampai </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">buta mata dan wafat</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> pun tidak pernah melarang mut</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">’</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">ah</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;"> atau mencabut pendapatnya tersebut</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">. Karena itulah murid</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">-murid</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;"> Ibnu Abbas meneruskan pendapat</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">nya. Di antara mereka adalah Ibnu Juraij, Said bin Jubair, Atha’, Mujahid, bahkan ada pula riwayat yang menyebutkan bahwa Imam Malik membolehkan nikah Mut’ah. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">Jika Syiah meyakini mut</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">’</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">ah masih diperbolehkan, apakah anda akan memprotes? Toh, menurut Syiah mut</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">’</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">ah tetap diperbolehkan Nabi </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">saw </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">dan yang melarang adalah Umar di masa kekhalifahannya</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;"> dan riwayat tersebut ada di kitab-kitab golongan Sunni dan Syiah</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_edn8" name="_ednref8" style="mso-endnote-id: edn8;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[8]</span></span></span></span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;"> </span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">Semua poin-poin di atas, baik tuduhan Sunni atau bantahan Syiah terus saja diulang-ulang sepanjang sejarah Islam, namun semuanya hanya sekedar tulisan tanpa ada upaya untuk menjaga kedamaian ukhuwah islamiyah seakan-akan ada pihak-pihak luar dan dalam yang sengaja menjaga kestabilan perpecahan umat muslim. Akhirnya semua itu berpulang ke dalam diri anda. seorang hakim harus mendengarkan dua pihak yang bersengketa baru memutuskan masalahnya, bukan langsung justifikasi tanpa bertabayun terlebih dahulu. Bukan sekedar cukup menjadi juru dakwah, pemimpin majelis dengan jutaan pengikut, atau tukang khutbah mingguan untuk dapat menjustifikasi sekelompok orang menjadi sesat, kafir dan musyrik, diperlukan sikap yang arif, objektif, ilmiah dan berlaku adil dalam menanggapi saudara sesama muslim yang berbeda pandangan dengan kita.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: IN;">“Tidaklah seseorang melemparkan tuduhan kepada yang lain dengan kefasikan, dan tidak pula melemparkan tuduhan kepada yang lain dengan kekafiran, melainkan hal itu akan kembali kepadanya apabila yang dituduh ternyata tidak demikian”. Wa Allah a’laam. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt;">Salam damai</span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">, </span><span style="font-family: Wingdings; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: Cambria; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Cambria; mso-symbol-font-family: Wingdings;"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: Wingdings;">:) </span></span><span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Cambria","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">(dari berbagai sumber air)</span></div>
<div style="mso-element: endnote-list;">
<br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<div id="edn1" style="mso-element: endnote;">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ednref1" name="_edn1" style="mso-endnote-id: edn1;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> </span><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Dibanding dengan kakeknya, Gus Dur begitu dekat dengan golongan Syiah. Ketika terjadi revolusi Iran, Gus Dur mengatakan “Khumayni waliyullah terbesar abad ini” yang menimbulkan kontroversi di kalangan NU, bahkan dalam sebuah diskusi Gus Dur juga mempersilakan warga NU untuk masuk ke madzhab Syi’ah. Sedang K.H. Hasyim Asy’ari ‘menyindir’ Syiah dalam </span><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Muqadimah Qanun Asasi Nahdlatul Ulama menyebutkan “Sampaikan secara terang-terangan apa yang diperintahkan Allah kepadamu, agar bid’ah-bid’ah terberantas dari semua orang. Rasulullah SAW bersabda: “Apabila fitnah-fitnah dan bid’ah-bid’ah muncul dan sahabat-sahabatku di caci maki, maka hendaklah orang-orang alim menampilkan ilmunya. Barang siapa tidak berbuat begitu, maka dia akan terkena laknat Allah, laknat malaikat dan semua orang.” Bahkan beliau juga melarang santri-santrinya membaca kitab-kitab Syiah, seperti Naylul Authar, Subulus Salam. Perbedaan pandangan tersebut merupakan sesuatu yang galib dalam dunia keilmuan. Imam Ja’far al-Sadiq as mempunyai murid Imam Hanafi yang membuat madzhab sendiri, Imam Malik juga mempunyai murid Imam Syafii, yang mempunyai pendapat berbeda dengan gurunya, bahkan konon gara-gara perbedaan dengan gurunya tersebut Imam Syafi’i meninggal dipukul oleh pengikut Maliki. Said Aqil Siradj yang lulusan pendidikan Saudi pun menjadi pembela Syiah, padahal Saudi secara politik dan budaya menganut faham Wahabi yang jelas-jelas menolak bahkan mengkafirkan Syiah. Pendapat KH. Ahmad Dahlan juga berbeda dengan pendapat majelis tarjih Muhammadiyah sesudahnya, beliau memakai qunut subuh, tarawih 20 rakaat, mengucap usholi dalam niat shalat, dll. </span><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"></span></div>
</div>
<div id="edn2" style="mso-element: endnote;">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ednref2" name="_edn2" style="mso-endnote-id: edn2;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span></span></span></span></a><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> Bahwa upacara peringatan orang mati/tahlil pada hari ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, dan ke-1000, termasuk khaul, adalah tradisi khas yang jelas-jelas terpengaruh faham Syiah. </span><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Dalam tahlil dimulai dengan bacaan al-Fatihah kepada Nabi saw dan roh-roh si mati. Amalan ini menjadi tradisi penganut Syiah dari zaman ke zaman. Dalam tahlil juga dibacakan ayat 33 dari surah al-‘Ahzab yang diyakini oleh golongan Syiah sebagai bukti keturunan Ali dan Fatimah adalah maksum. </span><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Demikian juga dengan perayaan 1 dan 10 Syuro dengan penanda bubur Syuro, tradisi Rebo Wekasan atau Arba’a Akhir di bulan Safar, tradisi Nisfu Sya’ban, faham Wahdatul Wujud, Nur Muhammad, larangan berhajat pada bulan Syuro, pembacaan kasidah-kasidah yang memuji Nabi Muhammad Saw dan ahl al-bait, dan wirid-wirid yang diamalkan menunjukkan keterkaitan tersebut. Bahkan istilah kenduri pun, jelas menunjuk kepada pengaruh Syiah karena dipungut dari bahasa Persia: Kanduri, yakni upacara makan-makan di Persia untuk memperingati Fatimah Az-Zahro’. </span></div>
</div>
<div id="edn3" style="mso-element: endnote;">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ednref3" name="_edn3" style="mso-endnote-id: edn3;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span></span></span></span></a><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> Di antara kitab yang terbukti ditahrif adalah Nahj al-Balaghah yang diterbitkan oleh Muhammad Abduh Mesir, kitab-kitab al-Khumayni, seperti Hukumah Islam, Kasyful Asrar yang diterjemahkan menyimpang dari bahasa Persia ke Inggris/Arab. <a href="http://sunnisyiah.blogspot.com/2013/12/download-kitab-buku-dan-artikel-tentang.html" target="_blank">Pemalsuan kitab Kasyful Asrar dibongkar oleh Dr. </a></span><a href="http://sunnisyiah.blogspot.com/2013/12/download-kitab-buku-dan-artikel-tentang.html" target="_blank"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Ibrahim Dasuki Syata</span></a><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><a href="http://sunnisyiah.blogspot.com/2013/12/download-kitab-buku-dan-artikel-tentang.html" target="_blank">,</a> pengajar bahasa dan sastra dari Universitas Kairo. Pemalsuan kitab Hukumah Islam diduga dilakukan penerbit buku milik CIA ke dalam bahasa Inggris.</span></div>
</div>
<div id="edn4" style="mso-element: endnote;">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ednref4" name="_edn4" style="mso-endnote-id: edn4;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span></span></span></span></a><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> Riwayat-riwayat tahrif al-Quran, baik dari kalangan sahabat maupun ulama besar, beredar di kitab-kitab Sunni dan Syiah. Di antara yang berpendapat al-Quran berubah adalah Imam Malik, beliau berkata tentang sebab gugurnya basmalah pada pembukaan surah Barâ’ah, “Sesungguhnya ketika bagian awalnya gugur/hilang maka gugur pulalah basmalahnya. Dan telah tetap bahwa ia sebenarnya menandingi surah al-Baqarah (dalam panjangnya)”</span></div>
</div>
<div id="edn5" style="mso-element: endnote;">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ednref5" name="_edn5" style="mso-endnote-id: edn5;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[5]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> </span><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Ibn Anbari dan al-Qurthubi menutupi identitas tokoh ini dalam kitabnya. Namun al-Khatib al-Baghdadi dan Abu Syamah menyebut jelas tokoh besar Sunni ini. Nama lengkapnya Abu al Hasan Muhammad ibn Ahmad ibn Ayyub al Muqri’/pakar qira’at, yang dikenal dengan nama Ibnu Syanbûdz/Syannabûdz al-Baghdâdi (w.328 H). Ia banyak belajar dan menimba ilmu qira’at dari banyak pakar di berbagai kota besar Islam. Ia telah berkeliling ke hampir seluruh penjuru negeri Islam untuk menimba ilmu dari para masyâikh, dan ahli qira’at. Ia sezaman dan satu thabaqah dengan Ibnu Mujahid (yang membatasi qira’at hanya pada 7 qira’at saja), tetapi ia lebih luas ilmu dan pengetahuannya, khususnya tentang qira’at dan sumber-sumbernya, dan ia lebih banyak guru dan masyâikhnya, hanya saja Ibnu Majahid lebih berkedudukan di sisi penguasa saat itu. Banyak kalangan ulama qira’at belajar darinya. Abu ‘Amr ad Dâni dan lainnya mengandalkan sanad qira’at melalui jalurnya. Ibnu Syannabûdz adalah tsiqah/terpercaya, seorang yang shaleh, konsisten dalam menjalankan agama dan pakar dalam disiplin ilmu qira’at. Ia meremehkan Ibnu Mujahid yang tidak pernah melancong ke berbagai negeri untuk menimba ilmu qira’at. Apabila ada seorang murid datang untuk belajar darinya, ia menanyainya terlebih dahulu, apakah ia pernah belajar dari Ibnu Mujahid? Jika pernah maka ia tidak akan mau mengajarinya. Ibnu Mujahid menyimpan dendam kepadanya, dan menfitnahnya kepada al wazîr/penguasa saat itu yang bernama Ibnu Muqlah. Ibnu Syannabûdz diadili pengguasa di hadapan para ulama dan ahli fikih, di antaranya Ibnu Mujahid atas qira’atnya yang dinilai menyimpang, setelah terjadi perdebatan seru dengan mereka. Ibnu Muqlah memintanya untuk menghentikan kebiasaannya membaca qira’at yang syâdzdzah, tetapi ia bersikeras mempertahankannya, dan berbicara keras kepadanya dan kepada Ibnu Mujahid serta al Qadhi yang dikatakannya sebagai kurang luas pengetahuan mereka berdua, sehingga Ibnu Muqlah menderanya dengan beberapa cambukan di punggungnya yang memaksanya mengakui kesalahannya dan bersedia menghentikan bacaan syâdzdzah-nya. Ketika Ibnu Muqlah menderanya, Ibnu Syannabûdz mendoakannya agar Allah memotong tangannya dan mencerai-beraikan urusannya. Tidak lama kemudian, setelah tiga tahun, tepatnya pada pertengahan bulan Syawal tahun 326 H, doa itu diperkenankan Allah dan Ibnu Muqlah pun dipotong tangannya oleh atasannya dan dipenjarakan serta dipersulit kehidupannya. Ia hidup terhina dan mati dalam sel tahanan pada tahun 328 H, tahun yang sama dengan tahun wafatnya Ibnu Syannabûdz. Sebagaimana Ibnu Mujahid juga mati setahun setelah mengadili Ibnu Syannabûdz. </span></div>
</div>
<div id="edn6" style="mso-element: endnote;">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ednref6" name="_edn6" style="mso-endnote-id: edn6;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[6]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> </span><i><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; font-style: normal; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Al-Dzahabi</span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; font-style: normal; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> berkata, “Omongan sesama teman jika terbukti dilontarkan dengan dorongan hawa nafsu atau fanatisme maka ia tidak perlu dihiraukan. Ia harus ditutup dan tidak diriwayatkan, sebagaimana telah ditetapkan bahwa harus menutup-nutupi persengketaan yang te</span></i><i><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; font-style: normal; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">r</span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; font-style: normal; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">jadi antara para sahabat ra. Dan kita senantiasa melewati hal itu dalam kitab-kita</span></i><i><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; font-style: normal; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">b</span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; font-style: normal; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> induk dan juz-juz akan tetapi kebanyak</span></i><i><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; font-style: normal; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">a</span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; font-style: normal; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">n darinya adalah terputus sanadnya dan dha’if dan sebagian lainnya palsu. Dan ia yang ada di tangan kita dan di tangan para ulama kita. Semua itu harus dilipat dan disembunyikan bahkan harus dimusnahkan</span></i><i><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; font-style: normal; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">. Dan harus diramaikan kecintaan kepada para sahabat dan mendo’akan agar mereka diridhai (Allah), dan merahasiakan hal itu (bukti-bukti persengketaan mereka itu) dari kaum awam dan individu ulama adalah sebuah kawajiban. Dan mungkin diizinkan bagi sebagian orang ulama yang obyektif dan jauh dari hawa nafsu untuk mempelajarinya secara rahasia dengan syarat ia memintakan ampunan bagi mereka (para sahabat) seperti diajarkan Allah.</span></i><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"></span></div>
</div>
<div id="edn7" style="mso-element: endnote;">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ednref7" name="_edn7" style="mso-endnote-id: edn7;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[7]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> <span style="background: white;">Kisah Laporan "Spy" Wahabi Tentang Iran. </span><br />
<span style="background: white;">Pada suatu hari, agen wahabi mengutus seorang untuk "spy" semua gerak-geri orang syiah, terutama di Iran, maka diutuslah seorang agen A untuk memulai misi ke Iran</span></span><span style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">. </span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Setelah tiga bulan lamanya sang agen kembali untuk melaporkan hasil mata-matanya</span><span style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">. </span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Mari kita lihat apa yang dilaporkannya :</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><br />
<span style="background: white;">Agen A : Bos ternyata semua orang Iran, mereka itu hidup dalam taqiyah sepanjang waktu dan dimanapun mereka berada</span></span><span style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><br />
<span style="background: white;">Bos : maksud kamu ?</span><br />
<span style="background: white;">Agen A : Setelah sekian lama saya selidiki:</span><br />
<span style="background: white;">1. Ternyata mereka selalu menyembunyikan Al-Qur'an mereka entah dimana. Segala cara dan upaya telah sa</span></span><span style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">ya</span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> lakukan untuk dapat menemukan Al-Qur'an versi Syiah, tapi tetap saja saya tidak pernah menjumpai dan menemukannya. Setiap saya lihat semua Al-Qur'an di</span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> </span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">sana sama dengan Al-Qur'an yang kita baca, dan saya tidak pernah menemukan orang yang menjual atau memegang atau menyimpan</span><span style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">n</span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">ya di</span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> </span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">rumah atau di perpustakaan-perpustakaan atau di</span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> </span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">sekolah-sekolah mereka selain Al-Qur'an seperti yang kita punya. Padahal yang kita belajar dan dengar dari guru-guru kita bahwa Syiah memiliki al-Qur'an sendiri.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><br />
<span style="background: white;">2. Mereka juga selalu bersalawat kepada Nabi dan Ahlul Baytnya sepanjang waktu mereka, di</span></span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> </span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">hampir setiap akhir dari bacaan gerakan sholat, dalam doa-doa mereka, ketika mereka mendengar nama Rasulullah dan para Imam mereka disebutkan, ketika mereka akan memulai pekerjaan dan berpergian, pokoknya di</span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> </span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">setiap hari mereka selalu mengumandangkan salawat dan kecintaan kepada Rasulullah dan Ahlul B</span><span style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">a</span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">ytnya seolah-olah mereka tahu bahwa saya sedang memperhatikan mereka. padahal yang saya dengar dari guru-guru kita, bahwa mereka sebenarnya adalah pembenci dan selalu memfitnah ahlul bayt nabi. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><br />
<span style="background: white;">3. Setiap hari masyarakat mereka selalu mengutuk dan membenci Amerika dan Zionis, serta musuh-musuh Islam. Dan kesiapan serta doa mereka untuk menjadi dan dibangkitkan sebagai tentara Al-Mahdi dalam melawan Da</span></span><span style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">j</span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">jal akhir zaman. Padahal yang saya dengar dari guru-guru kita, bahwa mereka adalah kawan sejati Amerika dan Israel.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><br />
<span style="background: white;">4. Ketika saya memasuki kota-kota suci mereka, di</span></span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> </span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">setiap hari mereka selalu bergiat dalam ibadah-ibadah serta kajian-kajian keilmuan dan keagamaan, tidak pernah mereka menghabiskan waktu dalam kesia-siaan apalagi mengeluarkan cacian kepada sahabat dan istri nabi. Padahal yang saya dengar dari guru-guru kita, bahwa mereka setiap hari melakukan majlis-majlis cacian kepada sahabat dan isteri nabi.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><br />
<span style="background: white;">5. Para mahasiswa dan ilmuwan mereka pun sedang bergiat dalam mengembangkan teknologi, yang setiap saat mereka katakan sebagai kekuatan Islam untuk melawan orang kafir dan musuh Allah, kemajuan yang mereka alami adalah dari hasil anak bangsa dan kemandirian mereka setelah negara mereka mendapat tekanan dan b</span></span><span style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">o</span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">ikot dunia. Padahal yang saya dengar dari guru-guru kita, bahwa mereka sering melakukan kerjasama dan membeli</span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> </span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">senjata dari Amerika dan Israel.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><br />
<span style="background: white;">Demikianlah Bos laporan dari saya tentang orang Iran (Syiah) yang menjalani hidup mereka yang selalu bertaqi</span></span><span style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">y</span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">ah sepanjang hari dan di</span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> </span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">tempat manapun mereka berada, sehingga saya tidak pernah menjumpai apa yang guru-guru kita katakan tentang orang Iran (Syiah), mereka selalu bertaqiyah untuk dapat menyembunyikan jati diri mereka di</span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> </span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">hadapan siapapun, baik teman ataupun musuh-musuh mereka.</span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> </span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Dalam </span><span style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">p</span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">ikiran saya terhadap Tuhanpun mereka bertaqiyah, bahkan ketika tidur dan matipun mereka bertaqiyah.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><br />
<span style="background: white;">Bos : ???#@!!</span></span><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"></span></div>
</div>
<div id="edn8" style="mso-element: endnote;">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ednref8" name="_edn8" style="mso-endnote-id: edn8;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoEndnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[8]</span></span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Quraisy </span><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Shihab </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">memandang bahwa</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">1.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Para ulama berbeda pendapat mengenai apakah benar Nabi saw pernah mengharamkan nikah mut’ah itu</span><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">; </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">2. </span><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">L</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">arangan Umar bin Khattab terhadap nikah mut’ah bukan pengharaman suatu syariat, tetapi demi menjaga kemaslahatan umat kala itu</span><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">3. Pendapat yang kompromistis ialah pendapat Syekh Muhammad Thahir bin Asyur, mufti Tunisia yang mengatakan bahwa Nabi SAW dua kali mengizinkan nikah mut’ah dan dua kali melarangnya. Larangan ini bukan pembatalan, tetapi penyesuaian dengan kondisi, kebutuhan yang mendesak atau darurat. Maka nikah mut’ah itu hanya diperbolehkan dalam keadaan darurat, seperti bepergian jauh atau perang dan tidak membawa istri</span><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">.</span></div>
</div>
</div>
</div>
Adminhttp://www.blogger.com/profile/01269522601662820351noreply@blogger.com85tag:blogger.com,1999:blog-2761755726089306765.post-84312039975580030242012-03-15T08:13:00.000+07:002012-03-15T08:13:38.203+07:00Fikhiyah, Lahan untuk memecah belah atau mempermudah Umat Islam?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><!--[if gte mso 9]><xml> <o:OfficeDocumentSettings> <o:RelyOnVML/> <o:AllowPNG/> </o:OfficeDocumentSettings> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style> <![endif]--> </div><div dir="RTL" style="direction: rtl; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA">أَصْحَابِيْ كَالنُّجُوْمِ بِأَيِّهِمْ اقْتَدَيْتُمْ اهْتَدَيْتُمْ</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><i>"Sahabat-sahabatku ibarat bintang, dengan siapa saja kamu mengambil petunjuk maka kamu telah mendapatkan petunjuk."</i></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Dalam redaksi lain disebutkan:</div><div dir="RTL" style="direction: rtl; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="LTR"> </span><span lang="AR-SA">إِنَّمَا أَصْحَابِيْ مِثْلُ النُّجُوْمِ فَأَيُّهُمْ أَخَذْتُمْ بِقَوْلِهِ اهْتَدَيْتُمْ</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><i>"Sesungguhnya para sahabatku ibarat bintang, siapa saja yang kalian ambil perkataannya, maka kalian telah mendapatkan petunjuk."<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">[1]</span></b></span></span></span></a></i></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Secara umum, di kalangan umat Islam terbagi dua kelompok besar dalam menyikapi para sahabat<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">[2]</span></span></span></span></a> Nabi saw. Mayoritas umat Islam digawangi kelompok Sunni menyatakan semua sahabat nabi saw udul dan semua fatwa, perbuatan mereka dianggap sebagai ijtihad. Ijma’ dan pendapat sahabat dapat dipakai sebagai dasar ketentuan hukum. Setidaknya ada tiga kelompok di kubu Sunni dalam menyikapi maksud udul para sahabat Nabi. Pertama, adil dalam pengertian mereka tidak akan pernah berbohong meski bisa saja berbuat salah maupun maksiat. Kedua, adil yang tidak cenderung melakukan dosa jikalau mereka melakukan pasti telah bertaubat. Terakhir, yang paling ekstrim adalah adil dalam arti semua sahabat nabi suci dan dijaga oleh Allah dari perbuatan dosa. Kelompok kedua biasanya disematkan pada Syiah yang menyatakan tidak semua sahabat Nabi saw udul, sebagian dari mereka bahkan tidak pantas untuk diikuti. </div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Berikut contoh-contoh ijtihad para sahabat Nabi saw: </div><ol style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;"><li>Umar bin Khathab. Sahabat ini yang pertama kali mengumpulkan jamaah dalam satu imam untuk melakukan salat tarawih di masjid, melarang Mut’ah, jika tidak ada air maka tidak tayammum dan tidak shalat, melarang menangisi jenazah<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">[3]</span></span></span></span></a>, menebang pohon tempat perjanjian Hudaibiyah khawatir akan muncul fitnah<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftn4" name="_ftnref4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">[4]</span></span></span></span></a> (dalil tindakan Wahabi menghancurkan hampir semua situs bersejarah umat Islam), menghapus lafal hayya ‘ala khairil amal dalam adzan<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftn5" name="_ftnref5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">[5]</span></span></span></span></a>, melarang haji tamattu’<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftn6" name="_ftnref6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">[6]</span></span></span></span></a>.</li>
<li>Abdullah bin Umar bin Khathab<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>melarang tarawih berjamaah di masjid dan menganjurkan untuk salat sendiri di rumah<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftn7" name="_ftnref7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">[7]</span></span></span></span></a>, memperbolehkan anal sex<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftn8" name="_ftnref8" style="mso-footnote-id: ftn8;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">[8]</span></span></span></span></a>, biasa bertabarruk dengan bekas-bekas peninggalan Nabi saw,<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftn9" name="_ftnref9" style="mso-footnote-id: ftn9;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">[9]</span></span></span></span></a> mempraktekkan sholat Dhuha dan menyebutnya sebagai sebaik-baik bid’ah.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftn10" name="_ftnref10" style="mso-footnote-id: ftn10;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">[10]</span></span></span></span></a> Adzan memakai lafal hayya ala khairil amaal.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftn11" name="_ftnref11" style="mso-footnote-id: ftn11;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">[11]</span></span></span></span></a></li>
<li>Aisyah binti Abu Bakr diriwayatkan membolehkan seorang perempuan untuk menyusui laki-laki dewasa jika ingin menjadikannya muhrim.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftn12" name="_ftnref12" style="mso-footnote-id: ftn12;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">[12]</span></span></span></span></a> Fatwa senada mengikuti pendapat Aisyah juga pernah dikeluarkan oleh ulama Mesir dan Saudi Arabia.</li>
<li>Ali bin Abi Thalib melarang shalat Dhuha<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftn13" name="_ftnref13" style="mso-footnote-id: ftn13;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">[13]</span></span></span></span></a> dan tarawih<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftn14" name="_ftnref14" style="mso-footnote-id: ftn14;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">[14]</span></span></span></span></a>, dan beliaulah yang menjadi rantai pertama dalam hampir semua silsilah tasawuf<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftn15" name="_ftnref15" style="mso-footnote-id: ftn15;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">[15]</span></span></span></span></a>.</li>
<li>Abdullah bin Abbas membolehkan mut’ah dan tidak pernah mencabut pandangannya dan murid-muridnya (Thawus, Mujahid, Sa’id bin Jubair dan Atha’ bin Abi Rabah) pun mengikuti pendapatnya termasuk juga para mufti awal Makkah dan Mina, membolehkan shalat Jamak walaupun tidak berpergian maupun ada halangan apapun.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftn16" name="_ftnref16" style="mso-footnote-id: ftn16;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">[16]</span></span></span></span></a></li>
<li>Muawiyah bin Abi Sufyan menjual berhala,<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftn17" name="_ftnref17" style="mso-footnote-id: ftn17;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">[17]</span></span></span></span></a> mentradisikan pelaknatan bagi lawan politiknya, Ali bin Abi Thalib as. di mimbar-mimbar masjid, yang terhenti sementara pada masa Umar bin Abdul Aziz. </li>
<li>Abdullah bin Zubair melarang Mut’ah.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftn18" name="_ftnref18" style="mso-footnote-id: ftn18;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">[18]</span></span></span></span></a></li>
<li>Abu Ayyub. Ia bertabarruk kepada kubur Rasulullah saww. Dawud bin Abu Saleh mengatakan, “Suatu hari Marwan bin Hakam memasuki masjid (Madinah, pentj.). Dia melihat satu orang yang menempelkan wajahnya di kubur Rasulullah saww, lalu Marwan memegang lehernya dan mengangkatnya sambil berkata, “Tahukah kamu apa yang kamu lakukan?” Orang itu menoleh ke Marwan (hingga dikenalilah bahwa dia adalah Abu Ayyub al-Anshari) dan berkata, “Iya. Aku tidak datang pada batu kuburan, tapi aku datang pada Nabi saww. Aku pernah mendengar dari Rasulullah saww yang mengatakan, “Kalian tidak perlu menangis manakala kepemimpinan agama ada di tangan orang-orang agamawan. Tapi menangislah ketika jatuh ke tangan bukan orang ahli agama.”<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftn19" name="_ftnref19" style="mso-footnote-id: ftn19;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">[19]</span></span></span></span></a></li>
<li><span class="st">Abu Thufail Amr bin Watsilah mempercayai adanya </span>Raj’ah. Abdul Razzaq seorang ahli hadits Sunni pengarang al-Mushannaf juga guru Imam Bukhari pun konon mempercayai ini, sampai-sampai Ibnu Ma’in mengatakan : ”<i>Jikalau Abdul Razzaq murtad dari agamanya pun, kami tidak akan meninggalkan hadisnya.</i>”</li>
</ol><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Melihat sebagian kecil perbedaan ijtihad para sahabat Nabi saw di atas, mengingatkan kita akan kondisi umat Islam sekarang ini, bahkan mungkin bisa dikatakan kondisi sepanjang masa umat Islam yang diributkan oleh masalah-masalah seperti diatas. Dan tak kapok-kapoknya selama 15 abad kita belum pernah belajar apapun dari sejarah itu. Jika anda Sunni seharusnya anda konsisten dengan hadist diatas yang sering dijadikan sandaran, yang mengatakan bahwa semua sahabat bisa menjadi panutan hidup beragama anda. Yang lebih penting lagi janganlah anda menuduh kelompok yang berbeda dengan anda karena memilih mengikuti ijtihad sahabat nabi yang berbeda dengan ijtihad sahabat yang anda ikuti. Toh, semua sahabat itu mengikuti jejak Nabi muhammad saw. Tidak ada yang salah dengan pilihan mengikuti sahabat siapapun itu, yang membedakan hanyalah dari tingkat keutamaan saja. Demikian juga dengan kelompok Syiah, yang mengaku sebagai pengikut ajaran keluarga Nabi saw, seharusnya anda bangga dengan hal tersebut dan mengikuti langkah-langkah para Imam yang suci dalam hidup bermasyarakat. </div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Zaid meriwayatkan: Imam Shadiq as berkata kepadanya: “Hai, Zaid bergaullah dengan orang-orang (sunni) dengan akhlak mereka. Shalatlah di masjid-masjid mereka (sunni). Tengoklah orang (sunni) mereka yang sakit. Hadirilah jenazah mereka (sunni). Jika kalian bisa menjadi imam dan muadzin, maka lakukanlah. Sesungguhnya jika kalian lakukan semua itu, mereka akan mengatakan: ‘Mereka itu Ja’fariyah! Semoga Allah merahmati Ja’far. Alangkah baiknya beliau mengajari sahabat-sahabatnya’. Namun jika kamu tinggalkan semua itu. Mereka mengatakan: ‘Mereka itu Ja’fariyah! Semoga Allah menindak Ja’far. Alangkah buruk yang dia ajarkan kepada sahabat-sahabatnya’.” </div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br clear="all" /> <hr align="left" size="1" width="33%" /> <div id="ftn1" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 115%;">[1]</span></span></span></span></a> Ibn Hazm rohimahulloh mengatakan: "Hadis palsu dan bathil, sama sekali tidak benar!" lihat kitab al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam (5/64 dan 6/82). Al-Albani berkata: "Hadis palsu" al-Dha'ifah (no. 66), lihat pula kitab Jami'u Bayani al-Ilmi wa Fadhlihi, karya Ibn Abdilbarr (2/91). http://www.aldakwah.org/artikel-islam/hadits/23-hadits-dhaif-dan-palsu.html</span></div></div><div id="ftn2"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 115%;">[2]</span></span></span></span></a> Menurut Al Hafizh Ibnu Hajar, yaitu: “Sahabat adalah orang yang berjumpa dengan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam keadaan mukmin (beriman kepadanya) dan meninggal dalam keadaan Islam 4]. Sehingga tercakup dalam definisi ini orang yang berjumpa dengan Beliau dan bermulazamah (dalam waktu) lama atau sebentar, orang yang meriwayatkan hadits dari Beliau atau yang tidak, orang yang berperang bersama Beliau atau tidak, dan orang yang melihat Beliau walaupun belum bermajelis dengannya, dan orang yang tidak melihat Beliau karena buta. http://almanhaj.or.id/content/3085/slash/0</span></div></div><div id="ftn3"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 115%;">[3]</span></span></span></span></a> Adalah hadits yang berkata, “Orang mati mendapat siksa kalau ditangisi keluarganya.” Hadits ini telah diriwayatkan oleh ‘Umar bin Khaththaab. Intinya adalah: Orang mati akan mendapat siksa kalau diratapi;<span> </span>Orang mati akan mendapat siksa kalau ditangisi keluarganya; Orang mati akan mendapat siksa karena tangisan sebagian keluarganya.</span></div><div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Dari sebagian riwayat dapat dipahami bahwa sang perawi –‘Umar- ketika meriwayatkan haditsnya telah melakukan kekeliruan, atau mungkin ia kelupaan matan haditsnya. Karena itu ‘Aisyah menolak keras hadits ini.</span></div><div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Ibnu ‘Abbaas berkata, Ketika ‘Umar meninggal dunia, aku menukilkan hadits itu –yang dari ‘Umar- kepada ‘Aisyah.</span></div><div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Ia menjawab, “Semoga Tuhan merahmati ‘Umar. Demi Tuhan Nabi saww tidak pernah bersabda yang demikian itu. Yang disabdakan beliau adalah seperti ini: “Sesungguhnya Allah akan menambah siksa bagi orang-orang kafir disebabkan tangisan keluarganya.’ Dan untuk kalian cukuplah al-Quran yang berfirman, “Dan orang-orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.”” Di majelis itu juga ada anak ‘Umar, akan tetapi ia tidak berkomentar apapun.</span></div><div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Begitu pula telah diriwayatkan dari ‘Aisyah, ketika dikatakan kepadanya bahwa Ibnu ‘Umar telah meriwayatkan dari Nabi saww yang bersabda, “Orang mati akan mendapat siksa karena tangisan keluarganya.”, ia berkata, “Semoga Tuhan mengampuni Abu ‘Abdu al-Rahman, Ibnu ‘Umar. Ia tidak berdusta, akan tetapi mungkin ia sedang lupa atau salah meriwayatkan hadits. Ketika Nabi saww sedang melewati kuburan seorang perempuan Yahudi, beliau melihat keluarganya sedang menangisinya. Beliau bersada: ‘Mereka menangisi mayat yang dikubur, padahal yang di dalam kuburan sedang menderita adzab.’”</span></div><div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Hakim meriwayatkan, “Suatu hari Rasulullah saww mendatangi orang yang telah meninggal dan ‘Umar bin Khathab menyertainya. Saat itu terdengar suara tangisan wanita-wanita yang sedang menangis. ‘Umar menghardik mereka karena tangisannya itu. Rasulullah saww bersabda, “Hai ‘Umar, jangan ganggu mereka, karena menangis itu fitrah mata, sedih itu fitrahnya jiwa, sementara kematian itu sangatlah dekat!””</span></div></div><div id="ftn4"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 115%;">[4]</span></span></span></span></span></a><span> Syekh Muhammad bin Baz mengatakan, “‘Umar menebang pohon yang dijadikan tempat berteduh Nabi Saw saat perjanjian Hudaibiyah. Hal itu dia lakukan ketika menerima informasi bahwa sebagian orang pergi ke sana dan shalat di dekatnya. Alasannya adalah untuk menghindari fitnah dan menutup celah agar tidak terperosok ke dalam keharaman.” Sedang menurut penganut bolehnya tabarruk memahami bahwa Umar tidaklah melarang tabarruk tetapi beliau menebang pohon tersebut karena pohon tempat terjadinya bai’at ridwan tidak diketahui pasti tempat beradanya. </span></span></div></div><div id="ftn5"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 115%;">[5]</span></span></span></span></a> <em>Asy Syaukani</em> dalam Nailul Awthâr, 2/19, berkata, <em>“Dan telah shahih bagi kami bahwa hayya ‘alâ khairil ‘amal adalah bagian dari adzan di zaman Rasulullah saw. ia dikumandangkan (oleh sang muadzdzin), dan tidak ada perubahan kecuali di zaman Umar. </em>Demikianlah<em> dikatakan oleh </em>al<em> Hasan ibn Yahya. Hal itu diriwayatkan darinya dalam kitab Jâmi’ ‘âli Muhammad. Dan juga berdasarkan hadis yang diriwayatkan al Baihaqi dalam Sunan Kubra-nya dengan sanad yang shahih dari Abdullah ibn Umar bahwa ia membaca hayya ‘alâ khairil ‘amal dalam pasal adzan.</em>”</span></div><div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><em>Al<b> </b>Qusyji<b> </b>dalam Syarh Tajrid </em>menegaskan bahwa <em>pengguguran itu adalah benar-benar telah dilakukan oleh Umar ketika ia menjabat sebagai Khalifah.</em> Umar berpidato <em>“Tiga hal yang ada di zaman Rasulullah saw. aku melarang dan mengaharamkannya sekarang serta akan menjatuhkan sangsi atas yang melakukannya; nikah mut’ah, haji tamattu’ dan hayya ‘alâ khairil ‘amal.</em>”</span></div></div><div id="ftn6"> <div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftnref6" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 115%;">[6]</span></span></span></span></a> Ibnu Katsir dalam kitab <em>al Bidâyah wa an Nihâyah, 5/159 </em>meriwayatkan: <em>“Dikatakan kepada Abdullah ibn Umar bahwa ayahmu melarang haji tamattu’, maka ia berkata, </em><strong style="font-weight: normal;"><i>“Aku takut kalian dihujani batu dari langit! Haji tamattu’ itu telah dijalankan Rasulullah! Apakah Sunnah (ajaran) Rasulullah lebih berhak diikuti atau sunnah Umar ibn al Khaththab?!”</i></strong></span></div></div><div id="ftn7"> <h2 style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftnref7" name="_ftn7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-weight: normal;"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 115%;">[7]</span></span></span></span></span></a><span style="font-weight: normal;"> <span dir="RTL" lang="AR-SA">عبد الرزاق عن الثوري عن منصور عن مجاهد قال جاء رجل إلى بن عمر قال أصلي خلف الإمام في رمضان قال أتقرأ القرآن قال نعم قال افتنصت كأنك حمار صل في بيتك</span></span></span></h2><div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>‘Abdurrazaq dari Ats </span><em>Tsawriy</em><span> dari Manshur dari Mujahid yang berkata seorang laki-laki datang kepada Ibnu Umar dan berkata “bolehkah aku shalat di belakang imam pada bulan ramadhan?”. Ibnu Umar berkata “engkau </span><em>bisa</em><span> membaca Al Qur’an?” ia berkata “ya”. Ibnu Umar berkata “maka mengapa kamu diam berdiri seperti keledai, shalatlah di rumahmu” [Mushannaf ‘Abdurrazaaq 4/264 no 7742]</span></span></div><h2 style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ ، قَالَ</span><span dir="LTR"></span><span style="font-weight: normal;"><span dir="LTR"></span> : <span dir="RTL" lang="AR-SA">حدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ ، عَنْ نَافِعٍ ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ ، أَنَّهُ كَانَ لاَ يَقُومُ مَعَ النَّاسِ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ ، قَالَ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> : <span dir="RTL" lang="AR-SA">وَكَانَ سَالِمٌ وَالْقَاسِمُ لاَ يَقُومُانَ مَعَ النَّاسِ</span></span></span></h2><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><em>Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Ubaidillah bin ‘Umar dari Nafi’ dari Ibnu Umar bahwasanya ia tidak shalat bersama orang-orang di bulan ramadhan. [Nafi’] berkata “Salim dan Qasim keduanya juga tidak shalat bersama orang-orang” </em><strong>[Al Mushannaf Ibnu Abi Syaibah 2/396 no 7796]</strong></span></div><h2 style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ الأَحْمَرِ ، عَنِ الأَعْمَشِ ، قَالَ : كَانَ إبْرَاهِيمُ وَعَلْقَمَةُ لاَ يَقُومُانَ مَعَ النَّاسِ فِي رَمَضَانَ</span><span style="font-weight: normal;"></span></span></h2><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><em>Telah menceritakan kepada kami Abu Khalid Al Ahmar dari Al A’masyiy yang berkata “Ibrahim dan ‘Alqamah tidak shalat bersama orang-orang di bulan ramadhan” </em><strong>[Al Mushannaf Ibnu Abi Syaibah 2/397 no 7800]</strong></span></div></div><div id="ftn8"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftnref8" name="_ftn8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 115%;">[8]</span></span></span></span></a> Pendapat ini diamini oleh ulama-ulama awal Madinah, termasuk dalam beberapa riwayat anal sex diperbolehkan oleh Imam Malik. Bahkan Bukhari dalam Shahihnya “terpaksa” menghilangkan redaksi riwayat Ibnu Umar yang menunjukkan kebolehan anal sex. </span></div></div><div id="ftn9"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftnref9" name="_ftn9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 115%;">[9]</span></span></span></span></a> Naafi’ berkata, “Kalau kamu melihat bagaimana Ibnu Umar (anak Umar) menelusuri bekas-bakas Nabi saww.(bertabarruk), maka kamu akan berkata bahwa dia sudah gila.”</span></div><div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Ia juga berkata, “Ibnu Umar suka menelusuri bekas-bekas Rasulullah saww. Dimana saja Nabi saww pernah melakukan shalat, iapun shalat di tempat itu. Ia juga menjaga, memelihara dan menyirami dengan air, pohon yang pernah disandari Nabi saww supaya tidak mati dan kering.”</span></div></div><div id="ftn10"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftnref10" name="_ftn10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 115%;">[10]</span></span></span></span></a> ‘Abdullah ibn ‘Umar menganggap bahwa shalat Dhuha sebagai bid’ah, karena Rasulullah tidak pernah melakukannya. Tentang shalat Dhuha ini beliau berkata:</span></div><div class="MsoFootnoteText" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: small;">إِنَّهَا مُحْدَثَةٌ وَإِنَّهَا لَمِنْ أَحْسَنِ مَا أَحْدَثُوْا (رواه سعيد بن منصور بإسناد صحيح<span dir="LTR"></span><span dir="LTR"><span dir="LTR"></span>(</span></span></div><div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Sesungguhnya shalat Dhuha itu perkara baru, dan hal itu merupakan salah satu perkara terbaik dari apa yang mereka rintis”. (HR. Sa’id ibn Manshur dengan sanad yang Shahih)</span></div><div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Dalam riwayat lain, tentang shalat Dhuha ini sahabat ‘Abdullah ibn ‘Umar mengatakan:</span></div><div class="MsoFootnoteText" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: small;">بِدْعَةٌ وَنِعْمَتْ البِدْعَةُ (رواه ابن أبي شيبة<span dir="LTR"></span><span dir="LTR"><span dir="LTR"></span>(</span></span></div><div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Shalat Dhuha adalah bid’ah, dan ia adalah sebaik-baiknya bid’ah”. (HR. Ibn Abi Syaibah)</span></div><div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Riwayat-riwayat ini dituturkan oleh al-Hafizh Ibn Hajar dalam Fath al-Bari dengan sanad yang shahih.</span></div></div><div id="ftn11"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftnref11" name="_ftn11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 115%;">[11]</span></span></span></span></a> <em>Sunan Al-Baihaqî</em> (jil. 1, hal. 424), salah satunya:</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span dir="RTL" lang="AR-SA">حاتم بن إسماعيل عن جعفر بن محمد عن أبيه أن علي بن الحسين كان يقول في أذانه إذا قال حي على الفلاح قال حي على خير العمل ويقول هو الأذان الأول</span><span></span></span></div><div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Hatim bin Ismail dari Jafar bin Muhammad dari ayahnya, sesungguhnya Ali bin Husain dalam azannya setelah mengucap <em>hayya ‘ala al-falâh </em>dilanjutkan dengan<em> hayya ‘alâ khair al-’amal.</em> Ia berkata, “Demikianlah <em>al-adzân al-awwal</em>.”</span></div><div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">“Azan pada awalnya” yang dimaksud adalah azan pada zaman rasul. Selain dari cucu nabi, Ali bin Husain, hadis juga diriwayatkan berasal dari Ibnu Umar dan Sahal bin Hunaif. </span></div></div><div id="ftn12"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftnref12" name="_ftn12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 115%;">[12]</span></span></span></span></a> <span class="fullpost">عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها أَنَّ سَالِمًا مَوْلَى أَبِي حُذَيْفَةَ كَانَ مَعَ أَبِي حُذَيْفَةَ وَأَهْلِهِ فِي بَيْتِهِمْ فَأَتَتْ تَعْنِي ابْنَةَ سُهَيْلٍ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ<span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> : </span><span class="fullpost">إِنَّ سَالِمًا قَدْ بَلَغَ مَا يَبْلُغُ الرِّجَالُ ، وَعَقَلَ مَا عَقَلُوا ، وَإِنَّهُ يَدْخُلُ عَلَيْنَا ، وَإِنِّي أَظُنُّ أَنَّ فِي نَفْسِ أَبِي حُذَيْفَةَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا . فَقَالَ لَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَرْضِعِيهِ تَحْرُمِي عَلَيْهِ ، وَيَذْهَبْ الَّذِي فِي نَفْسِ أَبِي حُذَيْفَةَ ، فَرَجَعَتْ فَقَالَتْ إِنِّي قَدْ أَرْضَعْتُهُ فَذَهَبَ الَّذِي فِي نَفْسِ أَبِي حُذَيْفَةَ<span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> .</span><br />
