Benarkah Nabi Muhammad Buta Huruf?
(07 Nov 2007, 1172 x , Komentar)
Ismail Amin, Mahasiswa Institute for Language and Islamic Studies, Republik Islam Iran
MEMBACA tulisan Prof Achmad Ali lewat kolom Hukum dan 1001 Masalah Kemasyarakatan di koran ini edisi 31 Oktober lalu yang menyoal benar tidaknya Nabi Muhammad saw buta huruf, memancing saya untuk menuliskan juga unek-unek saya tentang salah satu mitos yang masih dipegang kukuh oleh sebagian besar umat Islam ini. Suatu hal yang disadari atau tidak, mitos tersebut justru menjadikan musuh-musuh Islam punya dalih menjelek-jelekkan agama Islam dan umatnya dengan menyebutkan bahwa nabinya saja bodoh, tidak tahu membaca dan menulis, apalagi umatnya.
Karena itu, bukanlah suatu keanehan kalau umat Islam justru mengalami evolusi regresif, yakni berkembang ke arah keburukan, bukannya evolusi progresif, yakni makin lama makin baik, makin cerdas, makin berilmu. Ironisnya lagi, kebutahurufan nabi seakan menjadi kenyataan yang patut dibanggakan dan bisa membangun kepercayaan diri umat Islam.
Sebagai contoh, anak-anak kita ajari membaca dan menulis dan pada saat yang sama kita suguhkan cerita tentang nabi yang tidak tahu membaca dan menulis. Kebutahurufan Nabi Muhammad sepertinya sengaja dibangun untuk mengetengahkan sebuah argumen tentang betapa hebatnya mukjizat Alquran yang bersumber dari sesuatu yang Ilahi. Dengan teori “nabi yang buta huruf”, mukjizat terkesan semakin mencengangkan. Celakanya lagi, kebutahurufan dijadikan dalil untuk keabsahan risalah kenabian Nabi Muhammad, sesuatu yang tidak menjadi syarat keabsahan nabi-nabi sebelumnya.
Pertanyaannya, benarkah ajaran itu? Atas dasar apa nabi dianggap sebagai sosok yang buta huruf? Apakah ia pernah menyatakan dirinya betul-betul tidak mampu membaca dan menulis sejak kecil hingga akhir hayatnya? Lalu, jika ada anggapan ia mampu membaca dan menulis, apakah itu akan mengurangi keabsahannya sebagai utusan Allah?
Makna Ummi
Oleh beberapa yang disebut ulama Islam sejak dahulu, makna perkataan ummi dalam beberapa surah Alquran, misalnya Surah Al-A’raf 157 “nabi yang ummi” diartikan buta huruf, tidak pandai membaca dan menulis. Dan ajaran mereka diterima tanpa ragu
oleh hampir seluruh umat Islam sejak dari zaman dahulu hingga ke hari ini. Bahkan oleh ulama-ulama kemudian berusaha membenarkan dan mempertahankan mitos ini, termasuk yang dilakukan Prof Achmad Ali, yang sesungguhnya sejak awal telah menjadi polemik dalam diri beliau, karena sesungguhnya bagi siapapun, pendapat bahwa Nabi Muhammad buta huruf, tidak tahu membaca dan menulis adalah suatu kenyataan menyakitkan dan sangat sulit diterima.
Tidak ada larangan untuk meninjau kembali pandangan tersebut, apalagi itu hanyalah pendapat beberapa ulama. Pendapat ulama bukanlah sesuatu yang sakral. Kita bisa membandingkannya dengan pandangan Alquran dalam hal ini ayat-ayat Alquran yang mengandung kalimat “ummi” yang akan membuktikan bahwa pandangan Nabi Muhammad buta huruf bukan saja tidak sesuai kenyataan, tetapi juga berbau fitnah yang amat besar dalam Islam. Antara lain ayat yang dimaksudkan berbunyi; “Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang “ummi” dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan jiwa mereka, mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah, meskipun sebelumnya mereka dalam kesesatan yang nyata” (Qs. Al-Jumuah : 2).
Kaum yang “ummi” yang disebut dalam ayat tersebut adalah kaum Arab. Orang-orang Arab pada zaman Nabi Muhammad diceritakan dalam buku sejarah, berada pada tahap tinggi dalam kesusasteraan dengan karya-karya sastera yang berkualitas dipamer dan ditempelkan di dinding Kakbah. Tentu itu tidak menggambarkan orang Arab jahiliah ketika itu berada dalam keadaan buta huruf. Mereka dikatakan jahiliah hanya dalam
persoalan aqidah dan kepercayaan, bukan dalam pelbagai bidang lain.
Kata “ummi”, menurut Alquran adalah orang-orang yang tidak, atau belum diberi satupun Kitab oleh Allah. Kaum Yahudi telah diberi tiga buah kitab melalui beberapa orang nabi mereka. Karenanya, mereka di sebut ahli kitab. Sedangkan orang-orang Arab, belum diberi satupun kitab sebelum Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad yang orang Arab. Hal ini dijelaskan-Nya dalam Firman-Nya: “Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi kitab, dan orang-orang “ummi” (yang tidak diberi kitab), sudahkah kamu tunduk patuh?” (Qs Ali Imran: 20).
Maka jelaslah, tidak seluruhnya kata “ummi” itu bermakna buta huruf. Lantas, apakah Rasulullah buta huruf? Alquran membantah pendapat ini secara terang-terangan dan
berkali-kali. Banyak ayat di dalam Alquran yang mengisahkan nabi diperintahkan supaya membaca ayat-