<span class="fullpost">Dari Aisyah radhiallahu anhu bahwa Salim bekas budak Abu Hudzaifah sedang bersama Abu Hudzaifah dan keluarganya dirumah mereka lalu datanglah putri Suhail kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata: Sesungguhnya Salim telah baligh sebagaimana mestinya kaum laki, dan memahami seperti mereka paham, dan dia memasuki kami, dan saya mengira bahwa ada perasaan yang mengganggu pada Abu Hudzaifah , maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadanya: susuilah dia sehingga menjadi mahramnya, dan menghilangkan perasaan yang mengganggu pada Abu Hudzaifah, lalu dia kembali dan berkata: Saya telah menyusuinya dan telah hilang perasaan yang mengganggu pada Abu Hudzifah.</span></span> </div></div><div id="ftn13"> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftnref13" name="_ftn13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 115%;">[13]</span></span></span></span></span></a><span> Aisyah berkata : “<i>Rasul tidak pernah melakukan sholat Dhuha, tetapi saya melakukannya.</i>”<b> </b>Shohih Bukhori, jilid 1, bab “<i>Sholat Tahajjud</i>”, riwayat 1076.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Murawwiq meriwayatkan bahwa ia bertanya kepada Ibn Umar tentang sholat Dhuha. Ibn Umar menerangkan bahwa sholat tersebut tidak pernah dilakukan oleh Rasul (saww), maupun Abubakar dan Umar.<b> </b>Ibid, riwayat 1121.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Aisyah berkata : “<i>Aku tidak pernah melihat Rasulullah melakukan sholat Dhuha, tetapi aku melakukannya.</i>”<b> </b>Ibid, riwayat 1123.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Mujahid meriwayatkan bahwa ia bersama Urwah bin Zubair bertanya kepada Ibn Umar tentang orang-orang di Masjid yang saat itu melakukan sholat Dhuha. Ibn Umar menjawab bahwa hal itu adalah bid’ah.<b> </b>Ibid, bab “<i>Umrah</i>”, riwayat 1685.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Berikut adalah beberapa riwayat dari Ahlul Bait as, tentang kebid’ahan sholat Dhuha :</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Zurarah meriwayatkan dari Imam al-Baqir as, yang berkata : “<i>Rasulullah saww sama sekali tidak pernah melakukan sholat Dhuha.</i>”<b> </b>Al-Hurr al-Amili, “<i>Wasail al-Syi’ah</i>”, jilid 4, hal. 100, riwayat 4621.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Abdul Wahid bin Mukhtar al-Anshari meriwayatkan dari Imam al-Baqir as, yang mengatakan : “<i>Rasulullah tidak pernah melakukan sholat Dhuha. Yang pertama melakukannya adalah kaummu, yang mana mereka adalah orang-orang yang lalai. Mereka mengerjakan sholat Dhuha, padahal Rasul saww tidak melakukannya.</i>” Kemudian beliau as melanjutkan : “<i>Suatu hari Ali as berjalan bersama seorang laki-laki. Laki-laki itu kemudian melakukan sholat Dhuha, sehingga Ali as bertanya : “Sholat apa yang kau lakukan ?” Ia menjawab : “Aku melakukan sholat Dhuha, wahai Amirul Mukminin.” Ali as lalu berkata : “Sekarang aku melarang seorang hamba, ketika ia melakukan sholat”.</i>”<b> </b>Ibid, hal. 101, riwayat 4623.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Fudhail meriwayatkan dari Imam Ja’far al-Shadiq as, yang berkata : “<i>Rasul saww bersabda bahwa sholat Dhuha adalah bid’ah.</i>”<b> </b>Ibid, riwayat 4625.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Zurarah, Muhammad bin Muslim, dan Fudhail meriwayatkan dari Imam Ja’far al-Shadiq as, yang berkata : “<i>Sholat Dhuha adalah bid’ah…. Jangan kalian melakukan sholat Dhuha, karena hal itu adalah kemaksiatan. Sungguh setiap bid’ah adalah kesesatan, dan setiap kesesatan berada di jalan neraka.</i>”<b> </b>Ibid, jilid 8, hal. 45, riwayat 10.062.</span></span></div></div><div id="ftn14"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftnref14" name="_ftn14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 115%;">[14]</span></span></span></span></a> Riwayat dari Imam Ja’far As Shadiq: ketika Amirul Mukminin –Ali- tiba di kota Kufah, beliau memerintahkan Hasan bin Ali untuk mengumumkan: Tidak ada shalat jamaah di masjid pada bulan ramadhan, lalu Hasan pun mengumumkan di tengah masyarakat, mendengar pengumuman itu masyarakat berteriak: Duhai ajaran Umar, duhai Ajaran Umar, Hasan pun kembali menghadap Ali, Ali bertanya: Suara apa itu? Hasan menjawab: Wahai Amirul Mukminin, orang-orang berteriak: Duhai ajaran Umar, duhai ajaran Umar, lalu Amirul Mukminin mengatakan: Shalatlah.</span></div></div><div id="ftn15"> <div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftnref15" name="_ftn15" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 115%;">[15]</span></span></span></span></a> Diriwayatkan oleh Tirmidzi dalam <em>Sunan Tirmidzi</em> 5/639 no 3726</span></div><h2 style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">حدثنا</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">علي</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">بن</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">المنذر</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">الكوفي</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">حدثنا</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">محمد</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">بن</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">فضيل</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">عن</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">الأجلح</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">عن</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">أبي</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">الزبير</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">عن</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">جابر</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">قال</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">دعا</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">رسول</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">الله</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">صلى</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">الله</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">عليه</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">و</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">سلم</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">عليا</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">يوم</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">الطائف</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">فأنتجاه</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">فقال</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">الناس</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">لقد</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">طال</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">نجواه</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">مع</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">ابن</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">عمه</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">فقال</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">رسول</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">الله</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">صلى</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">الله</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">عليه</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">و</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">سلم</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">وما</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">انتجيته</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">ولكن</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">الله</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">أنتجاه</span><span style="font-weight: normal;"></span></span></h2><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><em>Telah menceritakan kepada kami Ali bin Mundzir Al Kufi yang berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fudhail dari Al Ajlah dari Abi Zubair dari Jabir yang berkata “Rasulullah SAW memanggil Ali pada hari Thaif , kemudian berbicara berdua saja. Maka orang-orang berkata “Lama sekali pembicaraan Beliau dengan anak pamannya”. Maka Rasulullah SAW berkata <u>“Bukan Aku yang berbicara berdua dengannya akan tetapi Allah-lah yang berbicara berdua dengannya”.</u></em></span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Tirmidzi berkata tentang hadis ini <em>“hadis hasan gharib tidak diketahui kecuali dari hadis Al Ajlah dan telah diriwayatkan oleh selain Ibnu Fudhail dari Al Ajlah”.</em></span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Al Mubarakfuri dalam <em>Tuhfatul Ahwadzi Syarh Sunan Tirmidzi </em>no 3879 ketika menjelaskan hadis ini, ia mengutip pernyataan At Thibi</span></div><h2 style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">قال</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">الطيبي</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">كان</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">ذلك</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">أسراراً</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">إلهية</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">وأموراً</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">غيبية</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">جعله</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">من</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">خرانتها</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">انتهى</span><span style="font-weight: normal;"></span></span></h2><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><em>At Thibi berkata “Yang disampaikan adalah rahasia-rahasia ilahiah (ketuhanan) dan perkara-perkara ghaib yang Ali dijadikan tempat penyimpanannya”.</em></span></div></div><div id="ftn16"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftnref16" name="_ftn16" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><i><span><span class="MsoFootnoteReference"><b><span style="line-height: 115%;">[16]</span></b></span></span></i></span></a><i> <em>Yunus menceritakan kepada kami, Hammad yakni Ibnu Zaid menceritakan kepada kami dari Az Zubair yakni Ibnu Khirrit dari Abdullah bin Syaqiq, ia berkata “Ibnu Abbas menyampaikan ceramah kepada kami setelah shalat Ashar hingga terbenamnya matahari dan terbitnya bintang-bintang, sehingga orang-orang pun mulai berseru, “Shalat, Shalat”. Maka Ibnu Abbas pun marah, Ia berkata “Apakah kalian mengajariku Sunnah? Aku telah menyaksikan Rasulullah SAW menjamak Zhuhur dengan Ashar dan Maghrib dengan Isya’ “. Abdullah mengatakan “Aku merasa ada ganjalan pada diriku karena hal itu, lalu aku menemui Abu Hurairah, kemudian menanyakan tentang itu, ternyata Ia pun menyepakatinya”. (Musnad Ahmad jilid III no 2269, dinyatakan shahih oleh Syaikh Ahmad Muhammad Syakir)</em></i><em><span style="font-style: normal;"></span></em></span></div><div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><em>Abdurrazaq menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Abu Az Zubair dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas, ia berkata “Nabi SAW menjama’ Zhuhur dengan Ashar di Madinah ketika tidak sedang bepergian dan tidak pula dalam kondisi takut(khawatir)”. Ia(Sa’id) berkata “Wahai Abu Al Abbas mengapa Beliau melakukan itu?”. Ibnu Abbas menjawab “Beliau ingin agar tidak memberatkan seorangpun dari umatnya”. (Musnad Ahmad jilid III no 2557, dinyatakan shahih oleh Syaikh Ahmad Muhammad Syakir)</em></span></div></div><div id="ftn17"> <h2 style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftnref17" name="_ftn17" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-weight: normal;"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 115%;">[17]</span></span></span></span></span></a><span style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">وحدثنا</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">محمد</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">بن</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">بشار</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">قال</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">حدثنا</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">عبد</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">الرحمن</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">قال</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">حدثنا</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">سفيان</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">عن</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">الأعمش</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">عن</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">أبي</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">وائل</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">قال</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">كنت</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">مع</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">مسروق</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">بالسلسلة</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">فمرت</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">عليه</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">سفينة</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">فيها</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">أصنام</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">ذهب</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">وفضة</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">بعث</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">بها</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">معاوية</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">إلى</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">الهند</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">تباع</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">فقال</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">مسروق</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">لو</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">أعلم</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">أنهم</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">يقتلوني</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">لغرقتها</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">ولكني</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">أخشى</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">الفتنة</span><span style="font-weight: normal;"></span></span></h2><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><em>Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyaar yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Abdurrahman yang berkata telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Al A’masy dari Abi Wa’il yang berkata “aku bersama Masruq kemudian melintas kapal yang membawa berhala-berhala dari emas dan perak, Muawiyah mengirimnya ke India untuk dijual. Masruq berkata “seandainya aku tahu bahwa mereka akan membunuhku maka aku akan menenggelamkannya [kapal itu] tetapi aku khawatir munculnya fitnah” </em><strong>[Tahdzib<i> </i>Al Atsar Ibnu Jarir Ath Thabari no 1642]</strong></span></div></div><div id="ftn18"> <h2 style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftnref18" name="_ftn18" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-weight: normal;"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 115%;">[18]</span></span></span></span></span></a><span style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">وحدثني</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">حرملة</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">بن</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">يحيى</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">أخبرنا</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">ابن</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">وهب</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">أخبرني</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">يونس</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">قال</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">ابن</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">شهاب</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">أخبرني</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">عروة</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">بن</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">الزبير</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">أن</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">عبدالله</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">ابن</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">الزبير</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">قام</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">بمكة</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">فقال</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">إن</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">ناسا</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">أعمى</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">الله</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">قلوبهم</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">كما</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">أعمى</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">أبصارهم</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">يفتون</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">بالمتعة</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">يعرض</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">برجل</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">فناداه</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">فقال</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">إنك</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">لجلف</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">جاف</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">فلعمري</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">لقد</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">كانت</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">المتعة</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">تفعل</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">على</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">عهد</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">إمام</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">المتقين</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> ( </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">يريد</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">رسول</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">الله</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">صلى</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">الله</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">عليه</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">و</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">سلم</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> ) </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">فقال</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">له</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">ابن</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">الزبير</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">فجرب</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">بنفسك</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">فوالله</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">لئن</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">فعلتها</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">لأرجمنك</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-weight: normal;">بأحجارك</span><span style="font-weight: normal;"></span></span></h2><div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><em>Telah menceritakan kepadaku Harmalah bin Yahya yang berkata telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb yang berkata telah </em><i>mengabarkan<em> kepadaku Yunus yang berkata Ibnu Syihab telah mengabarkan kepadaku Urwah bin Zubair bahwa Abdullah bin Zubair berdiri [menjadi khatib] di Makkah dan berkata sesungguhnya ada orang yang dibutakan Allah mata hatinya sebagaimana Allah telah membutakan matanya [yaitu Ibnu Abbas] yaitu berfatwa bolehnya nikah mut’ah. Ia menyindir seseorang maka orang tersebut memanggilnya dan berkata “sungguh kamu adalah orang yang kaku dan keras demi umurku mut’ah telah dilakukan di zaman Imam orang-orang yang bertakwa [yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam]”. Maka Ibnu Zubair berkata “lakukanlah sendiri, demi Allah jika kamu melakukannya maka aku akan merajammu dengan batu” </em></i><strong>[Shahih Muslim 2/1023 no 1406]</strong></span></div></div><div id="ftn19" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=2761755726089306765#_ftnref19" name="_ftn19" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 115%;">[19]</span></span></span></span></a> Hadits ini diriwayatkan Hakim dalam al-Mustadrak-nya dan Dzahabi menshahihkannya. Sabki berkata, “Kalau hadits ini shahih adanya, maka mengusap dinding kuburan tidak makruh lagi. Allamah Amini berkata, “Hadits ini menjelaskan suatu masaah kepada kita. Yaitu bahwasannya pelarangan tawassul di kuburan orang-orang suci adalah bid’ah yang diadakan oleh kerajaan Bani Umayyah.</span></div></div></div></div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/01269522601662820351noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2761755726089306765.post-25415468776133618982011-08-04T07:14:00.000+07:002011-08-04T07:14:08.209+07:00INTELIGEN IRAK KONFIRMASI WAHABI BERASAL DARI YAHUDI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><b>Keterangan gambar:</b> <i>Raja Faisal dan Lawrence of Arabia. Dengan dukungan Lawrence yang adalah agen zionis Inggris sekaligus seorang homoseks, Raja Saudi berhasil duduk di kursi kekuasaan setelah memberontak (bughot) terhadap kekhilafahan Turki.</i><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEYk-oGQIOkfKT1smjD6lHG09e4kf_mPcnqRJvgZOVUgooQwwDUVNq54ZPWQ3s1cyrjsj5L96WUUkcmzDmqn49RNk7y1WJJoc9Vy0GBkJ-0WIXW4ZLVHw7fmO9lV5lV012-nyTXw8Lb-ZC/s1600/saud+dan+lawrence.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="267" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEYk-oGQIOkfKT1smjD6lHG09e4kf_mPcnqRJvgZOVUgooQwwDUVNq54ZPWQ3s1cyrjsj5L96WUUkcmzDmqn49RNk7y1WJJoc9Vy0GBkJ-0WIXW4ZLVHw7fmO9lV5lV012-nyTXw8Lb-ZC/s400/saud+dan+lawrence.jpg" width="200" /></a></div><br />
Meski berita-berita tentang asal-asal usul gerakan Wahabi-Salafiyun dari kaum yahudi sudah sering dibahas, artikel di bawah ini memiliki kredibilitas lebih karena berasal dari penelitian inteligen Irak sebelum diserbu oleh Amerika tahun 2003 lalu. Menurut penelitian ini gerakan ini bukan sekedar didukung oleh kaum zionis yahudi, dua tokoh utama gerakan ini: Raja Saud (pendiri dinasti Saudi) dan Abdul Wahhab (pendiri gerakan Wahabi yang kini bermetamorfosis menjadi Salafiyun demi membersihkan sejarah masa lalunya yang kelam)adalah orang-orang yahudi Donmeh, kaum yahudi Turki yang berpura-pura masuk Islam namun diam-diam tetap mempertahankan keyakinan lamanya.<br />
<br />
Berikut adalah artikel aslinya yang dimuat di blog thetruthseeker.co.uk tgl 3 Agustus 2011:<br />
<br />
<br />
2002 Iraqi Intel Reported Wahhabis Are of Jewish Origin<br />
<br />
By wmw_admin on August 3, 2011<br />
David Livingstone – A Three Thousand Year History August 2, 2011<br />
<br />
The U.S. Department of Defense has released translations of a number of Iraqi intelligence documents dating from Saddam’s rule. One, a General Military Intelligence Directorate report from September 2002, entitled “The Emergence of Wahhabism and its Historical Roots”, shows the Iraqi government was aware of the nefarious purposes of the Wahhabis of Saudi Arabia, often known as Salafis, in serving Western interests to undermine Islam.<br />
<br />
The report relies heavily on the Memoirs of Mr. Hempher, which describe in detail how a British spy to the Middle East, in the middle of the eighteenth century, made contact with Adbul Wahhab, to create a subversive version of Islam, the notorious sect of Wahhabism, which became the founding cult of the Saudi regime. The movement was temporarily suppressed by the Ottomam armies in the middle of the nineteenth century. But with the assistance of the British, the Wahhabis and their Saudi sponsors returned to power and founded their own state in 1932. Since then, the Saudis have collaborated closely with the Americans, to whom they owe their tremendous oil wealth, in funding various Islamic fundamentalist organizations and other American covert operations, particularly the “jihad” in Afghanistan. But the Saudis simulatenously use the immense wealth at their dispossal to disseminate this disruptive brand of Islam to various parts of the world, categorized by some of the largest propaganda campaign in history.<br />
<br />
Many who defend Wahhabism as a legitimate reform movement of Islam have tried to dismiss the Memoirs as a spurious fabrication. These include Bernard Haykel, Professor in Near Eastern Studies at Princeton University, who, without providing any evidence, presumes the Memoirs to have been created by Ayyub Sabri Pasha.<br />
<br />
However, while the Memoirs only emerged in the 1970s, Pasha wrote his version of the story already in 1888. Ayyub Sabri Pasha was a well-known Ottoman writer and Turkish naval admiral, who served the Ottoman army in the Arabian Pensinsula, writing several works about the region and it’s history. Including The Beginning and Spreading of Wahhabism, where he recounts Abdul Wahhab’s association and plotting with Hempher.<br />
<br />
In addition to that revealed in the Hempher Memoirs, the Iraqi intelligence report also makes known some surprising claims, derived from works circulated in Arabic which have not been translated into English. As the report recounts, both Abdul Wahhab, and his sponsor, ibn Saud, who founded the Saudi dynasty, were of Jewish origin.<br />
<br />
For example, D. Mustafa Turan wrote, in The Donmeh Jews, that Muhammad ibn Abdul Wahhab was a descendant of a family of Donmeh Jews from Turkey. The Donmeh were descendants of followers of the infamous false-messiah of Judaism, Shabbetai Zevi, who shocked the Jewish world in 1666 by converting to Islam. Viewing it as a sacred mystery, Zevi’s followers imitated his conversion to Islam, though secretly keeping to their Kabbalistic doctrines. In Europe, the Shabbeteans were eventually led a century later by Jacob Frank, claiming to be a reincarnation of Zevi. And, according to Rabbi Antelman in To Eliminate the Opiate, to them belonged the Rothschilds who had a hand in the founding of the Bavarian Illuminati. The Donmeh community of Turkey were concentrated in the city of Salonika, which became a hotbed of Masonic activity, and from which the Young Turk movement evolved, which aided in the collapse of the Muslim empire of the Ottoman Turks. There is evidence that Ataturk himself, the founder of the modern Turkish state, was of Donmeh origin as well.<br />
<br />
Turan maintains that Abdul Wahhab’s grandfather, Sulayman was actually Shulman, having belonged to the Jewish community of Bursa in Turkey. From there he settled in Damascus, where he feigned Islam, but was apparently expelled for practicing sorcery. He then fled to Egypt and he again faced condemnation, so made his way he to the Hijaz, where he got married and fathered Abdul Wahhab. According to the report, the same is claimed in The Donmeh Jews and the Origin of the Saudi Wahabis, Rifat Salim Kabar.<br />
<br />
The notion of the Saudi family being of Jewish heritage has been published by Mohammad Sakher, who, it is claimed, was ordered killed by the regime for his revelations. The report relates a similar account, but from different sources. According The Wahabi Movement/The Truth and Roots, by Abdul Wahhab Ibrahim Al-Shammari, for example, ibn Saud is actually descended from Mordechai bin Ibrahim bin Mushi, a Jewish merchant from Basra. Apparently, when he was approached by members from the Arabian tribe of Aniza, then claimed to be one of them, and traveled with them to Najd and his name became Markhan bin Ibrahim bin Musa.<br />
<br />
Additionally, Abdul Wahhab was descended from Wahib Al-Tamimi, so, as reported by al Said Nasir, in The History of the Saud Family, the Saudi ambassador in Cairo, Abdullah bin Ibrahim al Mufaddal, paid Muhammad Al-Tamimi thirty five thousand Jinee in the year 1943, to forge a family tree of the Saudi family and that of Abdul Wahhab, and merge them into one, claiming their origin from the Prophet Mohammed.<br />
<br />
While it would be difficult to independantly authenticate these claims, they are interesting in light of the role that the state of Saudi Arabia has and continues to play with regards to supporting and advancing Western power in the Middle East and elsewhere. Especially astounding is the very dubious and virulent form of Islam, that Wahhabism and Salafism represent, which is currently wrecking havoc on Islamic traditions, and dividing the Muslim community in petty squabbles over trivial details, allowing the War on Islam to proceed effectively unchecked<br />
<br />
Diposkan oleh <a href="http://cahyono-adi.blogspot.com/2011/08/inteligen-irak-konfirmasi-wahabi.html">cahyono adi</a></div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/01269522601662820351noreply@blogger.com21tag:blogger.com,1999:blog-2761755726089306765.post-17187089517406636732011-05-06T20:04:00.000+07:002011-05-06T20:04:25.440+07:00Kilas Balik Seminar Mencerca Syiah<b>23 Januari 1988</b><br />
<b>Seminar Mencerca Syiah</b><br />
<br />
ADA yang "gerah" di Hotel Indonesia 14 Januari lalu. Bukan hanya lantaran di Madura Room yang sejuk ber-AC itu dipenuhi 200 peserta seminar "Aqidah Islamiyah" yang dijaga ketat oleh aparat keamanan. Seminar sehari yang diselenggarakan oleh Alumni Timur Tengah Cabang Jakarta itu sarat dengan pernyataan yang mengutuk kaum Syii. Padahal, katanya, untuk membantu meredakan perang Iran-Irak. <br />
<br />
Ada tiga pembawa makalah yang tampil. Prof. Dr. H.M. Rasjidi, Ketua Rabithah Alam Islami di Jakarta (tanpa judul), Prof. K.H. Ibrahim Hosen L.M.L., Rektor Institut Ilmu al-Quran dan Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Pusat (<i>Syiah Sebagai Gerakan yang Membahayakan Eksistensi Islam</i>), dan Dr. Fuad Muhammad Fachruddin, pendiri Akademi Da'wah dan Bahasa Arab (<i>Hakikat Syiah Dalam Segala Pandangan Hidupnya</i>). Tlga alumni Timur Tengah, Dhofir Hamam, Irfan Zidny, dan A. Masyhuri, tampil sebagai pembanding. Di antara hadirin, hanya Alwi Shihab dan Nurcholish Madjid yang muncul sebagai pembahas. Mereka hanya dijatah waktu masing-masing lima menit. Yang jelas, seminar yang lazimnya ilmiah itu berubah bagai ajang "mengganyang" Iran dan Syiah. Ketiga pembicara utama itu sependapat bahwa akidah Syiah merupakan penyebab utama perang Iran-Irak yang tak kunjung selesai itu. <br />
<br />
Rasjidi, 72 tahun, antara lain menegaskan, perbedaan yang sangat besar antara kaum Syii dan Suni ialah teori imamah. "Teori yang hanya mengenal perintah imam yang tidak dapat keliru, yang ma'shum, sedang teori politik Islam adalah syura, yakni musyawarah," ucap Rasjidi. "Yang saya tulis dalam makalah itu pandangan saya pribadi, tanggung-jawab saya 100%," kata Rasjidi di luar seminar. "Syiah itu berbahaya bagi kita bangsa Indonesia. Konstitusi mereka menyebut akan mengekspor revolusi ke negara lain. Dan imam mereka adalah kepala negara bagi seluruh umat Islam. Jadi, berarti kita harus tunduk kepada Khomeini," tambahnya. Bagi Rasjidi, ini soal besar. Sedang yang lain-lain, yang menyangkut akidah, justru dianggap "soal kecil" oleh Rasjidi. <br />
<br />
Pendapat Ibrahim Hosen, 71 tahun, setali iga uang. Dalam salah satu kesimpulan makalahnya ia menegaskan, Syiah, sebagai gerakan yang bertopeng agama (Islam), membahayakan eksistensi Islam. Bahkan ia lebih tandas lagi mengatakan, "Dalam hal ini mereka akan sama dengan komunis yang menghadapkan lawan-lawannya pada satu-satunya pilihan, harus mati atau mengikuti pendapat mereka." Di luar seminar, Ibrahim menyatakan bahwa nada makalahnya itu tidak keras. "Saya menyampaikan seperti apa adanya. Syiah itu memang berbahaya," katanya. <br />
<br />
Semakin siang suasana seminar semakin panas. Bukan hanya kaum Syii saja yang diserang. Bahkan Sayyidina Ali 'alaihi alshalah wa al-salam, juga dicerca. Dalam makalahnya, Fuad Fachruddin, 70 tahun menilai bahwa dalam Perang Onta (36 Hijri, 656 M), Ali bersekongkol mengejar ambisi pribadi. "Di sini dapat kita katakan sementara, tindakan Ali tidak Islami. Apalagi beliau menerima satu kelompok yang pertama sekali memisahkan diri dari kesatuan umat Islam," tulis Fuad dalam makalahnya. <br />
<br />
Di antara ketiga pembanding, hanya seorang yang mendukung pendapat ketiga pembicara utama itu. Yaitu A. Masyhuri. Sedang dua pembanding lainnya, Dhofir Hamam dan Irfan Zidny, menyatakan tidak setuju jika seminar "menghukum" Syiah secara sepihak. "Untuk meninjau kelemahan Syiah, kita patut merujuk pendapat mereka," kata Irfan Aidny, M.A., yang pernah tinggal di Iran dan Irak selama 17 tahun. Kesan sepihak itu memang tampak. Misalnya, setiap peserta mendapat satu paket buku yang mencerca Syiah dan Khomeini. <i>Khomeinisme: Aqidah dan Sikap yang Aneh</i>, karya Said Hawwa, <i>Beberapa Kekeliruan Akidah Syiah</i>, oleh Muhammad Abdul Sattar al-Tunsawi, <i>Mengenal Pokok-Pokok Ajaran Syiah Imamiyah</i>, karangan Muhibuddin al-Khatib, <i>Syiah dan Sunnah</i>, tulisan Ihsan Ilahi Zhahir. <br />
<br />
Terhadap pendapat Fuad Fachruddin, yang menilai Sayyidina Ali sebagai tidak Islami, tak seorang pun bereaksi. Kecuali Alwi Syihab, yang tampil minta waktu. "Jika Ali dianggap tidak Islami, lalu kita ini siapa?" kata sarjana lulusan Universitas al-Azhar, yang sedang menyelesaikan tesis doktor di Universitas Ayn Syam, Kairo. "Penilaian itu keterlaluan. Kalau mengecam Syiah, janganlah mengecam Sayyldina Ali, yang oleh kita sebagai ahl alsunnah wa al-jamaah diakui sebagai khalifah. Beliau juga guru dari semua aliran tarekat. Kalau Ali dianggap tidak Islami, maka gugurlah semua tarekat," katanya tandas. Alwi ganti menuduh Fuad sebagai seorang Khawarij - kaum yang dalam sejarah menyalahkan Ali, menantu Nabi, maupun Aisyah, istri Nabi. <br />
<br />
Terhadap pendapat Ibrahim Hosen, yang menyatakan bahwa Quran di tangan kaum Syii berbeda dengan Quran yang dipegang kaum Suni, Nurcholish Madjid maju ke mimbar. Ia memperlihatkan Quran resmi yang diterbitkan oleh pemerintahan Khomeini saat ini. Sambil memperlihatkannya kepada semua hadirin, ia menyatakan, Quran yang terbit di Iran saat ini tak beda dengan Quran yang dikenal oleh umat Islam di Indonesia. Quran yang diperlihatkan Nurcholish ditulis oleh Usman Thaha, penulis kaligrafi Damaskus, terbitan Syafaq, Qum (Iran), juga berdasarkan mushaf Khalifah Usman. Hanya bedanya: pada kulit (dalam) tertera lambang Republik Islam Iran (lihat boks). "Saya prihatin. Tujuan seminar sebenarnya mulia, yaitu peran kita dalam usaha perdamaian antara Iran dan Irak. Tapi kemudian seminar dibawa ke soal keagamaan, sementara ketiga makalah utamanya mengutuk kaum Syii. Jadi, bukan perdamaian, tapi justru perpecahan yang timbul," kata Nurcholish, di luar seminar. "Jika perdamaian yang diinginkan, mestinya bukan mengutuk salah satu aliran yang jadi panutan bangsa Iran atau Irak. Tapi mencari titik temunya," tambahnya. Mengenai anggapan bahwa akidah Syiah merupakan penyebab utama berlarut-larutnya perang Iran-Irak, Nurcholish tidak sependapat. "Perbedaan akidah antara Syiah dan Sunah itu sudah ada amat jauh sekali, sebelum perang Iran-Irak pecah,' katanya. Kalaupun yang dikutuk oleh seminar ialah Syiah yang resmi jadi panutan bangsa Iran saat ini, Nurcholish mengingatkan: paham Syiah itu tak cuma satu. Ada yang ekstrem, ada pula yang moderat. Kelompok yang ekstrem, dan kini tak diakui di Iran, di antaranya ada yang telah punah. Misalnya Gharabiyah, Kisaniyah, Khitabiyah, Hakimiyah, Nusairiyah, Bathiniyah, Nizariyah, Musta'liyah, Muqanna'ah. Kaum Gharabiyah yakin bahwa Allah "telah salah alamat" menurunkan wahyu kepada Muhammad, mestinya ke Ali. Sedang Kisaniyah meyakini reinkarnasi Allah menjelma dalam diri seorang imam-dan itu dikecam oleh Rasjidi. Mayoritas umat Islam di Iran menganut paham Syiah Imamiyah, ada yang Zaidiyah dan Ismailiyah. Sementara itu, dalam soal imamah, Nurcholish sependapat dengan Rasjidi. "Konsep bahwa imam itu ma'shum (bebas dosa), melahirkan sistem otoriter bertentangan dengan demokrasi," ujarnya. Yang memprihatinkan Nurcholish ialah suara-suara keras dalam seminar di Hotel Indonesia yang mengutuk Syiah. "Itu seakan-akan memutus benang merah sejarah dialog Sunah-Syiah yang sudah dirintis sejak dulu. Para alumni Timur Tengah yang mengutuk Syiah tampaknya telah tercerabut dari akarnya. Beberapa ulama Timur Tengah sejak dulu justru bersikap lain dari suara yang terdengar dalam seminar sehari itu," katanya. Misalnya Salim al-Bisri, Rektor Universitas al-Azhar, Kairo, di awal abad ke-20, selama setahun berkorespondensi dengan Abdul Husayn Syarafuddin al-Musawi, tokoh Syii di Irak. Dialog tuntas itu dibukukan dengan judul <i>al-Muraja'at</i>, yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Dalam edisi Indonesia, berjudul <i>Dialog Sunnah dan Syiah</i>. Dalam surat terakhir, Salim antara lain menulis: "Dalam hal pokok dan cabang agama, saya mengakui Anda berlandaskan pada imam-imam keluarga Rasul. Sebelum ini saya meragukan Anda, akibat isu-isu yang tersebar." Lalu Mahmud Syaltut, yang juga pernah jadi rektor Universitas al-Azhar, mendambakan titik-temu. Pada 1960, yang barusan, ia berujar kepada salah seorang tokoh Syii, Abu al-Wafa al-Mu'tamidi Kurdistani, "Terbaginya Islam dalam Syiah dan Sunah hanyalah penamaan belaka. Semua kaum muslimin adalah ahl al-sunnah wa al-jamaah." Bahkan ia pernah berfatwa "Mazhab Ja'fariyah, yang dikenal sebagai paham Syiah Imamiyah Dua Belas, adalah mazhab yang menurut syara' boleh dianut dalam menjalankan ibadat, sama seperti mazhab ahl al-sunnah yang lain." Ada lagi Abdulhalim Mahmud. Dalam kitab <i>al-Tafkir al-Falsafifi al-Islam (Pemikiran Filsafat Islam)</i>, ulama Timur Tengah yang terkemuka itu antara lain menulis: "Perbedaan antara Sunah dan Syiah hanya menyangkut soal politik, bukan agama." Pendapat seperti itu juga dianut oleh Dr. Ahmad Amin. Dalam kitabnya Tarikh al-Quran al-Karim (Sejarah Quran Mulia), ia menulis: "Jika tidak lantaran soal politik, pasti perbedaan antara Syiah dan Sunah telah sirna. Mereka pasti sudah akrab bersaudara, masing-masing saling memahami, seperti penganut Hanafi memahami penganut Maliki atau Syafii. Sikap itu merupakan revisi dari kecamannya dalam kitab <i>Fajr al-Islam (Fajar Islam)</i>, "Syiah itu kelompok untuk merongrong Islam dan keutuhan umat." Revisi itu muncul setelah Ahmad Amin, bersama murid-muridnya, bertandang menemui Muhammad Husayn Alu Kasyif al-Ghitha', ulama Syii di Nejf, di bulan Ramadhan 1349 Hijri. Di situ terjadi dialog dan titik temu. Ahmad Amin mengakui bahwa ia tak banyak membaca buku-buku Syiah. "Kami kekurangan rujukan," katanya. Sebaliknya, para ulama Syiah banyak membaca karya ulama Suni. Di sebuah perpustakaan besar di Nejf (terkenal sebagai "Kota Syiah") tersimpan tak kurang dari 5.000 buku karya ulama Suni. Sementara itu, kitab-kitab Syiah hanya ada beberapa di perpustakaan Kairo--yang juga disebut Kota Ulama Suni. "Aneh, banyak mahasiswa Irak tak tahu soal Syiah, padahal mereka dekat dengan Nejf," tulis Kasyif al-Ghitha' dalam kitabnya <i>Ashl al-Syiah wa Ushuluha (Muasal Syiah dan Ajaran Pokoknya)</i>. Hasan al-Banna, tokoh Ikhwanul Muslimin Mesir, juga menggandrungi titik temu antara Syiah dan Sunah. Ketika ditanya mengenai perbedaan antara Syiah dan Sunah oleh Umar al-Tilmisani, muridnya yang belakangan juga jadi tokoh Ikhwan, Hasan, tak mau menjawab. Setelah didesak, baru ia bicara. "Sunah dan Syiah itu muslim semua. Mereka sama-sama mengucap syahadatain, yang merupakan pokok akidah. Pada titik ini, mereka sama dan bertemu. Mereka hanya beda dalam hal-hal yang sebenarnya dapat didekatkan," kata Hasan al-Banna. <br />
<br />
Menurut Dr. Quraisy Shihab, antara Sunah dan Syiah tak ada masalah lagi. Menurut dosen tafsir Quran pada Fakultas Pasca-Sarjana IAIN Jakarta itu, di Mesir ada sebuah ensiklopedi fiqh Islam yang beredar di zaman Presiden Jamal Abdul Nasser. Yaitu <i>al-Mawsu'ah al-Fiqhiyyah li Jamal 'Abd al-Nashr</i>. Di situ tercantum fiqh dari mazhab-mazhab Maliki, Syafi'i, Hanafi, Hambali, juga fiqh dari mazhab Syiah Imamiyah dan Zaidiyah. "Ini baru yang namanya ensiklopedi fiqh Islam," kata Shihab. Dan tentang Syiah saat ini, tambah Shihab, ialah Syiah Imamiyah, Zaidiyah, dan Ismailiyah. Ia tidak setuju terhadap suara keras yang "menghukum" Syiah. Begitu juga ia tak sependapat dengan suara pihak Syii yang memaki-maki kaum Suni. Misalnya yang dilakukan Muhsin Al-Amini dalam kitabnya al-Ghadir. <br />
<br />
Suara Abdurrahman Wahid, Ia yang hadir sebentar dalam seminar, dalam wawancara dengan TEMPO, Ketua Umum PBNU itu menandaskan, itu bukan seminar, tapi pembantaian Syiah. "Kalau ngomong soal Syiah, sebaiknya belajar dulu pada orang Syii yang betul-betul ahlinya," katanya lagi. "Ada suatu kaidah dalam studi sekte-sekte Islam bahwa pendapat dusta tentang lawan, itu tidak dianggap. Semuanya gugur," katanya. "Kalau orang bicara soal akidah Syiah, itu akidah yang mana?" tanyanya. Sebab, akidah Syiah itu pada 490 Hijri mengalami transformasi. Pada awalnya, akidah Syiah dan Sunah itu hampir sama. Kemudian, Syiah juga beriman kepada imam-imam. Dalam seminar di IAIN Jakarta, Desember lalu, tokoh NU itu antara lain menyatakan, secara kultural ibadat kaum NU dan Perti sama dengan Syiah. Misalnya dalam membaca shalawat atau acara maulid yang menyanjung Nabi dan keluarganya. <br />
<br />
Jalaluddin Rahmat, dosen Unpad dan ITB yang mengaku sebagai orang Suni (tapi banyak tahu soal Syiah) menyatakan, banyak karangan ulama Syiah yang jadi pegangan para santri kita. Misalnya, Nayl al-Awthar (Pencapaian Hasrat) karangan Imam al-Syaukani. Dan mereka tidak merasa "berdosa" sedikit pun. <br />
<br />
Budiman S. Hartoyo, Ahmadie Thaha, Tri Budianto Soekarno (Jakarta), Hedy Susanto (Bandung) <br />
<br />
<a href="http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1988/01/23/AG/mbm.19880123.AG29010.id.html">http://majalah.tempointeraktif.com/</a><br />
<br />
<b>Menuduh al-Quran yang Beda</b><br />
"SYIAH adalah gerakan yang membahayakan eksistensi Islam," ujar Prof. K.H. Ibrahim Hosen. Dua pembicara lain dalam seminar di Hotel Indonesia itu, Prof. Dr. H.M. Rasjidi dan Dr. Fuad Mohamad Fachruddin, setuju pula dengan Hosen - yang kemudian terkenal karena mendukung Porkas itu. Alasannya banyak. Misalnya karena Syiah, menurut mereka, punya Quran yang berbeda dengan kelompok mayoritas Sunni, selain alasan konsep imamah yang khas Syiah itu. Bahkan Rasjidi cenderung berpendapat, meskipun Syiah beranggapan bahwa Quran mereka lebih lengkap, "Sebetulnya orang Syiah tidak punya Quran." Dan Fuad menambahkan," Menurut orang Syiah, Quran kita itu tidak asli lagi. Karena sudah diubah oleh Abubakar, Umar dan Usman. Dan Quran mereka tiga kali iebih lengkap daripada Quran kita." <br />
<br />
Tidak semua peserta seminar sependapat dengan mereka. Nurcholish Madjid, misalnya, menyatakan bahwa, "Quran mereka sama dengan yang di kita." Sebagai bukti, Nurcholish membawa sebuah kitab Quran resmi Iran, dan memperlihatkannya kepada peserta. Dubes Republik Islam Iran, Seyyed Hossein Mirfakhar, mengatakan kepada TEMPO, dengan 114 surat, Quran terbitan Qum di Iran itu, ditulis berdasar mushaf Usman oleh kaligrafer Damaskus, Usman Thaha." Kalau memang ada yang berbeda, coba buktikan sendiri," ujar Mirfakhar. Menanggapi seminar yang mencerca Syiah di HI itu, Mirfakhar akan menyusul dengan protes kepada penyelenggara. "Mereka hanya ingin memecah belah umat," katanya. "Seminar itu bisa dijadikan propaganda Irak. Kami yakin pemerintah Indonesia tak sudi cara kajian antarmazhab seperti itu. Seminar tersebut tidak imbang," tambahnya lagi. <br />
<br />
Yang sama dengan Nurcholish adalah Dr. Quraisy Shihab. Ahli tafsir Quran lulusan Al-Azhar, Mesir, ini bahkan menyatakan, orang yang berkata demikian itu mestinya hidup di lima atau enam abad lampau. "Malah bisa dikatakan tak percaya pada Quran, karena ia tidak percaya bahwa Allah memelihara Quran dari kesalahan," ujar Quraisy. Quraisy Shihab menunjuk pada kitab tafsir <i>Majma ' al-Bayan (Ontologi Keterangan)</i>, karya Syeikh Abu Ali al-Fadl ibn Hasan al-Thabarsi - ulama Syiah Imamiyah abad 6 Hijri. Dalam Majma'--yang juga dijadikan referensi di kalangan Sunni - Al-Thabarsi menulis, antaranya, "Ada yang beranggapan bahwa ayat Quran berlebih atau berkurang. Namun, Syiah aliran kami tidak mengakui. Barangkali yang disebut "syiah" dalam seminar memang bukan Syiah Imamiyah, yang dikenal pula sebagai Syiah Ja'fariah, atau Syiah Dua belas Imam Itsna'asyariyah. Sejarah mencatat munculnya beberapa sempalan ekstrem yang juga membawa nama Syiah. Misalnya Ghullat atau "Syiah Ekstrem" yang sebagian dari mereka menuhankan Ali - menantu Rasulullah. Tapi sempalan-sempalan ini, dan beberapa yang lain, justru di kalangan Syiah sendiri dianggap kafir dan sulit dibuktikan kehadirannya sekarang. Barangkali ini mirip "Islam Jamaah" atau "Inkar Sunah" yang juga dicerca orang Ahlus-Sunnah. Sempalan itu mungkin diciptakan untuk menginfiltrasi Syiah, menimbulkan fitnah dan perpecahan di kalangan kaum muslim. "Memang ada infiltran-infiltran yang menjadikan kecintaan kepada Ali sebagai perisai untuk membela diri, lalu dibilang Syiah," ujar Quraisy. <br />
<br />
Lalu tuduhan Quran yang berbeda itu? Rupanya memang ada hadis-hadis yang sering dipakai untuk memojokkan Syiah, yang menyatakan adanya beberapa bagian Quran yang hilang. Misalnya tentang surat Al-Wilayah. "Tapi hadis tadi oleh orang Syiah sendiri digolongkan hadis maudhu palsu. Artinya, tidak dipakai," ujar Jalaluddin Rahmat, dosen ITB, Unpad, dan IAIN Bandung, kepada Hedy Susanto dari TEMPO. Sebaliknya, menurut Rahmat, di kalangan Sunni ada juga beberapa hadis yang menerangkan penambahan atau pengurangan ayat Quran. Misalnya, apa yang ditulis Bukhari ~(mengutip Huzaifah, sahabat Nabi saw.) dalam kitab Shahih-nya, yang menyatakan, "Dahulu di zaman Rasulullah, surat Al-Ahzab itu panjangnya sama dengan Al-Baqarah. Pada surat Al-Ahzab sekarang ini hilang 70 ayat. "Di pesantren kita ada juga buku teks Al-Itqan karya Jalaluddin as-Suyuti, yang menerangkan kekurangan Quran Sunni sekarang ini," Dan itu dipercaya kalangan kita, Ahlus-Sunah," katanya. Menurut Rahmat, orang Syiah tak pernah menuduh Quran yang Sunni itu palsu. Sebab, yang paling logis tentu karena "ketidakpercayaan" terhadap kemurnian hadis sumber hukum kedua dalam Islam -- yang kadang kala mudah diperdebatkan. Dalam kitab hadis standar Syiah Al-Kafi sendiri, menurut Hasyim Ma'ruf al-Hasani, terdapat juga ribuan hadis yang tidak sahih alias benar. Itu agaknya termasuk keterangan Al-Kulayni (penulis Al-Kafi) tentang adanya penyimpangan dalam Quran. "Dari 16 ribuan hadis dalam Al-Kafi, kata Hasyim, cuma lima ribuan yang sahih," tutur Rahmat. Artinya, hadis dalam Al-Kafi itu tak seluruhnya dipercaya oleh orang Syiah sendiri. "Kita tidak bisa menuduh adanya penambahan atau pengurangan baik pada Quran Sunni ataupun Syiah. Toh, Allah sendiri menjamin terpeliharanya Quran dari tangan-tangan jail," ujarnya lagi. Sebetulnya, seminar atau dialog antarmazhab sudah sering dilakukan, tidak saja di Indonesia, juga di pelbagai negara muslim. Sebuah buku dialog di antara mereka telah ~dibuat, berisikan surat-menyurat antara ulama Sunni Mesir, Syaikh Bisyri al-Maliki, dan ulama Syiah, Sayyid Syarafuddin al-Musawi. Syaltut, Rektor Al-Azhar, pada tahun 50-an telah mengeluarkan fatwa untuk melepaskan umat dari fanatisme mazhab tertentu. Kendati begitu, masih ada yang tidak sependapat. Ihsan Ilahi Zhahir, penulis yang mengecam. Syiah, menyatakan bahwa Syaltut itu "orang tua Mesir yang terkecoh Syiah". <br />
<br />
<a href="http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1988/01/23/AG/mbm.19880123.AG29011.id.html">http://majalah.tempointeraktif.com</a>Adminhttp://www.blogger.com/profile/01269522601662820351noreply@blogger.com12tag:blogger.com,1999:blog-2761755726089306765.post-64033867428377755892011-05-03T22:42:00.000+07:002011-05-03T22:42:01.523+07:00Jejak Syiah dan Tradisi Asyura di AcehADAKAH pemeluk Syiah di Aceh? Ini perlu dipertanyakan ketika banyak sekali simbol-simbol “Syiah” ditemukan, dan sangat menonjol di kehidupan sehari hari masyarakat Aceh.<br />
<br />
Sejarah mula kedatangan Islam ke Aceh, pemimpinnya dikenal bernama Shir, seperti Shir Poli, Shir Nuwi, Shir Duli. Dalam hikayat-hikayat Aceh lama, kata gelar Shir sering pula disebut Syahir. Misal, Shir Nuwi dibaca Syahir Nuwi, Shir Poli dibaca Syahir Poli dan seterusnya. Kata Syahir ini lebih kurang setara dengan kata Ampon Tuwanku dalam tradisi melayu di Malaysia.<br />
<br />
Asal kata shir, datangnya dari keluarga bangsawan di kawasan Persia, dan sekitanya. Maka putri Raja Persia yang setelah negerinya ditaklukkan Umar Ibnul-Khatab, ditawan dan dibawa ke Madinah, mulanya bernama Shir Banu. Setelah dibebaskan oleh Ali bin Abi Thaleb, Shir Banu menikah dengan putra Ali bernama Husen. Sementara dua saudara Shir Banu lainnya menjadi menantu Abubakar dan menantu Umar Ibnul Khattab. Belakangan nama menantu Ali itu berubah menjadi Syahira Banu, dan dalam lafal di Hikayat Hasan Husen, nama itu dipanggil Syari Banon, yang menjadi isteri Sayyidina Husen bin Ali. Husen syahid dibunuh Yazid bin Muawiyah di Karbala pada 10 Muharam. Shir Banu atau Syari Banon menjanda sambil membesarkan anaknya Ali Zainal Abidin, yang sering dipanggil Imam as-Sajad, karena selalu suka bersujud (shalat).<br />
<br />
Dalam hikayat Hasan Husen, nama Syari Banon disebut berulang ulang karena beliau ini mendampingi suami dengan sangat setianya, hingga ke kemah terakhir di Karbala, mengantar Husen menuju kesyahidan. Banon bersama putra kesayangannya Ali Zainal Abidin yang masih sangat belia, menyaksikan sendiri tragedy yang jadi sejarah hitam umat Islam, karena darah titisan Rasul saw tumpah di bumi Kufah oleh tangan orang yang mengatasnamakan dirinya khalifah kaum muslimin. Peristiwa Karbala ini, di Aceh diperingati dengan khanduri Asyura secara turun temurun. Adakalanya diiringi dengan membaca hikayat Hasan Husen, dan para wanita Aceh mempersiapkan penganan sebagai khanduri keu pangulee. Acapkali pula, para pendengar hikayat ini mencucurkan airmata tatkala cerita sampai kepada pembantaian anak cucu Rasulullah saw itu.<br />
<br />
Rafli, penyanyi Aceh kontemporer mendendangkan peristiwa itu dengan lirik:<br />
<br />
//”Lheuh syahid Hasan ji prang lom Husen/ Ji neuk poh bandum cuco Sayyidina/ Dum na pasukan bandum di yue tron/ Lengkap ban ban dum alat senjata”// ( Dah syahid Hasan, Husen pun digempur/ Nak dihabisi cucu Sayyidina (Rasulullah)/ Seluruh pasukan disuruh turun/ Lengkap semua dengan senjata.)<br />
<br />
Semangat mencintai ahlul bait, keluarga Rasulullah saw itu muncul pula di Aceh dalam bentuk tari tarian. Di antaranya yang terkenal adalah Saman Aceh. Ragam gerak, lirik lagu dan ratoh dipenuhi symbol symbol Karbala . “Tumbok Tumbok Droe”(memukul mukul dada sendiri) dilakukan oleh para pemain Saman Aceh (juga dalam seudati) sebagai symbol penyesalan Karbala . Seluruh gerak tari Saman itu diilhami oleh kepedihan, penyesalan, dan ratap tangis atas syahidnya Sayyidina Husen, yang terperangkap oleh tipu daya penduduk Kufah yang mendukung Yazid bin Muawiyah.<br />
<br />
Di Iran, dan beberapa kawasan sekitar benua Persia itu, amat lazim dijumpai perempuan dan laki laki memukul mukul dada hingga ada yang berdarah untuk mengenang peristiwa Karbala di hari Asyura, setiap tahunnya. Dalam naskah hikayat Muhammad Nafiah, yang mengisahkan peran adik laki laki Hasen bin Ali dari lain ibu, yasng menuntut bela atas syahidnya Husen di Karbala, jelas sekali dilukiskan bagaimana pengikut Yazid “dikafirkan” oleh sang penulis hikayat itu. Tatkala Muhammad Nafiah ingin mengeksekusi mati seorang lagi perempuan hamil yang masih hidup, sementara yang lain sudah dibunuh semua, maka turunlah suara dari manyang (langit).<br />
<br />
//”Sep ka wahe Muhammad Nafiah, bek le tapoh kaphe ulu/ Bah tinggai keu bijeh, agar uroe dudoe mangat na asoe neuraka”// ( “Cukup sudah wahai Muhammad Nafiah, jangan lagi dibunuh kafir hamil itu/ agar dia beranak pinak lagi untuk isi nereka kelak”)<br />
<br />
Karensa Muhammad Nafiah ingin mengabaikan perintah penghentian pembantaian itu, maka tiba tiba dia dan kudanya diperangkap oleh kekuatan sghaib. Lalu terkurunglah dia bersama kudanya dalam sebuahgua batu. //Muhammad Nafiah lam guha bate/ Sinan meu teuentee dua ngen guda// (Muhammad Nafiah dalam gua batu/ Terkurung disitu bersama kudanya).<br />
<br />
Dalam bagian lain, dikisahkan bahwa pada suatu hari, ketika Muhammad Nafiah masih kecil, Ali bin Abi Thaleb membawa pulang ke Madinah anak laki lakinya itu dan duduk-duduk bercengkerama bersama Rasul dan dua kakaknya lain ibu, Hasan dan Husen. Rasulullah saw mendudukkan Hasan dan Husen di pangkuan sebelah kiri, sementara Muhammad Nafiah duduk di atas paha kanan Rasulullah. Tatkala Fatimah, ibunnya Hasan dan Husen melintas, dia bermasam muka karena melihat justru putra Ali yang bukan berasal dari rahim Fatimah mendapat tempat di sebelah kanan Rasulullah, sementara putra-putranya, Hasan dan Husen duduk di paha kiri Rasul.<br />
<br />
Rasul memandang wajah masam Fatimah az-Zahra, putri kesayangannya itu. Lalu Rasul memanggil Fatimah, dan bersabda:<br />
<br />
“Wahai anakku, janganlah bermasam muka. Yang ini, sambil menunjuk Hasan dan Husen, akan menemui ajal kelak ketika kita sudah tiada, karena dibunuh orang. Yang inilah, sambil menunjuk Muhammad Nafiah, yang akan menuntut bela atas kematian kedua mereka ini, maksudnya Hasan dan Husen. Jibrail telah menyampaikann hal itu kepadaku wahai Fatimah”<br />
<br />
Mendengar ucapan Rasul waktu itu, barulah wajah Fatimah kembali berseri seperti sediakala. Ada pesan Jibrail kepada Rasulullah atas peristiwa yang bakal terjadi atas anak cucunya setelah Rasul dan Fatimah tiada kelak. Begitu mulianya kedudukan Muhammad Nafiah, putra Ali dari isteri lain, (mungkin hasil perkawinan mut‘ah dalam peperangan yang lama).<br />
<br />
Hikayat itu telah menjadi bacaan sehari-hari kaum muslimin di Aceh. Dalam benak orang Aceh, kafir perempuan yang hamil tua itu, meskipun dia adalah pemeluk agama Islam, namun dipandang sebagai kafir karena dia pengikut Yazid bin Muawiyah. Dan inilah cikal bakal kafir sekarang ini yang akan menjadi pengisi neraka kelak. Wallahu ’aklamu bis-shawab!<br />
<br />
Jika dibandingkan dengan cerita tentang kehebatan Amerika dalam film-film perang mereka dengan Vietnam umpamanya, muncul kesan publik bahwa Amerik-lah yang paling jagoan, meskipun semua orang tahu pada akhirnya dia harus angkat kaki dari negara bekas jajahan Perancis itu, meskipun orang Vietnam melawan dengan bambu runcing. Tak ada catatan sejarah yang akurat tentang Muhammad Nafiah yang menghabiskan seluruh pasukan Yazid di Kufah, namun hikayat itu justru mengisahkan yang tinggal hanya seorang “kaphe ulu” (maaf: hamil) yang anak turunannya menjadi cikal bakal penghuni neraka kelak.<br />
<br />
Saya bisa memahami bagaimana kepedihan kaum muslimin katika Husen syahid, dan perasaan itu dihibur dengan pembelaan yang gemilang oleh cerita kemenangan Muhammad Nafiah bin Sayyidina Ali, setelah Husen dan pengikutnya syahid di Karbala. Ini juga menjadi bukti terhadap apa yang diriwayatkan, tentang cerita Fatimah bermasam muka, karena Hasan Husen diletakkah di atas paha kiri Rasulullah, ketika mereka masih kecil dulu dan Muhammad Nafiah justru di paha kanan Rasul.<br />
<br />
Dalam tradisi Aceh, hikayat berbentuk hiburan yang selalu mengandung pesan, nasihat, sumber pengetahuan, sejarah serta agama. Hikayat Hasan Husen, Nubuwat Nabi, Fatimah Wafat, Muhammad Nafiah dan lain-lain merupakann bacaan rakyat yang utama disamping hikayat-hikayat lain seperti Putroe Gumbak Meuh, Peurakoison, Nun Farisi, Indra Budiman, Indra Bangsawan, Baya Siribee dan lain-lain. Kala itu memang belum ada novel Lasjkar Pelangi, atau Sang Pemimpi, atau Ayat-ayat Cinta dan sebagainya. Sinetron pun belum dikenal oleh masyarakat Aceh lama. Maka cerita dalam hikayatlah yang menjadi referensi perilaku, sumber nasehat, dan pengetahunan sejarah bagi masyarakat luas.<br />
<br />
Di kawasan pantai barat Aceh, termasuk utamanya Aceh Selatan, berkembang kesenian tradisional “Pho” Tari pho dimainkan oleh sejumlah anak anak gadis remaja, dengan mendendangkan syair penuh nuansa sendu, seumpama orang meratapi kematian. Dalam format khusus, gadis remaja menyusun format berkeliling melingkar, dan meratapi sesuatu, bagaikan meratapi kematian. Ingatlah bagaimana masyarakat Aceh memperingati “Asyura” dengan nyanyian dan hikayat Hasan Husen, semua dilantunkan dalam irama pilu penuh duka lara.<br />
<br />
Di komunitas lain di Pidie, agak menarik disimak rentetan nama-nama anggota keluarga Sayed (Habib). Sebut saja berawal dari Nama Sayed Idris alias Teungku Syik di Keude, memiliki tiga anak laki laki dan dua anak perempuan. Yang laki laki bernama Sayed Hasyem, Sayed Husen, Sayed Abidin (Zainal Abidin), sementara anak perempuannya bernama Cutwan Dhien dan Cutwan Samalanga (nama aslinya tidak dikenal lagi). Sayed Husen berputrakan Sayed Abubakar, Sayed Puteh, dan Sayed Bunthok, sementara yang perempuan bernama Cutwan Syarifah, Cutwan Manyak dan Cutwan Fatimah.<br />
<br />
Sayed Zainal Abidin mempunyai seorang putri tunggal bernama Ummi Kalsum (Cutwan Kasum) Dari perkawinannya dengan saudara sepupu, Sayed Abubakar, Cutwan Kasum memiliki saeorang putri tunggal diberi nama Cutwan Fatimah, yang menikah dengan Sayed Ali bin Sayed Abdullah Bambi. Sayed Abdullah Bambi menikah dengan Cutwan Khadijah binti Habib Husen Az-Zahir. Sementara kakak Cutwan Khadijah bernama Habib Hasan dan Habib Ahmad Sabil. Khadijah sendiri berputrakan selain Sayed Ali adalah Sayed Muihammad, dan Aja Rohani.<br />
<br />
Sementara Habib Hasyem alias Habib Peureumbeue, mempunyai beberapa orang putra, antara lain Sayed Ahmad (Pak Mukim) Sayed Abdullah, dan yang perempuan bernama Cutwan Khadijah pula. Cutwan Khadijah menikah dengan Habib Ahmad Mon Keulayu, dan berputrakan antara lain Sayed Hasan, Sayed Husen, Sayed Aabdurrahman, Sayed Alwi, Sayed Ali dan Sayed Jamaluddin. Simaklah putaran nama-nama itu, semuanya berkisar sekitar nama keluarga Rasulullah, mulai dari Hasyem, Abdullah, Khadijah, Ahmad (Muhammad) Ali, Fatimah, Hasan, Husen, Umi Kalsum, Zainal Abidin, Abubakar, dan seterusnya. Sementara masyarakat umum yang bukan keturunan Sayed, selalu memberikan nama anak-anak mereka dengan nama-nama Abbas, Hamzah, Aminah, Thaleb, Zainab, Rukaiyah, disamping nama-nama seperti yang saya sebutkan itu.<br />
<br />
Apakah fenomena ini dapat dijadikan indikasi bahwa para pemilik nama-nama itu merupakah pengikut Syiah Aceh? Apakah nama-nama demikian karena menasabkan diri pada keturunan Rasulullah? Atau telah terjadi pertalian dua kepentingan, petama menasabkan diri pada darah nabi, dan kedua melestarikan nama-nama yang dikenal sebagai nama ahlul bait yang utama? Tentu hal ini memerlukan penelitian lebih lanjut.<br />
<br />
Simak pula, kisah yang selalu dilantunkan pada bulan Muharram (bulan dimana syahidnya Sayyidina Husen di Karbala):<br />
<br />
//”Bak siploh uroe buleueun Muharram/ Kesudahan Husen Jamaloe (Jamalul/ Peu na mudah ta khanduri / Po Tallah bri pahla dudoe”// ( “Sepuluh hari bulan Muharram/ Kesudahan Husen Jamalul/ Jika ada kemudahan agar ber khanduri/ Allah memberi pahla nantinya”)<br />
<br />
Bagaimanan jika disimak praktek ritual ibadah wajib seperti shalat lima waktu, puasa, zakat dan haji? Orang Aceh semuanya mengikuti praktek ibadah kaum Sunni, sebagaimana lazimnya kaum muslimin di tempat-tempat lain di Indonesia. Namun bacaan shalawat kepada Nabi dan keluarganya, selalu diucapkan dengan menambahkan kata Sayyidina di depan nama Muhammad, dan Ibrahim. “Allahumma shalli ala Sayyidina Muhammad, wa ’ala ali Sayyidina Muhammad, kama shallaita ala Sayyidina Ibrahim, wa ala ali Sayyina Ibrahim, dan seterusnya”. Hal ini amat ditentang oleh pengikut Wahabi yang sangat anti terhadap praktek ibadah seperti memuja nama Rasul itu dengan meletakkan nama Sayyidina di depan nama-nama mereka.<br />
<br />
Saya hampir sampai pada kesimpulan bahwa orang Aceh itu pencinta Ahlul Bait yang sangat setia, kalaupun mereka tidak pernah mengaku sebagai pengukut syi‘ah. Bukankah pada masa tertentu dalam sejarah Islam, kaum syi‘ah meperkenalkan istilah taqiyah (bersembunyi) dan dari itu lahirlah ungkapan, bahwa orang yang mengaku dirinya syi‘ah bukanlah syi‘ah lagi”<br />
<br />
Simaklah sebuah cerita lucu tapi mengharukan, yang berlaku dalam satu keluarga miskin dan buta huruf di sebuah desa di Aceh pada tahun 1950-an. Tersebutlah nama Waki Saad Gapui, yang menikah dengan perempuan desa buta huruf, Maimunah namanya. Mereka berputrakan beberapa orang dan semua laki-laki. Saad adalah penggemar hikayat Hasan Husen, seperti juga penduduk kampung lainnya. Maka dalam hikayat itu dikisahkan begini:<br />
<br />
“Hasan dan Husen cuco di Nabi/ Aneuek tuan Siti Fatimah Dora/ Tuan teu Husen Syahid dalam Prang / Tuan teu Hasan syahid ji tuba/ Syahid di Husen ka keunong beusoe/ Di Hasan sidroe keunong bencana (racun)/ Tuan teu Husen syahid dalam Prang/ Tuan teu Hasan di rumoh tangga”//<br />
<br />
Terkesima dengan keagungan nama yang disebut dalam bait hikayat itu, Saad sepakat memberikan nama-nama anaknya seperti nama-nama cucunda Nabi. Yang tertua diberi nama Hasan (Keuchik Hasan) yang kedua diberi nama Dan (Apa Dan) dan yang ketiga diberi nama Husen (meninggal waktu kecil). Maka kalau dibaca dalam satu nafas menjadi Hasan Dan Husen dilanjutkan dengan Cuco di Nabi. Padahal kata sambung itu bukan nama orang. Saad tidak peduli, dan nama anak keduanya tetap saja DAN, meskipun ketika dewasa nama itu menjadi Mad Dan, karena kesulitan menulis nama dalam KTP. Lalu adik-adiknya diberi nama Sulaiman (nama Nabi), Ibrahim (nama Nabi), Zainal Abidin (nama putra Husen) dan Abdul Hamid. Apa yang terjadi dalam kehidupan kejiwaan Saad? Meskipun buta huruf dan petani biasa, Saad merasa sangat dekat dengan kehidupan Rasulullah, sehingga kumandang nama Ahlul Bait selalu terdengar dalam keluarga mereka. Saya merasa yakin, seandainya Saad memiliki anak perempuan, pasti akan diberi nama Khadijah, Fatimah atau Aminah!<br />
<br />
Pertanyaannya kini adalah, apakah, sekali lagi, hal ini dapat dijadikan indikator bahwa orang Aceh baik keturunan Sayyed, atau orang biasa dapat disebut pengukut Syi‘ah? Atau dengan sebutan lain, apakah mereka ini bisa dipanggil dengan sebutan Syi‘ah Aceh? Saya sendiri cenderung berfikir demikian. Namun agar praduga ini cukup memiliki hujjah yang kuat, perlu dilakukan penelitian yang lebih dalam tentang fenomena yang saya uraikan dalam tulisan ini. Ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa Islam yang mula-mula masuk ke Aceh justru berasal dari para Ahlul Bait yang hijrah karena tekanan politik dinasti Ummayah (turunan Muawiyah bin Abu Sofyan) terhadap keturunan Sayyidina Ali yang belakangan dikenal dengan kaum Alawiyin, pengikut Ali yang sepupu dan menantu Rasulullah.<br />
<br />
Ingatlah pula bahwa pada saat haji wadak, Rasul pernah berkata di hadapan jama‘ah yang bergerak kembali ke Madinah setelah selesai berhaji. Rasul sawa sambil mengangkat tangan Ali, Rasul bersabda, “Wahai saudaraku kaum muslimin, aku dengan dia (sambil menunjuk Ali) bagaikan Musa dengan Harun, jika sesudah ku masih ada nabi, maka dialah orangnya. Namun karena tak ada nabi sesudahku, maka dialah penerusku. Kau saksikankah ucapanku ini wahai sekalian manusia?” kata Rasul dibukit Ghadir Khum itu. Maka dari turunan Sayyidina Ali itulah, kaum Alawiyin membangsakan diri. Wallahu a‘lamu bis-shawab.<br />
<br />
[Ditulis oleh Oleh: Dr. Hasballah M Saad, pemerhati sejarah dan kebudayaan, pegiatan Aceh Cultur Institut (ACI)]<br />
<br />
http://konspirasi.com/peristiwa/jejak-syiah-dan-tradisi-asyura-di-aceh/Adminhttp://www.blogger.com/profile/01269522601662820351noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2761755726089306765.post-60325703779696598812011-05-03T22:40:00.000+07:002011-05-03T22:40:09.262+07:00Asyura dan Karakter Islam NusantaraBerikut ini sebuah artikel yang ditulis oleh intelektual muda NU, Ahmad Baso, tentang Asyura.<br />
<br />
Salah satu kekuatan tradisi Syi’ah maupun Sunni di Nusantara adalah kemampuannya membentuk Islam berkarakter moderat, toleran dan akomodatif terhadap kebudayaan lokal. Seperti ditunjukkan pada kemunculan kesultanan Islam pertama di Indonesia, Pasai, yang berkultur Syi’ah, hingga kehadiran Walisongo di Jawa. Tidak berlebihan kalau Abdurrahman Wahid dalam satu tulisannya di Warta NU (1995) menyebut penyebaran Islam di Nusantara dimungkinkan karena Islam Sunni di Jawa lebih berkarakter “Syi’ah kultural”. Mengapa demikian?<br />
<br />
Karena wajah yang seperti itulah yang menjadikan Islam begitu mudah diterima oleh berbagai etnis yang ada di Nusantara. Hal ini terjadi karena ada kesesuaian antara agama baru (Islam) dengan kepercayaan lama mereka. Setidaknya kehadiran Islam tidak mengusik kepercayaan lama, tetapi sebaliknya kepercayaan tersebut diapresiasi dan kemudian diintegrasikan ke dalam doktrin dan budaya Islam. Karena kemampuan berdialog dan melakukan tawar-menawar dengan kebudayaan setempat itulah yang menyebabkan agama Islam secara umum bisa berkembang dengan pesat tanpa menemukan benturan yang berarti dengan kepercayaan, tradisi dan budaya yang ditemui.<br />
<br />
Hal inilah yang dilakukan misalnya oleh Syekh Burhanuddin Ulakan yang memperkenalkan tradisi “tabut” (perayaan Asyura) dan “basapa” (berjalan safar) di pesisir barat Sumatera abad 17. Sementara Syekh Jalaluddin al-Aidid memperkenalkan tradisi “maudu lompoa” (Maulid Nabi yang Agung) di daerah Makasar (kini di Cikoang, Takalar) pada abad 17. Perayaan “tabut”, “basapa” dan “maudu lompoa” semuanya menunjukkan karakter Islam Syi’ah. Tradisi ini diperkenalkan sebagai instrumen penyebaran agama Islam di Nusantara. Syekh Burhanuddin Ulakan dikenal sebagai penyebar Islam pertama di daerah Minangkabau dan Bengkulu, sementara Syekh Jalaluddin al-Aidid salah seorang tokoh penyebar Islam di daerah Sulawesi Selatan.<br />
<br />
Meski disanggah oleh Hamka dan sejumlah penulis lainnya, pengaruh Syi’ah di daerah pesisir Sumatera seperti di Minangkabau dan Bengkulu cukuplah kuat. Seperti ditunjukkan pada perayaan Hoyak Tabuik (Tabut) atau Hoyak Husain, yang dirayakan untuk mengenang syahidnya Imam Husain, salah seorang cucu Nabi Muhammad SAW. Upacara Hoyak Tabuik atau mengarak usungan (tabut) yang dilambangkan sebagai keranda jenazah Imam Husain yang gugur di Padang Karbala. Perayaan ini dimulai pada hari pertama bulan Muharram hingga hari kesepuluh.<br />
<br />
Di Pariaman, Sumatera Barat, pada tanggal 1 Muharram, perayaan dimulai dengan mengambil lumpur dari sungai di tengah malam. Para pengambil lumpur harus berpakaian putih. Lumpur dikumpulkan ke dalam periuk yang ditutup kain putih, kemudian dibawa ke sebuah tempat yang disebut Daraga yang besamya 3 x 3 meter yang juga ditutup kain putih.<br />
<br />
Pengambilan lumpur melambangkan pengumpulan bagian-bagian tubuh Imam Husain yang terpotong. Daraga melambangkan makam suci Imam Husain, sedangkan kain putih adalah perlambang kesucian Imam Husain. Pada tangga 15 Muharram mereka menebang batang pisang dengan pedang yang sangat tajam. Batang pisang itu harus tumbang sekali tebas. Penebangan batang pisang ini melambangkan kehebatan putra Imam Husain, Qasim, yang bertempur bersenjatakan pedang di tanah Karbala. Pada tanggal 7 Muharram, persis di tengah hari, panja atau potongan jari-jari Imam Husain yang sudah dibuat sebelumnya dibawa ke jalan-jalan dalam sebuah belanga bersama dengan Daraga.<br />
<br />
Biasanya orang menangis penuh kesedihan karena teringat tragedi Karbala yang mengenaskan. Pada hari kesembilan Muharram sorban atau penutup kepala wama putih yang melambangkan serban Imam Husain diarak di jalan-jalan untuk menunjukkan betapa hebatnya Imam Husain dalam membela Islam. Dan pada tanggal 10 Muharram ritual Tabuik mencapai puncaknya. Di pagi hari Tabut yang sudah dipersiapkan sebelumnya, Daraga, Panja dan serban diarak keliling kota dalam suatu pawai besar yang disaksikan oleh ribuan bahkan puluhan ribu penonton yang datang dari berbagai penjuru. Orang-orang pun berkabung dan berteriak Hoyak Tabuik, Hoyak Husain. Sore hari menjelang matahari terbenam saat arak-arakan selesai, semua benda-benda di atas diarak ke laut kemudian dibuang di tengah laut, lalu mereka pulang sambil melantunkan seruan “Ali Bidaya… Ali Bidaya, Ya Ali, Ya Ali, dan Ya Husain”.<br />
<br />
Sementara di Bengkulu, perayaan Asyura ini dinamakan “Tabot” dan sering juga dikenal dengan nama “Tabut”. Istilah “Tabot” berasal dari kata Arab (tabut) yang secara harfiah berarti “kotak kayu” atau “peti”. Perayaan ini berlangsung selama sepuluh hari. Pada hari terakhir, pada 10 Muharram, digelar tabot tebuang (tabot terbuang). Seluruh tabot berkumpul di lapangan diarak menuju Padang Jati, dan berakhir di kompleks pemakaman umum Karabela. Tempat ini menjadi lokasi acara ritual tabot tebuang karena di sini dimakamkan Imam Senggolo (sebutan untuk Syekh Burhanuddin Ulakan), perintis upacara tabot di Bengkulu. Kemudian bangunan tabot dibuang ke rawa-rawa yang berdampingan dengan makam, yang menandai berakhirnya segenap rangkaian upacara tabot.<br />
<br />
Dalam perayaan tabot ini, adat dan kultur benar-benar memiliki ruh Islam atau bersendi syara’. Dalam kerangka ini, Islamisasi telah berhasil dijalankan dengan merata di hampir seluruh daerah pesisir dan pedalaman Sumatera. Bukan hanya melalui perayaan dan upacara, tapi juga melalui lembaga adat dan pemangku adat. Syekh Burhanuddin wafat pada tahun 1680, dan dimakamkan di Ulakan, Pariaman. Dan ada pula yang menyebutnya di Bengkulu. Peran beliau dilanjutkan oleh putera angkatnya, Syekh Abdurrahman dan Syekh Jalaluddin. Semuanya berperan dalam membentuk karakter Islam Nusantara, yang moderat dan akomodatif terhadap kebudayaan setempat.[Ahmad Baso (LTN-PBNU Jakarta)]<br />
<br />
http://konspirasi.com/peristiwa/asyura-dan-karakter-islam-nusantara/Adminhttp://www.blogger.com/profile/01269522601662820351noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2761755726089306765.post-25997718849848203692011-05-03T22:15:00.000+07:002011-05-03T22:15:32.738+07:00Ketua MUI: Syiah Sah sebagai Mazhab IslamDi tengah gencarnya isu yang menyudutkan syiah sebagai mazhab sesat dan dinilai bukan bagian dari Islam, Ketua Majelis Ulama Indonesia menyebut syiah sebagai mazhab yang sah dan benar dalam Islam. Di hadapan lebih dari seratus pelajar Indonesia yang belajar di Iran, Ketua MUI, Prof.Dr. KH. Umar Shihab mengatakan, "Sunni dan Syiah bersaudara, sama-sama umat Islam, itulah prinsip yang dipegang oleh MUI. Jika ada yang memperselisihkan dan menabrakkan keduanya, mereka adalah penghasut dan pemecah belah umat, mereka berhadapan dengan Allah swt yang menghendaki umat ini bersatu."<br />
<br />
Sebagaimana dilaporkan Kantor Berita ABNA, dalam kunjungannya ke Iran atas undangan Forum Internasional Pendekatan Mazhab Islam, Umar Shihab beserta beberapa anggota rombongan menyempatkan mengadakan tatap muka dan pertemuan dengan pelajar Indonesia yang sedang menuntut ilmu di kota suci Qom, Iran.<br />
<br />
Rombongan MUI terdiri dari ketua pusat, beberapa ketua harian dan ketua komisi, namun beberapa dari rombongan telah bertolak ke tanah air sehingga tidak sempat mengikuti pertemuan dengan para pelajar Indonesia tersebut. "Dalam kunjungan ini kami telah melakukan beberapa hal, diantaranya, atas nama ketua MUI. KH. Prof. DR. Umar Shihab dan atas nama Majma Taghrib bainal Mazahib Ayatullah Ali Tashkiri, telah dilakukan penandatanganan MOU kesepakatan bersama. Di antara poinnya adalah kesepakatan untuk melakukan kerjasama antara MUI dengan Majma Taghrib bainal Mazahib dan pengakuan bahwa Syiah adalah termasuk mazhab yang sah dan benar dalam Islam. " Jelas Wakil Ketua Komisi Ukhuwah Islamiyah, DR. Khalid Walid.<br />
<br />
Lebih lanjut beliau menjelaskan,"Diantara bentuk kerjasama yang disepakati adalah pengiriman para peneliti dan ulama Indonesia ke Iran untuk mengikuti pertemuan dan pendidikan khusus mengenai beberapa hal yang beragam di Iran begitu juga sebaliknya, ulama-ulama dan peneliti Iran akan berkunjung ke Indonesia. Di samping itu juga kita telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran, Departemen Pengurusan Haji dan juga berkunjung ke Kamar Dagang Industri Iran untuk bekerjasama dalam produk halal. Insya Allah, jalinan kerjasama ini diharapkan dengan tujuan mengeratkan hubungan antara Republik Islam Iran dengan masyarakat muslim Indonesia."<br />
<br />
"Semoga dengan adanya kesepakatan dan kerjasama tersebut ukhuwah Islamiyah dapat terjalin dengan baik dan kedua belah pihak bisa saling memahami." Harapnya.<br />
<br />
Perpecahan dan Kebodohan, Ujian bagi Umat Islam<br />
<br />
KH. Prof. DR. Umar Shihab menyampaikan nasehatnya di hadapan seratus lebih pelajar Indonesia yang hadir. Beliau menyatakan bahwa hidup di dunia ini penuh dengan tantangan, ujian dan kesulitan-kesulitan. Lebih lanjut menjelaskan, "Masyarakat Indonesia saat ini diuji dengan perpecahan. Dalam internal umat Islam sendiri terdapat berbagai macam kelompok yang mengarah kepada perpecahan, ada yang menyatakan diri sebagai kelompok liberal, kelompok anti agama, kelompok anti Syiah dan lain-lain. Keberadaan kelompok-kelompok ini sangat mengancam persatuan umat Islam."<br />
<br />
Menurut beliau ada dua kelompok pemecah umat Islam. Pertama kelompok pemecah dari luar umat Islam, yakni dari kalangan Yahudi dan Nasrani. Sebagaimana yang dijelaskan Al-Qur'an keduanya tidak akan senang sampai umat Islam mengikuti agama dan kelompok mereka. Mereka melakukan berbagai macam cara dengan giat utuk memecah belah umat, melalui buku-buku, selebaran dan memanfaatkan tekhnologi yang mereka miliki. Mereka menipu dan menghasut umat misalnya melalui pemahaman pluralisme yang menyatakan semua agama sama. Ini adalah pemahaman yang sesat bahkan mengarah kepada kekafiran. Karena itu MUI telah mengeluarkan fatwa bahwa pernyataan dan keyakinan semua agama sama adalah pernyataan yang tidak bisa dibenarkan dan MUI telah mengharamkannya.<br />
<br />
Kedua, kelompok pemecah dari kalangan umat Islam sendiri. Tidak sedikit dari kelompok umat Islam yang justru memecah belah umat. Mereka mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang memicu perpecahan umat, mereka misalnya menyebut maulid itu bid'ah, mengucapkan shalawat di setiap kegiatan itu bid'ah sehingga dengan pemahaman yang seperti itu mereka menyesatkan dan memusuhi kelompok Islam yang mengamalkannya.<br />
<br />
Di bagian lain ceramahnya, Ketua MUI Pusat ini menyebut ujian kedua Umat islam adalah kebodohan. "Pelajari dan tuntutlah ilmu agama ini dengan benar dan dari sumbernya yang asli. Al-Qur'an menyebutkan, yang manakah lebih layak kamu ikuti, orang yang memiliki pengetahuan atau orang yang tidak memiliki pengetahuan?. Dan Nabi Muhammad saww dalam haditsnya menyebutkan, Aku adalah kota ilmu, dan Ali adalah pintunya. Dari riwayat Nabi ini, jelas disebutkan bahwa Sayyidina Ali lebih layak diikuti setelah Nabi. Karenanya tuntutlah ilmu yang berasal langsung dari sumbernya. Sayangnya kebanyakan kaum muslimin menyingkirkan dan melupakan hadits-hadits yang bersumber dari Sayyidina Ali, keluarga, sahabat utama dan terdekat dengan Nabi, dan lebih banyak mengamalkan dan menerima hadits dari selain beliau,"tegas Umar Shihab.<br />
<br />
Di penghujung ceramah beliau, Ketua MUI Pusat Prof. DR. Umar Shihab kembali mempertegas pesan Al-Qur'an, Innamal mu'minuna ikhwa, orang-orang yang beriman itu bersaudara. "Saudara-saudara belajarlah yang bersungguh-sungguh, dan ketika kembali ke tanah air, sampaikanlah ajaran Islam yang benar. Saya tidak menyatakan yang benar itu Syiah atau Sunni, tetapi keduanya."tegas beliau.<br />
<br />
Prinsip MUI: Sunni dan Syiah Bersaudara<br />
<br />
Setelah Prof. Umar Shihab menyampaikan nasehatnya, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Beberapa pelajar kemudian mengajukan pertanyaan. Diantara pertanyaan yang diajukan, bisakah MUI wilayah di daerah mengeluarkan fatwa yang bertentangan dengan fatwa yang dikeluarkan oleh MUI Pusat?.<br />
<br />
Prof Umar Shihab memberikan jawaban, MUI wilayah jika berkaitan khusus dengan persoalan umat di daerahnya dibenarkan untuk mengeluarkan fatwa sendiri, namun jika berkaitan dengan kepentingan nasional, maka yang berhak mengeluarkan fatwa hanya MUI Pusat yang harus diikuti oleh MUI-MUI di daerah. Dan MUI di daerah tidak memiliki wewenang untuk menganulir fatwa yang telah dikeluarkan MUI Pusat.<br />
<br />
"Misalnya ada MUI Daerah yang mengeluarkan fatwa Syiah itu sesat -namun Alhamdulillah syukurnya belum ada MUI Daerah yang mengeluarkan fatwa seperti itu- maka fatwa tersebut tidak sah secara konstitusi, sebab MUI Pusat menyatakan Syiah itu sah sebagai mazhab Islam dan tidak sesat. Jika ada petinggi MUI yang mengatakan seperti itu, itu adalah pendapat pribadi dan bukan keputusan MUI sebagai sebuah organisasi." Jelas beliau.<br />
<br />
Ketika ditanyakan langkah-langkah MUI Pusat yang akan dilakukan untuk mewujudkan persatuan umat dan menyelesaikan perselisihan Sunni-Syiah, Prof. Umar Shihab menjelaskan bahwa MUI akan menjadi penyelenggara seminar Internasional Persaudaraan umat Islam di bulan Desember akhir tahun ini. "MUI akan mengundang ulama-ulama dari berbagai Negara, dari Mesir, Iran bahkan dari Arab Saudi termasuk Syaikh Yusuf Qhardawi untuk hadir sebagai pembicara. Indonesia insya Allah akan menjadi perintis persatuan umat Islam khususnya antara Sunni dan Syiah, semoga Allah membantu usaha-usaha kita." Jelas beliau.<br />
<br />
Setelah memasuki waktu maghrib, dilakukan shalat maghrib berjama'ah yang diimami oleh Sayyid Faris, dan Prof. Umar Shihab menjadi jama'ah di shaf pertama.<br />
<br />
Acara pertemuan tersebut diakhiri dengan makan malam bersama, dan do'a bersama dipenghujung acara dipimpin oleh KH. Prof. DR. Umar Shihab. Pertemuan Ketua MUI Pusat Prof. DR. Umar Shihab dengan pelajar Indonesia yang sedang berada di Qom Iran ini adalah pertemuan yang kedua kalinya, setelah sebelumnya dua tahun lalu diadakan pertemuan di tempat yang sama. (IRIB/ABNA)<br />
<br />
Menteri Luar Negeri Iran Dr. Salehi bertemu dengan delegasi MUI<br />
<br />
Perbedaan Paham Keagamaan Tak Menghalangi Indonesia dan Iran Bekerja Sama<br />
<br />
Laporan: Zul Hidayat Siregar<br />
<br />
Indonesia dan Iran diharapkan dapat kembali membangkitkan kejayaan Islam. Karena itu, hubungan persahabatan dan kerjasama antara kedua negara berpenduduk mayoritas Islam itu harus terus ditingkatkan untuk mengejar berbagai ketertinggalan dari negara-negara lain.<br />
<br />
Salah satu bentuk kerjasama yang paling dibutuhkan adalah kerjasama antara para ulama Indonesia dan para ulama Iran. Melalui forum para ulama inilah diharapkan tercipta kesalingpahaman (al-tafahum) dan saling mencintai (al-mahabbah) antara masyarakat Muslim di kedua negara.<br />
<br />
Demikian ditakan Ayatollah Muhammad Ali Tashkiri pada saat menyambut rombongan Majelis Ulama Indonesia di kantor pusat organisasi internasional Majma’ al-‘alami li al-taqrib bain al-mazahib al-Islamiyyah (Forum Internasional Pendekatan Antar Mazhab Islam), Teheran, Minggu (24/4).<br />
<br />
"Paham keagamaan yang berbeda antara masyarakat Muslim Indonesia (sunni) dan Muslim Iran (syiah) sudah sepatutnya tidak menjadi penghalang. Perbedaan itu harus dijadikan sebagai rahmat dalam menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam dunia," imbaunya.<br />
<br />
Umat Islam di seluruh penjuru dunia, katanya menekankan, tidak boleh saling memusuhi. Karena umat Islam telah diikat dengan satu aqidah yang sama.<br />
<br />
"Kini saatnya umat Islam mewarnai peradaban dunia dengan peningkatan ilmu pengetahuan, teknologi, dan sosial budaya. Andaikata umat Islam bersatu, maka Islam akan menjadi satu kekuatan baru yang diperhitungkan di pentas global,” Tashkiri menambahkan.<br />
<br />
Menanggapi pernyataan tersebut, Ketua Komisi Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri MUI, Saleh Partaonan Daulay, menyebutkan bahwa ungkapan tulus Ayotallah Tashkiri itu perlu mendapat apresiasi dari seluruh umat Islam. Umat Islam diminta untuk segera meningkatkan komunikasi dan silaturrahim antara semua komponen umat Islam dari seluruh penjuru dunia.<br />
<br />
"Perpecahan dan saling curiga di antara umat Islam kadang-kadang dipicu oleh ketidakpahaman di antara sesama mereka. Banyak kelompok umat Islam yang tidak mau membuka diri untuk mempelajari dan memahami ajaran kelompok umat Islam yang lain," terang Saleh.<br />
<br />
Dalam konteks itulah, Saleh melanjutkan, MUI merasa perlu melaksanakan muhibbah dan silaturrahim ke Iran untuk melihat lebih dekat praktik keagamaan di tengah-tengah masyarakat Muslim Iran.<br />
<br />
Kunjungan ini dilaksanakan selama sepekan mulai dari 21-27 April. Kunjungan ini diisi dengan berbagai kegiatan antara lain MUI bertemu Menlu Iran, Menteri Urusan Haji, Penasehat Presiden Ahmad Dinejad, Penasehat Wali al-Faqih, Lembaga-lembaga pendidikan Islam Iran, berkunjung ke Mashhad dan Qom, serta bertemu dengan para ulama-ulama senior Iran.<br />
<br />
Delegasi Indonesia berjumlah delapan orang yang dipimpin Ketua MUI Pusat, Prof. Dr. Umar Syihab.<br />
<br />
Menlu Iran Sedih Banyak Umat Tak Paham dengan Mazhab-mazhab Islam<br />
<br />
Kunjungan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah ke Iran sebagai ketua Delegasi MUI Pusat<br />
<br />
RMOL. Selain berbicara tentang pentingnya menjalin kerjasama bilateral antara Indonesia dan Iran, Menteri Luar Negeri Iran, Ali Akbar Salehi, juga menegaskan pentingnya merajut kerjasama dalam bidang kesepahaman antarpengikut mazhab di antara umat Islam di kedua negara.<br />
<br />
Di sela-sela acara penerimaan tamu delegasi Majelis Ulama Indonesia, Salehi menceritakan kisah sedih terkait perbedaan mazhab yang menimpanya ketika berkunjung ke Mesir.<br />
<br />
Diceritakannya, suatu hari dia berkunjung ke salah satu masjid di kota Kairo. Pada saat itu, sayup-sayup terdengar kumandang syair-syair yang biasa dilantunkan para ulama Iran. Oleh karena suara dan cara membaca yang cukup bagus, Salehi mendekati sumber suara.<br />
<br />
Setelah bertemu dan bertatap muka, ia lalu memuji bacaan yang bagus dan suara yang indah dari sang pembaca syair. Mendapat pujian tersebut, sang pembaca syair bertanya, "Darimana Anda?" Dengan tidak ragu-ragu Salehi pun menjawab, "Saya dari Iran." Tiba-tiba orang tersebut tersentak seraya berteriak, "Anda sesat, Anda Kafir, Anda bukan Muslim."<br />
<br />
Mendengar itu, Salehi mengucapkan istighfar serta mengucapkan mohon maaf bila dia dianggap mengganggu. Hal itu terjadi kebanyakan Mesir beraliran Sunni.<br />
<br />
Kepada para delegasi MUI, Menlu Iran mengatakan, apa yang dialaminya itu adalah merupakan kisah yang kerap dijumpai, meski dengan model berbeda, di tengah-tengah umat Islam.<br />
<br />
"Bayangkan, syair-syair yang dibaca adalah syair-syair para ulama Iran. Namun oleh karena ketidaktahuannya, sang pembaca syair menganggap saya bukan orang Islam karena saya dari Iran. Saya yakin bahwa mereka yang juga mengeritik mazhab Ja’fari (mayoritas mazhab Syiah) bukan karena tidak suka, tetapi mungkin karena tidak tahu dan belum paham. Itulah sebabnya mengapa kita perlu bertukar informasi dan bertukar pengetahuan soal faham keagamaan yang ada di tengah-tengah kita," demikian Salehi mengakhiri ceritanya.<br />
<br />
MUI yang terdiri dari delapan orang berkunjung ke Iran mulai Kamis (21/4) hingga Rabu (27/4). Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri Saleh Partonan Daulay, seorang dari delapan delegasi MUI, menceritakan apa yang disampaikan Menlu Iran itu kepada Rakyat Merdeka Online melalui surat elektronik kemarin. [zul/rakyatmerdekaonline]<br />
<br />
http://www.taghrib.ir/indonesia/index.php?option=com_content&view=article&id=761:ketua-mui-syiah-sah-sebagai-mazhab-islam&catid=42:gozaresh&Itemid=98Adminhttp://www.blogger.com/profile/01269522601662820351noreply@blogger.com22tag:blogger.com,1999:blog-2761755726089306765.post-35476161110205714812011-04-11T20:32:00.001+07:002011-04-12T11:20:58.373+07:00Salafi adalah Khawarij Zaman Ini<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Menurut Kantor Berita ABNA, Syaikh al-Azhar sekali lagi mengkritik tindakan-tindakan Wahabi/Salafi di Mesir. Kali ini beliau menyifatkan kelompok ekstrim dan radikal tersebut sebagai Khawarij zaman ini setelah menyampaikan keinginan mereka secara terbuka bahwa mereka ingin menghancurkan permakaman suci para wali Allah baru-baru ini.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUWeDe2_Y8_2DbeX8h1xyLmt3iXI74CVg0ntxn7tmembH4zrP-ZoiBO0fI0zUll52zggj8hl_2444QiZu7kWTJDU6T5ABPLkIpCH7z1vFdW1rcikvMqNExrUkXst2S9gf_nM7EJcinKr2z/s1600/tayeb.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUWeDe2_Y8_2DbeX8h1xyLmt3iXI74CVg0ntxn7tmembH4zrP-ZoiBO0fI0zUll52zggj8hl_2444QiZu7kWTJDU6T5ABPLkIpCH7z1vFdW1rcikvMqNExrUkXst2S9gf_nM7EJcinKr2z/s400/tayeb.jpg" width="220" /></a></div>Dr. Ahmad al-Tayyeb menyatakan kecamannya terhadap kefanatikan Salafi di Mesir untuk ke sekian kalinya dengan memberi kecaman keras bahwa beliau tetap mempertahankan pemikiran sederhana al-Azhar yang diasaskan selama lebih dari seribu tahun ini.<br />
<br />
Beliau dalam ucapannya yang dihadiri beribu-ribu pelajar al-Azhar mengatakan, perbuatan golongan Salafi yang menyeru pemusnahan tempat-tempat suci adalah bertentangan dengan fondasi Islam.<br />
<br />
Dalam menanggapi tanggungjawab para pelajar untuk memerangi fitnah ini beliau berkata, "Para pelajar al-Azhar menyandang tanggung jawab menghadapi pemikiran-pemikiran ekstrim dan berlebih-lebihan yang keluar dari koridor syariat. Saya minta semua pelajar al-Azhar memainkan peranan penting mereka dalam perkara ini".<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGAAZMa4Wk3toDGdYjIYswy45Pcn4Z6j-QlEtH4DxnJTTmj4mrjugd8hVO5yc6gPLCslW7Bk0o0_ebPk1tcFaxgfZGF8gfUkir8z4KbOk85C2zyJkklgB424KHg9_kk-Gpop1r8nuod2Y1/s1600/ukiran-husain-prancis.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGAAZMa4Wk3toDGdYjIYswy45Pcn4Z6j-QlEtH4DxnJTTmj4mrjugd8hVO5yc6gPLCslW7Bk0o0_ebPk1tcFaxgfZGF8gfUkir8z4KbOk85C2zyJkklgB424KHg9_kk-Gpop1r8nuod2Y1/s400/ukiran-husain-prancis.jpg" width="400" /></a></div>Baru-baru ini golongan Salafi/Wahabi telah menyeru pemusnahan tempat-tempat suci Mesir seperti makam kepala Sayyidina Husain as yang menimbulkan kritikan para ulama Mesir dan tokoh terkemuka negara ini.<br />
<br />
</div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/01269522601662820351noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-2761755726089306765.post-25758445143412365012011-04-06T21:19:00.000+07:002011-04-06T21:19:44.516+07:00Iran Siap Sambut Imam Mahdi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_lYXxY3KpMMEyn_QFA5aBebxT6SXnnbWlfogc4oeJ8aYnC_qpAQ9zVmkmYCi0lklL9K3NFgwGmmHwH0-U5DWLle_zCz_n1GGsxkaC4nwS2dx-0L2xF8TP83WZB5Mp9trskkplavdmKOsd/s1600/ebook-mahdi.gif" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="297" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_lYXxY3KpMMEyn_QFA5aBebxT6SXnnbWlfogc4oeJ8aYnC_qpAQ9zVmkmYCi0lklL9K3NFgwGmmHwH0-U5DWLle_zCz_n1GGsxkaC4nwS2dx-0L2xF8TP83WZB5Mp9trskkplavdmKOsd/s320/ebook-mahdi.gif" width="300" /></a></div>Memandang fenomena yang tengah terjadi di dunia saat ini terkait dengan ramalan kuno kedatangan Imam Mahdi dan hari kiamat, para pemimpin Iran telah membuat film dokumenter panjang yang baru-baru ini dipertunjukkan pada para komandan pasukan Pengawal Revolusi.<br />
<br />
Menurut Reza Kahlili, mantan anggota Pengawal Revolusi yang kemudian berkhianat dan menjadi agen rahasia CIA, film tersebut tidak lama lagi bakal diputar di masjid-masjid dan pusat-pusat kegiatan keagamaan di seluruh Iran dan dunia.<br />
<br />
Film tersebut memaparkan fenomena yang terjadi di dunia akhir-akhir ini dan kaitannya dengan kedatangan Imam Mahdi menjelang terjadinya hari kiamat sebagaimana telah diramalkan Nabi Muhammad, serta konsekuensi dan persiapan yang akan dilakukan Iran.<br />
<br />
Hampir semua orang Islam percaya pada ramalan tersebut meski terdapat berbagai perbedaan penafsiran tentangnya, khususnya tentang siapa Imam Mahdi yang dimaksud dalam ramalan Nabi Muhammad. Orang-orang Shiah, sebagaimana mayoritas penduduk Iran, percaya bahwa Imam Mahdi adalah pimpinan agama (Imam) mereka yang ke 12, yang telah menghilang secara ghaib pada tahun 869. Menjelang hari kiamat ia akan turun kembali bersama Nabi Isa (Yesus) untuk menegakkan kebenaran dan membawa kesejahteraan bagi umat manusia sebelum kedatangan hari kiamat. Dalam menjalankan misinya tersebut Imam Mahdi dan Nabi Isa akan berperang dan mengalahkan bala tentara kejahatan yang dipimpin sosok jahat manusia setengah dewa yang disebut dajjal.<br />
<br />
Dalam film tersebut ditekankan telah dekatnya kedatangan Imam Mahdi dan Iran beserta para pemimpinnya seperti Khamenei dan Ahmadinejad serta pemimpin Hizbollah Sayyed Nasrallah, akan memegang peran penting dalam peperangan akhir jaman yang dipimpin Imam Mahdi. Tanda-tanda kedatangan Imam Mahdi dilihat berdasarkan fenomena global yang tengah terjadi akhir-akhir ini, terutama Revolusi Arab dan Perang Irak.<br />
<br />
Isu tentang Imam Mahdi mulai menggema di Iran setelah pada bulan Juli 2010 lalu seorang ulama Iran mengatakan bahwa pemimpin spiritual Iran, Imam Khamenei telah bertemu secara pribadi dan rahasia dengan Imam Mahdi yang memberitahunya bahwa kedatangannya "telah dekat", yaitu sebelum kepemimpinan Khamenei berakhir.<br />
<br />
Khamenei sendiri telah berusia 71 tahun dan kesehatannya kurang begitu baik akhir-akhir ini.<br />
<br />
Dalam film tersebut disebutkan bahwa invasi sekutu ke Irak adalah salah satu tanda yang signifikan bagi kedatangan Imam Mahdi, sebagaimana telah diramalkan oleh Imam Ali bin Abi Thalib: "mereka (musuh-musuh Islam) akan menduduki Irak dan melalui pertumpahan darah akan menciptakan perpecahan antar suku" dan "pada saat itu bersiap-siaplah untuk menyambut Imam Mahdi."<br />
<br />
Tumbangnya regim Mubarak juga dipandang sebagai salah satu tanda lainnya serta kematian raja Saudi, Abdullah yang kini telah berusia lanjut (86 th) dan sakit-sakitan. Menurut film tersebut kematian Abdullah akan mendorong runtuhnya negara Israel dan datangnya Imam Mahdi.<br />
<br />
Adalah menakjubkan bahwa ramalan tersebut mirip dengan ramalan ajaran freemason (salah satu bentuk ajaran penyembahan berhala yahudi kuno), di mana seorang tokohnya, Jendral Albert Pike pada abad 19 lalu telah meramalkan bakal terjadinya perang dunia ketiga yang dipicu oleh pertentangan antara pendukung zionisme dengan kaum muslim. Dua perang dunia sebelumnya (PD I dan PD II) telah diramalkan dengan tepat oleh Pike. Menurut Jendral Pike, perang dunia ketiga merupakan perang akhir jaman dan menjadi manifestasi terakhir keberadaan Lucifer atau dewa kegelapan di dunia. Perang akhir jaman juga telah diramalkan oleh hampir semua agama-agama di dunia, termasuk tentu saja Kristen dan yahudi.<br />
<br />
Dalam film tersebut juga ditampilkan satu ayat hadits yang menyebutkan bahwa kedatangan Imam Mahdi terjadi saat dunia dipenuhi dengan para pemimpin yang jahat dan memimpin dunia dengan kejahatan. Lalu tampillah gambar-gambar para pemimpin yang dimaksud: George Bush, Benjamin Netahyahu, Barack Obama: yang membuat kita harus percaya hal itu bukan omong kosong belaka.<br />
<br />
Dari:<br />
"Iran’s “End Times” Documentary and the “Last Messiah”"; Rixon Stewart; truthseeker.co.uk; 2 April 2011 <br />
<br />
<a href="http://cahyono-adi.blogspot.com/2011/04/iran-siap-sambut-imam-mahdi.html">http://cahyono-adi.blogspot.com/2011/04/iran-siap-sambut-imam-mahdi.html</a></div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/01269522601662820351noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2761755726089306765.post-49510619663161204232011-03-22T08:58:00.000+07:002011-03-22T08:58:26.711+07:00Strategi Menghancurkan Syi'ah<b>Sebuah buku berjudul “A Plan to Divide and Destroy the Theology” telah terbit di AS. Buku ini berisi wawancara detail dengan Dr. Michael Brant, mantan tangan kanan direktur CIA.</b><br />
<br />
Dalam wawancara ini diungkapkan hal-hal yang sangat mengejutkan. Dikatakan bahwa CIA telah mengalokasikan dana sebesar 900 juta US dolar untuk melancarkan berbagai aktivitas anti-Syiah. Dr. Michael Brant sendiri telah lama bertugas di bagian tersebut, akan tetapi ia kemudian dipecat dengan tuduhan korupsi dan penyelewengan jabatan.<br />
<br />
Tampaknya dalam rangka balas dendam, ia membongkar rencana-rencana rahasia CIA ini. Brant berkata bahwa sejak beberapa abad silam dunia Islam berada di bawah kekuasaan negara-negara Barat. Meskipun kemudian sebagian besar negara-negara Islam ini sudah merdeka, akan tetapi negara-negara Barat tetap menguasai kebebasan, politik, pendidikan, dan budaya mereka, terutama sistem politik dan ekonomi mereka. Oleh sebab itu, meski telah merdeka dari penjajahan fisik, mereka masih banyak terikat kepada Barat.<br />
<br />
Pada tahun 1979, kemenangan Revolusi Islam telah menggagalkan politik-politik kami. Pada mulanya Revolusi Islam ini dianggap hanya sebagai reaksi wajar dari politik-politik Syah Iran. Dan setelah Syah tersingkir, kami (AS) akan menempatkan lagi orang-orang kami di dalam pemerintahan Iran yang baru, sehingga kami akan dapat melanjutkan politik-politik kami di Iran.<br />
<br />
Setelah kegagalan besar AS dalam dua tahun pertama (dikuasainya Kedubes AS di Teheran dan hancurnya pesawat-pesawat tempur AS di Tabas) dan setelah semakin meningkatnya kebangkitan Islam dan kebencian terhadap Barat, juga setelah munculnya pengaruh-pengaruh Revolusi Islam Iran di kalangan Syiah di berbagai negara–terutama Libanon, Irak, Kuwait, Bahrain, dan Pakistan–akhirnya para pejabat tinggi CIA menggelar pertemuan besar yang disertai pula oleh wakil-wakil dari Badan Intelijen Inggris. Inggris dikenal telah memiliki pengalaman luas dalam berurusan dengan negara-negara ini.<br />
<br />
Dalam pertemuan tersebut, kami sampai pada beberapa kesimpulan, di antaranya bahwa Revolusi Islam Iran bukan sekadar reaksi alami dari politik Syah Iran. Tetapi, terdapat berbagai faktor dan hakikat lain, di mana faktor terkuatnya adalah adanya kepemimpinan politik Marjaiyah (kepemimpinan agama) dan syahidnya Husein, cucu Rasulullah, 1400 tahun lalu, yang hingga kini masih tetap diperingati oleh kaum Syiah melalui upacara-upacara kesedihan secara luas. Sesungguhnya dua faktor ini yang membuat Syiah lebih aktif dibanding Muslimin lainnya.<br />
<br />
Dalam pertemuan CIA itu, telah diputuskan bahwa sebuah lembaga independen akan didirikan untuk mempelajari Islam Syiah secara khusus dan menyusun strategi dalam menghadapi Syiah. Bujet awal sebesar 40 juta US dolar juga telah disediakan. Untuk penyempurnaan proyek ini, ada tiga tahap program:<br />
<br />
1. Pengumpulan informasi tentang Syiah, markas-markas dan jumlah lengkap pengikutnya.<br />
<br />
2. Program-program jangka pendek: propaganda anti-Syiah, mencetuskan permusuhan dan bentrokan besar antara Syiah dan Sunni dalam rangka membenturkan Syiah dengan Sunni yang merupakan mayoritas Muslim, lalu menarik mereka (kaum Syiah) kepada AS.<br />
<br />
3. Program-program jangka panjang: demi merealisasikan tahap pertama, CIA telah mengutus para peneliti ke seluruh dunia, dimana enam orang dari mereka telah diutus ke Pakistan, untuk mengadakan penelitian tentang upacara kesedihan bulan Muharram. Para peneliti CIA ini harus mendapatkan jawaban bagi soal-soal berikut:<br />
<br />
a. Di kawasan dunia manakah kaum Syiah tinggal, dan berapa jumlah mereka?<br />
<br />
b. Bagaimanakah status sosial-ekonomi kaum Syiah, dan apa perbedaan-perbedaan di antara mereka?<br />
<br />
c. Bagaimanakah cara untuk menciptakan pertentangan internal di kalangan Syiah?<br />
<br />
d. Bagaimanakah cara memperbesar perpecahan antara Syiah dan Sunni?<br />
<br />
e. Mengapa mereka kuatir terhadap Syiah?<br />
<br />
Dr. Michael Brant berkata bahwa setelah melalui berbagai polling tahap pertama dan setelah terkumpulnya informasi tentang pengikut Syiah di berbagai negara, didapat poin-poin yang disepakati, sebagai berikut:<br />
<br />
Para Marja’ Syiah adalah sumber utama kekuatan mazhab ini, yang di setiap zaman selalu melindungi mazhab Syiah dan menjaga sendi-sendinya. Dalam sejarah panjang Syiah, kaum ulama (para Marja) tidak pernah menyatakan baiat (kesetiaan) kepada penguasa yang tidak Islami. Akibat fatwa Ayatullah Syirazi, Marja Syiah saat itu, Inggris tidak mampu bertahan di Iran.<br />
<br />
Di Irak yang merupakan pusat terbesar ilmu-ilmu Syiah, Saddam dengan segala kekuatan dan segenap usaha tidak mampu membasmi Syiah. Pada akhirnya, ia terpaksa mengakhiri usahanya itu.<br />
<br />
Ketika semua pusat ilmu lain di dunia selalu mengambil langkah beriringan dengan para penguasa, Hauzah Ilmiyah Qom justru menggulung singgasana kerajaan tirani Syah.<br />
<br />
Di Libanon, Ayatullah Musa Shadr memaksa pasukan militer Inggris, Perancis, dan Israel melarikan diri. Keberadaan Israel juga terancam oleh sang Ayatullah dalam bentuk Hizbullah.<br />
<br />
Setelah semua penelitian ini, kami sampai pada kesimpulan bahwa berbenturan langsung dengan Syiah akan banyak menimbulkan kerugian, dan kemungkinan menang atas mereka sangat kecil.<br />
<br />
Oleh sebab itu, kami mesti bekerja di balik layar. Sebagai ganti slogan lama Inggris: Pecah-belah dan Kuasai (Divide and Rule), kami memiliki slogan baru: Pecah-belah dan Musnahkan (Divide and Annihilate). Rencana mereka sebagai berikut:<br />
<br />
1. Mendorong kelompok-kelompok yang membenci Syiah untuk melancarkan aksi-aksi anti-Syiah.<br />
<br />
2. Memanfaatkan propaganda negatif terhadap Syiah, untuk mengisolasi mereka dari masyarakat Muslim lainnya.<br />
<br />
3. Mencetak buku-buku yang menghasut Syiah.<br />
<br />
4. Ketika kuantitas kelompok anti-Syiah meningkat, gunakan mereka sebagai senjata melawan Syiah (contohnya: Taliban di Afghanistan dan Sipah-e Sahabah di Pakistan).<br />
<br />
5. Menyebarkan propaganda palsu tentang para Marja dan ulama Syiah.<br />
<br />
Orang-orang Syiah selalu berkumpul untuk memperingati tragedi Karbala. Dalam peringatan itu, seorang akan berceramah dan menguraikan sejarah tragedi Karbala, dan hadirin pun mendengarkannya. Lalu mereka akan memukul dada dan melakukan ‘upacara kesedihan’ (azadari). Penceramah dan para pendengar ini sangat penting bagi kita. Karena, azadari-azadari seperti inilah yang selalu menciptakan semangat menggelora kaum Syiah dan mendorong mereka untuk selalu siap memerangi kebatilan demi menegakkan kebenaran. Untuk itu:<br />
<br />
1. Kita harus mendapatkan orang-orang Syiah yang materialistis dan memiliki akidah lemah, tetapi memiliki kemasyhuran dan kata-kata yang berpengaruh. Karena, melalui orang-orang inilah kita bisa menyusup ke dalam upacara-upacara azadari (wafat para Imam Ahlul Bait).<br />
<br />
2. Mencetak atau menguasai para penceramah yang tidak begitu banyak mengetahui akidah Syiah.<br />
<br />
3. Mencari sejumlah orang Syiah yang butuh duit, lalu memanfaatkan mereka untuk kampanye anti-Syiah. Sehingga, melalui tulisan-tulisan, mereka akan melemahkan fondasi-fondasi Syiah dan melemparkan kesalahan kepada para Marja dan ulama Syiah.<br />
<br />
4. Memunculkan praktik-praktik azadari yang tidak sesuai dan bertentangan dengan ajaran Syiah yang sebenarnya.<br />
<br />
5. Tampilkan praktik azadari (seburuk mungkin), sehingga muncul kesan bahwa orang-orang Syiah ini adalah sekelompok orang dungu, penuh khurafat, yang di bulan Muharram melakukan hal-hal yang mengganggu orang lain.<br />
<br />
6. Untuk menyukseskan semua rencana itu harus disediakan dana besar, termasuk mencetak penceramah-penceram ah yang dapat menistakan praktik azadari. Sehingga, mazhab Syiah yang berbasis logika itu dapat ditampilkan sebagai sesuatu yang tidak logis dan palsu. Hal ini akan memunculkan kesulitan dan perpecahan di antara mereka.<br />
<br />
7. Jika sudah demikian, tinggal kita kerahkan sedikit kekuatan untuk membasmi mereka secara tuntas.<br />
<br />
8. Kucurkan dana besar untuk mempropagandakan informasi palsu.<br />
<br />
9. Berbagai topik anti-Marjaiyah harus disusun, lalu diserahkan kepada para penulis bayaran untuk disebarkan kepada masyarakat luas. Marjaiyah, yang merupakan pusat kekuatan Syiah, harus dimusnahkan. Akibatnya, para pengikut Syiah akan bertebaran tanpa arah, sehingga mudah untuk menghancurkan mereka.<br />
<br />
Catatan : Kaidah baku para anti Syi’ah dalam memfitnah syi’ah dan disetujui oleh musuh-musuh Islam : ”Setiap kebencian harus beralasan kecuali membenci orang syi’ah, setiap kedustaan harus berdasarkan bukti kecuali kedustaan yg ditujukan kpd org2 syi’ah, sesungguhnya orang2 yg telah dilabeli syi’ah untuk menghinakannya berdusta pun boleh dilakukan sebagaimana arahan syaikh panutan mereka Ibnu Taimiyah “Apabila anda menjumpai sebuah hadist shahih dan dijadikan hujjah bagi kaum syi’ah maka carilah hadist tandingannya sekalipun hadist lemah ataupun palsu”. Sesuai pernyataan Ibnu Taimiyah untuk meninggalkan sunah Nabi saww bila itu telah menjadi syi’ar bagi Syi’ah, lihat Minhaj as-Sunnah oleh Ibnu Taimiyah,II, hal. 143, dan Syarh al-Mawahib oleh Zargani, V, hal.13.<br />
<br />
“Di dunia ini semua hal mengalami perubahan adapun hal yg tetap dan tak berubah adalah FITNAH DAN KEDUSTAAN KEPADA SYI'AH KARENA IA SEBAGAI KEKUATAN YANG BERDIRI TEGAR DAN TEGAS MELAWAN KEDZALIMAN, DAN KARENANYA IA EKSIS, KOKOH, HIDUP, DAN SEMAKIN DIMINATI”Adminhttp://www.blogger.com/profile/01269522601662820351noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-2761755726089306765.post-15144977299806385722011-03-21T22:52:00.001+07:002013-01-14T08:49:00.874+07:00Risalah Amman<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Risalah Amman</b><br />
<br />
<b>PERNYATAAN SIKAP<br />
KONFERENSI ISLAM INTERNASIONAL</b><br />
<br />
Konferensi ini diadakan di Amman, Yordania, dengan tema “Islam Hakiki dan Perannya dalam Masyarakat Modern” (27-29 Jumadil Ula 1426 H. / 4-6 Juli 2005 M.)<br />
<br />
Bismillahir-Rahmanir-Rahim<br />
SALAM DAN SALAWAT SEMOGA TERCURAH PADA BAGINDA NABI MUHAMMAD DAN KELUARGANYA YANG SUCI<br />
<br />
Wahai manusia, bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kalian dari satu jiwa… (Al-Nisa’,4:1) Sesuai dengan fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh YTH Imam Besar Syaikh Al-Azhar, YTH Ayatollah Sayyid Ali Al-Sistani, YTH Mufti Besar Mesir, para ulama Syiah yang terhormat (baik dari kalangan Syiah Ja’fari maupun Zaidi), YTH Mufti Besar Kesultanan Oman, Akademi Fiqih Islam Kerajaan Saudi Arabia, Dewan Urusan Agama Turki, YTH Mufti Besar Kerajaan Yordania dan Para Anggota Komite Fatwa Nasional Yordania, dan YTH Syaikh Dr. Yusuf Al-Qaradawi; Sesuai dengan kandungan pidato Yang Mulia Raja Abdullah II bin Al-Hussein, Raja Yordania, pada acara pembukaan konferensi;<br />
<br />
Sesuai dengan pengetahuan tulus ikhlas kita pada Allah SWT; Dan sesuai dengan seluruh makalah penelitian dan kajian yang tersaji dalam konferensi ini, serta seluruh diskusi yang timbul darinya; Kami, yang bertandatangan di bawah ini, dengan ini menyetujui dan menegaskan kebenaran butir-butir yang tertera di bawah ini:<br />
<br />
(1) Siapa saja yang mengikuti dan menganut salah satu dari empat mazhab Ahlus<br />
Sunnah (Syafi’i, Hanafi, Maliki, Hanbali), dua mazhab Syiah (Ja’fari dan<br />
Zaydi), mazhab Ibadi dan mazhab Zhahiri adalah Muslim. Tidak diperbolehkan<br />
mengkafirkan salah seorang dari pengikut/penganut mazhab-mazhab yang disebut<br />
di atas. Darah, kehormatan dan harta benda salah seorang dari pengikut/penganut mazhab-mazhab yang disebut di atas tidak boleh dihalalkan. Lebih lanjut, tidak diperbolehkan mengkafirkan siapa saja yang mengikuti akidah Asy’ari atau siapa saja yang mengamalkan tasawuf (sufisme). Demikian pula, tidak diperbolehkan mengkafirkan siapa saja yang mengikuti pemikiran Salafi yang sejati. Sejalan dengan itu, tidak diperbolehkan mengkafirkan kelompok Muslim manapun yang percaya pada Allah, mengagungkan dan mensucikan-Nya, meyakini Rasulullah (saw) dan rukun-rukun iman, mengakui lima rukun Islam, serta tidak mengingkari ajaran-ajaran yang sudah pasti dan disepakati dalam agama Islam.<br />
<br />
(2) Ada jauh lebih banyak kesamaan dalam mazhab-mazhab Islam dibandingkan<br />
dengan perbedaan-perbedaan di antara mereka. Para pengikut/penganut kedelapan<br />
mazhab Islam yang telah disebutkan di atas semuanya sepakat dalam prinsip prinsip utama Islam (Ushuluddin). Semua mazhab yang disebut di atas percaya pada satu Allah yang Mahaesa dan Makakuasa; percaya pada al-Qur’an<br />
sebagai wahyu Allah; dan bahwa Baginda Muhammad saw adalah Nabi dan Rasul<br />
untuk seluruh manusia. Semua sepakat pada lima rukun Islam: dua kalimat<br />
syahadat(syahadatayn); kewajiban shalat; zakat; puasa di bulan Ramadhan, dan<br />
Haji ke Baitullah di Mekkah. Semua percaya pada dasar-dasar akidah Islam:<br />
kepercayaan pada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitabNya, para rasul-Nya,<br />
hari akhir, dan takdir baik dan buruk dari sisi Allah. Perbedaan di antara ulama kedelapan mazhab Islam tersebut hanya menyangkut masalah-masalah cabang agama (furu’) dan tidak menyangkut prinsip-prinsip dasar (ushul) Islam.<br />
<br />
Perbedaan pada masalah-masalah cabang agama tersebut adalah rahmat Ilahi.<br />
Sejak dahulu dikatakan bahwa keragaman pendapat di antara ‘ulama adalah hal yang baik.<br />
<br />
(3) Mengakui kedelapan mazhab dalam Islam tersebut berarti bahwa mengikuti<br />
suatu metodologi dasar dalam mengeluarkan fatwa: tidak ada orang yang berhak<br />
mengeluarkan fatwa tanpa keahlihan pribadi khusus yang telah ditentukan oleh<br />
masing-masing mazhab bagi para pengikutnya. Tidak ada orang yang boleh<br />
mengeluarkan fatwa tanpa mengikuti metodologi yang telah ditentukan oleh<br />
mazhab-mazhab Islam tersebut di atas. Tidak ada orang yang boleh mengklaim<br />
untuk melakukan ijtihad mutlak dan menciptakan mazhab baru atau mengeluarkan<br />
fatwa-fatwa yang tidak bisa diterima hingga membawa umat Islam keluar dari<br />
prinsip-prinsip dan kepastian-kepastian Syariah sebagaimana yang telah ditetapkan oleh masing-masing mazhab yang telah disebut di atas.<br />
<br />
(4) Esensi Risalah Amman, yang ditetapkan pada Malam Lailatul Qadar tahun 1425 H dan dideklarasikan dengan suara lantang di Masjid Al-Hasyimiyyin, adalah kepatuhan dan ketaatan pada mazhab-mazhab Islam dan metodologi utama yang telah ditetapkan oleh masing-masing mazhab tersebut. Mengikuti tiap-tiap mazhab tersebut di atas dan meneguhkan penyelenggaraan diskusi serta pertemuan di antara para penganutnya dapat memastikan sikap adil, moderat, saling memaafkan, saling menyayangi, dan mendorong dialog dengan umat-umat lain.<br />
<br />
(5) Kami semua mengajak seluruh umat untuk membuang segenap perbedaan di<br />
antara sesama Muslim dan menyatukan kata dan sikap mereka; menegaskan kembali sikap saling menghargai; memperkuat sikap saling mendukung di antara<br />
bangsa-bangsa dan negara-negara umat Islam; memperkukuh tali persaudaraan yang menyatukan mereka dalam saling cinta di jalan Allah. Dan kita mengajak seluruh Muslim untuk tidak membiarkan pertikaian di antara sesama Muslim dan tidak membiarkan pihak-pihak asing mengganggu hubungan di antara mereka.<br />
<br />
Allah berfirman: Sesungguhnya orang-orang beriman adalah bersaudara. Maka itu islahkan hubungan di antara saudara-saudara kalian dan bertakwalah kepada Allah sehingga kalian mendapat rahmat-Nya. (Al-Hujurat, 49:10).<br />
<br />
Amman, 27-29 Jumadil Ula 1426 H./ 4-6 Juli 2005 M.<br />
<br />
<br />
Para penandatangan:<br />
AFGHANISTAN<br />
1. YTH. Nusair Ahmad Nour<br />
Dubes Afghanistan untuk Qatar<br />
<br />
Aljazair<br />
1. YTH. Lakhdar Ibrahimi<br />
Utusan Khusus Sekjen PBB; Mantan Menlu Aljazair<br />
2. Prof. Dr. Abd Allah bin al-Hajj Muhammad Al Ghulam Allah<br />
Menteri Agama<br />
3. Dr. Mustafa Sharif<br />
Menteri Pendidikan<br />
4. Dr. Sa’id Shayban<br />
Mantan Menteri Agama<br />
5. Prof. Dr. Ammar Al-Talibi<br />
Departemen Filsafat, University of Algeria<br />
6. Mr. Abu Jara Al-Sultani<br />
Ketua LSM Algerian Peace Society Movement<br />
<br />
AUSTRIA<br />
1. Prof. Anas Al-Shaqfa<br />
Ketua Komisi Islam<br />
2. Mr. Tar afa Baghaj ati<br />
Ketua LSM Initiative of Austrian Muslims<br />
<br />
AUSTRALIA<br />
1. Shaykh Salim ‘Ulwan al-Hassani<br />
Sekjen, Darulfatwa, Dewan Tinggi Islam<br />
<br />
AZERBAIJAN<br />
1. Shaykh Al-Islam Allah-Shakur bin Hemmat Bashazada<br />
Ketua Muslim Administration of the Caucasus<br />
<br />
BAHRAIN<br />
1. Syaikh Dr. Muhammad Ali Al-Sutri<br />
Menteri Kehakiman<br />
2. Dr. Farid bin Ya’qub Al-Miftah<br />
sekretaris Kementerian Agama<br />
<br />
BANGLADESH<br />
1. Prof. Dr. Abu Al-Hasan Sadiq<br />
Rektor Asian University of Bangladesh<br />
<br />
BOSNIA dan HERZEGOVINA<br />
1. Prof. Dr. Syaikh Mustafa Ceric<br />
Ketua Majlis ‘Ulama’dan Mufti Besar Bosnia dan Herzegovina<br />
2. Prof. Hasan Makic<br />
Mufti Bihac<br />
3. Prof. Anes Lj evakovic<br />
Peneliti dan Pengajar, Islamic Studies College<br />
<br />
BRAZIL<br />
1. Syaikh Ali Muhmmad Abduni<br />
Perwakilan International Islamic Youth Club di Amerika Latin<br />
<br />
kANADA<br />
1. Shaykh Faraz Rabbani<br />
Guru, Hanafijurisprudence, Sunnipath.com<br />
<br />
REPUBLIk CHAD<br />
1. Shaykh Dr. Hussein Hasan Abkar<br />
Presiden, Higher Council for Islamic Affair; Imam Muslim, Chad<br />
<br />
Mesir<br />
1. Prof. Dr. Mahmud Hamdi Zaqzuq<br />
Menteri Agama<br />
2. Prof. Dr. Ali Jumu’a<br />
Mufti Besar Mesir<br />
3. Prof. Dr. Ahmad Muhammad Al-Tayyib<br />
Rektor Universitas Al-Azhar University<br />
4. Prof. Dr. Kamal Abu Al-Majd<br />
Pemikir Islam; Mantan Menteri Informasi;<br />
5. Dr. Muhammad Al-Ahmadi Abu Al-Nur<br />
Mantan Menteri Agama Mesir; Profesor Fakultas Syariah, Yarmouk University, Jordan<br />
6. Prof. Dr. Fawzi Al-Zifzaf<br />
Ketua Masyayikh Al-Azhar; Anggota the Academy of Islamic Research<br />
7. Prof. Dr. Hasan Hanafi<br />
Peneliti dan Cendekiawan Muslim, Departemen Filsafat, Cairo University<br />
8. Prof. Dr. Muhammad Muhammad Al-Kahlawi<br />
Sekjen Perserikatan Arkeolog Islam; Dekan Fakultas Studi Kesejarahan Kuno, Cairo University<br />
9. Prof. Dr. Ayman Fuad Sayyid<br />
Mantan Sekjen, Dar al-Kutub Al-Misriyya<br />
10. Syaikh Dr. Zaghlul Najjar<br />
Anggota Dewan Tinggi Urusan Islam, Mesir<br />
11. Syaikh Moez Masood<br />
Dai Islam<br />
12. Dr. Raged al-Sirjani<br />
13. Dr. Muhammad Hidaya<br />
<br />
Perancis<br />
1. Syaikh Prof. Dalil Abu Bakr<br />
Ketua Dewan Tinggi Urusan Agama Islam dan Dekan Masjid Paris<br />
2. Dr. Husayn Rais<br />
Direktur Urusan Budaya, Masjid Jami’ Paris<br />
<br />
JERMAN<br />
1. Prof. Dr. Murad Hofmann<br />
Mantan Dubes Jerman untuk Maroko<br />
2. Syaikh Salah Al-Din Al- Ja’farawi<br />
Asisten Sekjen World Council for Islamic Propagation<br />
<br />
INDIA<br />
1. H.E. Maulana Mahmood Madani<br />
Anggota Parlemen<br />
Sekjen Jamiat Ulema-i-Hind<br />
2. Ja’far Al-Sadiq Mufaddal Sayf Al-Din<br />
Cendikiawan Muslim<br />
3. Taha Sayf Al-Din<br />
Cendikiawan Muslim<br />
4. Prof. Dr. Sayyid Awsaf Ali<br />
Rektor Hamdard University<br />
5. Prof. Dr. Akhtar Al-Wasi<br />
Dekan College of Humanities and Languages<br />
<br />
INDONESIA<br />
1. Dr. Tutty Alawiyah<br />
Rektor Universitas Islam Al-Syafi’iyah<br />
2. Rabhan Abd Al-Wahhab<br />
Dubes RI untuk Yordania<br />
3. KH Ahmad Hasyim Muzadi<br />
Mantan Ketua PBNU<br />
4. Rozy Munir<br />
Mantan Wakil Ketua PBNU<br />
5. Muhamad Iqbal Sullam<br />
International Conference of Islamic Scholars, Indonesia<br />
<br />
IRAN<br />
1. Ayatollah Syaikh Muhammad Ali Al-Taskhiri<br />
Sekjen Majma Taqrib baynal Madzahib Al-Islamiyyah.<br />
2. Ayatollah Muhammad Waez-zadeh Al-Khorasani<br />
Mantan Sekjen Majma Taqrib baynal Madzahib Al-Islamiyyah<br />
3. Prof. Dr. Mustafa Mohaghegh Damad<br />
Direktur the Academy of Sciences; Jaksa; Irjen Kementerian Kehakiman<br />
4. Dr. Mahmoud Mohammadi Iraqi<br />
Ketua LSM Cultural League and Islamic Relations in the Islamic Republic of Iran<br />
5. Dr. Mahmoud Mar’ashi Al-Najafi<br />
Kepala Perpustakaan Nasional Ayatollah Mar’ashi Al-Najafi<br />
6. Dr. Muhammad Ali Adharshah<br />
Sekjen Masyarakat Persahabatan Arab-Iran<br />
7. Shaykh Abbas Ali Sulaymani<br />
Wakil Pemimpin Spiritual Iran di wilayah Timur Iran<br />
<br />
IRAK<br />
1. Grand Ayatollah Shaykh Husayn Al-Mu’ayyad<br />
Pengelola Knowledge Forum<br />
2. Ayatollah Ahmad al-Bahadili<br />
Dai Islam<br />
3. Dr. Ahmad Abd Al-Ghaffur Al-Samara’i<br />
Ketua Diwan Waqaf Sunni<br />
<br />
ITALiA<br />
1. Mr. Yahya Sergio Pallavicini<br />
Wakil Ketua, Islamic Religious Community of Italy (CO.RE.IS.)<br />
<br />
YORDANIA<br />
1. Prof. Dr. Ghazi bin Muhammad<br />
Utusan Khusus Raja Abdullah II bin Al-Hussein<br />
2. Syaikh Izzedine Al-Khatib Al-Tamimi<br />
Jaksa Agung<br />
3. Prof. Dr. Abdul-Salam Al-Abbadi<br />
Mantan Menteri Agama<br />
4. Prof. Dr. Syaikh Ahmad Hlayyel<br />
Penasehat Khusus Raja Abdullah dan Imam Istana Raja<br />
5. Syaikh Said Al-Hijjawi<br />
Mufti Besar Yordania<br />
6. Akel Bultaji<br />
Penasehat Raja<br />
7. Prof. Dr. Khalid Touqan<br />
Menteri Pendidikan dan Riset<br />
8. Syaikh Salim Falahat<br />
Ketua Umum Ikhwanul Muslimin Yordania<br />
9. Syaikh Dr. Abd Al-Aziz Khayyat<br />
Mantan Menteri Agama<br />
10. Syaikh Nuh Al-Quda<br />
Mantan Mufti Angkatan Bersenjata Yordania<br />
11. Prof. Dr. Ishaq Al-Farhan<br />
Mantan Menteri Pendidikan<br />
12. Dr. Abd Al-Latif Arabiyyat<br />
Mantan Ketua DPR Yordania;<br />
Shaykh Abd Al-Karim Salim Sulayman Al-Khasawneh<br />
Mufti Besar Angkatan Bersenjata Yordania<br />
13. Prof. Dr. Adel Al-Toweisi<br />
Menteri Kebudayaan<br />
14. Mr.BilalAl-Tall<br />
Pemimpin Redaksi Koran Liwa’<br />
15. Dr. Rahid Sa’id Shahwan<br />
Fakultas Ushuluddin, Balqa Applied University<br />
<br />
KUWAIT<br />
1. Prof. Dr. Abdullah Yusuf Al-Ghoneim<br />
Kepala Pusat Riset dan Studi Agama<br />
2. Dr. Adel Abdullah Al-Fallah<br />
Wakil Menteri Agama<br />
<br />
LEBANON<br />
1. Prof. Dr. Hisham Nashabeh<br />
Ketua Badan Pendidikan Tinggi<br />
2. Prof. Dr. Sayyid Hani Fahs<br />
Anggota Dewan Tinggi Syiah<br />
3. Syaikh Abdullah al-Harari<br />
Ketua Tarekat Habashi<br />
4. Mr. Husam Mustafa Qaraqi<br />
Anggota Tarekat Habashi<br />
5. Prof. Dr. Ridwan Al-Sayyid<br />
Fakultas Humaniora, Lebanese University; Pemred Majalah Al-Ijtihad<br />
6. Syaikh Khalil Al-Mays<br />
Mufti Zahleh and Beqa’ bagian Barat<br />
<br />
LiBya<br />
1. Prof. Ibrahim Al-Rabu<br />
Sekretaris Dewan Dakwah Internasional<br />
2. Dr. Al-Ujaili Farhat Al-Miri<br />
Pengurus International Islamic Popular Leadership<br />
<br />
MALAYSIA<br />
1. Dato’ Dr. Abdul Hamid Othman<br />
Menteri Sekretariat Negara<br />
2. Anwar Ibrahim<br />
Mantan Perdana Menteri<br />
3. Prof. Dr. Muhamad Hashem Kamaly<br />
Dekan International Institute of Islamic Thought and Civilisation<br />
4. Mr. Shahidan Kasem<br />
Menteri Negara Bagian Perlis, Malaysia<br />
5. Mr. Khayri Jamal Al-Din<br />
Wakil Ketua Bidang Kepemudaan UMNO<br />
<br />
Maladewa<br />
1. Dr. Mahmud Al-Shawqi<br />
Menteri Pendidikan<br />
<br />
Maroko<br />
1. Prof. Dr. Abbas Al-Jarari<br />
Penasehat Raja<br />
2. Prof. Dr. Mohammad Farouk Al-Nabhan<br />
Mantan Kepala DarAl-Hadits Al-Hasaniyya<br />
3. Prof. Dr. Ahmad Shawqi Benbin<br />
Direktur Perpustakaan Hasaniyya<br />
4. Prof. Dr. Najat Al-Marini<br />
Departemen Bahasa Arab, Mohammed V University<br />
<br />
NIGERIA<br />
1. H.H. Prince Haji Ado Bayero<br />
Amir Kano<br />
2. Mr. Sulayman Osho<br />
Sekjen Konferensi Islam Afrika<br />
<br />
Kesultanan OMAN<br />
1. Shaykh Ahmad bin Hamad Al-Khalili<br />
Mufti Besar Kesultanan Oman<br />
2. Shaykh Ahmad bin Sa’ud Al-Siyabi<br />
Sekjen Kantor Mufti Besar<br />
<br />
PAKISTAN<br />
1. Prof. Dr. Zafar Ishaq Ansari<br />
Direktur Umum, Pusat Riset Islam, Islamabad<br />
2. Dr. Reza Shah-Kazemi<br />
Cendikiawan Muslim<br />
3. Arif Kamal<br />
Dubes Pakistan untuk Yordania<br />
4. Prof. Dr. Mahmoud Ahmad Ghazi<br />
Rektor Islamic University, Islamabad; Mantan Menteri Agama Pakistan<br />
<br />
PALESTINA<br />
1. Shaykh Dr. Ikrimah Sabri<br />
Mufti Besar Al-Quds dan Imam Besar Masjid Al-Aqsa<br />
2. Shaykh Taysir Raj ab Al-Tamimi<br />
Hakim Agung Palestina<br />
<br />
PORTUGAL<br />
1. Mr. Abdool Magid Vakil<br />
Ketua LSM Banco Efisa<br />
2. Mr. Sohail Nakhooda<br />
Pemred Islamica Magazine<br />
<br />
QATAR<br />
1. Prof. Dr. Shaykh Yusuf Al-Qaradawi<br />
Ketua Persatuan Internasional Ulama Islam<br />
2. Prof. Dr. Aisha Al-Mana’i<br />
Dekan Fakultas Hukum Islam, University of Qatar<br />
<br />
RUSIA<br />
1. Shaykh Rawi Ayn Al-Din<br />
Ketua Urusan Muslim<br />
2. Prof. Dr. Said Hibatullah Kamilev<br />
Direktur, Moscow Institute of Islamic Civilisation<br />
3. Dr. Murad Murtazein<br />
Rektor, Islamic University, Moskow<br />
<br />
ARAB SAUDI<br />
1. Dr. Abd Al-Aziz bin Uthman Al-Touaijiri<br />
Direktur Umum, The Islamic Educational, Scientific and Cultural<br />
Organization (ISESCO)<br />
2. Syaikh al-Habib Muhammad bin Abdurrahman al-Saqqaf<br />
<br />
SENEGAL<br />
1. Al-Hajj Mustafa Sisi<br />
Penasehat Khusus Presiden Senegal<br />
<br />
SINGAPORE<br />
1. Dr. Yaqub Ibrahim<br />
Menteri Lingkuhan Hidup dan Urusan Muslim<br />
<br />
AFRIKA SELATAN<br />
1. Shaykh Ibrahim Gabriels<br />
Ketua Majlis Ulama Afrika Utara South African ‘Ulama’<br />
<br />
SUDAN<br />
1. Abd Al-Rahman Sawar Al-Dhahab<br />
Mantan Presiden Sudan<br />
2. Dr. Isam Ahmad Al-Bashir<br />
Menteri Agama<br />
<br />
SWISS<br />
1. Prof. Tariq Ramadan<br />
Cendikiawan Muslim<br />
<br />
SYRIA<br />
1. Dr. Muhammad Sa’id Ramadan Al-Buti<br />
Dai, Pemikir dan Penulis Islam<br />
2. Prof. Dr. Syaikh Wahba Mustafa Al-Zuhayli<br />
Ketua Departemen Fiqih, Damascus University<br />
3. Syaikh Dr. Ahmad Badr Hasoun<br />
Mufti Besar Syria<br />
<br />
THAILAND<br />
1. Mr. Wan Muhammad Nur Matha<br />
Penasehat Perdana Menteri<br />
2. Wiboon Khusakul<br />
Dubes Thailand untuk Irak<br />
<br />
TUNISIA<br />
1. Prof. Dr. Al-Hadi Al-Bakkoush<br />
Mantan Perdana Menteri Tunisia<br />
2. Dr. Abu Baker Al-Akhzuri<br />
Menteri Agama<br />
<br />
TURKI<br />
1. Prof. Dr. Ekmeleddin I lis an og hi<br />
Sekjen Organisasi Konferensi Islam (OKI)<br />
2. Prof. Dr. Mualla Saljuq<br />
Dekan Fakultas Hukum, University of Ankara<br />
3. Prof. Dr. Mustafa Qag nci<br />
Mufti Besar Istanbul<br />
4. Prof. Ibrahim Kafi Donmez<br />
Profesor Fiqih University of Marmara<br />
<br />
UKRAINA<br />
1. Shaykh Dr. Ahmad Tamim<br />
Mufti Ukraina<br />
<br />
Uni Emirat Arab<br />
1. Mr. Ali bin Al-Sayyid Abd Al-Rahman Al-Hashim<br />
Penasehat Menteri Agama<br />
2. Syaikh Muhammad Al-Banani<br />
Hakim Pengadilan Tinggi<br />
3. Dr. Abd al-Salam Muhammad Darwish al-Marzuqi<br />
Hakim Pengadilan Dubai<br />
<br />
Inggris<br />
1. Syaikh Abdal Hakim Murad / Tim Winter<br />
Dosen, University of Cambridge<br />
2. Syaikh Yusuf Islam /Cat Steven<br />
Dai Islam dan mantan penyanyi<br />
3. Dr.FuadNahdi<br />
Pemimpin Redaksi Q-News International<br />
4. SamiYusuf<br />
Penyanyi Lagu-lagu Islam<br />
<br />
Amerika Serikat<br />
1. Prof. Dr. Seyyed Hossein Nasr<br />
Penulis dan profesor Studi-studi Islam, George Washington University<br />
2. Syaikh Hamza Yusuf<br />
Ketua Zaytuna Institute<br />
3. Syaikh Faisal Abdur Rauf<br />
Imam Masjid Jami Kota New York<br />
4. Prof. Dr. Ingrid Mattson<br />
Profesor Studi-studi Islam, Hartford Seminary; Ketua Masyarakat Islam<br />
Amerika Utara (ISNA)<br />
<br />
UZBEKISTAN<br />
1. Syaikh Muhammad Al-Sadiq Muhammad Yusuf<br />
Mufti Besar<br />
<br />
Yaman<br />
1. Syaikh Habib ‘Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafiz<br />
Ketua Madrasah Dar al-Mustafa, Tarim<br />
2. Syaikh Habib Ali Al-Jufri<br />
Dai Internasional<br />
3. Prof. Dr. Husayn Al-Umari<br />
Anggota UNESCO; Profesor Sejarah, Universitas Sana’a’<br />
<br />
teks aslinya bisa dilihat di www.ammanmessage.com (Arab-Inggris); http://www.kingabdullah.jo/main2.php?page_id=464<br />
<br />
UNDUH <a href="http://www.rissc.jo/docs/ammanmessage.pdf">Amman Message</a></div>
Adminhttp://www.blogger.com/profile/01269522601662820351noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-2761755726089306765.post-21710947505957385492011-03-21T22:02:00.001+07:002011-03-21T22:53:31.566+07:00Tiga Poin Penting Risalah Amman<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><b>Risalah Amman Yang Ditanda Tangani Kurang Lebih 500 Ulama Baik Syiah maupun Sunnah</b><br />
<br />
Risalah 'Amman (رسالة عمّان) dimulai sebagai deklarasi yang di rilis pada 27 Ramadhan 1425 H bertepatan dengan 9 November 2004 M oleh HM Raja Abdullah II bin Al-Hussein di Amman, Yordania. Risalah Amman (رسالة عمّان) bermula dari upaya pencarian tentang manakah yang “Islam” dan mana yang bukan (Islam), aksi mana yang merepresentasikan Islam dan mana yang tidak (merepresentasikan Islam). Tujuannya adalah untuk memberikan kejelasan kepada dunia modern tentang "Islam yang benar (الطبيعة الحقيقية للإسلام)" dan "kebenaran Islam" (وطبيعة الإسلام الحقيقي).<br />
<br />
Untuk lebih menguatkan asas otoritas keagamaan pada pernyataan ini, Raja Abdullah II mengirim tiga pertanyaan berikut kepada 24 ulama senior dari berbagai belahan dunia yang merepresentasikan seluruh Aliran dan Mazhab dalam Islam :<br />
<br />
<br />
1. Siapakah seorang Muslim ?<br />
<br />
2. Apakah boleh melakukan Takfir (memvonis Kafir) ?<br />
<br />
3. Siapakah yang memiliki haq untuk mengeluarkan fatwa ?<br />
<br />
Dengan berlandaskan fatwa-fatwa ulama besar (العلماء الكبار) --termasuk diantaranya Syaikhul Azhar (شيخ الأزهر), Ayatullah As-Sistaniy (آية الله السيستاني), Syekh Qardhawiy (شيخ القرضاوي)-- , maka pada Juli tahun 2005 M, Raja Abdullah II mengadakan sebuah Konferensi Islam Internasional yang mengundang 200 Ulama terkemuka dunia dari 50 negara. Di Amman, ulama-ulama tersebut mengeluarkan sebuah panduan tentang tiga isu fundamental (yang kemudian dikenal dengan sebutan “Tiga Poin Risalah 'Amman/محاور رسالة عمّان الثلاثة”), Berikut adalah kutipan Piagam Amman dari Konferensi Islam Internasional yang diadakan di Amman, Yordania, dengan tema “Islam Hakiki dan Perannya dalam Masyarakat Modern” (27-29 Jumadil Ula 1426 H. / 4-6 Juli 2005 M.) dan dihadiri oleh ratusan Ulama' dari seluruh dunia sebagai berikut:<br />
<br />
[1]Siapapun yang mengikuti Madzhab yang 4 dari Ahlussunnah wal Jamaah (Madzhab Hanafiy, Malikiy, Syafi'iy, Hanbali), Madzhab Jakfariy, Madzhab Zaidiyah, Madzhab Ibadiy, Madzhab Dhahiriy, maka dia Muslim dan tidak boleh mentakfir-nya (memvonisnya kafir) dan haram darahnya, kehormatannya dan hartanya. dan juga dalam fatwa Fadlilatusy Syekh Al-Azhar tidak boleh mentakfir ulama-ulama beraqidah Al-Asy'ariyah dan aliran Tashawuf yang hakiki (benar). Demikian juga tidak boleh memvonis kafir ulama-ulama yang berpaham Salafiy yang shahih<br />
<br />
Sebagaimana juga tidak boleh memvonis kafir kelompok kaum Muslimin yang lainnya yang beriman kepada Allah dan kepara Rasulullah, rukun-rukun Iman, menghormati rukun Islam dan tidak mengingkari informasi yang berasal dari agama Islam.<br />
<br />
[2]. Sungguh diantara madzhab yang banyak tersebut memang terdapat perbedaan (ikhtilaf), maka ulama-ulama dari delapan madzhab tersebut bersepakat dalam mabda' yang pokok bagi Islam. Semuanya beriman kepada Allah subhanahu wa ta'alaa yang Maha Esa, Al-Qur'an al-Karim adalah Kalamullah, Sayyidina Muhammad 'alayhis shalatu wassalam adalah Nabi sekaligus Rasul bagi umat manusia seluruhnya, dan mereka bersepakat atas rukun Islam yang 5 : Syadatayn, Shalat, Zakat, puasa Ramadhan, Haji kepa Baitullah, dan juga bersepakat atas Rukun Imam yang 6 ; beriman kepada Allah, Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-Nya, Hari kiamat, dan kepada Qadar yang baik dan buruk, dan ulama-ulama dari perngikut Madzhab tersebut berbeda pendapat dalam masalah Furu' (cabang) dan bukan masalah Ushul (pokok), dan itu adalah Rahmat, dan terdahulu telah dikatakan ;<br />
<br />
إنّ اختلاف العلماء في الرأي أمرٌ جيّد<br />
<br />
"Sesungguhnya ikhtilaf (perbedaan pendapat) para Ulama dalam masalah pemikiran hal yang baik"<br />
<br />
[3]. Pengakuan terhadap madzhab-madzhab dalam Islam berarti berkomitmen dengan metodologi (manhaj) dalam hal fatwa ; maka siapapun tidak boleh mengeluarkan fatwa selain yang memenuhi kriteria tertentu dalam setiap madzhab, dan tidak boleh berfatwa selain yang berkaitan dengan manhaj (metodologi) madzhab, tidak boleh seorang pun mampu mengklaim ijtihad dan mengembangkan/membuat madzhab/pendapat baru atau mengelurkan fatwa yang tidak bisa diterima yang dapat mengeluarkan kaum Muslim dari kaidah syar'iyyah, prinsip, ketetapan dari madzhabnya.<br />
<br />
Tiga Poin Risalah 'Amman ini lalu diadopsi oleh kepemimpinan politik dunia Islam pada pertemuan Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Mekkah pada Desember 2005. Dan setelah melewati satu tahun periode dari Juli 2005 hingga Juli 2006, piagam ini juga diadopsi oleh enam Dewan Ulama Islam Internasional. Secara keseluruhan, lebih dari 500 ulama Islam terkemuka telah mendukung Risalah 'Amman dan tiga poin pentingnya.<br />
<br />
Di antara penandatangan dan pengesah Risalah Amman ini adalah:<br />
<br />
Afghanistan: Hamid Karzai (Presiden).<br />
<br />
Amerika Serikat: Prof. Hossein Nasr, Syekh Hamza Yusuf (Institut Zaytuna), Ingrid Mattson (ISNA)<br />
<br />
Arab Saudi: Raja Abdullah As-Saud, Dr. Abdul Aziz bin Utsman At-Touaijiri, Syekh Abdullah Sulaiman bin Mani’ (Dewan Ulama Senior).<br />
<br />
Bahrain: Raja Hamad bin Isa Al-Khalifah, Dr. Farid bin Ya’qub Al-Miftah (Wakil Menteri Urusan Islam)<br />
<br />
Bosnia Herzegovina: Prof. Dr. Syekh Mustafa Ceric (Ketua Ulama dan Mufti Agung), Prof. Enes Karic (Profesor Fakultas Studi Islam)<br />
<br />
Mesir: Muhammad Sayid Thantawi (Mantan Syekh Al-Azhar), Prof. Dr. Ali Jum’ah (Mufti Agung), Ahmad Al-Tayyib (Syekh Al-Azhar)<br />
<br />
India: Maulana Mahmood (Sekjen Jamiat Ulema-i-Hindi)<br />
<br />
Indonesia: Maftuh Basyuni (Mantan Menag), Din Syamsuddin (Muhammadiyah), Hasyim Muzadi (NU).<br />
<br />
Inggris: Dr. Hassan Shamsi Basha (Ahli Akademi Fikih Islam Internasional), Yusuf Islam, Sami Yusuf (Musisi).<br />
<br />
Iran: Ayatullah Ali Khamenei (Wali Amr Muslimin), Ahmadinejad (Presiden), Ayatullah Ali Taskhiri (Sekjen Pendekatan Mazhab Dunia), Ayatullah Fadhil Lankarani.<br />
<br />
Irak: Jalal Talabani (Presiden), Ayatullah Ali As-Sistani, Dr. Ahmad As-Samarai (Kepala Dewan Wakaf Sunni)<br />
<br />
Kuwait: Syekh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber As-Sabah.<br />
<br />
Lebanon: Ayatullah Husain Fadhlullah, Syekh Muhammad Rasyid Qabbani (Mufti Agung Sunni).<br />
<br />
Oman: Syekh Ahmad bin Hamad Al-Khalili (Mufti Agung Kesultanan Oman)<br />
<br />
Pakistan: Pervez Musharraf (Presiden), Syekh Muhammad Tahir-ul-Qadri (Dirjen Pusat Penelitian Islam), Muhammad Taqi Usmani.<br />
<br />
Palestina: Syekh Dr. Ikramah Sabri (Mufti Agung dan Imam Al-Aqsha).<br />
<br />
Qatar: Dr. Yusuf Al-Qaradhawi, Dr. Ali Ahmad As-Salus (Profesor Syariah Universitas Qatar).<br />
<br />
Sudan: Omar Hassan Al-Bashir (Presiden).<br />
<br />
Suriah: Syekh Ahmad Badr Hasoun (Mufti Agung), Syekh Wahbah Az-Zuhaili (Kepala Departemen Fikih), Salahuddin Ahmad Kuftaro.<br />
<br />
Yaman: Habib Umar bin Hafiz (Darul Mustafa), Habib Ali Al-Jufri.<br />
<br />
Yordania: Raja Abdullah II, Pangeran Ghazi bin Muhammad (Dewan Pengawas Institut Aal Al-Bayt), Syekh Izzuddin Al-Khatib At-Tamimi (Hakim Agung), Syekh Salim Falahat (Ikhwanul Muslimin Yordania).<br />
<br />
_________________________________________________________<br />
sumber : ammanmessage.com </div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/01269522601662820351noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2761755726089306765.post-22810248256236814832011-02-22T21:37:00.005+07:002011-02-25T18:46:42.715+07:00Foto-foto Ulama Syiah dan Sunni<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgL_QmUDZRi-1oENnJXkwABW_ORjbPIdSbazE1K3FvtlvbGavMVyFnz2-6mhWGy3-BceNAN4ipXioeTGNOVdIcLBrusgVLA2qPJkgsouFO9_KZisgoMb6gN0kKmw-B5jBAQEw8DBPCv-pQI/s1600/maktabah+alawiyyin1+1379+H.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="350" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgL_QmUDZRi-1oENnJXkwABW_ORjbPIdSbazE1K3FvtlvbGavMVyFnz2-6mhWGy3-BceNAN4ipXioeTGNOVdIcLBrusgVLA2qPJkgsouFO9_KZisgoMb6gN0kKmw-B5jBAQEw8DBPCv-pQI/s400/maktabah+alawiyyin1+1379+H.jpg" width="400" /></a></div><div style="text-align: center;"><b><span style="font-size: small;">Maktabah Alawiyyin Syiah Imamiyah 12 Indonesia, tahun 1379 H</span></b></div><br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMm8RM2UeB_n1HKle1SGRs1UU1_j_jdib7L7G4NbP6fkAFEkVUibq7IR7xBS2vD2EitUukE0Yqf2qAfzG7Of0d30FKl8S6QERlGJzK8DOSC-m60FOwOl7sk6djVGWvk4oCxKVBtXfe-M7d/s1600/Dari+kiri+Ali+Baqir+al+Musawi%252C+Doktor+Muhammad+Sa%25E2%2580%2599id+Thayyib%252C+Sayyid+Hasyim+as+Salm%25C3%25A2n%252C+al+marh%25C3%25BBm+Sayyid+Muhammad+Alawi+al+Maliki%252C+Doktor+S%25C3%25A2mi+dan+Amin+al+Athth%25C3%25A2s..jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMm8RM2UeB_n1HKle1SGRs1UU1_j_jdib7L7G4NbP6fkAFEkVUibq7IR7xBS2vD2EitUukE0Yqf2qAfzG7Of0d30FKl8S6QERlGJzK8DOSC-m60FOwOl7sk6djVGWvk4oCxKVBtXfe-M7d/s1600/Dari+kiri+Ali+Baqir+al+Musawi%252C+Doktor+Muhammad+Sa%25E2%2580%2599id+Thayyib%252C+Sayyid+Hasyim+as+Salm%25C3%25A2n%252C+al+marh%25C3%25BBm+Sayyid+Muhammad+Alawi+al+Maliki%252C+Doktor+S%25C3%25A2mi+dan+Amin+al+Athth%25C3%25A2s..jpg" /></a></div><div style="text-align: center;"><b>Dari kiri Ali Baqir al-Musawi, Doktor Muhammad Sa’id Thayyib, Sayyid Hasyim as-Salmân, almarhûm Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki, Doktor Sâmi dan Amin al-Aththâs.</b></div><br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKZUJFPIxn2Q8xMlhShx9BSLZlPvBTvIZyjbNPgLopoemGCH9qD0tTt15KM1Q9PJVQo_0FTl9hYc2jVbv0AJCQ2CgrUov1oqutEstvu-maeIeeQyTFUx1yNopyBJ6dkivfDGVDWjrGGg9q/s1600/Habib+Ali+Al+Habsyi+Kwitang%252C+habib+Ali+Al+Atthas+Bungur+%252C+dan+Syeikh+Mudzaffar+Ulama+Syiah+berdo%2527a+bersama.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKZUJFPIxn2Q8xMlhShx9BSLZlPvBTvIZyjbNPgLopoemGCH9qD0tTt15KM1Q9PJVQo_0FTl9hYc2jVbv0AJCQ2CgrUov1oqutEstvu-maeIeeQyTFUx1yNopyBJ6dkivfDGVDWjrGGg9q/s1600/Habib+Ali+Al+Habsyi+Kwitang%252C+habib+Ali+Al+Atthas+Bungur+%252C+dan+Syeikh+Mudzaffar+Ulama+Syiah+berdo%2527a+bersama.jpg" /></a></div><div style="text-align: center;"><b>Habib Ali Al Habsyi Kwitang, habib Ali Al Atthas Bungur, dan Syeikh Mudzaffar Ulama Syiah berdo'a bersama</b></div><br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVZFJOpexyW_MfFzfe_8NSXzLq8eaLLrzZg5jF_ogr-YAvi97WXQriFFTvMqlbLsm23aRCmE6qwY0TFpzBBVhRDIahBYnfk7ytsJYHiK7NG9m_dgTAmduyDMuP3_KLjXnjO5N4XbyC9dkO/s1600/Habib+Ali+Al+Habsyi+Kwitang%252C+habib+Ali+Al+Atthas+Bungur%252C+Ulama+Syiah+Syeikh+Mudzaffar%252C+Habib+Salim+Bin+Jindan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVZFJOpexyW_MfFzfe_8NSXzLq8eaLLrzZg5jF_ogr-YAvi97WXQriFFTvMqlbLsm23aRCmE6qwY0TFpzBBVhRDIahBYnfk7ytsJYHiK7NG9m_dgTAmduyDMuP3_KLjXnjO5N4XbyC9dkO/s1600/Habib+Ali+Al+Habsyi+Kwitang%252C+habib+Ali+Al+Atthas+Bungur%252C+Ulama+Syiah+Syeikh+Mudzaffar%252C+Habib+Salim+Bin+Jindan.jpg" /></a></div><div style="text-align: center;"><b>Habib Ali Al Habsyi Kwitang, habib Ali Al Atthas Bungur, Ulama Syiah Syeikh Mudzaffar, Habib Salim Bin Jindan</b></div><br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5tO8Uog2HvM71wJo1DkKjD9NrLzl-vLwEejMf7qdG55WAX3n-3OVylTHFQTkaV81YJNI5kgOLT5Py27FPnfKzSsxpkNIOmW7HKat9Vhpx49sxuiUcbAfuAW33lH8pG_-AfoJGkVVuCyIh/s1600/Ulama+Syiah+Syeikh+Mudzaffar+bersama+Habib+Salim+Bin+Jindan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5tO8Uog2HvM71wJo1DkKjD9NrLzl-vLwEejMf7qdG55WAX3n-3OVylTHFQTkaV81YJNI5kgOLT5Py27FPnfKzSsxpkNIOmW7HKat9Vhpx49sxuiUcbAfuAW33lH8pG_-AfoJGkVVuCyIh/s1600/Ulama+Syiah+Syeikh+Mudzaffar+bersama+Habib+Salim+Bin+Jindan.jpg" /></a></div><div style="text-align: center;"><b>Ulama Syiah Syeikh Mudzaffar bersama Habib Salim Bin Jindan</b></div><br />
<div style="color: lime;"><br />
</div><div style="color: lime;"><span style="font-size: large;">JANGAN ADA LAGI INSIDEN SEPERTI ANTARA PONDOK YAPI DAN KELOMPOK ASWAJA. MESKI HABIB SALIM BIN JINDAN DAN SAYYID MUHAMMAD ALAWI AL-MALIKI ADALAH SUNNI, BELIAU TETAP MAU DUDUK DAN FOTO BERSAMA DENGAN ULAMA SYIAH. TIRULAH BELIAU-BELIAU. JANGAN ADA LAGI KEKERASAN ANTARA SUNNI DAN SYIAH. APALAGI KEKERASAN YANG DIKOBARKAN OLEH SEBAGIAN MURID ULAMA YANG ADA DI ATAS. </span></div><br />
Copy dari blog <a href="http://ejajufri.wordpress.com/2011/02/21/mazhab-minoritas-tidak-menarik/">sebelah </a><br />
Syekh Ahmad Deedat, kristolog masyhur yang juga seorang ulama suni mengatakan:<br />
<span style="font-size: large;">"Saya katakan kenapa Anda tidak bisa menerima ikhwan Syiah sebagai mazhab kelima? Hal yang mengherankan adalah mereka mengatakan kepada Anda ingin bersatu. Mereka tidak mengatakan tentang menjadi Syiah. Mereka berteriak “Tidak ada suni atau Syiah, hanya ada satu, Islam.” Tapi kita mengatakan kepada mereka “Tidak, Anda berbeda. Anda Syiah”. Sikap seperti ini adalah penyakit dari setan yang ingin memecah belah. Bisakah Anda membayangkan, kita suni adalah 90% dari muslim dunia dan 10%-nya adalah Syiah yang ingin menjadi saudara seiman, tapi yang 90% ketakutan. Saya tidak mengerti mengapa Anda yang 90% menjadi ketakutan. Mereka (Syiah) yang seharusnya ketakutan."</span>Adminhttp://www.blogger.com/profile/01269522601662820351noreply@blogger.com19tag:blogger.com,1999:blog-2761755726089306765.post-65184020038639840432011-02-14T11:29:00.001+07:002011-02-14T11:35:20.399+07:00Mazhab Syi’ah Ja’fariyah<b>Mazhab Syi’ah Ja’fariyah</b><br />
<br />
1. Mazhab Syiah Ja’fariyah adalah sebuah kelompok besar dari umat Islam pada masa sekarang ini, dan jumlah mereka diperkirakan 1/3 jumlah umat Islam. Latar belakang sejarahnya bermuara pada masa permulaan Islam, yaitu saat turunnya firman Allah swt. surat Al-Bayyinah ayat 7 :<br />
<br />
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُوْلَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّة<br />
<br />
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, mereka adalah sebaik-baiknya penduduk bumi. (QS. Al Bayyinah [98]:7)<br />
<br />
Selekas itu, Rasulullah saw. meletakkan tangannya di atas pundak Ali bin Abi Thalib a.s., sedang para sahabat hadir dan menyaksikannya, seraya bersabda: “Hai Ali!, Kau dan para syi’ahmu adalah sebaik-baiknya penduduk bumi”. [1]<br />
<br />
Dari sinilah, kelompok ini disebut dengan nama “syi’ah”, dan dinisbatkan kepada Ja’far Ash-Shadiq a.s. karena mengikuti beliau dalam bidang fiqih.<br />
<br />
2. Banyak dari kelompok ini yang tinggal di Iran, Irak, Palestina, Afganistan, India, dan tersebar secara luas ke negara-negara republik yang memisahkan diri dari Rusia, juga ke negara-negara Eropa, seperti Inggris, Jerman, Perancis, Amerika, dan Benua Afrika serta Asia timur. Mereka memiliki masjid-masjid, Islamic Center, pusat-pusat kegiatan budaya dan sosial.<br />
<br />
3. Kaum Syi’ah Ja’fariyah terdiri dari bangsa, suku, bahasa dan warna yang berbeda-beda. Mereka hidup secara berdampingan dengan saudara-saudara muslim yang lain dari golongan dan mazhab yang berbeda dengan penuh kedamaian dan kasih sayang. Dan mereka saling mem-bantu dan bekerja sama di segala bidang dengan penuh<br />
<br />
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ<br />
<br />
Sesungguhya orang-orang mukmin adalah saudara. (QS. Al-Hujurat [49]:10)<br />
<br />
Dan firman Allah swt.:<br />
<br />
وَتَعَاوَنُواْ عَلَى الْبرِّ وَالتَّقْوَى<br />
<br />
Saling tolong-menolonglah dalam kebaikan dan taqwa”. (QS. Al-Maidah [5]:ٰ)<br />
<br />
Dan berpegang teguh pada sabda Nabi saw.: “Orang-orang muslim – satu sama lainnya- laksana tangan yang satu”. [2] Juga sabda yang lain dari beliau: “Orang-orang mukmin (satu sama lainnya) seperti satu tubuh”.[3]<br />
<br />
4. Sepanjang sejarah Islam, mereka memiliki sikap disegani dan posisi yang cemerlang dalam membela Islam dan kaum muslimin. Mereka juga telah mampu mendirikan pemerintahan-pemerintahan dan negara-negara yang ber-khidmat pada peradaban Islam. Begitu juga, mereka memiliki ulama-ulama serta ahli-ahli yang telah menyum-bangkan tenaga dan seluruh pikiran mereka untuk memperkaya warisan-warisan Islam; dengan cara menulis ratusan ribu karangan, buku-buku kecil dan besar di bidang tafsir Al-Quran, hadis, akidah, fiqih, ushul fiqih, akhlak, dirayah, rijal, filsafat, nasihat-nasihat, sistem pemerintahan dan kemasyarakatan, bahasa dan sastra bahkan kedokteran, fisika, kimia, matematika, astronomi, ilmu-ilmu biologi, dan cabang-cabang ilmu lainnya. Dalam berbagai disiplin ilmu mereka memainkan peran sebagai perintis dan pencetus berbagai bidang keilmuan.[4]<br />
<br />
5. Mereka percaya kepada Allah Yang Maha Esa, tempat bergantung segala sesuatu, yang tidak beranak, tidak pula diperanakkan, serta tak ada sekutu bagi-Nya. Mereka menafikan dari Dzat Allah swt. segala sifat-sifat kebendaan, anak, tempat, zaman, perubahan, gerak, naik dan turun, dan lain sebagainya yang tidak layak bagi keagungan, kesucian, kesempurnaan dan keindahan-Nya. Mereka juga meyakini bahwa hanya Dialah yang layak disembah, bahwa hukum serta syariat hanyalah milik dan hak-Nya, dan bahwa kemusyrikan dengan segala macam-nya, secara terbuka maupun rahasia—adalah kezaliman yang amat besar dan dosa yang tak terampunkan.<br />
<br />
Mereka percaya akan semua ini dapat dibuktikan atas dasar akal yang sehat yang sejalan dengan Al-Quran dan hadits shahih; dari manapun sumbernya. Mereka tidak bersandar pada hadis-hadis Israiliyat dalam bidang akidah, tidak pula mengambil ajaran dari hadis-hadis yang diriwayatkan oleh orang-orang Majusi; yang menggam-barkan Allah swt. dalam bentuk manusia, menyerupakan-Nya dengan makhluk-makhluk, atau menyandarkan perbuatan zalim dan kesia-siaan kepada-Nya. Sesung-guhnya Allah Maha Suci dan Maha Luhur dari apa yang mereka duga atau menisbatkan perbuatan tercela kepada para nabi a.s. secara mutlak.<br />
<br />
6. Mereka meyakini bahwa Allah swt. Maha Adil dan Maha Bijaksana. Dia menciptakan alam semesta atas dasar keadilan dan kebijaksanaan. Dia tidak pernah mencip-takan sesuatu secara sia-sia, baik benda-benda mati, tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia, langit atau bumi, karena kesia-siaan itu bertentangan dengan keadilan dan kebijaksanaan, juga bertentangan dengan sifat-Nya yang melazimkan setiap kesempurnaan yang niscaya dimiliki-Nya, serta melazimkan penafian segala kekurangan dari Dzat-nya.<br />
<br />
7. Mereka meyakini bahwa Allah swt.—dengan keadilan dan kebijasanaan-Nya—telah mengutus kepada manusia para nabi dan rasul yang diangkat sebagai manusia-manusia maksum dan memiliki pengetahuan yang luas, yang bersumber dari wahyu untuk memberi hidayah kepada manusia, membantu mereka mencapai kesem-purnaan yang diharapkan, dan mengarahkan mereka kepada ketaatan yang menurunkan surga, dan menyam-paikan mereka kepada rahmat dan keridhaan Allah swt.<br />
<br />
Di antara para nabi dan rasul itu adalah Adam a.s., Nuh a.s., Ibrahim a.s., Musa a.s. dan nama-nama lainnya yang telah disebutkan oleh Al-Quran, atau yang ada disebutkan nama dan keadaan-keadaan mereka dalam hadis-hadis yang mulia..<br />
<br />
8. Mereka percaya bahwa siapa yang taat kepada Allah swt. dan melaksanakan perintah-perintah dan aturan-aturan-Nya di segala bidang kehidupan, ia akan selamat dan beruntung, serta layak mendapatkan pujian dan pahala,. meskipun ia hamba sahaya dari Afrika. Dan sebaliknya, siapa yang bermaksiat kepada Allah swt. dan pura-pura bodoh terhadap segala perintah-Nya dan menerapkan hukum-hukum selain hukum-hukum Allah, ia akan rugi dan binasa, dan layak mendapatkan hujatan dan siksa, meskipun ia seorang tuan atau sayyid dari bangsa Quraisy, sebagaimana yang terdapat dalam hadis Nabi saw.<br />
<br />
Mereka meyakini bahwa tempat pahala dan siksa adalah Hari kiamat, yang di dalamnya terdapat hari perhitungan, timbangan, surga, dan neraka. Dan hal itu akan terjadi setelah melewati alam kubur dan alam barzakh. Mereka juga menolak reinkarnasi (tanâsukh) yang dianut oleh sebagian pengingkar Hari Kebangkitan, karena mempercayainya berarti mendustakan Al-Quran dan hadis-hadis Nabi saw.<br />
<br />
9. Mereka meyakini bahwa nabi, rasul terakhir dan yang paling utama adalah Muhammad bin Abdillah bin Abdul Muthalib saw., yang telah dijaga dari kesalahan dan ketergelinciran, dan Allah telah memeliharanya dari segala maksiat, baik yang besar maupun yang kecil, sebelum dan sesudah menjadi nabi, dalam tablig maupun di luar tablig. Dan Allah swt. telah menurunkan kepada-nya Al-Quran untuk dijadikan sebagai pedoman hidup manusia sepanjang masa. Nabi saw. telah meyampaikan risalah-Nya dan menunaikan amanat-Nya dengan benar dan ikhlas. Kaum Syi’ah mempunyai puluhan ribu karya di bidang penulisan siroh nabawi, kepribadian, sifat-sifat, keistimewaan dan mukjizat-mukjizat Nabi saw. [5]<br />
<br />
10. Mereka meyakini bahwa Al-Quran yang diturunkan kepada Rasulullah saw. melalui Jibril a.s. dan ditulis oleh sekelompok sahabat-sahabat besar generasi pertama. Di antara mereka adalah Ali bin Abi Thalib a.s. pada masa Nabi saw. dan melakukan penulisan wahyu di bawah pengawasannya. Dan karena perintah dan petunjuknya, mereka menghafal dan menyempurnakannya, menghitung huruf-hurufnya, kata-katanya, surat-surat dan ayat-ayatnya. Dan mereka menurunkan ke generasi berikutnya. Kitab suci inilah yang dibaca umat Islam saat ini dengan berbagai macam kelompok, siang dan malam, tanpa ada penambahan, pengurangan dan perubahan. Dan kaum Syi’ah dalam bidang ini memiliki karya-karya tulis yang banyak, baik yang besar maupun yang kecil.[6]<br />
<br />
11. Mereka meyakini bahwa tatkala Rasulullah saw. sudah dekat ajalnya, beliau mengangkat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah dan pemimpin umat Islam sepening-galnya secara politis dan mengarahkan mereka kepada Ali untuk mengikutinya, baik dalam pemikiran atau dalam pemecahan persoalan hidup mereka, dan mene-ruskan pendidikan dan pembinaan mereka. Pengang-katan itu atas dasar perintah dari Allah di sebuah tempat yang dikenal dengan nama “Ghadir Khum” di akhir usia dan haji terakhirnya, dan di tengah kumpulan manusia yang ikut berhaji dengan Nabi saw. Menurut sebagian riwayat, jumlah mereka lebih dari 100 ribu orang.<br />
<br />
Pada kesempatan itu beberapa ayat Al-Quran telah turun, di antaranya:<br />
<br />
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ اللّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ<br />
<br />
“Hai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, dan jika engkau itdak melaksanakannya berarti engkau tidak menyampai-kan risalah. Dan Allah akan melindungimu dari manusia. Sesungguhnya Allah tidak akan memberi pentunjuk kepada kaum yang kafir.” (QS. Al Maidah [5]:67)<br />
<br />
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا<br />
<br />
“Pada hari ini Aku sempurnakan untukmu agamamu dan aku cukupkan nikmat-Ku kepadamu dan Aku relakan Islam sebagai agamamu.” (QS. Al-Maidah [5]: 3)<br />
<br />
الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُواْ مِن دِينِكُمْ فَلاَ تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ<br />
<br />
“Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa dari agamamu, maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku.” (QS Al-Maidah [5]:3)<br />
<br />
سَأَلَ سَائِلٌ بِعَذَابٍ وَاقِعٍ لِّلْكَافِرينَ لَيْسَ لَهُ دَافِعٌ<br />
<br />
“Seorang penanya bertanya tentang suatu kejadian ke atas orang-orang kafir, azab yang tidak ada penghalang (langsung).” (QS. Al-Ma’arij [70]:1-2)<br />
<br />
Begitu juga Nabi saw. meminta orang-orang untuk berbaiat kepada Ali dengan berjabat tangan. Maka merekapun segera berbaiat. Dan orang pertama dari mereka adalah tokoh-tokoh Muhajirin dan Anshar, serta sahabat-sahabat ternama.[7]<br />
<br />
12. Mereka meyakini bahwa imam setelah Rasulullah saw. harus melakukan apa-apa yang pernah dilakukan Nabi saw. semasa hidup beliau, yaitu tugas-tugas memimpin dan memberikan petunjuk, pendidikan dan pengajaran, menjelaskan hukum-hukum, mengatasi problematika pemikiran, serta mejelaskan urusan sosial yang penting. Maka, imam juga harus menjadi kepercayaan umat, agar mereka bisa diarahkan pada ketentraman. Oleh karena itu, seorang imam menyerupai Nabi dalam kemampuan dan sifat, di antaranya kemaksuman (‘ishmah) dan ilmu yang luas. Karena, imam sama seperti Nabi dalam kewenangan dan tanggung jawab kecuali menerima wahyu dan kenabian, sebab kenabian telah tertutup dan berakhir pada Rasulullah saw., beliau adalah penutup para nabi dan rasul. Agamanya adalah pemungkas seluruh agama, syariatnya pemungkas seluruh syariat, kitabnya pemungkas seluruh syariat, kitabnya pemungkas seluruh kitab. Tidak ada nabi setelahnya, tidak ada agama setelah agamanya, tidak ada syariat setelah syariatnya. Dan Syi’ah dalam hal ini memiliki karya-karya tulis yang banyak dan berbagai corak..<br />
<br />
13. Mereka meyakini bahwa kebutuhan umat terhadap pemimpin yang laik dan maksum, mengharuskan agar tidak cukup dengan penunjukan Ali a.s. saja sebagai khalifah dan pemimpin setelah Nabi, tetapi ini harus berkesinambungan sampai masa yang panjang dan sampai akar-akar Islam mengokoh dan dasar-dasar syariat terjaga, serta pilar-pilarnya terpelihara dari segala bahaya yang mengancam setiap akidah dan aturan-aturan Tuhan. Hendaknya para imam dapat memberikan contoh praktis dan program yang sesuai dengan kondisi-kondisi yang akan dialami umat Islam setelahnya.<br />
<br />
14. Mereka meyakini bahwa karena sebab tersebut di atas dan karena adanya hikmah yang tinggi, dengan perintah Allah swt. Nabi saw. telah menentukan 11 Imam setelah Imam Ali bin Abi Thalib a.s. Dengan demikian, jumlah mereka adalah 12 imam. Jumlah ini bahkan nama etnis mereka (Quraisy) telah disinggung—meski tidak disebut-kan nama dan ciri-ciri khasnya—dalam kitab Shahih Bukhori, Shahih Muslim, dengan redaksi yang berbeda-beda, seperti yang diriwayatkan dari Rasulullah saw. Bahwa: “Sesungguhnya agama ini akan senantiasa berjalan, tegak, mulia dan kuat selama di antara umat ada dua belas pemimpin atau khalifah yang semuanya berasal dari Quraisy”. (atau Bani Hasyim, sebagaimana yang terdapat dalam sebagian kitab). Bahkan disebutkan pula nama-nama mereka dalam sebagian kitab selain Kutub As-Sittah, yaitu buku-buku tentang keutamaan (manâqib), syair dan sastra. Meskipun hadis-hadis ini tidak secara langsung menye-butkan dan menentukan dua belas Imam, yaitu Ali dan 11 Imam dari keturunannya, hanya saja hadis-hadis tersebut tidak bisa dimaknai kecuali keyakinan Syi’ah Ja’fariyah. Dan tidak ada penafsiran yang relevan untuk hadis-hadis tersebut kecuali penafsiran mereka.[8]<br />
<br />
15. Syi’ah Ja’fariyah meyakini bahwa 12 imam itu ialah :<br />
<br />
1. Imam Ali bin Abi Thalib Al-Mujtaba a.s.<br />
<br />
2. Imam Hasan Al-Mujtaba a.s.<br />
<br />
3. Imam Husain Sayyid Asy-Syuhada a.s. (keduanya adalah putra Imam Ali dan Sayidah Fatimah a.s. dan cucunda Nabi saw.<br />
<br />
4. Imam Ali Zainal Abidin As-Sajjad a.s.<br />
<br />
5. Imam Muhammad bin Ali Al-Bagir a.s.<br />
<br />
6. Imam Ja’far bin Muhammad Al-Shadiq a.s.<br />
<br />
7. Imam Musa bin Ja’far Al-Khadzim a.s.<br />
<br />
8. Imam Ali bin Musa Ar-Ridha a.s.<br />
<br />
9. Imam Muhammad bin Ali Al-Jawad-At-Taqi a.s.<br />
<br />
10. Imam Ali bin Muhammad Al-Hadi- An-Naqi) a.s.<br />
<br />
11. Imam Hasan bin Ali Al-‘Askari a.s.<br />
<br />
12. Imam Muhammad bin Hasan Al-Mahdi Al-Muntazhar a.s. yang dijanjikan dan dinantikan.<br />
<br />
Para ahli sastra unggulan dari luar mazhab Syi’ah, baik dari kalangan Arab ataupun Ajam, telah membuat bait-bait syair secara terinci yang memuat nama-nama 12 imam seperti: Haskafi, Ibnu Thulun, Fadhl bin Ruz Dahan, Al-Jamiy’ Athar Naisyabur dan Maulawi mereka dari pengikut Abu Hanifah, Syafi’i dan selainnya. Di sini kami hanya sebutkan dua kasidah sebagai contoh: pertama kasidah Haskafi Al-Hanafi, ulama abad ke-6 Hijriah:<br />
<br />
“Haidar (gelar imam Ali) dan setelahnya Hasan dan Husain, kemudian,<br />
<br />
Ali Zainal Abidin dan putranya Muhammad Al-Bagir.<br />
<br />
Ja’far Al-Shadiq dan putranya Musa Al-Khazim, dan setelahnya.<br />
<br />
Ali (Ar-Ridha) yang menjadi waliyul Ahad, kemudian putranya Muhammad (Al-Jawad).<br />
<br />
Kemudian Ali (Al-Hadi) dan putranya yang benar dan jujur, Hasan (Al-Askari).<br />
<br />
Yang selanjutnya Muhammad bin Hasan yang di yakini oleh orang-orang bahwa mereka adalah imam-imamku, tuanku.<br />
<br />
Meskipun orang-orang mencaciku dan mendustakannya dan mencaci para imam, ketahuilah, muliakanlah mereka para imam yang namanya telah terjaga dan tidak bisa ditolak.<br />
<br />
Mereka itu hujah-hujah Allah atas hamba-hamba-Nya mereka adalah jalan dan tempat tujuan.<br />
<br />
Mereka di waktu siang berpuasa untuk Tuhan, dan di malam hari mereka ruku’ dan sujud di hadapanTuhan-Nya”.<br />
<br />
Qasidah yang kedua dari Syamsuddin bin Muhammad bin Thulun Ulama abad ke-10 Hijriah, ia mengatakan :<br />
<br />
“Kalian harus berpegang pada 12 imam dari keluarga Musthafa Rasul, sebaik-baik manusia , yaitu…<br />
<br />
Abu Thurab (imam Ali), Hasan dan Husain.<br />
<br />
Ketahuilah, membenci Ali Zainal Abidin perbuatan tercela…<br />
<br />
Muhammad Al-Bagir yang mengetahui betapa banyak ilmu…<br />
<br />
Ash-Shadiq yang dipanggil Ja’far di antara manusia …<br />
<br />
Musa yang diberi gelar Al-Khazim dan putranya Ali.<br />
<br />
Ar-Ridha yang tinggi kedudukannya.<br />
<br />
Muhammad At-Taqi yang hatinya penuh dan makmur dengan cahaya dan hikmah.<br />
<br />
Ali Al-Naqi yang mutiara-mutiaranya tersebar.<br />
<br />
Hasan Al-Askaryi yang telah disucikan.<br />
<br />
Dan muhammad Al-Mahdi yang akan muncul.<br />
<br />
Sesungguhnya mereka adalah Ahlul Bait, yang berdasar-kan perintah Allah swt, telah ditentukan oleh Nabi saw. sebagai pemimpin umat Islam, karena kemaksuman dan kesucian mereka dari kesalahan dan dosa, dan karena ilmu mereka yang luas yang telah mereka warisi dari sang datuk Nabi saw. yang telah memerintahkan kita untuk mencintai dan mengikuti mereka. Dalam hal ini Allah swt. berfiman:<br />
<br />
قُل لَّا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى<br />
<br />
“Katakan hai Muhammad, Aku tidak meminta kepada kalian upah atas apa yang aku lakukan kecuali kecintaan kepada keluargaku.” (QS. Al-Syura [42]:23)<br />
<br />
Dan dalam ayat yang lain Allah berfirman:<br />
<br />
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ وَكُونُواْ مَعَ الصَّادِقِينَ<br />
<br />
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kalian bersama orang-orang yang benar.” (QS. At-Taubah [9]:119)<br />
<br />
16. Syi’ah Ja’fariyah meyakini bahwa para imam suci—yang sejarah belum pernah mencatat dari mereka penyele-wengan atau kemaksiatan, baik dalam ucapan atau pun perbuatan—dengan bekal ilmu yang luas telah berkhid-mat kepada umat Islam dan memperkaya mereka dengan pengetahuan yang dalam serta pandangan yang benar dalam akidah, syariat, akhlak, sastra, tafsir, sejarah serta cakrawala masa depan. Demikian juga, mereka telah mendidik atau membina melalui ucapan atau perbuatan sekelompok laki-laki dan perempuan yang unggul di mana semua orang telah mengenal mereka dengan keutamaannya, ilmunya dan kebaikan prilakunya.<br />
<br />
Syi’ah Ja’fariyah memandang bahwa meskipun mereka para imam telah dijauhkan dari kedudukan kepemim-pinan politis, tetapi mereka telah menunaikan dan menyampaikan misi intelektual dan tugas sosial mereka dengan sebaik-baiknya, karena mereka telah menjaga dasar-dasar akidah dan pilar-pilar syariat dariancaman penyimpangan.<br />
<br />
Sekiranya umat islam memberikan kesempatan kepada mereka untuk melakukan peran politik yang telah Rasul berikan kepadanya atas dasar perintah Allah swt., niscaya umat Islam akan mencapai kebahagian dan kemuliaan, serta keagungannya secara penuh, dan mereka akan menjadi satu, bersatu, dan tidak mengalami perpecahan, ikhtilaf dan pertentangan, peperangan, saling bunuh-membunuh, dan mereka tidak hina dan diremahkan.<br />
<br />
17. Dengan menunjuk pada dalil-dalil Naqli dan Aqli, yang begitu banyak disebutkan dalam buku-buku Akidah, mereka meyakini bahwa umat Islam hendaknya mengikuti Ahlul Bait Nabi, dan senantiasa berada di jalannya, karena jalan Ahlul Bait adalah jalan yang telah digariskan oleh Rasulullah saw. untuk umat dan beliau telah mewasiatkan kepada umat agar menapaki jalan mereka dan berpegang teguh pada mareka, sebagaimana dalam hadis “Tsaqalain” yang mutawatir, seraya berkata :<br />
<br />
“Sesungguhnya aku telah tinggalkan untuk kalian dua pusaka; kitabullah (Al-Quran) dan keturunanku Ahlul Bait. Selama berpegang teguh pada keduanya,kalian tidak akan tersesat”.<br />
<br />
Hadis ini telah diriwayatkan oleh Muslim dalam shahih-nya dan oleh puluhan ahli-ahli hadis dan ulama-ulama disetiap abad.<br />
<br />
Begitu pula, pengangkatan khalifah dan pewasiatan seperti ini adalah hal yang lumrah dalam kehidupan para nabi-nabi terdahulu.<br />
<br />
18. Syi’ah Ja’fariyah meyakini bahwa umat Islam hendaknya mendiskusikan dan mempelajari masalah-masalah seperti ini dengan menjauhkan diri dari caci maki, tuduhan yang tak beralasan dan melakukan fitnah. Dan hendaknya para ulama dan cendikiawan dari seluruh kelompok dan golongan umat Islam ber-kumpul dalam muktamar-muktamar ilmiah, mem-pelajari dengan lapang dada dan ikhlas serta dengan semangat persau-daraan dan obyektifitas tentang klaim-klaim saudara-saudara mereka dari kaum Syi’ah Ja’fariah, serta dalil-dalil yang mereka bawakan untuk membuktikan pandangan-pandangannya berdasarkan Al-Quran, hadis mutawatir dari Rasulullah saw., akal sehat, pertimbangan sejarah, keadaan politik dan sosial secara umum pada masa Nabi dan setelahnya.<br />
<br />
19. Syi’ah Ja’fariyah meyakini bahwa para sahabat dan orang-orang yang berada di sekeliling Nabi dari kaum laki-laki dan perempuan telah berkhidmat kepada Islam dan mereka telah mengerahkan seluruh jiwa raganya di jalan penyebaran Islam.<br />
<br />
Hendaknya umat Islam menghormati mereka, meng-hargai perjuangan dan bakti mereka dan memohon kerelaan mereka. Hanya saja, hal ini tidak berarti menganggap mereka semua sebagai manusia-manusia yang mutlak adil, tidak pula berarti sebagian sikap dan perbuatan-perbuatan mereka tidak bisa dikritik, karena mereka adalah manusia yang bisa salah dan bisa benar.<br />
<br />
Sejarah telah menyebutkan bahwa sebagian mereka telah menyimpang dari jalan yang benar meskipun di masa hidup Nabi saw. Bahkan Al-Quran secara eksplisit menyebutkan adanya penyimpangan itu di sebagian surat dan ayat-ayatnya, seperti surat Al-Munafiqun, Al-Ahzab, Al-Hujarat, At-Tahrim, Fath, Muhammad dan At-Taubah.<br />
<br />
Kritik yang sehat terhadap suatu golongan tidaklah dinyatakan kafir, karena tolak ukur iman dan kufur sangat jelas, yaitu mengakui atau menafikan tauhid dan kenabian, serta hal-hal yang sangat mudah dimengerti (badihi) dari masalah agama, seperti kewajiban shalat, puasa, haji, haramnya arak, khamar, judi dan hokum-hukum lainnya.<br />
<br />
Memang, lidah harus dijaga dari perbuatan mencaci maki, juga pikiran harus dijaga dari cara bernalar yang dangkal, karena hal ini bukanlah karakter seorang muslim yang terdidik, yang mengikuti prilaku Nabi Muhammad saw. Bagaimanapun kebanyakan para sahabat itu adalah orang-orang baik yang layak untuk dihormati dan dimuliakan. Tetapi perlu diketahui bahwa ketundukan mereka pada Qaidah Jarah wa Ta’dil (yaitu sebuah kaidah ilmu Rijal yang mempertimbangkan kualitas kepribadian para perawi hadis, -peny.), yaitu:<br />
<br />
Meneliti hadis-hadis Nabi yang shahih, yang dianggap kuat, padahal telah diketahui pula akan banyaknya kebohongan-kebohongan yang telah dinisbatkan kepada Nabi saw., sebagaimana yang telah banyak diketahui. Dan Nabi saw. sendiri telah mengkhabarkan akan terjadinya hal itu, dan kalian pula yang mendorong ulama-ulama kedua kelompok (Sunnah-Syi’ah) seperti; Suyuthi, Ibnu Jauzi dan lain-lain untuk menulis buku-buku yang berbobot yang dapat menyaring antara hadis-hadis yang benar-benar keluar dari Nabi dan hadis-hadis maudhu’ atau palsu.<br />
<br />
20. Syi’ah Ja’fariyah meyakini adanya Imam Mahdi a.s. yang dinanti berdasarkan riwayat-riwayat yang begitu banyak dari Nabi saw. yang menyebutkan, bahwa dia dari keturunan Fatimah, dan dia keturunan yang kesembilan dari Imam Husain a.s., karena anak atau keturunan yang kedelapan dari Imam Husain adalah Imam Hasan Al-Askari, yang telah meninggal pada tahun 260 H sedangkan beliau tidak mempunyai anak kecuali anak yang diberi nama Muhammad. Dialah Imam Mahdi a.s. yang diberi panggilan nasab Abul Qasim. Banyak orang-orang terpercaya dari umat Islam yang telah melihatnya. Dan mereka telah meng-kabarkan akan kelahirannya, cirri-ciri khasnya, keimamahannya dan nas dari ayahnya yang me-nunjukkan kepemimpinannya.<br />
<br />
Dia telah gaib setelah 50 tahun dari kelahirannya, karena musuh-musuh ingin membunuhnya. Oleh karena itu, Allah swt. menyimpannya untuk menegakkan pemerintahan yang adil, universal pada akhir zaman, dan mensucikan bumi dari kezaliman dan kerusakan setelah dipenuhi oleh keduanya.<br />
<br />
Maka tidak aneh dan tidak pula mengherankan akan panjangnya usia beliau dan masih hidup sampai sekarang, meskipun sudah melampaui abad 20 dari kelahirannya. Sebagaimana Nabi Nuh a.s. pernah hidup sampai 950 tahun di tengah umatnya, dan menyeru mereka kepada Allah,atau Nabi Haidir a.s. yang sampai saat ini masih hidup.<br />
<br />
Allah swt. Mahakuasa atas segala sesuatu, dan kehendaknya berjalan tanpa ada yang bisa mencegah dan menolaknya. Bukankah Allah swt. telah menegaskan ihwal Nabi Yunus a.s. dalam firmannya:<br />
<br />
فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنْ الْمُسَبِّحِينَ لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ<br />
<br />
Maka, sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai Hari Kebangkitan. (QS. Al-Shaffat [ 37]:143-144).<br />
<br />
Sebagian besar ulama Ahli Sunnah meyakini kelahiran Imam Mahdi a.s. dan keberadaannya, dan mereka menyebutkan nama kedua orang tuanya, serta sifat-sifatnya, di antara mereka ialah:<br />
<br />
1. Abdul Mu’min Syablanji Al-Syafi’i dalam kitabnya, Al-Abshor fi Manaqibi Nabi al-Muchtar.<br />
<br />
2. Ibnu Hajar Haitami Makki Asy-Syafi’i dalam kitabnya Ashowaiq al Muhriqah, seraya menga-takan; Abul Qasim Muhammad Al-Hujjah, ditinggal wafat oleh ayahnya pada usia lima tahun. tetapi Allah swt. memberikan hikmah padanya. Dia juga disebut sebagai “Al-Qaim Al-Muntazhar”.<br />
<br />
3. Al-Qunduzi Al-Hanafi Al-Balkhi dalam bukunya, Yanabi al Mawaddah, yang dicetak di ibukota Turki masa Dinasti Otoman.<br />
<br />
4. Sayyid Muhammad Shidiq Hasan Al-Qonuji Al-Bukhori dalam kitabnya, Al-Izhaa’ah Liman Kana waman Yakunu baina Yaday Assaa’ah.<br />
<br />
Mereka ini termasuk ulama-ulama terdahulu. Adapun dari ulama-ulama mutakhir, seperti; Dr. Musthafa Rafi’i dalam bukunya Islamuna, telah memaparkan masalah ini secara panjang lebar dan menjawab seluruh kritik seputar masalah ini.<br />
<br />
21. Kaum Syi’ah Ja’fariyah melakukan shalat, puasa, haji, membayar khumus (1/5) pendapatan mereka, haji ke Mekkah yang mulia, melaksanakan manasik umrah dan haji seumur hidup sekali, sedangadapun dari itu adalah sunnah, memerintahkan yang makruf dan melarang yang munkar, berpihak kepada wali-wali Allah dan Nabinya, dan memusuhi musuh-musuh Allah dan musuh-musuh Nabi-Nya, berjihad di jalan Allah terhadap setiap orang kafir atau musyrik yang terang-terangan memerangi Islam, dan terhadap setiap orang yang berbuat makar terhadap umat Islam.<br />
<br />
Mereka melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi, sosial, keluarga, seperti jual beli, penyewaan, nikah, talak, warisan, pendidikan, menyusui, hijab dan lain sebagainya, sesuai dengan hukum-hukum Islam yang benar dan lurus. Mereka mengamalkan hukum-hukum ini dari proses ijtihad yang dilakukan oleh ulama-ulama ahli fiqih mereka yang warak dengan berdasarkan pada hadis yang shahih, hadis-hadis Ahlul Bait, akal dan konsensus (ijma’) ulama.<br />
<br />
22. Mereka percaya bahwa setiap kewajiban yang bersifat harian, memiliki waktu tertentu, dan waktu-waktu shalat harian adalah Subuh, Zuhur, Ashar, Magrib dan Isya. Yang paling penting adalah melakukan setiap shalat pada waktunya yang khusus. Hanya saja, mereka melakukan jamak antara dua shalat Zuhur dan Ashar dan antara Magrib dan Isya karena Rasulullah saw. melakukan jamak dua shalat tanpa uzur, tanpa sakit dan tanpa berpergian, sebagaimana yang disebutkan dalam Shahih Muslim dan kitab hadis lainnya, “Sebagai keringanan untuk umat serta untuk mempermudah bagi mereka”. Dan itu telah menjadi masalah biasa pada masa kita sekarang ini.<br />
<br />
23. Mereka mengumandangkan azan sebagaimana azannya umat Islam yang lain. hanya saja mereka sebutkan setelah hayya ‘alal falah dengan redaksi hayya ‘ala khairil ‘amal, karena telah ada sejak zaman Nabi saw. Hanya saja, pada zaman Umar bin Khaththab, kalimat itu dihapus atas dasar ijtihad pribadinya, dengan alasan bahwa hal itu dapat memalingkan umat Islam dari berjihad. Padahal mereka tahu bahwa shalat adalah sebaik-baik perbuatan (sebagaimana pengakuan Allamah Qusyji Al-Asy‘ari dalam kitab Syarah Tajrid Al-I’tiqad,Al-Mushannaf, karya Al-Kindi, Kanz Al-Ummal karya Muttaqi Hindi, dll. Umar bin Khaththab telah manambahkan sebuah redaksi Ashalatul khairul minanauum sementara kalimat itu tidak pernah ada pada zaman Nabi saw.<br />
<br />
Dan sesungguhnya ibadah, dan muqaddimah-muqaddimahnya dalam Islam itu harus berdasarkan kepada perintah dan izin syariat yang suci. Artinya, segalanya harus berlandaskan pada nas yang khusus ataupun yang umum dari Al-Quran dan hadis. Bila tidak, maka hal itu dikatakan sebagai bid’ah yang harus ditolak.<br />
<br />
Oleh karena itu, dalam ibadah, bahkan dalam setiap masalah syariat tidak boleh ada penambahan atau pengurangan dengan pendapat pribadi.<br />
<br />
Adapun apa yang ditambahkan Syi’ah Ja’fariyah setelah syahadah kepada Rasulullah saw. (Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah),berupa kalimat Asyhadu anna Aliyan waliyullah karena adanya riwayat-riwayat dari Nabi saw. dan Ahli Baitnya a.s. yang menjelaskan bahwa tidaklah disebutkan kalimat Muhammad Rasulullah atau tidaklah ditulis kalimat tersebut di atas pintu surga, kecuali diikuti dengan kalimat (‘Aliyan waliyullah), yaitu sebuah kalimat yang menjelaskan bahwa Syi’ah tidak mempercayai kenabian Ali bin Abi Thalib, apa lagi sampai mengatakan ketuhanannya. Karenanya, diperbolehkan untuk membaca kalimat itu setelah dua syahadat, dengan niat bahwa itu tidak termasuk bagian atau kewajiban dari azan. Inilah pendapat mayoritas ulama-ulama ahli fiqih Syi’ah Ja’fariyah.<br />
<br />
Oleh sebab itu,kalimat tambahan yang dibaca ini bukan bagian dari azan sebagaimana yang telah kami katakan, dengan demikian bukan termasuk dari yang tidak ada pada mulanya dalam syariat, tidak pula termasuk bid’ah.<br />
<br />
24. Mereka sujud di atas tanah , debu, kerikil, atau di atas batu dan apa saja yang termasuk bagian dari bumi atau tanah dan yang tumbuh di atasnya, seperti tikar yang bukan terbuat dari kain dan bukan pula yang dimakan, dan yang manis. Karena ada banyak riwayat di dalam sumber-sumber Syi’ah dan Ahli Sunnah, bahwa kebiasaan Rasul saw. adalah sujud di atas debu atau tanah, bahkan memerintahkan kaum muslimin untuk mengikutinya.<br />
<br />
Suatu hari, Bilal sedang sujud di atas serban (ammamah), karena takut akan panas yang menyengat. Maka Nabi menarik ammamah dari dahinya dan berkata: “Ratakan dahimu dengan tanah wahai Bilal !”. Begitu juga, Nabi pernah mengatakan pada Shuhaib dan Rabah dalam sabdanya: “Ratakan wajahmu wahai Shuhaib dan ratakan pula wajahmu wahai Rabah !”.<br />
<br />
Sebagaimana yang disebutkan dalam Bukhari dan lainnya, Nabi saw. juga bersabda: “Bumi atau tanah ini telah dijadikan untukku sebagai tempat sujud yang suci”.<br />
<br />
Oleh karena sujud dan meletakkan dahi di atas tanah, tatkala sujud merupakan hal yang paling layak dihadapan Allah swt, karena hal itu menghantarkan kepada kekhusyukan dan sarana terdekat untuk merendahkan diri di depan Tuhan, juga dapat mengingatkan manusia akan asal wujudnya. Bukankah Allah swt. berfiman:<br />
<br />
مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَى<br />
<br />
Dari bumi (tanah) itulah kami menjadikan kamu dan kepadanya kami akan kembalikan kamu sekalian, serta darinya kami akan mengeluarkan (membangkitkan) kamu pada kali yang lain. (QS. Thaha [20]:55)<br />
<br />
Sesungguhnya sujud adalah puncak ketundukan yang tidak bisa terealisir dengan sujud di atas sajadah, karpet atau batu-batuan permata yang berharga. Puncak ketundukan itu hanya terealisir dengan meletakkan anggota badan yang paling mulia yaitu dahi, di atas benda yang paling murah dan sederhana, yaitu tanah.[9]<br />
<br />
Tentunya, debu tersebut harus suci. Orang-orang Syi’ah selalu membawa sepotong dari tanah yang sudah dipres dan sudah jelas kesuciaannya. Mungkin juga tanah ini diambil dari tanah yang penuh berkah, seperti tanah Karbala. Di sanalah Imam Husain (cucu Rasulullah saw.) gugur sebagai syahid sehingga tanah itu penuh berkah. Sebagaimana sebagian sahabat Nabi menjadikan batu Mekkah sebagai tempat sujud dalam perjalanan-perjalanan mereka dan untuk mendapatkan berkahnya.<br />
<br />
Meski demikian, Syi’ah Ja’fariyah tidak memaksakan hal itu, juga tidak menyatakannya sebagai suatu keharusan. mereka hanya membolehkan Sujud diatas batu apa saja yang bersih dan suci seperti lantai masjid Nabawi yang mulia dan lantai Masjidil Haram.<br />
<br />
Begitu juga, tidak bersedekap (meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri) sewaktu shalat, karena Nabi saw. tidak pernah melakukan hal itu, juga karena tidak ada nas yang kuat dan jelas yang menganjurkan hal itu. Karenanya, penganut mazhab Maliki tidak melakukan sedekap tersebut.[10]<br />
<br />
25. Syi’ah Ja’fariyah berwudhu dengan membasuh kedua tangan; dari siku-siku sampai ujung jari-jari, bukan kebalikannya, karena mereka mengambil cara berwudhu para imam Ahlul Bait yang telah mengambilnya dari Nabi saw. Tentunya, para imam lebih mengetahui dari pada yang lainnya terhadap apa yang dilakukan oleh kakek mereka. Rasulullah saw. Telah berwudhu dengan cara demikian itu, dan tidak menafsirkan kata (Ilaa/ الی) dalam ayat wudhu (Al-Maidah [5]: 6) dengan kata (ma’a/ مع) hal ini juga ditulis Imam Syafi’i dalam kitabnya, Nihâyatul Muhtaj. Begitu juga, mengusap kaki dan kepala mereka atau tidak membasuhnya ketika berwudhu, dengan alasan yang sama yang telah dijelaskan di atas. Juga karena Ibnu Abbas mengatakan: “Wudhu itu dengan dua basuhan dan dua usapan”.[11]<br />
<br />
26Syiah sering dimasalahkan krn membolehkan mutah tanpa mereka mengetahi aturan2nya<br />
<br />
Maka istri-istri yang telah kalian nikmati di antara mereka, berikanlah mahar mereka sebagai suatu kewajiban.(QS. An-Nisa [4]:24)<br />
<br />
Di samping itu, para sahabat dan orang-orang Islam pada masa Rasulullah saw. sampai pertengahan masa khilafah Umar bin Khaththab telah melakukan nikah mut’ah.<br />
<br />
Mut’ah adalah pernikahan syar’i yang persyaratannya sama dengan nikah permanen atau da’im, yaitu:<br />
<br />
b. Hendaknya pihak wanita tersebut tidak bersuami, dan membaca shighah ijab, sementara pihak laki-laki melaksanakan shighah Kabul.<br />
<br />
c. Pihak laki-laki wajib memberikan harta kepada wanita, yang disebut mahar dalam nikah da’im dan dalam nikah mut’ah disebut upah, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Quran.<br />
<br />
d. Wanita harus menjalani iddah (setelah cerai dengan suaminya).<br />
<br />
e. Wanita harus menjalani ‘iddah setelah masa mut’ahnya habis. apabila ia melahirkan seorang anak, maka, nasab anak itu ikut kepada ayahnya. Juga seorang wanita hanya dapat memiliki satu suami saja.<br />
<br />
f. Dalam pewarisan antara anak dan ayahnya, anak dan ibunya dan begitu juga sebaliknya.<br />
<br />
Yang membedakan nikah da’im dengan nikah mut’ah adalah bahwa dalam nikah mut’ah terdapat penentuan masa, tidak adanya kewajiban memberikan nafkah dan masa gilir atas suami untuk sang istri mut’ah, tidak adanya saling mewarisi antara suami dan istri, tidak perlu adanya talak, tetapi cukup dengan habisnya masa yang telah ditentukan, atau menghibahkan sisa masa yang telah di tentukan tersebut.<br />
<br />
Hikmah disyariatkannya nikah semacam ini adalah tuntunan yang disyariatkan dan bersyarat untuk kebutuhan biologis laki-laki dan perempuan yang tidak mampu menjalankan setiap kewajiban-kewajiban dalam nikah da’im (permanen), atau karena adanya halangan dari istri yang terjadi akibat kematian atau sebab yang lainnya, begitu pula sebaliknya. Semua ini masih dalam rangka membina kehidupan yang terhormat dan mulia. Maka itu, nikah mut’ah adalah solusi tingkat pertama bagi kebanyakan problematika sosial yang cukup serius dan berbahaya, dan juga untuk mencegah terperosoknya masyarakat Islam dalam kerusakan dengan menghalalkan segala macam cara.<br />
<br />
Terkadang, nikah mut’ah digunakan dengan tujuan agar kedua calon suami istri saling mengenal sebelum memasuki jenjang pernikahan permanen. Hal ini dapat mencegah perjumpaan yang diharamkan, zina, meng-kebiri, atau cara-cara lain yang diharamkan seperti onani, bagi orang yang tidak sabar atas satu orang istri atau lebih dari satu, misalnya, secara ekonomi dan nafkahnya , serta pada saat yang sama dia tidak ingin terjerumus kepada yang haram.<br />
<br />
Yang jelas, nikah mut’ah bersandar pada Al-Quran dan sunnah, dan sahabat pernah melakukan itu selama beberapa masa. Kalau sekiranya mut’ah itu adalah zina, maka itu berarti Al-Quran, Nabi dan para sahabat telah menghalalkan zina dan para pelakunya telah berbuat zina dalam masa yang cukup lama. Kami berlindung kepada Allah dari keyakinan seperti ini.<br />
<br />
Di samping itu juga, penghapusan hukum nikah mut’ah tersebut tidak berdasarkan Al-Quran dan sunnah, dan tidak ada dalil yang kuat dan jelas.[12]<br />
<br />
Akan tetapi, meskipun Syi’ah Ja'fariyah menghalal-kan nikah seperti inu, dengan adanya nash Al-Quran dan sunnah, mereka sangat menganjurkan dan mengutama-kan nikah daim dan menegakkan nilai-nilai keluarga, karena hal itu adalah dasar dan pilar masyarakat yang kuat dan sehat, dan tidak condong kepada nikah sementara yang dalam bahasa syariat dinamakan mut’ah, meskipun halal dan disyariatkan.<br />
<br />
Sehubungan dengan itu, Syi’ah Imamiyah bersandar pada Al-Quran, hadis dan pendidikan serta nasehat-nasehat Imam-Imam Ahlul Bait a.s. yang menyembunyi-kan segala penghormatan untuk wanita dan memberikan nilai yang besar kepadanya, dan di bidang kedudukan wanita, masalah-masalahnya serta hak-haknya, terutama dalam pergaulan etika bersamanya, seperti; kepemilikan, nikah, talak, pengasuhan, penyusuan, ibadah, mu’amalat (hukum-hukum syar’i yang mengatur hubungan kepen-tingan individual dan layak untuk di cermati dalam riwayat-riwayat para imam dan fiqih mereka).<br />
<br />
27. Syi’ah Ja’fariyah mengharamkan zina, homoseks, riba, membunuh orang yang terhormat, minuman arak, judi, melanggar janji, penipuan, pemalsuan, penimbunan, penyelewengan, ghasab, pencurian, khianat, dendam, bernyanyi dan menari, memfitnah dan menuduh, adu domba, berbuat kerusakan, mengganggu orang mukmin, mengumpat, mencaci-maki, berdusta dan dosa-dosa lainnya,baik yang kecil ataupun yang besar.<br />
<br />
Mereka selalu berusaha untuk selalu menjauhi semua itu, dan mengerahkan segala upayanya untuk mencegah itu, agar tidak sampai menimpa masyarakat dengan berbagai sarananya, seperti menyebarkan buku-buku dan masalah-masalah etika dan pendidikan, serta mendirikan acara-acara pengajian, khotbah jum’at dan lain sebagainya. <br />
<br />
28. Mereka peduli pada keutamaan dan kemuliaan akhlak, selalu menyambut nasehat dan antusias dalam mende-ngarkannya. Mereka mengadakan majelis-majelis dan acara-acara di rumah-rumah, masjid-masjid dan tempat-tempat lainya dalam acara peringatan-peringatan hari-hari besar dan peringatan-peringatan lainnya untuk tujuan tersebut, karena kecintaan mereka akan nasehat. Karena itu, mereka mencurahkan doa-doa yang memiliki manfaat yang besar, kandungannya agung, yang datang dari Rasulullah saw. dan para Imam yang suci a.s. Ahlul Bait Nabinya, seperti; doa Kumail, doa Abu Hamzah, doa Simaat, dan Jausyan Kabir (doa yang mencakup seribu nama dari nama-nama Allah swt.), doa Makarimul Akhlak, doa Iftitah (yang dibaca setiap bulan Ramadhan). Mereka membaca doa-doa dan munajat-munajat yang amat agung kandungannya ini dengan penuh kekhusyu-kan dan dalam suasana yang penuh dengan tangisan dan kerendahan diri, karena hal itu dapat membersihkan jiwa-jiwa mereka, serta dapat mendekatkan mereka kepada Allah swt.[13]<br />
<br />
29. Mereka memberikan perhatian besar pada kuburan-kuburan Nabi saw., para imam Ahlul Bait Nabi, yang dikubur di Baqi’, Madinah Al-Munawarah yang mana disana ada kuburan Imam Hasan Al-Mujtaba, Imam Ali Zainal Abidin, Imam Muhammad Al-Bagir dan Imam Ja’far Ash-Shadiq a.s.<br />
<br />
Di Najaf, Irak, terdapat kuburan Imam Ali bin Abi Thalib a.s, dan di Karbala, kuburan Imam Husain bin Ali a.s. beserta saudara-saudaranya, anak-anaknya, anak-anak pamannya dan para sahabatnya yang syahid bersamanya pada Hari Asyura. Juga di Samarra terdapat kuburan Imam Al-Hadi a.s. dan Imam Hasan Al-Askari a.s.<br />
<br />
Di Kazhimain terdapat kuburan Imam Al-Jawad a.s. dan Imam Musa Al-Kazhim a.s. Semua itu berada di Irak. Dan di kota Masyhad-Iran, terdapat pusara Imam Ali Al-Ridha a.s., serta di kota Qom dan Syiraz kuburan putra-putri beliau. Di Damaskus, Syiria, ada kuburan pahlawan wanita Karbala yaitu Sayyidah Zainab a.s. Di Kairo, Mesir, ada kuburan Sayyidah Nafisah a.s. Hal itu karena penghormatan mereka kepada Rasulullah saw, karena seorang laki-laki itu terjaga dalam keturunannya, dan mengormati keturunan tersebut berarti menghor-mati orang tersebut, Al-Quran telah menyanjung mereka dan sebagian mereka ada yang bukan Nabi, Al-Quran mengatakan:<br />
<br />
ذُرِّيَّةً بَعْضُهَا مِن بَعْضٍ<br />
<br />
Yaitu serta keturunan yang sebagiannya (keturunan) dan yang lain. (QS Ali Imran [3]:34).<br />
<br />
Yaitu, kami akan membangun dan mendirikan di atas kuburan-kuburan Ashabul Kahfi tempat peribadatan untuk menyembah Allah swt. di sisi mereka. Dan Al-Quran mensifati perbuatan mereka dengan syirik, pertama, karena seorang muslim yang beriman akan berukuk dan bersujud hanya kepada Allah dan menyembah hanya kepada-Nya semata.<br />
<br />
Seorang mukmin tidak akan datang ke makam wali-wali Allah yang telah Allah sucikan, kecuali karena kemuliaan dan kesucian tempat tersebut dengan adanya mereka, sebagaimana yang terjadi pada makam Ibarahim a.s. yang memiliki kesucian dan kemuliaan, Allah swt. dalam surat Al-Baqarah ayat 125 berfirman:<br />
<br />
وَاتَّخِذُواْ مِن مَّقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى<br />
<br />
Dan jadikanlah maqam Ibrahim (tempat berdiri Nabi Ibrahim diwaktu membangun Ka’bah) tempat mendirikan shalat. (QS. Al Baqarah [2]:125)<br />
<br />
Tidak orang yang shalat di belakang makam itu berarti telah menyembah makam, juga orang yang beribadah kepada Allah swt. dengan Sa’i (lari-lari kecil dalam haji) antara bukit Shafa dan Marwah bukanlah orang yang menyembah dua gunung. Sesungguhnya Allah swt. memiliki tempat yang suci dan penuh berkah untuk beribadah kepada-Nya, karena hal itu di nisbatkan kepada Allah swt. sendiri dalam kembali kepada-Nya.<br />
<br />
Begitu juga waktu-waktu dan tempat itu juga memiliki kesucian, seperti hari Arafah, tanah Mina. Sebab kesucian tempat-tempat dan hari-hari itu adalah karena dinisbatkan kepada Allah swt.<br />
<br />
30. Karena sebab ini pula, Syi’ah Ja’fariyah mempunyai perhatian sebagaimana umat Islam lainnya, yang sadar dan mengerti kedudukan Rasullah saw. beserta keluarga beliau yang suci, yaitu dengan berziarah ke kuburan Ahlul Bait Nabi karena kemuliaan mereka, dan mengam-bil pelajaran dari mereka, serta memperbaharui bai’at kepada mereka dan sebagai pengokohan perjuangan mereka dan tugas-tugas mereka. Karena, mereka telah mencapai kesyahidan saat menjaga nilai-nilai luhur ter-sebut. Para penziarah makam-makam ini akan mengingat dan mengenang keutamaan-keutamaan sahabat yang disebutkan dalam riwayat tersebut, juga tentang perjuangan mereka, penegakan mereka terhadap shalat, zakat dan tugas yang mereka pikul, dan bersabar atas gangguan dan siksaan dalam mengemban tugas tersebut. Di samping itu, melakukan demikian karena keikut-sertaan dalam kesedihan Nabi lantaran kemazluman (keteraniayaan) keturunan beliau.<br />
<br />
Bukankah beliau yang mengatakan dalam peristiwa kesyahidan Hamzah “akan tetapi, Hamzah tak ada seorang yang menangisinya”, sebagaimana tercatat dalam buku-buku sejarah. Dan bukankah Nabi Muhammd saw. telah menangis saat kematian putra beliau; Ibrahim?, bukankah Nabi saw. sering pergi ke Baqi’ untuk ber-ziarah?. Bukankah Nabi saw. telah mengatakan: “Ziarahilah kubur! karena itu mengingatkan kalian kepada akherat”.[14]<br />
<br />
Memang, menziarahi kubur para Imam Ahlul Bait a.s. dan apa yang telah disebutkan dalam sejarah mereka, sikap jihad dan perjuangan mereka mengingatkan dan memberikan pendidikan kepada generasi-generasi beri-kutnya tentang apa yang telah disumbangkan oleh para orang besar mereka di jalan Islam dan kaum muslim, dan tentang pengorbanan mereka yang begitu besar. Begitu juga, hal itu dapat menanamkan ruh dan jiwa kesatria serta jiwa pengorbanan dan kesyahidan di jalan Allah swt.<br />
<br />
Sesungguhnya hal itu adalah suatu perbuatan manusiawi yang berperadaban dan logis. Maka tidaklah aneh bila umat-umat itu berupaya mengabadikan tokoh-tokoh besar dan para pencetus peradaban mereka, serta menghidupkan acara-acara yang mengenang jasa mereka dengan segala bentuk dan coraknya. Karena demikian itu dapat membangkitkan kebanggaan dan penghormatan terhadap perjuangan mereka, mengundang umat-umat yang lain untuk bergabung bersamanya.<br />
<br />
Dan itulah yang diharapkan Al-Quran ketika menjadikan ayat-ayatnya kepada tempat-tempat para Nabi, wali, dan orang-orang shalihin serta menyebutkan kisah-kisahnya.<br />
<br />
31. Syi’ah Ja’fariyah meminta syafaat kepada Rasulullah saw. dan para Imam Ahlul Bait yang suci, serta berwasilah melalui mereka kepada Allah swt. untuk pengampunan dosa-dosa, pengkabulan hajat, penyembuhan orang-orang yang sakit, karena Al-Quran yang membolehkan hal itu dan bahkan menganjurkannya, seraya berfirman:<br />
<br />
وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذ ظَّلَمُواْ أَنفُسَهُمْ جَآؤُوكَ فَاسْتَغْفَرُواْ اللّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُواْ اللّهَ تَوَّابًا رَّحِيمًا<br />
<br />
Sesungguhnya jika mereka ketika menganiaya dirinya sendiri (berhakim kepada selain dari Nabi) datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah dan Rosul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha penerima taubat lagi Maha penyayang.(QS. Al Nisa [4]:64)<br />
<br />
Dan dalam ayat yang lain juga di sebutkan :<br />
<br />
وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَى<br />
<br />
Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu hati kamu menjadi puas. [QS. Al Dhuha/93: 5] Yakni kedudukan syafaat.<br />
<br />
Bagaimana masuk akal Allah swt. akan memberikan kepada Nabi-Nya kedudukan syafa’at untuk orang-orang berdosa dan memberikan maqam wasilah (perantara) bagi orang-orang yang memiliki hajat kemudian dia menolak manusia yang meminta syafa’at darinya, atau dia akan melarang Nabi-Nya untuk menggunakan kedudukan ini?!<br />
<br />
Bukankah Allah telah menceritakan kepada anak-anak Ya’qub, yaitu di saat mereka meminta syafaat dari orang tuanya dan berkata:<br />
<br />
يَا أَبَانَا اسْتَغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا إِنَّا كُنَّا خَاطِئِينَ<br />
<br />
Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah. (QS. Yusuf [12]:97)<br />
<br />
Maka, Nabi Ya’qub tidak menolak permohonan mereka, dan menjawab:<br />
<br />
سَوْفَ أَسْتَغْفِرُ لَكُمْ<br />
<br />
Aku akan memohonkan ampun untuk kalian kepada tuhanku. (QS. Yusuf [12]:98)<br />
<br />
Tidak mungkin seseorang mengatakan bahwa Nabi saw. dan para Imam Maksum a.s. adalah orang-orang yang telah mati, lantas orang itu meminta doa dari mereka kemudian tidak ada faedahnya. Mengapa?, karena para Nabi saw. itu hidup, khususnya Rasulullah saw. Yang telah dinyatakan di dalam Al-Quran:<br />
<br />
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِّتَكُونُواْ شُهَدَاء عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا<br />
<br />
Dan demikian pula kami telah menjadikan kalian sebagai umat yang adil dan pilihan agar kalian menjadi saksi atas perbuatan manusia dan agar Rasulullah menjadi saksi atas perbuatan kalian. (QS. Al-Baqarah [ٰ2]:143)<br />
<br />
Juga ditegaskan:<br />
<br />
وَقُلِ اعْمَلُواْ فَسَيَرَى اللّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ<br />
<br />
Dan berbuatlah, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaanmu itu .(QS. Al-Taubah[9]:105)<br />
<br />
Ayat-ayat ini akan terus berlaku sampai Hari Kiamat, selama matahari dan bulan beredar, serta malam dan siang silih berganti. Di samping itu, karena Nabi dan para imam Ahlul Bait a.s. adalah orang-orang yang syahid (penyaksi), dan dalam pandangan Al-Quran, mereka hidup sebagaimana Allah swt. mengatakannya dalam banyak ayat.<br />
<br />
32. Syi’ah Ja’fariyah mengadakan peringatan atas kelahiran Nabi dan para Imam Ahlul Baitnya. Mereka mendirikan peringatan atas hari wafat manusia-manusia suci itu mereka dengan tujuan mengenang keutamaan mereka, kebajikan mereka dan sikap mereka yang bijak dan terpuji, sebagaimana disebutkan dalam riwayat yang sahih dan sesuai dengan apa yang telah disebutkan oleh Al-Quran dalam menunjukkan kebajikan dan keutamaan Nabi saw. dan para rasul lainnya. Al-Quran telah memuji mereka serta mengarahkan perhatian umat islam kepada mereka supaya bisa mencontoh, mengikuti dan mengambil pelajaran dari mereka.<br />
<br />
Memang, Syi’ah Ja’fariyah dalam acara-acara ini sangat menghindari perbuatan-perbuatan yang diharamkan, seperti percampuran majelis antara laki-laki dan perempuan, makanan dan minuman yang diharamkan, berlebihan dalam memuji, yakni mengangkat manusia sampai kepada tingkat pengultusan, atau menyakini bahwa dia dapat berbuat sesuatu di luar kehendak Tuhan, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Yahudi dan Nasrani, dan lain sebagainya dari tindakan-tindakan dan kepercayaan-kepercayaan yang berten-tangan dengan ruh syariat Islam yang suci, dan melampui batas-batas yang sudah jelas, atau tidak sesuai dengan ayat atau riwayat yang sahih, atau tidak sesuai dengan kaidah umum yang telah disimpulkan dari Al-Quran dan hadis, secara benar.<br />
<br />
33. Syi’ah Ja’fariyah mengunakan buku-buku hadis yang mencakup hadis Nabi saw. dan Ahlul Baitnya a.s. seperti Al-Kâfi karya Kulaini, Al-Istibshar dan Tahdzib karyaThusi, serta Man La Yahduru Al Faqih oleh Syeikh Shaduq. Buku-buku tersebut sangat bernilai sekali di bidang hadis. Hanya saja, meskipun buku-buku tersebut mencakup hadis-hadis sahih. Para penulis atau pengarangnya dan orang-orang Syi’ah Ja’fariyah sendiri tidak memutlak-kan dengan judul shahih, karena para ulama fiqih tidak meyakini kesahihan seluruh hadisnya, mereka hanya mengambil hadis-hadis tersebut bila dari beberapa sudut pandang telah terbukti kesahihannya dan meninggalkan riwayat-riwayat yang tidak dianggap sahih, atau akan mengambil hadis-hadis tersebut yang, menurut ilmu Dirayah, ilmu Rijal dan kaidah-kaidah ilmu Hadis, tidak bermasalah dan tidak cacat.<br />
<br />
34. Begitu juga di bidang Akidah, Fiqih, Doa dan Akhlak, mereka menggunakan buku-buku lain yang di dalamnya terdapat aneka macam riwayat dari imam-imam Ahlul Bait a.s. seperti kitab Nahj Al-Balâghah yang dicatat oleh Sayyid Murtadha dari kumpulan-kumpulan khutbah Imam Ali, surat-suratnya, hikmah-hikmah pendeknya, Risâlah Al-Huquq, Shahifah Sajjadiyah karya imam Ali Zainal Abidin a.s. At-Tauhid, Al-Khisyâ, ‘Ilâlu Asy-Syara’i dan Ma’ani Al-Akhbâr karya Syeikh Shaduq.<br />
<br />
35. Terkadang, Syi’ah Ja’fariyah bersandar pada hadis-hadis shahih Rasulullah saw. yang terdapat di dalam buku-buku atau sumber-sumber hadis Ahli Sunnah wal Jamaah. Perlu diketahui pula, bahwa Syi’ah Imamiah juga seperti Ahli Sunnah; mereka mengambil apa-apa yang datang dari Nabi, baik berupa ucapan, perbuatan atau-pun restu Nabi, termasuk juga riwayat tentang wasiat Nabi berkenaan dengan hak Ahlul Baitnya. Dan mereka berpegang teguh kepadanya, baik di bidang akidah maupun di bidang fiqih. Bukti yang paling jelas adalah adanya buku-buku hadis mereka, khususnya yang baru diterbitkan akhir-akhir ini, dalam bentuk Ensiklopedia terperinci yang terdiri lebih dari 10 jilid, mencakup riwayat-riwayat Nabi saw. dari sumber-sumber Syi’ah yang diberi nama Sunan Nabi (sunnah-sunnah Nabi saw.) dalam berbagai bidang tanpa fanatisme buta juga sebagai bukti, adanya karangan-karangan mereka baik yang dahulu maupun yang baru.<br />
<br />
Dan banyak didapati hadis-hadis dari sahabat-sahabat Nabi saw., istri beliau, sahabat-sahabat yang masyhur serta perawi-perawi besar, seperti Abu Hurairah, Anas bin Malik dan nama-nama lainnya dengan syarat shahih dan tidak bertentangan dengan Al-Quran dan riwayat shahih lainya, juga tidak bertentangan dengan akal budi dan ijma’ ulama.<br />
<br />
36. Syi’ah Ja’fariyah memandang bahwa bencana yang telah menimpah umat Islam dahulu maupun sekarang adalah disebabkan dua fakta:<br />
<br />
Pertama: Umat Islam tidak mengenal Ahlul Bait Nabi a.s. sebagai pemimpin yang memiliki kelayakan untuk memimpin, dan juga karena mereka tidak mengetahui Ahlul Bait sebagai pembimbing dan pengajar memberi pengetahuan, khususnyasebagai penafsir Al-Quran.<br />
<br />
Kedua: Adanya perpecahan di antara mazhab dan golongan-golongan Islam.<br />
<br />
Karena itu, Syi’ah Ja’fariyah berupaya selalu untuk menyatukan barisan umat Islam dan mengulurkan jabat persaudaraan dan cinta kasih kepada sesama, dengan cara menghormati hasil-hasil ijtihad ulama dari golongan dan mazhab serta menghormati kesimpulan hokum mereka.<br />
<br />
Dalam hal ini, ulama Syi’ah Ja’fariyah sejak abad pertama telah terbiasa dalam membawakan pendapat-pendapat ulama fiqih selain Syi’ah dalam karya-karya tulis mereka, baik di bidang Fiqih, Tafsir maupun Teologi, seperti buku Al-Khilaf (di bidang fiqih) karya Syaikh Thusi, Majma Al Bayan (di bidang tafsir) karya Thabarsi yang telah mendapatkan pujian ulama Al-Azhar, juga Tajrid Al-‘Itiqad (di bidang teologi karya Nashiruddin Thusi yang telah diberi syarah oleh Alauddin Al-Qusyji Al-Asy’ari dari ulama Ahli Sunnah.<br />
<br />
37. Ulama Syi’ah Ja’fariyah memandang penting adanya dialog di antara ulama berbagai mazhab di bidang Fiqih, Akidah dan Syariat, juga memandang penting upaya saling memahami untuk mengatasi problema-problema umat Islam dewasa ini, menjauhi segala bentuk tuduhan yang tak beralasan, serta menjauhi sikap saling mencaci-maki, sehingga tercipta kondisi yang stabil guna mewu-judkan pendekatan yang logis antara golongan-golongan umat Islam, dan guna menutup jalan bagi musuh-musuh Islam dan muslimin yang selalu mencari celah-celah yang tepat untuk menghantam habis seluruh umat Islam.<br />
<br />
Oleh karena itu, dalam Islam, Syi’ah Ja’fariyah tidak mengkafirkan seorang pun dari ahli kiblat, apapun mazhab fiqih dan aliran akidahnya, kecuali dalam perkara yang umat Islam sepakat atas pengkafirannya. Syi’ah Ja’fariyah tidak memusuhi mereka, tidak mengizinkan untuk menguasai mereka, menghormati ijtihad masing-masing golongan dan mazhab. Syi’ah Ja’fariyah meman-dang benar perbuatan orang yang berpindah mazhabnya kepada Syi’ah Ja’fariyah, dan telah gugur dari kewaji-bannya jika perbuatan-perbuatannya sesuai dengan mazhab sebelumnya dalam shalat, puasa, haji, zakat, nikah, talak, jual-beli dan lainnya, serta tidak wajib mengqadha kewajiban-kewajiban yang lalu. Syi’ah juga tidak mewa-jibkannya untuk memperbaharui akad nikah atau talaknya selama pelaksanaan dua hal ini pada mulanya sesuai dengan mazhab yang dianutnya.<br />
<br />
Kaum Syi’ah hidup bersama-sama dengan saudara-saudara muslim yang lain di setiap tempat, sebagaimana layaknya saudara dan kerabat sendiri.<br />
<br />
Memang, mereka tidak sepakat dengan mazhab penjajah, seperti aliran Bahaiyah dan Qodiani, atau mazhab-mazhab yang serupa dengan mereka, bahkan berupaya memerangi mereka dan mengharamkan untuk bergabung dengan mereka.<br />
<br />
Dan Syi’ah Ja’fariyah menggunakan taqiyah, yaitu menyembunyikan sesuatu yang penting dari ajaran mazhab dan keyakinannya, dan itu sering dilakukan oleh mazhab-mazhab yang lain dalam situasi kemelut antara golongan yang penting. Taqiyah dilakukan karena dua faktor:<br />
<br />
Pertama: menjaga jiwa dan darah mereka supaya tidak tertumpahkan begitu saja.<br />
<br />
Kedua: menjaga persatuan umat Islam dan tidak menimbulkan perpecahan.<br />
<br />
38. Syi’ah Ja’fariyah memandang bahwa di antara sebab-sebab kemunduran umat Islam dewasa ini ialah kemunduran pemikiran, budaya, pengetahuan, sains dan teknologi. Dan jalan keluarnya adalah menyadarkan umat Islam, baik laki-laki maupun perempuan, serta mengang-kat taraf pemikiran, budaya dan sainsnya dengan cara menciptakan pusat-pusat pengembangan ilmiah, seperti universitas-universitas, pesantren-pesantren, serta meng-gunakan hasil-hasil ilmu modern dalam mengatasi persoalan ekonomi, pembangunan fisik dan teknologi, serta menanamkan kepercayaan diri pada jasa-jasa putra bangsa untuk ikut serta terjun di lapangan dan aktif hingga terwujud swasembada dan kemandirian dan mengikis kebergantungan kepada Barat.<br />
<br />
Oleh karena itu, Syi’ah Jafariyah di mana saja mereka berada, telah pembangunan pusat-pusat ilmiah, pendi-dikan dan mendirikan lembaga-lembaga pendidikan untuk melahirkan ahli-ahli dan para pakar di berbagai cabang ilmu, sebagaimana mereka telah masuk di berbagai universitas dan di berbagai lembaga pendidikan di seluruh negara, dan sebagian telah menghasilkan ulama-ulama dan pakar-pakar di berbagai bidang dan kancah kehidupan yang telah menjadi pusat-pusat ilmiah tersebut. <br />
<br />
39. Syi’ah Ja’fariyah senantiasa menjalin hubungan dengan ulama-ulama dan ahli-ahli fiqih mereka lewat apa yang dinamakan “taqlid” dibidang hukum-hukum. Mereka merujukkan problem-problem fiqihnya kepada para mujtahid, dan mereka beramal dalam seluruh aspek kehidupan mereka sesuai dengan fatwa-fatwa ahli-ahli fiqih mereka. Karena, ahli-ahli fiqih dalam pandangan mereka adalah wakil-wakil Imam Zaman a.s. Oleh karena itu, ulama-ulama dan fuqaha mereka tidak bersandar kepada negara-negara dan pemerintahan-pemerintahan dalam urusan kehidupan dan ekonomi. Mereka mendapatkan kepercayaan yang besar dari para pengikut mazhab yang besar ini.<br />
<br />
Perekonomian hauzah-hauzah (pesantren) ilmiah dan pusat pendidikan agama dalam rangka menghasilkan para fuqaha ditanggung dan ditutupi dari khumus dan zakat yang ditunaikan oleh masyarakat kepada para fuqaha, sebagai kewajiban dari sekian kewajiban syariat lainnya, seperti shalat dan puasa.<br />
<br />
Dalam masalah kewajiban membayar khumus dari keuntungan usaha, Syi’ah Ja’fariyah memiliki dalil-dalil yang jelas yang termuat dalam sejumlah kitab-kitab shahih dan sunan.[15]<br />
<br />
40. Syi’ah Ja’fariyah memandang bahwa termasuk hak umat Islam ialah hidup dibawah naungan pemerintahan-pemerintahan Islam yang member-lakukan huku-hukum sesuai dengan Al-Quran dan hadis, menjaga hal-hak kaum muslimin dan menyelenggarakan hubungan yang adil dan bersih dengan negara-negara lain. Selain itu, Pemerintahan Islam juga berupaya menjaga batas-batasnya dan menjamin kebebasan umat Islam dalam kegiatan budaya, ekonomi, dan politik supaya mereka bisa hidup secara mulia, sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah inginkan dalam firman-Nya:<br />
<br />
وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ<br />
<br />
Segala kemulyaan hanyalah milik Allah dan Rasulnya dan orang-orang yang beriman. (QS. Al-Munafiqun [63]:8)<br />
<br />
Juga dalam firmannya:<br />
<br />
وَلاَ تَهِنُوا وَلاَ تَحْزَنُوا وَأَنتُمُ الأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ<br />
<br />
Janganlah kamu merasa lemah, jangan pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu benar-benar orang yang beriman. (QS. Ali Imran [3]:139)<br />
<br />
Syi’ah Ja'fariyah Imamiyah memandang bahwa Islam sebagai agama yang sempurna dan paripurna yang mengandung program yang sangat tepat mengenai sistem perundang-undangan. Dan ulama Islam harus berkumpul untuk membahas program ini untuk men-jelaskan gambaran yang sempurna tentang undang-undang ini, supaya umat Islam ini keluar dari kebim-bangan dan dari problem yang terus berkepanjangan. Hanya Allah swt. sebagai pembela dan penolong,<br />
<br />
إِن تَنصُرُوا اللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ<br />
<br />
Bila kalian menolong Allah, Dia akan menolong kalian dan mengokohkan langkah-langkah kalian. (QS. Muhammad [47]:7)<br />
<br />
Dalam pandangan Syi’ah Imamiah, ini merupakan paling jelasnya langkah dan rencana di bidang akidah dan syariat atau dikenal juga dengan sebutan Syi’ah Jafariyah.<br />
<br />
Saat ini para pengikut Syi’ah Imamiyah hidup berdampingan dengan saudara muslim yang lainya di seluruh negara-negara Islam, dan mereka gigih dalam menjaga dan mempertahankan eksistensi umat Islam dan kemuliaannya. Mereka juga telah siap untuk menyum-bangkan dan mengorbankan jiwa dan harta bendanya di jalan Allah swt.[]<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
[1] . Lihat Tafsir Thabari, Jami Al-Bayan dan Suyuthi Asy-Syafi’i atau dalam tafsirnya Ad-Dur Al-Mantsur, Alusyi Al-Bagdadi asy-Syafi’i dalam tafsirnya Ruh Al-Ma’ani, sekaitan dengan tafsir ayat tersebut.<br />
<br />
[2] . Musnad A<span>h</span>mad: jilid 1, hal 215.<br />
<br />
[3] . Shahih Bukhâri- kitab al- adab: 27.<br />
<br />
[4] . Lihat buku Ta’sisu Syi’ah lil ulum Al-Islami, karya Sayyid Hasan Ash-Shadr dan Zari’ah ilaa Tashonif karya Aghâ Buzurg, yang terdiri dari 29 jilid, Kasyfu Zhunuun karya Afandy, Mu’jam lil Muallifiin karya Kuhala, dan A’yanu Syi’ah karya Sayyid Muhsin Al-Amin Amuli dan lain-lainnya.<br />
<br />
[5] . Lihat kitab Al-Irsyâd, karya Syeikh Mufid, I’lâmul Warâ bi A’lâinil Huda, karya Thabarsi dan Ensiklopedia Bihâr Al-Anwâr, karya Majlisi, dan Enseklopedia Rasulullah saw. karya Sayid Muhsin Khatami akhir-akhir ini.<br />
<br />
[6] . Lihat buku Târikh Al-Qurân, karya Zanjani, al-Tam<span>h</span>id fil Ulumil Qurân, karya Muhammad Hadi Ma’rifat dan sumber-sunber lainnya.<br />
<br />
[7] . Lihat Al-Ghadir karya Allamah Amini, yang dinukil dari sumber-sumber Islam di bidang Tafsir dan Sejarah.<br />
<br />
[8] . Lihat, Khulafa An-Nabi, karya Al-Haa’iry Al-Bahrani).<br />
<br />
[9] . Lihat Yaqut wa Jawâhir , karya Sya’rani Al-Anshori Al-Mishri.<br />
<br />
[10] . Lihat shahih Bukhori dan shahih Muslim, dan Sunan Baihaqi, sedangkan pendapat mazhab Maliki, bisa dilihat dari buku Bidayatul Mujtahid, karya Ibnu Rusdy Al-Qurthubi Al-Maliki dan buku-buku lainnya.<br />
<br />
[11] . Lihat kitab-kitab Sunan dan Musnad, juga lihat tafsir Fakhrurazi dalam menafsirkan ayat wudhu.<br />
<br />
[12] . Lihat hadis-hadis mut’ah dalam kitab-kitab Shahih, Sunan dan Musnad yang otentik menurut mazhab-mazhab Islam.<br />
<br />
[13] . Doa-doa ini ada dalam ensiklopedia dengan judul ensiklopedia doa-doa sempurna, yang diterbitkan akhir-akhir ini. Sebagaimana juga termuat dalam buku-buku doa yang sudah ada di tengah-tengah mereka yang sudah terkenal, seperti; Mafatihul Jinan, Muntakhab Husainiah dll. <br />
<br />
[14] . Syifa As-Saqâm, karya Subhi Asyafi’I hal. 107 dan Sunan Ibn Majah jilid 1, hal. 117.<br />
<br />
[15] . Lihat buku-buku pembahasan khumus dengan dalil-dalilnya dalam pandangan fuqaha Syi’ah.<br />
<br />
http://www.facebook.com/note.php?note_id=477002793845; http://www.facebook.com/note.php?note_id=493272598845Adminhttp://www.blogger.com/profile/01269522601662820351noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2761755726089306765.post-71104320767123065432011-02-08T11:32:00.001+07:002011-02-08T11:35:11.185+07:00Nikah Mut’ah: Tinjauan Referensi<div style="text-align: justify;">Nikah Mut’ah merupakan sebuah perdebatan yang cukup rumit. Sebagian kaum muslim mengharamkan dan sebagian membolehkan. Tampaknya pendapat yang membolehkan nikah mut’ah ini adalah pendapat yang hampir mayoritas umat Islam pada masa awal. Di dalam Al-Qu’an terdapat dalam Surat An-Nisa’: 24. Ayat ini diturunkan untuk menetapkan syariat nikah mut’ah. Keterangan lebih rinci silahkan merujuk pada kitab-kitab berikut: <br />
<span style="font-weight: bold;">Kitab Tafsir Perihal Mut’ah</span>:<br />
1. <span style="font-style: italic;">Tafsir Al-Qurthubi</span>, jilid 5, halaman 130.<br />
2. <span style="font-style: italic;">Tafsir Ibnu Katsir</span>, jilid 1, halaman 474.<br />
3. <span style="font-style: italic;">Tafsir Ar-Razi</span>, jilid 3, halaman 200 dan 201, cetakan Al-Amirah, Mesir.<br />
4. <span style="font-style: italic;">Tafsir Ath-Thabar</span>i, jilid 5, halaman 9, cetakan lama.<br />
5. <span style="font-style: italic;">Tafsir Abi Sa`udah</span>, catatan pinggir tafsir Ar-Razi, jilid 3, halaman 251.<br />
6. <span style="font-style: italic;">Tafsir An-Naisaburi</span>, catatan pinggir Ath-Thabari, jilid V, halaman 18.<br />
7. <span style="font-style: italic;">Tafsir Al-Kasysyaf</span>, Az-Zamakhsyari, jilid 1, halaman 498, cet Bairut.<br />
8. <span style="font-style: italic;">Tafsir Al-Khazi</span>, jilid 1, halaman 357.<br />
9. <span style="font-style: italic;">Tafsir Al-Alusi</span>, jilid V, halaman 5.<br />
10. <span style="font-style: italic;">Tafsir Al-Baidhawi</span>, jilid 1, halaman 259.<br />
11. <span style="font-style: italic;">Tafsir Ibnu Hiyan</span>, jilid 3, halaman 218.<br />
12. <span style="font-style: italic;">Tafsir Ad-Durrul Mantsur</span>, jilid 2, halaman 140.<br />
13. <span style="font-style: italic;">Tafsir Nailul Awthar</span>, jilid VI, halaman 270 dan 275.<br />
14. <span style="font-style: italic;">Tafsir Al-Baidhawi</span>, catatan pinggir Tafsir Al-Khazin jilid 1, halaman 423.<br />
15. <span style="font-style: italic;">Syarah Shahih Muslim</span>, oleh An-Nawawi, bab Nikah Muth’ah, jilid 9, halaman 140.<br />
16. <span style="font-style: italic;">Sunan Al-Baihaqi</span>, jilid VII, halaman 205.<br />
17. <span style="font-style: italic;">Mustadrak Al-Hakim</span>, jilid 2, halaman 305.<br />
18. <span style="font-style: italic;">Musnad Ahmad</span>, jilid 4, halaman 346, cetakan lama.<br />
19. <span style="font-style: italic;">Bidayatul Mujtahid</span>, jilid 2, halaman 178.<br />
20. <span style="font-style: italic;">Mushannaf Abdurrazzaq</span>, jilid 7, halaman 497 dan 498.<br />
21. <span style="font-style: italic;">Al-Idhah oleh Ibnu Syadzan</span>, halaman 440.<br />
22. <span style="font-style: italic;">Ahkamul Qur’an, Al-Jashshash</span>, jilid 2, halaman 178.<br />
23. <span style="font-style: italic;">Az-Zuwaj Al-Muwaqqat fil Islam</span>, halaman 32 dan 33.<br />
24. <span style="font-style: italic;">Al-Bayan</span>, oleh Al-Khu’i, halaman 313.<br />
25. <span style="font-style: italic;">Ath-Tharaif</span>, Ibnu Thawus, halaman 459.<br />
26. <span style="font-style: italic;">At-Tashil</span>, jilid 1, halaman137.<br />
27. <span style="font-style: italic;">Al-Jawahir</span>, jilid 30, halaman 148, cetakan Najef.<br />
28. <span style="font-style: italic;">Kanzul Irfan</span>, jilid 2, halaman 2, halaman151.<br />
29. <span style="font-style: italic;">Al-Mut’ah</span>, Al-Fukaiki.<br />
30. <span style="font-style: italic;">Dalailul Shidqi</span>, Al-Mudhaffar, jilid 3.<br />
31. <span style="font-style: italic;">Al-Fushulul Muhimmah wal Masailul Fiqhiyyah</span>, Syarafuddin Al-Musawi.<br />
32. <span style="font-style: italic;">Al-Ghadir</span>, jilid 6, halaman 229-235.<br />
33. <span style="font-style: italic;">Ahkamul Qur’an</span>, Abu Bakar Al-Andalusi Al-Qadhi, jilid 1, halaman 162.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Sahabat dan Tabi’in yang menghalalkan Mut’ah</span>:<br />
<br />
1. Imran bin Hushain, silahkan buka:<br />
<span style="font-style: italic;">1. Shahih Muslim, kitab haji,jilid 1,halaman 474.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 2. Shahih Bukhari, kitab tafsir Surat Al-Baqarah, jilid 7,halaman 24,cet tahun</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 1277H.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 3. Tafsir Al-Quthubi,jilid 2,halaman 265;jilid 5,halaman 33.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 4. Tafsir Ar-Razi,jilid 3,halaman 200 dan 202, cet. Pertama.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 5. Tafsir An-Naisaburi,catatan pinggir tafsir Ar-Razi 3/200.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 6. Tafsir Ibnu Hiyan, jilid , halaman 218.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 7. Sunan Al-Kubra,Al-Baihaqi,jilid 5,halaman 20.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 8. Sunan An-Nasa’i,jilid 5, halaman 155.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 9. Musnad Ahmad,jilid 4, halaman 436,cet.pertama, dengan sanad yang shahih.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 10. Fathul Bari,jilid 3,halaman 338.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 11. Al-Ghadir,jilid 6, halaman 198-201.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 12. Al-Mihbar,Ibnu Habib,halaman 289.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 13. Al-Mut’ah,Al-Fukaiki,halaman 64.</span></div><div style="font-style: italic; text-align: justify;">14. Az-Zuwaj Al-Muaqqat fil Islam,halaman 124.</div><div style="text-align: justify;"><br />
2. Jabir bin Abdullah Al-Anshari silahkan buka:<br />
<span style="font-style: italic;">1. Umdatul Qari,Al-’aini’,jilid 8,halaman 310.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 2. Bidayatul Mujatahid,Ibnu Rusyd,jilid 2,halaman 58.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 3. Shahih Muslim,kitab nikah,bab nikah mut’ah,jilid 1,halaman 39.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 4. Musnad Ahmad,jilid 3,halaman 380.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 5. Tibyanul Haqaiq,syara Kanzud Daqaiq.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 6. Sunan Al-Baihaqi,jilid 7,halaman 206.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 7. Al-Ghadir,jilid 6,halaman 205,206,208,dan209-211.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 8. Jami’ul Ushul,Ibnu Atsir.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 9. Taysirul Wushul,Ibnu Daiba,jilid4,halaman 262.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 10. Za’dul Ma’ad,Ibnu Qayyum,jilid1,halaman 144.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 11. Fathul Bari,Ibnu hajar,jilid 9,halaman 141dan 150;jilid 9,halaman</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 172 dan174, cet. Darul Ma’rifah.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 12. Kanzul Ummal,jilid 8,halaman 294,cet.pertama.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 13. Catatan pinggir Al-Muntaqa,Al-Faqi,jilid 2, halaman 520.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 14. Al-Muhalla,Ibnu hazm,jilid 9,halaman 519.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 15. Nailul Awthar,jilid 6,halaman 270.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 16. As-Sarair,halaman 311.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 17. Al-Jawahir,jilid 30,halaman 150.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 18. Mustadrakul Wasail,jilid 2,halaman 595.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 19. Az-Zuwaj Al-Muaqqat fil Islam,halaman 124.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 20. Al-Mut’ah,Al-Fukaiki,halaman 44.</span></div><div style="font-style: italic; text-align: justify;">21. Al-Mushannaf,abdurrazzaq,jilid 7,halaman 497.<br />
22, Ajwibah Masail Musa Jarullah,Syarafuddin Al-Musawi,halaman 111.</div><br />
3. Abdullah bin Mas’ud, silahkan buka:<br />
<span style="font-style: italic;">1. Shahih Bukhari, kitab nikah mut’ah; Shahih Muslim,jilid 4,halaman 130.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 2. Ahkamul Qur’an,Al-Jashshash,jilid 2,halaman 184.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 3. Sunan Al-Baihaqi,jilid 7,halaman 200.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 4. Tafsir Al-Qurthubi,jilid 5, halaman 130.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 5. Tafsir Ibnu Karsir, jilid 2, halaman 87.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 6. Ad-Durul Mantsur,jilid 2, halaman 207, menukil darai 9 Huffazh.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 7. Al-Ghadir, jilid 6, halaman 220.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 8. Al-Muhalla, Ibnu Hazm,jilid 9,halaman 519.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 9. Al-Bayan,Al-Khu’i,halaman 320.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 10. Za’dul Ma’ad,jilid 4, halaman 6; jilid 2,halaman 184.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 11. Syarhul Muwaththa’, Az-Zarqani, catatan pinggir Al-Munraqa, jilid 2,halaman</span><span style="font-style: italic;"> 520.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 12. Syarhul Lum’ah,jilid 5,halaman 282.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 13. Fathul Bari,jilid 9,halaman 102 dan 150; jilid 9, halaman 174,cet. Darul</span><span style="font-style: italic;"> Ma’rifah</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 14. Syarhun Nahji, Al-Mu’tazili, jilid 12,halaman 254.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 15. As-Sarair, halaman 311.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 16. Al-Jawahir, jilid 30, halaman 150.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 17. Mustadrakul Wasail ,jilid 2,halaman 595.</span><br />
<br />
4. Abdullah bin Umar.<br />
<div style="text-align: justify;">At-Tirmidzi meriwatyatkan dalam kitab Shahihnya, dari Ibnu Umar,ia ditanya oleh seorang laki – laki dari penduduk Syam tentang Nikah mut’ah maka ia menjawab: “Nikah mut’ah itu halal.”Kemudian laki-laki itu berkata,:”Tetapi ayahmu telah melarangnya.” Maka ia berkata :”Bila kamu telah mengetahui,ayahku melarangnya, sedangkan Rasulullah SAW membolehkannya, apakah kamu akan menunggalkan sunnah Rasul lalu mengekitu ayahku.”</div>Riwayat ini juga diriwayatkan oleh :<br />
<span style="font-style: italic;">1. Ath-Tharaif,Ibnu Thawus,halaman 460,cet.Qum.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 2. Syarhul Lum’ah,Asy-Syahid Tsani,jilid 5,halaman 283.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 3. Jawahirul Kalam,An-Najafi,jilid 30,halaman 145.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 4. Dalailush Shidqi,jilid 3,halaman 97.</span><br />
<br />
5. Muawiyah bin Abi sofyan, silahkan rujuk:<br />
<span style="font-style: italic;">1. Al-Muhalla,Ibnu Hazm,jilid 9,halaman 519.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 2. Umdatul Qari, al-’Aini,jilid 8, halaman 310.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 3.Catatan pinggir Al-Muntaqa,jilid 2, halaman 520.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 4. Al-Bayan, Al-Khu’i,halaman 314.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 5. Ath-Tharaif,Ibnu Thawus,halaman 458.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 6. Al-Ghadir,jilid 6,halaman 221.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 7. Jawahirul Kalam, jilid 30,halaman 150.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 8. Syarhul Muwaththa’,Az-Zarqani.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 9. Al-Mushannaf,jilid 7,halaman 496 – 499.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 10. Fathul Bari, jilid 9,halaman 174,cet.Darul ma’rifah.</span><br />
<br />
6. Abu Said Al-Khudri,silahkan rujuk:<br />
<span style="font-style: italic;">1. Al-Muhalla, jilid 9, halaman 519.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 2. Umdatul Qari,jilid 8, halaman 310.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 3. Catatan pinggir Al-Munraqa,jilid 2,halaman 520.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 4. Syarah Nahjul Balaghah, Ibnu Abl Hadid,jilid 12/254.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 5. Fathul Bari,jilid 9, halaman 174.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 6. As-Sarair, Ibnu Idris,halaman 311.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 7. Al-Bayan,Al-Khu’i, halaman 514.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 8. Al-Ghadir, jilid 6, halaman208 dan 221.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 9. Jawahirul Kalam,jilid 30, halaman 150.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 10. Az-Zuwaj Al-Muaqqat fil Islam, halaman 125.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 11. Musnad Ahmad, jilid 3, halaman 22.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 12. Majma’uz Zawaid, jilid 4, halaman 264.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 13. Mushannaf Abdurrazzaq, jilid 7, halaman 571.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 14. Al-Mughni, Ibnu Qudamah,jilid 7, halaman 571.</span><br />
<br />
7. Salamah bin Umayah bin Khalf, silahkan rujuk:<br />
<span style="font-style: italic;">1. Al-Muhalla, jilid 9,halaman 519.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 2. Syarhul Muwaththa’, Az-Zarqani.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 3. Al-Ishabah, jilid 2,halaman 63.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 4. Catatan pinggir, Al-Muntaqa, jilid 2, halaman 520.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 5. Al-Bayan, halaman 314.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 6. Al-Ghadir, jilid 6, halaman 221.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 7. Al-Jawahir,jilid 30,halaman 150.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 8. Az-Zuwaj Al-Muaqqat fil Islam,halaman 314 </span><br />
<br />
8. Ma’bad bin Muawiyah, silahkan buka:<br />
<span style="font-style: italic;">1. Al-Muhalla,jilid 9,halaman 519.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 2. Syarhul Muwatha’, Az-Zarqani.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 3. Catatan pinggir Al-Muntaqa,jilid 2,halaman 520.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 4. Al-Ghadir,jilid 6,halaman 221.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 5. Al-Jawahir,jilid 30,halaman 150.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 6. Az-Zuwaj Al-Muaqqat fil Islam,halaman 137.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 7. Al-Mushannaf, Abdurrazzaq,jilid 7,halaman 499.Dan dalam diterangkan bahwa</span><br />
<span style="font-style: italic;"> Ma’bad dilahirkan dari nikah mut’ah.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 8. Fathul Bari, jilid 9,halaman 174.</span><br />
<br />
9. Zubair bin Awwam,ia melakukan nikah mut’ah dengan Asma’ puteri Abu Bakar,dan melahirkan anak bernama Abdullah. Silahkan rujuk:<br />
<span style="font-style: italic;">1. Al-Muhadharat,Al-Raghib Al-Isfahani,jilid 2,hal.94.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 2. Al-Iqdu Al-Farid,jilid 2,halaman 139.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 3. Musnad Abi Dawud Ath-Thayalisi.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 4. Al-Ghadir,jilid 6,halaman 208 dan 209.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 5. Murujudz Dzahabi,jilid 3, halaman 81.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 6. Az-Zuwaj Al-Muaqqat fil Islam,halaman 101 dan 127.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 7. Syarah Najul Balaghah,Ibnu Abil Hadid,jilid 20/130.</span><br />
<br />
10. Khalid bin Muhajir bin Khalid Al-Makhzumi,rujuk:<br />
<span style="font-style: italic;">1. Shahih Muslim, kitab nikah, bab nikah mut’ah ,jilid 4,halaman 133,cet. Al-Amirah.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 2. Sunan Al-Baihaqi,jilid 7,halaman 205.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 3. Al-Ghadir,jilid 6,halaman 221.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 4. Al-Mushannaf,jilid 7,halaman 205.</span><br />
<br />
11. Amer bin Huraits, silahkan rujuk:<br />
<span style="font-style: italic;">1. Fathu Bari,jilid 9,halaman 141; jilid 11/76.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 2. Kanzul Ummal,jilid 8,halaman 293.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 3. Catatan pinggir Al-Muntaqa,jilid 2,halaman 520.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 4. Al-Bayan,halaman 314.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 5. Al-Ghadir,jilid 6,halaman 221.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 6. Shahih Muslim,kitab nikah,bab nikah mut’ah,jilid 4,halaman 131.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 7. Al-Mushanaf,jilid 7,halaman 500.Dan dalam kitap ini tertulis Amer bin</span><span style="font-style: italic;"> Hausyab, penyimpan dari Aner bin Hiraits.</span><br />
<br />
12. Ubay bin Ka’b,silahakan rujuk:<br />
<span style="font-style: italic;">1. Tafsir Ath-Thabari,jilid 5,halaman 9, tentang bacaan Ubay ”Ila ajalinMusamma”(dalam ayat mut’ah).</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 2. Al-Ghadir,jilid 6,halaman 221.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 3. Al-Jawahir,jilid 30,halaman150.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 4. Ahkamul Qur’an,,Al-Jshshash, jilid 2, halaman 147.</span><br />
<br />
13. Rabi’ah bin Umayah,silahkam rujuk:<br />
<span style="font-style: italic;">1. Al-Muwaththa’, Al-Maliki,jilid 2,halaman 30.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 2. As-Sunan Al-Kubra, Al-Baihaqi,jilid 7,halaman 206.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 3. Al-Umm,Asy-Syafi’i,jilid 7,halaman 219.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 4. Al-Ghadir,jilid 6,halaman 221.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 5. Musnad Asy-Syafi’i, halaman 132.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 6. Al-Mushannaf,jilid 7,halaman 503.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 7. Al-Jawahir,jilid 30,halaman 150.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 8. Al-Ishaba,jilid 1,halaman 514.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 9. Tafsir As-Suyuthi,jilid 2,halaman 141.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 10. Ajwiba Masail Musa Jarullah, Syarafuddin Al-Musawi, halaman 116.</span><br />
<br />
14. Sumair,dan bisa jadi Sammarah bin Jundab, silahkan rujuk:<br />
<span style="font-style: italic;">1. Al-Ishabah,Ibnu Hajar, jilid 2,halaman 519.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 2. Al-Ghadir,jilid 6,halaman 221.</span><br />
<br />
15. Said bin Jubair,silahkan rujuk:<br />
<span style="font-style: italic;">1. Al-Muhalla,Ibnu Hazm,jilid 9,halaman 519.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 2. Tafsir Ath-Thabari,jilid 5,halaman 9.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 3. Al-Ghadir,jilid 6,halaman 221.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 4. Tafsir Ibnu Katsir.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 5. Al-Mushannaf,jilid 7,halaman 496.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 6. Syarah Nahjul Balaghah, Ibnu Habil Hadid,jilid 12/254.</span><br />
<br />
16. Thawus Al-Yamani, silahkan rujuk:<br />
<span style="font-style: italic;">1.Al-Muhalla, jilid 9,halaman 915.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 2. Catatan pinggir Al-Muntaqa,jilid 2,halaman 520.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 3. Al-Ghadir,jilid 6,halaman 222.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 4. Al-Mughni,Ibnu Qudamah,jilid 7,halaman 571.</span><br />
<br />
17. ‘Atha’ Abu Muhammad Al-Madani,silahkan rujuk:<br />
<span style="font-style: italic;">1. Al-Mushannaf,jilid 7,halaman 497.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 2. Bidayatul Mujtahid,Ibnu Rusyd,jilid 2,halaman 63.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 3. Al-Muhalla,jilid 9, halaman 519.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 4. Al-Ghadir,jilid 6,halaman 222.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 5. Ad-Durul Mantsur,jilid 2,halaman 140.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 6. Mukhtashar Jami’Bayan Al-Ilmi,halaman 196, sebagaimana dikutip di dalam</span><span style="font-style: italic;"> Ajwibah masail Musa Jarullah,halaman 105. Silahkan rujuk: Dirasat wal</span><span style="font-style: italic;"> Buhuts fit Tarikh wal Islam jilid 1/14,tetapi Sa’udi membuang riwayat ini</span><span style="font-style: italic;"> dari kitab Jami’</span><span style="font-style: italic;"> Bayan Al-Ilmi wa Fadhlihi ketika dicetak pada tahun 1388.H.</span><br />
<br />
18. As-Sudi, Silahkan rujuk:<br />
<span style="font-style: italic;">1. Tafsir As-Sudi.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 2. Al-Ghadir,jilid 6,halaman 222.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 3. Tafsir Ibnu Katsir.</span><br />
<br />
19. Mujahid,silahkan rujuk:<br />
<span style="font-style: italic;">1. Tafsir Ath-Thabari,jild 5,halaman 9.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 2. Al-Ghadir, jilid 6,halaman 222.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 3. Tafsir Ibnu Katsir.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 4. Syarah Nahjul Bajaghah, Ibnu Hadid, jilid 12/254.</span><br />
<br />
20. Zufar bin Aus Al-Madani,silahkan rujuk:<br />
<span style="font-style: italic;">1. Bahrur Raiq,Ibnu Najim,jilid 3, halaman 115.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 2. Al-Ghadir,jilid 6,halaman 222.</span><br />
<br />
21. Abdullah bin Abbas,silahkan rujuk:<br />
<span style="font-style: italic;">1. Tafsir Ath-Thabari,jilid 5, halaman 9.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 2. Ahkamul Qur’an, Al-Jashshash,jilid 2,halaman 147.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 3. Sunan Al-Baihaqi,jilid 7,halaman 205.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 4. Al-Kasysyaf, Az-Zamakhsyari,jilid 1,halaman 519.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 5. Tafsir Al-Qurthubi,jilid 5,halaman 130 dan 133.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 6. Al-Muhalla,Ibnu Hazm,jilid 9,halaman 519.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 7. Al-Mughni,Ibnu Qudamah,jilid 9,halaman 571.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 8. Fathul Bari,jilid 9,halaman 172, cet. Darul Ma’rifah.</span><br />
<br />
22. Asma’ puteri Abu Bakar,silahkan rujuk:<br />
<span style="font-style: italic;">1. Musnad Ath-Thayalisi, hadis 1637.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 2. Al-Muhalla,Ibnu Hazm, jilid 9,halaman 519.</span><br />
<span style="font-style: italic;"> 3. Syarah Nahjul Balaghah,Ibnu Abil Hadid,jilid 20/130.</span><br />
<br />
Ibnu Hazm, dalam kitabnya Al-Muhalla 9/519, setelah manetapakan jumlah sahabat yang membolehkan nikah mut’ah, ia berkata: Ini diriwayatkan dari Jabir dan seluruh sahabat sejak masa Rasulullah SAW, Abu Bakar, dan sampai pertengahan masa kekhalifahan Umar. Kemudian ia berkata: Dari tabi’in adalah Thawus, Said bin Jubair dan seluruh fuqaha Mekkah. Abu Umar, penulis kitab I-Isti’ab berkata, bahwa sahabat – sahabat Ibnu Abbas dari penduduk Mekkah dan Yaman, semuanya memandang nikah mut’ah adlah halal menurut mazhab Ibnu Abbas, sementara semua manusia mengharamkan. Silahkan rujuk:<br />
<br />
1. Tafsir Al-Qurthubi,jilid 5,halaman 133.<br />
2. Fathul Bari,jilid 9,halaman 142,cet. Darul Ma’rifah.<br />
3. Catatan pinggir Al-Muntaqa,jilid 2,halaman 520.<br />
<br />
Al-Qurthubi dalam tafsirnya 5/132 berkata : penduduk Mekah banyak mempraktekan nikah mut’ah. Ar-Razi dalam tafsirnya 3/200, tentang ayat mut’ah berkata: mereka berbeda pendapat dalam hal apakah ayat itu dimanskh atau tidak ? Para tokoh Ummat mayoritas mengatakan dimansukh dan sebagian mereka mengatakan tidak dimansukh, hukumnya tetap berlaku sebagaimana adanya. Iman Malik bin Annas adalah salah seorang Fuqaha Ahlus sunnah yang membolehkan nikah mut’ah . Silahkan rujuk kitab – kitab berikut: Al-Mabsuth,As-sarkhasi; Syarah Kanzud Daqaiq; Fatawa Al-Faraghi;Khizatur Riwayat, Al-Ghadi,Al-Kafi fil furu’ Al-Hanafiyah;’Inayah Syarhul Hidayah; Syarah Al-Muwaththa’, Az-Zarqani; Al-Ghadir 6/222-223;dan tafsir Al-Qurthubi, jilid 5, halaman 130.<br />
<br />
<b>Ada beberapa pendapat:</b><br />
Pendapat Pertama: HARAM. Mut`ah sebagai perbuatan zina dan keji. Berarti Nabi saw pernah membolehkan sahabatnya melakukan perbuatan zina dan keji.<br />
<br />
Pendapat kedua: MUBAH, sebagai bantahan pada pendapat pertama. Kapan dimansukh oleh Nabi saw? Ayat apa yang memansukhnya?<br />
Dalam kelompok ini ada beberapa pendapat.<br />
1. Dimansukh oleh Surat Al-Mu’minun: 5-7<br />
2. Dimansukh oleh ayat tentang iddah yaitu Surat Ath-Thalaq: 1<br />
3. Dimansukh oleh ayat tentang waris yaitu Surat An-Nisa’: 12<br />
4. Dimnsukh oleh ayat tentang muhrim (orang-orang yang haram dinikahi) yaitu Surat An-Nisa’: 23<br />
5. Dimansukh oleh ayat tentang batasan jumlah istri yaitu Surat An-Nisa’: 3<br />
6. Dimansukh oleh hadis Nabi saw.<br />
<br />
Terhadap pendapat yang pertama: Tidak sesuai dengan hukum nasikh-mansukh, karena Surat An-Nisa’: 24 (tentang nikah mut`ah) ayat Madaniyah sedangkan Surat Al-Mu’minun: 5-7 ayat Makkiyah. Tidak ayat Makkiyah menasikh ayat Madaniyah.<br />
<br />
Terhadap pendapat ke 2, 3, 4, dan ke 5: Hubungan Surat An-Nisa’: 24 dengan ayat-ayat tersebut bukan hubungan Nasikh-Mansukh, tetapi hubungan umum dan khusus, muthlaq dan muqayyad (mutlak dan terbatas). Memang sebagian ulama Ushul figh mengatakan bahwa jika yang khusus diikuti oleh yang umum dan berlawanan dalam penetapan dan penafian, maka yang umum menasikh yang khusus. Tetapi menggunakan kaidah dalam masalah ini sangat lemah dan tidak sesuai dengan pokoh persoalannya.<br />
<br />
Misalnya ayat tentang Iddah sifat umum dan terdapat di dalam Surat Al-Baqarah sebagai awal surat Madaniyah, diturunkan sebelum surat An-Nisa’ yang di dalam terdapat ayat tentang nikah mu`ah. Demikian juga ayat tentang batasan jumlah istri, dan muhrim terdapat di dalam Surat An-Nisa’ sebagai pengantar ayat tentang nikah mut`ah saling berkaitan satu sama lain. Semua ayat itu bersifat umum, dan ayat tentang nikah mut`ah sebagai ayat yang bersifat khusus diakhir dari yang umum. Bagaimana mungkin pengantar menasikh penutup pembicaraan.<br />
<br />
Wabil khusus, pendapat yang mengatakan ayat tentang Iddah menasikh ayat nikah mut`ah sama sekali tidak berdasar, karena hukum iddah itu berlaku juga dalam nikah mut’ah selain di dalam nikah permanen. Demikian juga pendapat yang mengatakan ayat tentang muhrim menasikh ayat nikah mu`ah, semuan perempuan yang haram dinikahi saling berkaitan dan tak terpisahkan dengan segala bentuk pernikahan baik permanen maupun mut`ah. Bagaimana mungkin pengantar pembicaraan menasikh penutupnya. Lagi pula ayat tersebut tidak menunjukkan larangan hanya terhadap nikah permanen.<br />
<br />
Pendapat yang keenam: Ayat nikah mut’ah dimasukh oleh hadis Nabi saw. Pendapat ini sama sekali tidak berdalil, karena secara mendasar ia bertentangan dengan riwayat-riwayat mutawatir yang menjelaskan Al-Qur’an, dan riwayat-riwayat yang merujuk kepada Al-Qur`an.<br />
<br />
<b>Siapakah yang menghapus Nikah Mut’ah?</b><br />
<br />
Dalam Shahih Muslim, dari Jabir bin Abdullah, ia berkata: Kami melakukan nikah mut`ah dengan mahar segenggam kurma dan gandum, beberapa hari pada zaman Rasulullah saw dan khalifah Abu Bakar, sehingga Umar melarangnya karena kasus Amer bin Huraits.Dalam Ad-Durrul Mantsur, Malik dan Abdurrahman meriwayatkan dari Urwah bin Zubair bahwa pada suatu hari Khawlah binti Hakim datang dan melapor kepada Umar bin Khattab: Sesungguhnya Rabi`ah bin Umayyah melakukan mut`ah dengan seorang perempuan hingga ia hamil. Kemudian Umar keluar dari rumahnya sambil menarik-narik bajunya dan berkata: Inilah akibat mut`ah, kalau sekiranya aku sudah membuat keputusan tentangnya sebelumnya, niscaya aku rajam ia. Dalam Shahih Muslim dan Musnad Ahmad meriwayatkan dari `Atha`, ia berkata: Setelah Jabir bin Abdullah selesai melakukan umrah, kami berkunjung ke rumahnya, ketika itu ada sekelompok orang bertanya kepadanya tentang sesuatu, kemudian mereka menyebutkan mut`ah. Jabir berkata: Kami melakukan mut`ah pada masa Rasulullah saw, masa Abu Bakar, dan Umar bin Khattab. Menurut riwayat dari Ahmad, sehingga akhir masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Dalam Sunan Al-Baihaqi, dari Nafi`, dari Abdullah bin Umar, ketika ia ditanya tentang nikah mut`ah, ia berkata: Nikah mut`ah itu haram menurut Umar, dan sekiranya ada orang yang melakukannya, ia pasti merajamnya dengan batu.<br />
<br />
Dalam Sunan Al-Baihaqi: Jabir berkata, Umar berdiri kemudian berkata: sesungguhnya Allah menghalalkan kepada Rasul-Nya apa yang diinginkan dengan apa yang diinginkan, maka hendaknya kamu menyempurnakan haji dan umrah sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah, dan hentikan melakukan nikah ini, tidak ada seorang pun laki-laki yang menikahi perempuan dengan waktu yang ditentukan kecuali aku rajam dia. Dalam Tafsir Al-Qurthubi, dari Umar bin Khattab, dalam khutbahnya ia berkata: Dua mut`ah ada pada zaman Rasulullah saw, akulah yang melarang keduanya dan memberikan sangsi atas keduanya: mut`ah haji dan nikah mut`ah. Wallahu a’lam bi showaabAdminhttp://www.blogger.com/profile/01269522601662820351noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-2761755726089306765.post-27086829132761620482011-01-26T22:42:00.000+07:002011-01-26T22:42:44.428+07:00Khuthbah Asy-Syiqsyiqiyyah<div dir="ltr"><span style="color: #333333; font-family: verdana,tahoma,arial,sans-serif; font-size: 12px;"><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Demi Allah, putra Abu Quhafah (Abu Bakar)[ii] membusanai dirinya dengan (kekhalifahan) itu, padahal ia pasti tahu bahwa kedudukan saya sehubungan dengan itu adalah sama dengan kedudukan poros pada penggiling. Air bah mengalir (menjauh) dari saya dan burung tak dapat terbang sampai kepada saya. Saya memasang tabir terhadap kekhalifahan dan melepaskan diri darinya.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Kemudian saya mulai berpikir, apakah saya harus menyerang ataukah menanggung dengan tenang kegelapan membutakan dan azab, di mana orang dewasa menjadi lemah dan orang muda menjadi tua, dan orang mukmin yang sesungguhnya hidup di bawah tekanan sampai ia menemui Allah (saat matinya). Saya dapati bahwa kesabaran atasnya lebih bijaksana. Maka saya mengambil kesabaran, walaupun ia menusuk di mata dan mencekik di kerongkongan. Saya melihat perampokan warisan saya sampai orang yang pertama menemui ajalnya, tetapi mengalihkan kekhalifahan kepada Ibnu Khaththab sesudah dirinya.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Kemudian ia mengutip syair al-’A'sya’:</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;"><em style="margin: 0px; padding: 0px;">Hari-hariku kini berlalu di punggung unta (dalam kesulitan)<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Sementara ada hari-hari (kemudahan)<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Ketika aku menikmati pertemanan Hayyan, saudara Jabir.</em>[iii]</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Aneh bahwa selagi hidup ia ingin melepaskan diri dari kekhalifahan, tetapi ia mengukuhkannya untuk yang lainnya setelah matinya. Tiada ragu bahwa kedua orang ini sama bersaham pada puting-puting susunya semata-mata di antara mereka saja. Yang satu ini menempatkan kekhalifahan dalam suatu lingkungan sempit yang alot di mana ucapannya sombong dan sentuhannya kasar. Kesalahannya banyak, dan banyak pula dalihnya kemudian. Orang yang berhubungan dengannya adalah seperti penunggang unta binal. Apabila ia menahan kekangnya, hidungnya akan robek, tetapi apabila ia melonggarkannya maka ia akan terlempar. Akibatnya, demi Allah, manusia terjerumus ke dalam kesemberonoan, kejahatan, kegoyahan dan penyelewengan. Namun demikian saya tetap sabar walaupun panjang-nya masa dan tegarnya cobaan, sampai, ketika ia pergi pada jalan (kematian)nya, ia menempatkan urusan (kekhalifahan) pada suatu kelompok[iv] dan menganggap saya salah satu dari mereka. Tetapi, ya Allah, apa hubungan saya dengan “musyawarah” ini? Di manakah ada suatu keraguan tentang saya sehubungan dengan yang pertama dari mereka sehingga saya sekarang dipandang sama dengan orang-orang ini? Tetapi saya tetap merendah ketika mereka merendah dan terbang tinggi ketika mereka terbang tinggi. Seorang dari mereka menentang saya karena kebenciannya, dan yang lainnya cenderung ke jalan lain karena hubungan perkawinan dan karena ini dan itu, sehingga orang ketiga dari orang-orang ini berdiri dengan dada membusung antara kotoran dan makanannya. Bersamanya sepupunya pun bangkit sam-bil menelan harta Allah[v] seperti seekor unta menelan rumput musim semi, sampai talinya putus, tindakan-tindakannya mengakhiri dirinya dan keserakahannya membawanya jatuh tertelungkup.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Pada waktu itu tak ada yang mengagetkan saya selain kerumunan orang yang maju kepada saya dari setiap sisi seperti bulu tengkuk rubah sehingga Hasan dan Husain terinjak dan kedua ujung baju bahu saya robek. Mereka berkumpul di sekitar saya seperti kawanan kambing. Ketika saya mengambil kendali pemerintahan, suatu kelompok memisahkan diri dan satu kelompok lain mendurhaka, sedang yang sisanya mulai menyeleweng seakan-akan mereka tidak mendengar kalimat Allah yang mengatakan, “<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak in gin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) buini. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa</em>. ” (QS. 28:83)</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Ya, demi Allah, mereka telah mendengarnya dan memahaminya, tetapi dunia nampak berkilau di mata mereka dan hiasannya menggoda mereka. Lihatlah, demi Dia yang memilah gabah (untuk tumbuh) dan menciptakan makhluk hidup, apabila orang-orang tidak datang kepada saya, dan para pendukung tidak mengajukan hujah, dan apabila tak ada perjanjian Allah dengan ulama bahwa mereka tak boleh berdiam diri dalam keserakahan si penindas dan laparnya orang tertindas, maka saya akan sudah melemparkan kekhalifahan dari bahu saya, dan memberikan orang yang terakhir perlakuan yang sama seperti orang yang pertama. Maka Anda akan melihat bahwa dalam pandangan saya dunia Anda ini tidak lebih baik dari bersin seekor kambing.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Dikatakan bahwa ketika Arnirul Mukminin sampai di sini dalam khotbahnya, seorang lelaki dari ‘Iraq berdiri dan menyerahkan kepadanya suatu tulisan. Amirul Mukminin melihat (tulisan) itu, dan ketika itu juga Ibn ‘Abbas –semoga Allah meridai keduanya– berkata, “Ya Amirul Muk minin, saya harap Anda lanjutkan khotbah Anda dari mana Anda telah memutuskannya.”</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Atasnya ia menjawab,</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">“Wahai Ibn ‘Abbas, hal itu seperti uap dengusan seekor unta yang menyembur keluar tetapi (kemudian) mereda.”</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Ibn ‘Abbas berkata bahwa ia tak pernah menyedihkan suatu ucapan sebagaimana atas yang satu ini, karena Amirul Mukminin a.s. tak dapat mengakhirinya sebagaimana diinginkannya.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;"><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Sayid Radhi</strong> mencatat: Kata-kata dalam khotbah, “seperti penunggang unta” bermaksud menyampaikan bahwa bilamana seorang penunggang unta menarik kendali dengan kaku maka dengan sentakan itu lobang hidungnya akan memar, tetapi apabila ia melonggarkannya padahal unta itu liar, maka unta itu akan melemparkannya di suatu tempat dan akan lepas kendali. Asynaq an-naqah digunakan bilamana si penunggang menarik kekang dan meninggikan kepala unta. Dalam pengertian yang sama digunakan juga kata syanaqa an-naqah. Ibnu Sikkit telah menyebutkannya dalam Islahul Manthiq. Amirul Mukminin telah mengatakan asynaqa laha sebagai ganti asynaqaha, karena ia menggunakannya seirama dengan aslasa laha dan keselarasan hanya dapat dipertahankan dengan mengunakan keduanya dalam bentuknya yang sama. Jadi, Amirul Mukminin menggunakan asynaqa laha seakan-akan sebagai ganti in rafa’a laha ra’saha, yakni “apabila ia menghentikannya dengan menarik kekang”.</div><hr noshade="noshade" size="1" style="margin: 0px; padding: 0px;" /><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">[i] Khotbah ini terkenal sebagai Khotbah Asy-Syiqsyiqiyyah dan dipandang sebagai salah satu khotbah Amirul Mukminin yang paling masyhur. Khotbah ini disampaikan di Ar-Rahbah (suatu bagian dari Kufah). Sebagian orang menyangkalnya sebagai ucapan Amirul Mukminin, dan mengatakan bahwa itu dibuat-buat oleh Sayid Radhi (Syarif Radhi) namun para ulama pencinta kebenaran telah menyanggah sangkalan itu. Tidak ada pula dasar untuk penyangkalan itu. Perbedaan pandangan Ali a.s. dalam hal kekhalifahan bukanlah rahasia, sehingga singgungan-singgungan semacam itu tak dapat dipandang sebagai sesuatu yang asing. Dan, peristiwa yang telah disinggung dalam khotbah ini terpelihara dalam catatan-catatan sejarah yang membenarkannya, kata demi kata dan kalimat demi kalimat. Apabila peristiwa-peristiwa yang sama yang bertaian dengan sejarah dikatakan kembali oleh Amirul Mukminin maka manakah alasan untuk menyangkalinya? Apabila ingatan akan keadaan-keadaan yang tak menyenangkan segera setelah wafatnya Nabi nampak tak terlupakan baginya, tidaklah hal itu harus mengejutkan. Tiada ragu, khotbah ini mengenai prestise tokoh-tokoh tertentu dan mengurangi keyakinan dan kepercayaan kepada mereka. Tetapi, kepercayaan itu tak dapat dipulihkan dengan menolak khotbah ini sebagai ucapan Amirul Mukminin, kecuali apabila peristiwa-peristiwa yang sebenarnya dianalisa dan kebenarannya diungkapkan. Apabila tidak demikian, sekadar menolaknya sebagai ucapan Amirul Mukminin karena mengandung peremehan terhadap individu-individu tertentu, tidaklah berbobot, padahal kritik yang sama telah diriwayatkan oleh sejarawan lain pula. Maka, (Abu ‘Utsman) ‘Amr Ibnu Bahr Al-Jahizh telah mencatat kata-kata berikut ini dari suatu khotbah Amirul Mukminin, dan kata-kata itu tidak kurang bobotnya daripada kritik dalam Khotbah Asy-Syiqsyiqiyyah.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Yang dua ini meninggal dan yang ketiga bangkit seperti gagak yang keberaniannya terbatas pada perut. Akan lebih baik apabila kedua sayapnya terputus dan kepalanya terlepas.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Alhasil, gagasan bahwa khotbah itu buatan Sayid Radhi adalah jauh dari kebenaran, dan hanya merupakan hasil partisan dan sikap memihak. Sekiranya tuduhan itu merupakan hasil suatu penelitian, haruslah dikernukakan. Bila tidak demikian maka bersikeras pada ilusi penuh hasrat semacam itu tidak mengubah kebenaran, tidak pula kekuatan argumen-argumen yang menentukan akan terpupuskan hanya dengan tidak setuju dan tak senang.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Sekarang, marilah kita lihat kesaksian dari para ulama dan ahli periwayatan yang dengan tegas memandangnya sebagai asli dari Amirul Mukminin, supaya pentingnya secara historis diketahui. Di antara para ulama ini, sebagian hidup sebelum masa Sayid Radhi, sebagian semasa dengannya, dan sebagian sesudah-nya, tetapi mereka semua meriwayatkan melalui isnad mereka sendiri-sendiri.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(1) Ibnu Abil Hadid menuliskan bahwa gurunya Abul Khair Mushaddiq Ibnu Syabib al-Wasiti (m. 605 H.) menyatakan bahwa ia mendengar khotbah ini dari Syeikh Abu Muhammad ‘Abdullah Ibnu Ahmad Al-Baghdadi (m. 567 H.) yang dikenal sebagai Ibnu Al-Khasysyab, dan ketika ia sampai di mana Ibnu ‘Abbas menyampaikan kesedihannya karena khotbah ini tertinggal tak lengkap, Ibnu Khasysyab mengatakan kepadanya bahwa apabila ia mendengar keluhan sedih Ibnu ‘Abbas itu, pastilah ia sudah menanyakan kepadanya apakah ada yang tertinggal pada saudara misannya itu suatu keinginan lain yang tak dipuaskan, karena, kecuali Nabi, ia tidak mengecualikan para pendahulunya maupun para penyusulnya, dan telah mengucapkan semua yang hendak diucapkannya.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Maka, mengapa harus ada kesedihan bahwa ia tak dapat mengatakan apa yang diinginkannya? Mushaddiq mengatakan bahwa Ibnu Khasysyab adalah orang yang berhati ceria dan sopan santun. Ketika saya bertanya kepadanya apakah ia juga memandang khotbah itu sebagai buat-buatan, ia menjawab, “Demi Allah, saya percaya itu kata-kata Amirul Mukminin, sebagaimana saya percaya bahwa Anda adalah Mushaddiq Ibnu Syabib.” Ketika saya katakan bahwa sebagian orang menganggapnya buatan Sayid Radhi, ia menjawab, “Bagaimana mungkin Radhi dapat mempunyai keberanian demikian atau gaya penulisan seperti itu. Saya telah melihat tulisan-tulisan Radhi dan mengetahui gaya penulisannya. Di mana-mana tiada tulisannya menyerupai yang satu ini. Dan saya telah melihatnya pada buku-buku yang ditulis ratusan tahun sebelum lahirnya Sayid Radhi; dan saya telah melihatnya dalam tulisan-tulisan yang terkenal yang saya tahu ulama dan ahli sastra mana yang mengutip tulisan-tulisan itu. Pada masa itu, bukan saja Radhi, tetapi bahkan ayahnya, Abu Ahmad An-Naqib, belum lahir.”</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(2) Setelah itu, Ibnu Abil Hadid menulis bahwa ia melihat khotbah ini dalam kompilasi-kompilasi gurunya Abul Qasim (‘Abdullah Ibnu Ahmad) al-Balkhi (m. 317 H.). la pemimpin kaum Mu’tazilah dalam masa pemerintahan Muqtadir Billah, sedang masa Muqtadir jauh sebelum lahirnya Sayid Radhi.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(3) la selanjutnya menulis bahwa ia melihat khotbah ini dalam buku Inshaf karya Ibnu Qibah (Abu Ja’far Muhammad Ibnu ‘Abdur-Rahman). la murid Abul Qa sim al-Balkhi dan ulama mazhab Syi’ah Imamiah. (Syarh Ibnu Abil Hadid, I, h. 205-206).</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(4) Ibnu Maltsam Al-Bahrani (m. 679 H.) menulis dalam syarahnya bahwa ia telah melihat satu salinan khotbah itu yang telah ditulis oleh menteri Muqtadir Billah, Abul Hasan Ali Ibnu Muhammad Ibnu Al-Furat (m. 312 H.) (Syarh al-Balaghah, I, h. 252-253).</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(5) Allamah Muhammad Baqir al-Majlisi telah meriwayatkan isnad berikut tentang khotbah ini dari kompilasi Syeikh Qutbuddin ar-Rawandi, Minhajul Bara ‘ah fi Syarh Nahjul Balaghah:</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">“<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Syeikh Abu Nashr al-Hasan Ibnu Muahammad Ibnu Ibrahim menyampaikan kepada saya dari al-Hajib Abul Wafa’ Muhammad Ibnu Badi’, al-Husain Ibnu Ahmad Ibnu Badi’ dan al-Husain Ibnu al-Husain Ibnu Ahmad Ibnu ‘Abdur-Rahman, dan mereka (mendengar) dari al-Hafizh Abu Bakr (Ahmad Ibnu Musa) Ibnu Mardawaih al-Ishbahani (m. 426 H.) dan dia dari al-Hafizh Abul Qasim Sulaiman Ibnu Ahmad ath-Thabarani (m. 360 H.) dan dia dari Ahmad Ibnu Ali al-Abbar dan dia dari Ishaq Ibnu Sa’id Abu Salamah ad-Dimasyqi dan dia dari Khulaid Ibnu Da’laj dan dia dari Atha’ Ibnu Abi Rabah dan dia dari Ibnu ‘Abbas</em>.” (Biharul Anwar, edisi pertama, jilid VIII, h. 160-161).</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(6) Dalam konteks itu Allamah al-Majlisi menulis bahwa khotbah ini juga termuat dalam kompilasi Abu Ali (Muhammad Ibnu ‘Abdul Wahhab) al-Jubba’i (m. 303 H.).</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(7) Dalam hubungan dengan otentiknya khotbah ini sendiri, Allamah al-Majlisi menulis:</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">“<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Qadhi ‘Abdul Jabbar Ibnu Ahmad al-Asadabadi (415 H.), seorang Mu’tazilah yang tegar, menerangkan beberapa ungkapan dari khotbah ini dalam buku Al-Mughni dan berusaha membuktikan bahwa khotbah itu tidak menyerang para khalifah mana pun sebelumnya, tetapi tidak menolak bahwa itu komposisi Amirul Mukminin</em>.” (Ibid., h. 161).</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(8) Abu Ja’far Muhammad Ibnu Ali, Ibnu Babawaih (m. 381 H.) menulis:</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">“<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Muhammad Ibnu Ibrahim Ibnu Ishaq ath-Thalaqani mengatakan kepada kami bahwa ‘Abdul ‘Aziz Ibnu Yahya al-Jaludi (m. 332 H.) mengatakan kepadanya bahwa Abu ‘Abdullah Ahmad Ibnu ‘Ammar Ibnu Khalid mengata kan kepadanya bahwa Yahya Ibnu ‘Abdul Hamid al-Himmani (m. 228 H.) mengatakan kepadanya bahwa ‘Isa Ibnu Rasyid meriwayatkan khotbah ini dari Ali Ibnu Hudzaifah, dan dia dari ‘Ikrimah dan dia dari Ibnu ‘Abbas</em>.” (Ilal asy-Syara’i, bab XXII, h. 360-361).</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(9) Kemudian Ibnu Babawaih mencatat rangkaian isnad berikut:</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">“<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Muhammad Ibnu Ali Majilawaih meriwayatkan khotbah ini kepada kami, dan ia mengambilnya dari pamannya Muhammad Ibnu Abil Qasim, dia dari Ahmad Ibnu Abi ‘Abdillah (Muhammad Ibnu Khalid) al-Barqi dan dia dari ayahnya dan dia dari Muhammad Ibnu Abi ‘UMalr dan dia dari Aban Ibnu ‘Utsman dan dia dari Aban Ibnu Taghlib dan dia dari ‘Ikrimah dan dia dari Ibnu ‘Abbas.</em> (‘Ial asy-Syara’i', I, bab 122, h. 146; Ma’am al-Akhbar, bab 22, h. 361).</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(10) Abu Ahmad al-Hasan Ibnu ‘Abdillah Ibnu Sa’id al-’Askari (m. 382 H.), yang tergolong ulama besar Sunni, telah menulis syarah dan penjelasan tentang khotbah ini, yang telah dicatat oleh Ibnu Babawaih dalam. ‘Ial asy-Syard’i dan Ma ‘dni al-Akhbar.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(11) Sayid Ni’matullah al-Jaza’iri menulis:</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">“<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Penulis Kitdb al-Ghardt, Abu Ishaq, Ibrahim Ibnu Muhammad ats-Tsaqafi al-Kufi (m. 283 H.) telah meriwayatkan khotbah ini melalui rangkaian sanad-nya sendiri. Tanggal selesainya menulis buku ini hari Selasa, 13 Syawal 255 H. dan pada tahun itu juga Murtadha al-Musawi lahir. la lebih tua dari saudaranya Sayid RadhT</em>.” (Anwar an-Nu ‘maniyyah, h. 37).</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(12) Sayid Radhiuddin Abul Qasim Ali Ibnu Musa, Ibnu Thawus al-Husaini al-Hilli (m. 664 H.) telah meriwayatkan khotbah ini dari Kitab al-Gharat dengan rangkaian sanad berikut:</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">“<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Khotbah ini diriwayatkan kepada kami oleh Muhammad Ibnu Yusuf, yang meriwayatkan dari Hasan Ibnu Ali Ibnu ‘Abdul Karim az-Za’farani, dan ia (meriwayatkan) dari Muhammad Ibnu Zakariyya al-Ghallabi, dan dia dari Ya’qub Ibnu Ja’far Ibnu Sulaiman, dan dia dari ayahnya, dan dia dari kakek-nya, dan dia dari Ibnu ‘Abbas</em>.” (terjemahan Ath-Thara’if, h. 202)</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(13) Syeikh ath-Tha’ifah, Muhammad Ibnu al-Hasan ath-Thusi (m. 460 H.) me nulis:</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;"><em style="margin: 0px; padding: 0px;">“(Abul Path Hilal Ibnu Muhammad Ibnu Ja’far) al-Haffar meriwayatkan khot bah ini kepada kami. la meriwayatkan dari Abdul Qasim (Isma’il Ibnu Ali Ibnu Ali) ad-Di’bili, dan dia dari ayahnya, dan dia dari saudaranya Di’bil (Ibnu Ali al-Kuza’i), dan dia dari Muhammad Ibnu Salamah asy-Syami, dan dia dari Zurarah Ibnu A’yan dan dia dari Abu Ja’far Muhammad Ibnu Ali (asy-Syeikh ash-Shaduq), dan dia dari Ibnu ‘Abbas</em>.” (Al-Amali, h. 137)</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(13) Syeikh Mufid (Muhammad Ibnu Muhammad Ibnu an-Nu’man, m. 413 H.), guru Sayid Radhi, menulis tentang rangkaian sanad khotbah ini:</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">“<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Sejumlah periwayat hadis telah meriwayatkan khotbah ini dari Ibnu ‘Abbas melalui berbagai isnad</em>.” (Al-Irsyad, h. 135)</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(15) ‘Alam al-Huda (lambang petunjuk) Sayid Murtadha, kakak Sayid Radhi, telah mencatatnya pada h. 203-204 bukunya Asy-Sydfi.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(16) Abu Manshur ath-Thabarsi menulis:</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">“<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Sejumlah perawi telah meriwayatkan tentang khotbah ini dari Ibnu ‘Abbas melalui berbagai sanad. Ibnu ‘Abbas mengatakan bahwa ia bersama Amirul Mukminin di ar-Rahbah; ketika percakapan beralih kepada kekhalifahan dan mereka yang telah mendahuluinya sebagai Khalifah, Amirul Mukminin menghembuskan nafas keluhan dan menyampaikan khotbah ini</em>.” (Al-Ihtijaj)</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(17) Abu al-Muzhaffar Yusuf Ibnu ‘Abdillah dan Sibth Ibnu Jauzi al-Hanafi (m. 654 H.) menulis:</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">“<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Syeikh kita Qasim an-Nafts al-Anbari meriwayatkan khotbah ini kepada kami melalui rangkaian sanadnya yang berakhir pada Ibnu ‘Abbas, yang mengatakan bahwa setelah dilakukan pembaiatan kepada Amirul Muk minin sebagai khalifah, ia sedang duduk di mimbar ketika seorang laki-laki dari hadirin bertanya mengapa ia berdiam diri ketika itu, lalu Amirul Mukminin serta merta mengucapkan khotbah ini</em>.” (Tadzkirat Khawashsh al-Ummah, h. 73)</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(18) Qadhi Ahmad Ibnu Muhammad, asy-Syihab al-Khafaji (m. 1069 H.) menulis setalian dengan keasliannya:</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">“<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Dinyatakan dalam ucapan-ucapan Amirul Mukminin Ali (ra), ‘Aneh, selama hayatnya ia (Abu Bakar) hendak melepaskan kekhalifahannya, tetapi ia memperkuat fondasinya untuk orang lain setelah matinya</em>.’” (Syarh Durrat al-Ghawwash, h. 17)</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(19) Syeikh ‘Ala ad-Daulah as-Simnani menulis:</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">“<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Amirul Mukminin SayyidAl-’Arifin Ali a.s. telah menyatakan dalam satu khotbahnya yang cemerlang, “Ini syiqsyiqah yang menyembur keluar</em>“. (al-’Urwah li Ahl al-Khalwah wa al-Jalwah, h. 3, naskah di Perpustakaan Nasiriah, Lucknow, India)</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(20) Abul Fadhl Ahmad Ibnu Muhammad al-Maldant (m. 518 H.) menulis sehubungan dengan kata syiqsyiqah:</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">“<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Satu khotbah Amirul Mukminin terkenal sebagai Khotbah asy-Syiqsyt-qiyyah (khotbah busa unta)</em>.” (Majma’ al-Amtsal, jilid I, h. 369)</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(21) Pada lima belas tempat dalam An-Nihayah, sementara menerangkan kata-kata dari khotbah ini, Abu as-Sa’adat Mubarak Ibnu Muhammad, Ibnu al-Atsir al-Jazari (m. 606 H.) telah mengakuinya sebagai ucapan Amirul Mukminin.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(22) Syeikh Muhammad Thahir Patnt, ketika menerangkan kata-kata itu dalam Majma’ al-Bihar al-Anwar, membenarkan khotbah ini dari Amirul Muk minin dengan kata-kata, “Ali mengatakan demikian.”</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(23) Abul Fadhl Ibnu Manzur (m. 711 H.) telah mengakuinya sebagai ucapan Amirul Mukminin, dalam Lisan al-’Arab, jilid XII, h. 54, dengan mengata kan, “<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Itu adalah busa unta yang mencetus, kemudian mereda</em>.”</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(24) Majduddln al-Firuzabadt (m. 816/7 H.) telah mencatat kata syiqsyiqah dalam kamusnya (Al-Qdmus, III, h. 251):</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;"><em style="margin: 0px; padding: 0px;">“Khotbah asy-Syiqsytqiyyah Ali dinamakan demikian karena ketika Ibnu ‘Abbas meminta kepadanya untuk meneruskannya di mana ia telah me-ninggalkannya, ia berkata, “Wahai, Ibnu ‘Abbas! Itu busa unta (syiqsyiqah) yang mencetus keluar lalu mereda.”</em></div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(25) Penyusun Muntahd al-Adab menuliskan:</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;"><em style="margin: 0px; padding: 0px;">“Khotbah Asy-Syiqsyiqiyyah Ali diatributkan pada Ali (karramallahu wajhahu).”</em></div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(26) Syeikh Muhammad ‘Abduh, Mufti Mesir, mengakuinya sebagai ucapan Amirul Mukminin; ia telah menulis keterangannya dalam bukunya Syarh Nahjul Baldghah.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(27) Muhammad Muhyiddm ‘Abdul Hamid, guru besar pada Fakultas Bahasa Arab, Universitas al-Azhar, telah menulis anotasi tentang Nahjul Baldghah dengan membubuhkan prakata, di mana ia mengakui semua khotbah yang mengandung pernyataan-pernyataan menyinggung semacam itu sebagai ucapan Amirul Mukminin.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Di hadapan semua penyaksian dan semua bukti yang tak tersangkal ini, tidak ada tempat untuk menganggap bahwa khotbah itu bukan dari Amirul Mukminin dan bahwa itu buatan Sayid Radhi sendiri.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">[ii] Amirul Mukminin mengacu pengangkatan Abu Bakar menjadi khalifah, sebagai berbusana dengan itu. Ini kiasan biasa. Maka, ketika ‘Utsman diminta untuk menyerahkan kekhalifahan, ia menjawab, “<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Saya tidak akan menanggalkan busana yang telah dipakaikan Allah kepadaku ini</em>.” Tiada ragu bahwa Amirul Mukminin tidak mengatributkan “baju kekhalifahan” ini kepada Allah, melainkan kepada Abu Bakar sendiri, karena menurut pandangan ijmak, kekhalifahannya bukanlah dari Allah melainkan urusannya sendiri. Itulah sebabnya Amirul Muk minin mengatakan bahwa Abu Bakar membusanai dirinya sendiri dengan kekhalifahan. la mengetahui bahwa busana ini telah dijahit untuk badannya sendiri, sedang kedudukannya sendiri sehubungan dengan kekhalifahan adalah kedudukan poros pada penggiling yang dapat mempertahankan posisi pusatnya dan tak ada gunanya tanpa itu. Seperti itu pula, ia berpendapat, “Saya adalah sumbu pusat kekhalifahan; bila saya tidak di sana, seluruh sistemnya akan tersesat dari pusat nya. Sayalah yang bertindak sebagai pengawal bagi organisasi dan ketertibannya, dan mengawalnya melewati berbagai kesulitan. Arus pengetahuan mengalir dari dada saya dan mengairinya pada semua sisi. Kedudukan saya tinggi di atas ima-jinasi, tetapi pencari keserakahan duniawi untuk pemerintahan menjadi batu sandungan bagi saya, dan saya harus mengurung diri dalam keterasingan. Kegelapan yang membutakan merajalela di mana-mana, gelap pekat di mana-mana. Yang muda menjadi tua dan yang tua berpisah ke kuburan, tetapi masa menanggung sabar ini tak mau berakhir. Saya terus melihat dengan mata saya penjarahan atas warisan saya dan melihat berlalunya kekhalifahan dari satu tangan ke tangan lain, tetapi saya tetap bersabar, karena tak dapat menghentikan kesewenang-wenangan mereka tanpa sarana.”</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;"><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Perlunya Khalifah dan Cara Pengangkatannya</strong></div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Setelah Nabi Muhammad (saw) wafat, dibutuhkan adanya pribadi yang mampu mencegah perpecahan umat dan mengawal hukum Islam dari perubahan, pengubahan dan penyelewengan oleh orang-orang yang hendak memenuhi hawa nafsunya. Bila kebutuhan mendesak ini disangkal maka mengapa suksesi Nabi dianggap begitu penting sehingga pertemuan di Saqifah Bani Sa’idah dipandang lebih utama daripada penguburan Nabi? Bila kebutuhan ini diakui, maka timbul pertanyaan apakah Nabi juga menyadarinya atau tidak. Bila kita anggap beliau tidak menyadarinya dan tidak dapat menilai ada atau tiadanya kebutuhan tersebut, maka hal ini akan merupakan bukti yang sangat kuat untuk menganggap bahwa Nabi tidak memikirkan cara menyetop kejahatan-kejahatan bidah dan hojatan; padahal beliau telah memberikan peringatan-peringatan tentang masaalah ini.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Apabila dikatakan bahwa beliau menyadari kebutuhan akan adanya pribadi tersebut tetapi tidak membereskannya, karena melihat adanya manfaat dengan membiarkannya, maka beliau tidak akan mendiamkannya tanpa menunjukkan manfaat itu dengan jelas; apabila tidak demikian maka mendiamkan masalah tersebut tanpa tujuan merupakan pelanggaran dalam pelaksanaan tugas Kenabian. Apabila ada halangan, haruslah pula diungkapkan. Karena Nabi tidak meninggalkan masalah agama dalam keadaan tidak sempurna maka beliau tidak akan membiarkan masalah ini terbengkalai, melainkan akan mengajukan jalan pemecahan untuk mengamankan agama dari campur tangan orang lain.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Masalahnya sekarang, bagaimana seharusnya pengambilan keputusan pada masa awal tersebut dan apa yang akan dilakukan. Bila keputusan itu berdasarkan konsensus umat maka hal itu tidak mungkin terjadi, karena pada konsensus semacam itu diperlukan adanya persetujuan tiap individu; tetapi mengingat perbedaan temperamen manusia, maka mustahil mereka akan sepakat. Tak ada contoh di masa itu di mana keputusan dapat diambil dengan mufakat tanpa satu pun yang menolak. Maka bagaimana mungkin kebutuhan mendasar semacam itu digantungkan pada terjadinya peristiwa yang mustahil seperti itu, sedangkan kebutuhan itu menyangkut masa depan Islam dan kemaslahatan umat. Oleh karena itu maka akal sehat tidak dapat menerima tolok ukur ini. Tidak ada pula sunah yang selaras dengannya sebagaimana ditulis oleh Qadhi ‘AdhuddTn al-’Ijlt dalam Syarh al-Mawaqif:</div><blockquote style="color: #666666; margin: 1em; padding: 0px 0px 10px 50px;"><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">“<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Anda seharusnya tahu bahwa kekhalifahan tidak dapat bergantung pada ijmak pemilihan, karena tidak ada argumen yang logis atau sunah yang dapat dijadikan sandaran</em>.”</div></blockquote><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Kenyataannya, tatkala para pembela pemilihan dalam pelaksanaannya sukar mencapai aklamasi, mereka lalu menempuh persetujuan mayoritas dengan mengabaikan minoritas.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Dalam hal semacam ini sering juga terjadi kekuatan jujur ataupun palsu, cara benar atau tidak, mengubah arus pendapat mayoritas dan mengabaikan keutamaan individu dan kebajikan pribadi. Akibatnya, orang yang mampu dan jujur ter-sembunyi, dan yang tidak kompeten maju ke depan. Bila orang berkemampuan tersisih, terhalang oleh ambisi-ambisi pribadi, lalu bagaimana mengharapkan adanya pemilihan orang yang tepat? Sekalipun, misalnya, semua pemberi suara punya kebebasan dan tidak memihak, lidaklah mesti keputusan mayoritas harus benar dan tak tersesat. Pengalaman menunjukkan bahwa setelah keputusan dijalankan, mayoritas lalu berpendapat bahwa keputusannya sendiri ternyata salah. Bila setiap keputusan mayoritas benar, maka keputusannya yang pertama adalah salah, karena keputusan yang menganggapnya salah adalah juga dari mayoritas.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Tentang pendapat bahwa untuk menghindari kekacauan maka tokoh-tokoh umat dibiarkan memilih siapa saja yang mereka sukai, di sini pun pergesekan dan pertengkaran akan merajalela. Karena, di sini juga pemusatan watak manusia untuk satu persetujuan tidaklah mesti, dan tidak dapat juga dikatakan bahwa mereka dapat mengatasi tujuan-tujuan pribadi mereka. Dalam kenyataannya di sini konflik dan benturan akan lebih kuat. Karena, kalau tidak semua, sekurang-kurangnya kebanyakan dari mereka ingin menjadi calon dan akan berusaha dengan segala daya untuk mengalahkan lawannya, dan membuka jalan yang sebaik-baiknya untuk dirinya. Akibat yang tidak dapat dihindarkan ialah pergumulan dan pergolakan.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Kesimpulannya, tidak mungkin menyingkirkan bencana dengan cara ini, dan ketimbang menemukan tokoh yang tepat, umat hanya akan jadi alat untuk me-menuhi ambisi pribadi orang lain. Lagi pula, bagaimana seharusnya tolok ukur orang yang akan memegang tampuk kekuasaan ini? Sebagaimana biasa, siapa saja yang dapat mengumpul beberapa pendukung dan mampu membuat geger dan ribut-ribut dalam suatu pertemuan dengan menggunakan kata-kata keras maka dialah yang dianggap paling tepat sebagai penguasa. Ataukah kemampuan seseorang juga akan dinilai? Bila penilaian kemampuan seseorang ditentukan juga dengan cara pemilihan umum seperti ini, maka kerumitan dan kekacauan serupa akan muncul. Bila ada patokan lain, maka sebagai ganti menilai para pemberi suara seperti itu, mengapa tidak menilai orang yang dipandang pantas untuk kedudukan itu? Selanjutnya berapa banyak tokoh yang dianggap cukup untuk mengambil keputusan? Jelas bahwa sekali patokan ini diambil maka hal ini akan jadi preseden, teladan dan contoh di masa mendatang, dan jumlah orang yang berwenang mengambil keputusan akan jadi patokan juga di masa depan. Qadhi al-’Ajali menulis:</div><blockquote style="color: #666666; margin: 1em; padding: 0px 0px 10px 50px;"><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">“<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Malah satu atau dua orang telah cukup menentukan terpilihnya pemimpin, karena kita tahu bahwa para ulama yang tegas dalam agama menganggap cukup pengangkatan Abu Bakar oleh ‘Umar dan pengangkatan ‘Utsman oleh ‘Abdur-Rahman</em>.” (Syarh al-Mawaqif, h. 351)</div></blockquote><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Beginilah riwayat “Pemilihan secara mufakat” di Saqifah Bani Sa’idah dan kegiatan Syura dalam pemilihan ‘Utsman: tindakan satu orang telah diberi nama “pemilihan secara mufakat”, dan perbuatan satu orang dinamakan majelis syura. Abu Bakar telah memahami kenyataan bahwa pemilihan berarti hanya satu atau dua suara yang akan diatributkan pada rakyat umum yang sederhana. Itulah sebabnya ia mengabaikan tuntutan dengan suara bulat, suara mayoritas atau metode pemilihan melalui majelis yang dipilih, dan ia sendiri mengangkat ‘Umar. ‘A’isyah pun memandang bahwa membiarkan masalah kekhalifahan pada suara beberapa individu berarti mengundang kekacauan dan kesulitan. la mengirimkan pesan kepada ‘Umar menjelang matinya:</div><blockquote style="color: #666666; margin: 1em; padding: 0px 0px 10px 50px;"><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">“<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Jangan biarkan umat Islam tanpa pemimpin. Angkatlah seorang khalifah untuk itu dan jangan Anda tinggalkan umat tanpa pewenang, karena apabila tidak demikian saya melihat kekacauan dan kesulitan</em>.”</div></blockquote><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Ketika pemilihan oleh orang yang berwenang terbukti gagal, hal itu ditinggalkan, dan hanya “kekuatan adalah kebenaran” yang menjadi ukurannya—yakni siapa saja yang menundukkan dan menguasai orang lain, diterima sebagai khalifah Nabi dan pelanjutnya yang sebenarnya. Ini prinsip buatan sendiri, padahal ada serangkaian hadis Nabi yang disampaikan pada “Pertemuan ‘Asyirah”, pada ma-lam Hijrah, pada Perang Tabuk, pada kesempatan menyampaikan surah al-Bara’ah (at-Taubah) dan di Ghadlr Khum. Yang aneh, setiap orang dari khalifah itu di-dasarkan pada pilihan individu, sementara pilihan Nabi sendiri ditolak! Padahal, penunjukan oleh Nabi adalah satu-satunya jalan untuk mengakhiri perselisihan, yakni bahwa Nabi sendiri yang semestinya menyelesaikan dan menyelamatkan umat dari kekacauan-kekacauan di masa depan dan menghindarkan pengambilan keputusan di tangan orang-orang yang terlibat dalam tujuan dan maksud-maksud pribadi. Ini prosedur yang tepat yang sesuai dengan nalar dan juga mendapat dukungan hadis-hadis Nabi yang tegas.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">[iii] Hayyan Ibnu Samin al-Hanafi al-Yamamah adalah kepala suku Bani Hanifah dan penguasa benteng dan tentara. Jabir adalah nama adiknya, sedang A’sya, yang nama sesungguhnya Malmun Ibnu Qais Ibnu Jandal, adalah sahabat karib dan hidup pantas dan bahagia atas kemurahannya. Dalam bait syair ini ia membandingkan kehidupannya sekarang ini dengan yang sebelumnya, yakni masa ketika ia berkelana mencari nafkah, dengan masa hidup berbahagia bersama Hayyan. Pada umumnya dianggap bahwa Amirul Mukminin mengutip bait ini untuk mem bandingkan masanya yang kesusahan dengan masa-masa daMal yang dilaluinya dalam asuhan dan perlindungan Nabi, ketika ia bebas dari segala kerisauan dan menikmati kedaMalan mental. Tetapi, mengingat peristiwa ia membuat perbandingan ini, serta pokok bait syair itu, bukanlah penjelasan yang dicari-cari apabila itu dianggap menunjukkan perbedaan antara kedudukan yang tak penting dari orang-orang yang sekarang sedang berkuasa, di masa kehidupan Nabi, dan wewenang dan kekuasaan mereka sesudahnya; yakni, pada masa Nabi tiada perhatian diberikan kepada mereka, karena kepribadian Ali; tetapi, sekarang waktu telah berubah demikian rupa sehingga orang-orang itu menjadi penguasa dunia Islam.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">[iv] Ketika ‘Umar terluka oleh Abu Lu’lu’ah dan ia melihat bahwa sulit baginya untuk hidup lebih lama lagi, karena luka yang parah itu, ia membentuk suatu komite musyawarah (Syura) dan menunjuk Ali Ibnu Abt Thalib, ‘Utsman Ibnu ‘Affan, ‘Abdur-Rahman Ibnu ‘Auf, Zubair Ibnu ‘Awwam, Sa’id Ibnu Abi Waqqash dan Talhah Ibnu ‘Ubaidillah, seraya mengikat mereka dengan ketentuan bahwa setelah tiga hari sesudah kematiannya, mereka harus memilih salah seorang di antara mereka sendiri sebagai khalifah, sementara untuk tiga hari itu Shuhaib akan bertindak sebagai khalifah sementara.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Ketika menerima instruksi ini, beberapa orang bertanya kepadanya bagaimana pikirannya tentang setiap orang dari mereka itu, untuk memungkinkan mereka berlaku sesuai dengan sorotannya. Karenanya, ‘Umar mengungkapkan pandangannya sendiri tentang setiap individu itu. Ia mengatakan bahwa Sa’d bertempramen kasar dan berkepala panas; ‘Abdurrahman adalah Fir’aunnya umat; Zubair, apabila disenangkan, adalah seorang mukmin yang sebenarnya, tetapi apabila tidak disenangkan adalah seorang kafir; Thalhah adalah pengejawantahan kebanggaan dan kesombongan, yang apabila dijadikan khalifah ia akan memasang cincin kekhalifahan di jari istrinya, sedang ‘Utsman tidak melihat melampaui keluarga-nya. Mengenai Ali, ia terpikat kekhalifahan, walalupun saya tahu hanya ia sendiri yang dapat melaksanakannya pada garis yang benar.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Walaupun demikian pengakuannya, ia menganggap perlu untuk membentuk Syura itu, dan dalam memilih para anggotanya dan meletakkan prosedur kerjanya, ia meyakinkan bahwa kekhalifahan akan mengarah ke mana ia menginginkannya. Maka, seorang yang berkebijaksanaan biasa dapat mengambil kesimpulan bahwa semua faktor keberhasilan ‘Utsman terdapat di dalamnya.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Apabila kita perhatikan para anggotanya, kita lihat bahwa, pertama, ‘Abdur-Rahman Ibnu ‘Auf adalah suami saudara perempuan ‘Utsman; berikutnya, Sa’d Ibnu AbT Waqqash, selain menaruh dengki terhadap Ali, adalah teman dan keluarga ‘Abdur-Rahman; keduanya tak dapat diharapkan akan menentang ‘Utsman.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Yang ketiga, Thalhah Ibnu ‘Ubaidillah yang tentangnya Muhammad ‘Abduh menulis dalam anotasinya mengenai Nahjul Balaghah:</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">“Thalhah cenderung kapada ‘Utsman, dan sebabnya adalah tak kurang dari ia menentang Ali, karena ia sendiri seorang anggota suku Taim, dan naiknya Abu Bakar pada kekhalifahan telah menciptakan perseteruan antara Bani Taim dan Bani Hasyim.”</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Mengenai Zubair, sekiranyapun ia memilih Ali, apa gunanya satu suara ini? Menurut pernyataan Thabari, Thalhah tidak hadir di Madinah pada waktu itu, tetapi absennya tidak menghalangi keberhasilan ‘Utsman. Malah, sekiranyapun ia hadir, sebagaimana ia akhirnya datang ke Syura itu, dan ia dianggap pendukung Ali, tetap tidak akan meragukan keberhasilan ‘Utsman, karena pikiran ‘Umar yang cerdik telah menetapkan prosedur bahwa:</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">“Apabila dua orang menyetujui yang satu, sedang yang dua orang lagi me-nyetujui seorang lainnya, maka ‘Abdullah Ibnu ‘Umar akan bertindak sebagai penengah. Kelompok yang diperintahkannya harus mamilih khalifah di antara mereka sendiri. Apabila mereka tidak menerima keputusan ‘Abdullah Ibnu ‘Dinar, maka dukungan harus diberikan kepada kelompok di mana termasuk ‘Abdur-Rahman Ibnu ‘Auf; tetapi, apabila yang lain-lainnya tidak menyetujuinya maka mereka harus dipancung kepalanya karena menentang ke putusan ini.” (Thabari, I, h. 2779-2780; Ibnu Atsir, III, h. 67)</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Di sini ketidaksepakatan dengan keputusan ‘Abdullah Ibnu ‘Umar tidak berarti apa-apa, karena ia diarahkan untuk mendukung kelompok yang meliputi ‘Abdur-Rahman Ibnu ‘Auf. la telah memerintahkan anaknya ‘Abdullah, dan Shuhaib, bahwa:</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">“<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Apabila orang-orang itu berselisih, Anda harus memihak kepada mayoritas; tetapi apabila ada tiga di antara mereka di satu sisi dan tiga di sisi lainnya, Anda harus memihak pada kelompok di mana termasuk ‘Abdur-Rahman Ibnu ‘Auf</em>.” (Thabari, jilid I, h. 2725, 2780; Ibnu AtsTr, jilid II, h. 51, 67)</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Dalam instruksi ini persetujuan mayoritas juga berarti mendukung ‘Abdur-Rahman, sebab mayoritas tak mungkin memihak pada siapa pun lainnya, karena lima puluh pedang haus darah telah disiapkan terhadap kelompok lawan, dengan perintah untuk memancung kepala mereka atas keputusan ‘Abdur-Rahman. Mata Amirul Mukminin telah membaca pada saat itu juga bahwa kekhalifahan akan berpindah kepada ‘Utsman, sebagaimana nampak pada kata-kata berikut ini, yang disampaikannya kepada ‘Abbas Ibnu ‘Abdul Muththalib:</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">“Kekhalifahan telah disingkirkan dari kami.” ‘Abbas bertanya bagaimana ia mengetahuinya. Lalu ia menjawab, ‘”Utsman juga telah disetarakan dengan saya, dan telah diatur bahwa mayoritas harus didukung; tetapi, apabila dua orang menyetujui yang satu, dan dua lagi menyetujui yang lain, maka dukung an harus diberikan kepada kelompok di mana termasuk ‘Abdur-Rahman Ibnu ‘Auf. Nah, Sa’d akan mendukung saudara sepupunya ‘Abdur-Rahman yang tentu saja adalah suami saudara perempuan ‘Utsman.” (ibid)</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Alhasil, setelah wafatnya ‘Umar, pertemuan ini berlangsung di rumah ‘A’isyah. Di pintunya berdiri Abu Thalhah al-Anshari dengan lima puluh orang yang telah menghunus pedang di tangannya. Thalhah memulai acara, dan seraya mengundang semua yang lain-lainnya untuk menyaksikan, ia berkata bahwa ia memberikan hak pilihnya kepada ‘Utsman. Ini menyinggung harga diri Zubair karena ibunya Safiyyah putri ‘Abdul Muthtalib adalah saudara perempuan ayah Nabi. Maka ia memberikan hak suaranya kepada Ali. Sesudah itu Sa’d Ibnu Abi Waqqash memberikan hak suaranya kepada ‘Abdur-Rahman. Tinggal tiga anggota Syura yang belum memilih, di antaranya ‘Abdur-Rahman Ibnu ‘Auf yang mengatakan ia mau melepaskan haknya sendiri untuk dipilih apabila Ali a.s. dan ‘Utsman memberikan hak kepadanya untuk memilih seseorang di antara mereka, atau salah satu di antara kedua orang ini harus mendapatkan hak memilih dengan jalan menarik diri dari pencalonan. Ini perangkap di mana Ali telah dilibat dari semua sisi, yakni ia harus meninggalkan haknya sendiri atau mengizinkan ‘Abdur-Rah man bertindak semaunya. Yang pertama tak mungkin baginya, yakni melepaskan haknya dan memilih ‘Utsman atau ‘Abdur-Rahman. Maka, ia berpegang pada haknya, sementara ‘Abdur-Rahman melepaskan diri dari pencalonan itu lalu me-megang kekuasaan ini seraya berkata kepada Amirul Mukminin, “Saya membaiat Anda dengan syarat Anda mengikuti Kitab Allah, sunah Nabi dan perilaku kedua Syeikh (Abu Bakar dan ‘Umar).” Ali menjawab, “Akan mengikuti Kitab Allah, sunah Nabi dan pendapat saya.” Ketika ia memberikan jawaban yang sama seka-lipun pertanyaan itu telah diulang tiga kali, ‘Abdur-Rahman berpaling kepada ‘Utsman seraya berkata, “Apakah Anda menerima persyaratan ini?” ‘Utsman tidak beralasan untuk menolak; maka ia menyetujui persyaratan itu, dan baiat pun dilakukan baginya. Ketika Amirul Mukminin melihat haknya terpijak-pijak demikian, ia berkata:</div><blockquote style="color: #666666; margin: 1em; padding: 0px 0px 10px 50px;"><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">“<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Ini bukan hari pertama Anda berlaku menentang kami. Saya hanya harus bersabar. Allah adalah Penolong terhadap segala yang Anda katakan. Demi Allah, Anda tidak membuat ‘Utsman menjadi khalifah melainkan dengan harapan bahwa ia akan mengembalikan kekhalifahan kepada Anda</em>.”</div></blockquote><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Setelah mencatat peristiwa Syura (komite musyawarah pengangkatan ‘Utsman itu), Ibnu Abil Hadid menulis bahwa ketika pembaiatan telah dilakukan kepada ‘Utsman, Ali menegur ‘Utsman dan ‘Abdur-Rahman dengan mengatakan, “Semoga Allah menaburkan benih perselisihan di antara Anda,” dan demikian terjadinya sehingga keduanya bermusuhan sengit, dan ‘Abdur-Rahman tak pernah lagi berbicara dengan ‘Utsman hingga matinya. Bahkan di ranjang kematiannya ia memalingkan muka ketika melihat ‘Utsman.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Melihat peristiwa ini timbul pertanyaan, apakah Syura bermaksud membatasi urusan kepada enam orang, kemudian kepada tiga orang, dan akhirnya hanya pada satu orang saja? Juga, apakah syarat untuk mengikuti perilaku kedua Syeikh untuk kekhalifahan ditetapkan oleh ‘Umar, atau hanya sekadar halangan yang diletakkan oleh ‘Abdur-Rahman antara Ali a.s. dan kekhalifahan; khalifah yang per tama tidak meletakkan syarat pada waktu mengangkat khalifah yang kedua, yakni bahwa ia harus mengikuti langkah-langkah khalifah yang pertama. Maka, apakah alasan untuk syarat itu di sini?</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Namun, Amirul Mukminin telah menyetujui untuk turut serta dalam Syura itu untuk menjauhkan bencana dan untuk menghentikan orang menggunakannya sebagai dalih, sehingga orang-orang lain dibungkamkan dan tak akan dapat meng-aku bahwa mereka sebenarnya akan memilih dia dan bahwa ia sendiri meng-elakkan komite musyawarah itu dan tidak memberikan kesempatan kepada mereka memilihnya.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">[v] Tentang pemerintahan khalifah yang ketiga itu, Arnirul Mukminin mengatakan bahwa scgera setelah ia berkuasa, Ban? Umayyah mendapatkan lahan dan mulai menjarahi Baitul Mal (perbendaharaan negara), dan seperti ternak melihat rumput hijau setelah musim kemarau, dengan sembrono mereka mcnyerbu uang milik Allah lalu melahapnya. Akhirnya keserakahan dan nepotisme ini membawa nya ke tahap di mana rakyat mengepung rumahnya, membunuhnya dan membuatnya memuntahkan semua yang telah ditelannya.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">Malakelola pemerintahan yang terjadi dalam masa ini sedemikian rupa sehing ga tiada seorang Muslim yang tak tergugah melihat para sahabat berkcdudukan tinggi dibiarkan terlantar, dilanda kemiskinan dan dikepung kemelaratan, sementara kekuasaan atas Baitul Mal berada di tangan Bani Umayyah, jabatan pemerintahan diduduki orang-orang muda mereka yang tak berpengalaman, hak-hak khusus kaum Muslim mereka kuasai, padang penggembalaan hanya untuk ternak mereka, rumah-rumah dibangun hanya untuk mereka, dan kebun-kebun hanya bagi mereka saja. Apabila ada seseorang merasa belas kasihan kepada orang lain lalu berbicara tentang pelanggaran batas-batas ini, ia diusir dari kota. Penggunaan zakat dan sedekah yang dimaksudkan untuk fakir miskin, dan Baitul Mal yang merupakan hak umum kaum Muslim, dapat dilihat pada gambaran berikut:</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(1) Hakam Ibnu Abil ‘Ash yang telah diusir oleh Nabi dari Madinah, diizinkan kembali ke kota itu, bukan saja bertentangan dengan sunah Nabi tetapi juga bertentangan dengan perilaku kedua khalifah sebelumnya; ia bahkan diberi tiga ratus ribu dirham dari Baitul Mal. (Ansab al-Asyraf, V, h. 27, 28, 125)</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(2) Walid Ibnu ‘Uqbah yang telah dinaMal munafik dalam Qur’an, dibayari seratus ribu dirham dari Baitul Mal. (Al-’Iqd al-Farid, III, h. 94)</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(3) Khalifah itu mengawinkan anak perempunnya Umm Aban dengan Marwan Ibnu Hakam dan memberikan kepada Marwan seratus ribu dirham dari Baitul Mal. (Syarh Ibnu Abil Hadid, I, h. 194-199)</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(4) la mengawinkan anaknya ‘A’isyah dengan Harits Ibnu Hakam dan mem berikan kapada Harits seratus ribu dirham dari Baitul Mal. (ibid)</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(5) ‘Abdullah Ibnu Khalid diberi empat ratus ribu dirham. (Ibnu Qutaibah, Al-Ma’arif, h. 84)</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(6) la memberikan hak atas khums (pajak keagamaan) dari Afrika, sejumlah lima ratus ribu dinar, kepada Marwan Ibnu Hakam. (ibid)</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(6) Kebun Fadak yang tidak diserahkan kepada putri Rasulullah Fathimah az-Zahra’ berdasarkan alasan bahwa itu merupakan sedekah umum, diberikan sebagai hadiah kepada Marwan Ibnu Hakam. (ibid)</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(7) Mahzur, suatu tempat di area perdagangan Madinah, yang telah dimaklumkan sebagai milik umum oleh Nabi, dihadiahkan kepada Hants Ibnu Hakam. (ibid)</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(8) Di padang-padang sekitar Madinah, lak ada unta selain milik Bani Umayyah yang digembalakan. (Syarh Ibnu Abil Hadid, I, h. 199)</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(10) Setelah meninggalnya (‘Utsman), seratus lima puluh ribu dinar (mala uang mas) dan satu juta dirham (mata uang perak) terdapat di rumahnya. Tak ada batas tanah-tanah yang bebas pajak; dan nilai total harta perkebunan yang dimilikinya di Wadi al-Qura dan Hunain adalah seratus ribu dinar. Di sana terdapat unta dan kuda yang tak terhitung banyaknya. (Muruj adz-Dzahab,I, h. 435)</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;">(11) Famili-famili khalifah memerintah semua kota penting. Di Kuf’ah, Walid Ibnu ‘Uqbah adalah gubernurnya. Tetapi ketika dalam keadaan mabuk anggur ia mengimami salat Subuh empat rakaat, bukannya dua, dan rakyat menggugat, la pun dipindahkan. Tetapi, khalifah menggantikkannya dengan seorang munafik, Sa’id bin al-’Ash. Di Mesir ‘Abdullah Ibnu Sa’d Ibnu AbT Sarh, di Suriah Mu’awiah Ibnu Abi Sufyan, di Bashrah ‘Abdullah Ibnu ‘Amir.</div><div style="line-height: 1.6em; margin: 0.7em 0px; padding: 0px;"> </div></span></div><br />
<a href="http://sites.google.com/site/sulistioline/nahjul-balaghah/khothbah-asy-syiqsyiqiyyah">http://sites.google.com/site/sulistioline/nahjul-balaghah/khothbah-asy-syiqsyiqiyyah</a>Adminhttp://www.blogger.com/profile/01269522601662820351noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2761755726089306765.post-49410680796674134392011-01-10T20:50:00.000+07:002011-01-10T20:50:31.532+07:00SIAPAKAH "IL YASIN" DALAM SURAH ASH-SHAFFAT AYAT 130?Surah ash-Shaffat ayat 130 makna harfiahnya "salam atas il yasin". Lantas siapakah "il yasin" pada ayat ini?<br />
<br />
Para ahli tafsir berbeda pendapat dalam menafsirkannya.<br />
<br />
Sebagian dari mereka mengatakan bahwa maksudnya itu adalah Nabi Ilyas dan itu dalam dialek Bani Asad, namun mereka yang berpendapat seperti ini tidak menjelaskan apa hikmah dibalik perubahan ke dialek Bani Asad dalam ayat ini meskipun mereka mengetahui betul bahwa al-Quran turun atas dialek Quraisy.<br />
<br />
Sebagian dari ahli tafsir mengatakan bahwa itu merupakan jamak dari Ilyas, maksudnya termasuk para sahabat Ilyas. Dan ada beberapa pendapat lainnya.<br />
<br />
Namun dari beragam pendapat itu, ada pendapat yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan "il yasin" itu adalah [seharusnya dibaca] aali yasin, dan aali yasin itu maksudnya adalah aali Muhammad, karena nama lain Nabi Muhammad dalam al-Quran adalah Yasin. Dan mereka yang berpendapat seperti ini antara lain, lihat:<br />
<br />
1. Ath-Thabari dalam tafsirnya "Jami' al-Bayan", jilid 23 halaman 61.<br />
<br />
2. Ath-Thabrasi dalam tafsirnya "Majma' al-Bayan", jilid 23 halaman 82.<br />
<br />
3. Asy-Syaukani dalam tafsirnya "Fathul Gadier", jilid 4 halaman 409.<br />
<br />
4. Ar-Razi dalam tafsirnya, jilid 26 halaman 162, cetakan Mesir.<br />
<br />
5. Al-Qurthubi dalam tafsirnya "Al-Jami' li Ahkamil Quran", jilid 15 halaman 119, cetakan Kairo.<br />
<br />
6. Abu Hayyan dalam tafsirnya "Albahrul Muhith", jilid 7 halaman 373, cetakan as-Sa'adah, Mesir.<br />
<br />
7. Ibnu Katsier dalam tafsirnya, jilid 4 halaman 20, cetakan Mesir.<br />
<br />
8. As-Suyuthi dalam tafsirnya "Ad-Durr Al-Mantsurr", jilid 5 halaman 286, cetakan Mesir.<br />
<br />
9. Al-Alusi dalam tafsirnya "Ruhul Ma'ani", jilid 23 halaman 129.<br />
<br />
10. Al-'Asqalani dalam kitabnya "Lisanul Mizan", jilid 6 halaman 125, cetakan Haidar Aabadi.<br />
<br />
11. Al-Haitsami dalam kitabnya "Majma' al-Zawaid", jilid 6 halaman 174, cetakan al-Qudsi, Kairo.<br />
<br />
12. Al-Qanduzi dalam kitabnya "Yanabi'ul Mawaddah", halaman 354, cetakan al-Haidariyah.<br />
<br />
13. Habib Abubakar bin Syihab dalam kitabnya "Rasyfah ash-Shadi", halaman 24, cetakan Mesir.<br />
<br />
<a href="http://www.facebook.com/note.php?note_id=175649052467645">http://www.facebook.com/note.php?note_id=175649052467645</a>Adminhttp://www.blogger.com/profile/01269522601662820351noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2761755726089306765.post-58833109976016679372011-01-08T23:17:00.000+07:002011-01-08T23:17:14.714+07:00Sujud di atas TanahMuslimin dan 'ulama mereka telah bersepakat tentang bolehnya melakukan sujud di atas sesuatu yang tumbuh di atas tanah. Hanya saja, yang mereka ikhtilafkan adalah tentang bolehnya sujud di atas segala sesuatu yang bisa dimakan dan bisa dipakai. Sebagian dari mereka membolehkan hal tersebut sesuai dengan ijtihaddan istinbât mereka. Akan tetapi sebagian yang lainnya tidak membolehkan hal tersebut karena mengikuti Imâm Ma'sum mereka.'Ala kulli hal, tanpa diragukan lagi bahwa muslimin dari pengikut Ahlus Sunnah wal Jama'ah tidak pernah menyangkal keabsahan sujudnya seorang muslim Syi'ah Imâmiyah di atas segala sesuatu yang ditumbuhkan oleh bumi yang tidak dimakan dan tidak dipakai. Dan yang masyhur menurut madzhab Syi'ah Imâmiyah adalah tidak boleh melaksanakan sujud dalam keadaan ikhtiar,yakni tidak dalam keadaan terpaksa kecuali di atas tanah atau di atas sesuatu yang ditumbuhkan oleh bumi dengan syarat tidak dimakan dan tidak dipakai. <br />
<br />
Pernah terjadi perbincangan antara penulis dengan sebagian muslimin tentang sujudnya orang Syi'ah Imâmiyah di atas tanah atau turbah. Pertama kali penulis tanyakan kepada mereka adalah apakah anda menganggap sah sujudnya orang-orang Syi'ah di atas tanah atau turbah itu sesuai dengan madzhab anda atau tidak. Mereka menjawab, ”Ya, sujud semacam itu hukumnya sah, hatta menurut madzhab kami”. Kemudian kami katakan kepada mereka, ”Apabila sujud mereka (orang-orang Syi'ah) sujudu di atas tanah itu sah dan benar menurut madzhab anda, lalu mengapa anda memprotes perbuatan mereka itu. Sesungguhnya orang-orang Syi'ah tidak pernah memprotes dan menyangkal apa yang anda lakukan ketika kalian salât, tetapi kenapa kalian menyangkal orang-orang Syi'ah”? Yang kedua, yang perlu anda ketahui adalah bahwa sesungguhnya orang-orang Syi'ah sama sekali tidak mengamalkan dan mempraktikkan kecuali apa yang telah diamalkan dan dipraktikkan oleh para Imâm Ma'sum, dan mereka sama sekali tidak mengambil urusan yang berhubungan dengan ibadah kecuali dari para Ma'sum as tersebut. Juga mereka tidak mengikuti dan mentaati kecuali kepada orang-orang yang telah mendapatkan restu, izin serta ridâ dari Allâh Swt, dan Allâh Swt sendiri telah memerintahkan mereka dan begitu pun Rasulullâh Saw untuk melakukan hal itu., maka bagi anda laksanakanlah 'amal ibadah anda dan biarkan mereka melaksanakan 'amal ibadah mereka. Hindarilah memprotes mereka tanpa dasar dan argumen, karena sesungguhnya apa yang dilakukan oleh orang Syi'ah itu bersandar pada sanad dan dalil yang kuat dan dapat ditemukan dalam kitab-kitab utama anda. Wahai saudara-saudara muslimku yang berpegang teguh pada Madzhab Ahlus Sunnah wal Jama'ah, ketahuilah bahwa sesungguhnya apabila anda malaksanakan sujud di dalam salât-salât anda di atas turbah atau tanah sesuai dengan apa yang telah biasa dilakukan oleh orang-orang Syi'ah di dalam salât-salât mereka, maka sesungguhnya para 'ulama dan para imâm anda menganggap dan menilai perbuatan tersebut sah dan diterima tanpa adanya keraguan dan isykal (masalah) sedikit pun. Dan sesungguhnya Rasulullâh Saw serta keluarganya yang mulai dan suci beliau serta seluruh sahabat beliau akan menerima dan meridâi hal tersebut tanpa adanya keraguan sedikitpun. Akan tetapi, apabila anda melakukansujud di dalam salât-salât kalian di atas sesuatu yang tidak dipakai oleh orang-orang Syi'ah misalnya di atas sajadah atau di atas karpet, maka bisa jadi 'ulama anda akan menerima dan menganggapnya sah. Akan tetapi sudah pasti bahwa para Imâm Ma'sum dan para 'Ulama Syi'ah tidak dapat menerima hal itu dan mereka tidak akan pernah mengangapnya sah. Dan apabila sujud dalam salât tersebut tidak dianggap sah, maka salâtnya pun dianggap batal atau tidak sah. Dan tentunya apabila anda melakukan hal itu,yaitu melakukan sujud diatas selain apa-apa yang dipakai oleh orang-orang Syi'ah dan Ma’sumîn mereka, padahal anda telah membaca hadits-hadits dan riwayat-riwayat Rasulullâh Saw ini, maka andapun boleh jadi ragu terhadap apa yang telah anda lakukan itu. Orang yang berakal sehat tidak akan memilih suatu perbuatan yang hanya diterima dan direstui oleh sebagian 'ulama saja tanpa diakui oleh 'ulama yang lainnya, apalagi Ma’sumîn as. Orang yang berakal pasti akan memilih suatu perbuatan yang ia yakini berdasarkan argumen- argumen kuat yang diterima oleh seluruh 'ulama, para Imâm Ma'sûm serta Rasulullâh Saw. Silahkan anda menyimak riwayat-riwayat dan hadits-hadits berikut ini tentang sujudnya Rasulullâh Saw. Setelah itu renungkan dan pikirkanlah, semoga anda mendapat petunjuk dari Allâh Swt. Atau kalau tidak, lakukanlah apa yang anda kehendaki, tapi ingatlah sesungguhnya anda kelak akan dimintai tanggung jawab atas segala perbuatan anda pada hari pembalasan nanti.Dalam surat At-Taubah disebutkan, ”Berbuatlah kalian, sesungguhnya Allâh Swt danRasulnya serta orang- orang yang beriman, (yaitu para Imâm Ma'sûm) akan melihat amal perbuatan kalian dan kalian akan dikembalikan kepada Yang MahaMengetahui segala yang ghâîb dan yang terang dan kalian akan diberitahukan tentang apa-apa yang kalian lakukan”.(Qs. At-Taubah : 105 ).Adapun riwayat-riwayat yang menjelaskan tentang sujudnya Rasulullâh Saw adalah sebagai berikut:<br />
<br />
1. Abî Sa'îd al-Khudrî berkata, ”Aku masuk menjumpai Rasulullâh Saw. Ketika itu beliau sujud di atas hasîr,yaitu tikar yang terbuat dari daun". [38] <br />
2. Anas bin Mâlik dan Ibnu 'Abbâs dan sebagian istri-istri Rasulullâh Saw seperti 'Âisyah, Ummu Salamah dan Maîmunah meriwayatkan suatu hadits, yaitu Rasulullâh Saw biasa melakukan salât di atas humrah, yaitusejenis tikar yang ditenun dari daun kurma".[39]<br />
3. Abî Sa'îd al-Khudrî meriwayatkan,”Aku melihat Rasulullâh Saw salât di atas tikar dan beliau sujud di atas tikar tersebut”.[40]<br />
4. 'Âisya berkata, ”Bahwa Rasulullâh Saw mempunyai tikar dan beliau biasa menggelar dan salât di atasnya”.[41]<br />
5. Anas bin Mâlik meriwayatkan dan ia berkata,”Rasulullâh Saw salât di atas humrah dan sujud di atas humrah tersebut”.[42]<br />
6. Anas juga meriwayatkan dan berkata, ”Rasulullâh Saw adalah insan yang mempunyai akhlak yang paripurna. Pernah suatu ketika datang waktu salat beliau berada di rumah kami. Ketika itu di rumah kami ada sebuah tikar kemudian beliau menyapu dan membersihkan tikar itu dan mengimami salât, lalu kami pun salâtdi belakang beliau dan tikar yang dipakai itu terbuat dari pelepah kurma”.[43]<br />
7. Bukhârî, Muslim dan Ahmad meriwayatkan sebuah hadits dari Anas. Mereka berkata, ”Maka kemudian aku berdiri menuju ke tikar yang sudah menghitam karena sudah lamanya dipakai.Kemudian kami bersihkan tikar itu dengan air. Kemudian Rasulullâh Saw berdiri dan melakukan salât berjamaah bersama kami”.[44]<br />
8. Abî Sa'îd al-Khudrî bahwa diapernah masuk menjumpai Rasulullâh Saw dan menemukan Rasulullâlh Saw sedang salât<br />
[55] Dalam hal ini pula An-Nawawi berkata bahwa Abu Hânifâh memberikan hukum seperti ini yaitu melandaskan dengan baju yang dipakai ketika sujud. Demikianlah pendapat jumhur atau umumnya fuqaha dalam madzhab Ahli Sunnah wal Jama'ah. Bahkan Al-Bukhârî dalam Sahih-nya memberikan judul sebagai berikut: Sujud di atas baju ketika udara dan batu-batu sangat panas menyengat. Hadits-hadits di atas menegaskan tentang tidak bolehnya sujud di atas batu kecuali benar-benar berhalangan. [56]Bukan tempatnya di sini untuk menyebutkan seluruh hadits-hadits dan riwayat-riwayat yang ada berkenaan dengan perintah RasulullâhSaw untuk sujud di atas tanah. Beberapa hadits dan riwayat yang telah kami sebutkan di atas sudah memadai untuk menegaskan kepada kita bahwa Rasulullâh Saw senantiasa memerintahkan para sahabatnya untuk sujud dalam salâtnya dengan meletakkan dahi secara langsung di atas tanah. Dan bahkan ada beberapa riwayatdan hadits-hadits yang mengkisahkan pelarangan Rasulullâh Saw kepada sahabatnya untuk melandasi dahinya yang akan menghalangi antara dahinya dan tanah. Diantara hadits-hadits larangan Rasulullâh Saw itu, yang bisa juga dikatakan sebagai dalil bahwa sujudnya beliau dan para sahabat beliau dalam keadaan darurat adalah:<br />
1.Saleh As-Sabaî berkata bahwa pernah Rasulullâh Saw melihat seseorang melakukan sujud dan disampingnya terdapat surbannya yang menghalangi. Lalu Rasulullâh Saw menyingkap surbannya itu dari dahinya.[57]<br />
2.Ayat bin Abdullah berkata, Pernah Rasulullâh Saw melihat seseorang melakukan sujud di atas surbannya. Lalu beliau memberi isyarat kepada orang tersebut dengan tangan beliau supaya orang itu mengankat surbannya dan beliau memberikan isyarat kepada dahi beliau, yang maksudnya supaya orang tersebut menyentuhkan dahinya di atas tanah. [58]<br />
<br />
Masih banyak lagi hadits-hadits dan riwayat-riwayat yang menjelaskan bahwa Rasulullâh Saw senantiasa memerintahkan sahabat-sahabatnya untuk melakukan sujud ketika salât agar meletakkan dahi di atas tanah secara langsung. Mengingat terbatasnya tempat dan waktu, tidak mungkin untuk menuangkan semua hadits-hadits yang berkenaan dengan hal tersebut - dalam risalah ini. Apabila kita telaah dan kaji riwayat-riwayat di atas, dengan hati yang tulus dan ikhlas, tidaklah sulit bagi kita untuk memahami bahkan untuk mengikuti segala apa yang telah dilakukan dan dicontohkan oleh Rasulullâh Saw .<br />
<br />
<b>Sunnah Siapakah Sujud diatas Sajadah?</b><br />
<br />
1. Al-Ghazâlî dalam kitabnya Ihyâ 'Ulumûddîn berkata: "Sesungguhnya ketika itu perbuatan menghampari masjid Nabawi dengan bawari atau tikar dianggap sebagai perbuatan bid'ah dan ada yang mengatakan bahwa hal itu dilakukan oleh Hajjâj bin Yusuf. Sebelum itu orang-orang tidak menempatkan sesuatu penghalang antara dahi-dahi mereka dengan tanah ketika mereka sujud".[1]<br />
<br />
2. Qatâdah berkata bahwa ia melakukan sujud kemudian kedua matanya tertusuk oleh bagian tikar itu hingga ia menjadi buta, ia berkata: "Semoga Allâh melaknat Hajjâj. Ia telah membuat bid'ah dengan menghampari masjid ini dengan Bawari (sejenis tikar)". [2]<br />
<br />
3. 'Umar bin 'Abdul 'Azîz pernah menulis surat kepada 'Udaî bin Artâh. Ia berkata: "Telah sampai berita kepadaku bahwa engkau telah mengerjakan sunnahnya Hajjâj. Aku nasihatkan janganlah engkau mengerjakan sunnah tersebut karena sesungguhnya ia salât tidak pada waktunya. Ia pun mengambil zakât bukan dari orang yang berhaq diambil zakâtnya dan ketika ia melakukan hal itu, ia telah membuat kerusakan".[3]<br />
<br />
Masalah sajadah dapat kita ketahui secara jelas dengan merujuk pada ensiklopedia Islâm di dalam kitab itu disebutkan bahwa: "Istilah sajadah tidak ditemukan di dalam kitab suci Al-Qur'ân dan hadits-hadits yang sahih. Kata sajadah ini dapat dijumpai satu abad setelah penulisan hadits-hadits tersebut".[4]<br />
<br />
Ibnu Batutah mengatakan di dalam kitabnya Rihlah Ibnu Batutah berkata: "Orang-orang pinggiran kota Kairo Mesir telah terbiasa keluar rumah mereka untuk pergi melakukan shalât Jum'at. Para pembantu mereka biasanya membawakan sajadah dan menghamparinya untuk keperluan salât mereka. Sajadah mereka itu terbuat dari pelepah-pelepah daun korma". Dia menambahkan: "Penduduk kota Mekkah pada masa ini (pada masanya Ibnu Batutah, red-) melakukan shalat di Masjid Jâmi' dengan menggunakan sajadah. <br />
Kaum muslimin yang pulang haji banyak membawa sajadah buatan Eropa yang bergambar (ada yang bergambar salib) dan mereka tidak memperhatikan gambar tersebut. Sajadah masuk ke Mesir dengan jalan impor dari Asia untuk dipakai salat oleh orang-orang kaya, di dalam sajadah itu terdapat gambar mihrab yang mengarah ke kiblat. [5]<br />
<br />
Syaikh Murtadâ Az-Zubaîdî di dalam kitabnya Ittihaful Muttaqin berkata: "Musallî hendaknya tidak melakukan shalat di atas sajadah atau permadani yang bergambar dan dihiasi dengan beragam gambar yang menarik. Karena hal itu membuat si musâlli tidak khusyu' di dalam shalatnya, karena perhatiannya akan tertuju pada warna-warni sajadah itu. Kita telah tertimpa bencana dengan permadani-permadani Romawi itu yang kini digelar di masjid-masjid dan rumah-rumah yang dipakai untuk shalât, sehingga kebiasaan bid'ah itu telah membuat orang yang melakukan salat di tempat lainnya dianggap tidak sah dan kurang sopan". Lâ Hawla wa lâ Quwwata îllâ Billâh. Aku menduga kuat bahwa semua ini adalah akibat ulah dan perbuatan orang-orang Barat – semoga Allah mengutuk mereka – yang telah memasukkan sesuatu ke dalam kalangan kaum muslimin sedang mereka lalai dan lengah dari tipu daya musuh-musuh tersebut. Lebih aneh lagi, aku pernah melihat di sebuah masjid yang berhamparkan permadani, namun permadani itu memiliki gambar salib. Hal inilah yang membuatku semakin terkejut. Aku yakin bahwa semua ini adalah perbuatan dan tipu-daya orang-orang Nasrani".[6]<br />
<br />
-------------------------------<br />
<br />
[1] Lihat Ihyâ 'Ulumûddîn, jilid 1, hal. 80.<br />
[2] Lihat Ittihâful Muttaqîn, jilid 1, hal.727.<br />
[3] Lihat Sîrah 'Umar bin 'Abdul 'Aziz oleh Ibnul Jawzî, hal. 88-89. * Lihat At-Tuhfatul Latifah, jilid 1, hal 376.<br />
[4] Dairatul Ma'ârîf Al-Islamiyah, jilid 11, hal 275.<br />
[5] Lihat Rihlah Ibnu Batutah, jilid 1, hal 72-73.<br />
[6] Lihat Ittihaful Muttaqin bisyarhi Ihya 'Ulumûddîn, jilid 3, hal. 201,<br />
<br />
<a href="http://www.facebook.com/note.php?note_id=169553256411491">http://www.facebook.com/note.php?note_id=169553256411491</a>: <a href="http://www.facebook.com/note.php?note_id=163963570303793">http://www.facebook.com/note.php?note_id=163963570303793</a>Adminhttp://www.blogger.com/profile/01269522601662820351noreply@blogger.com0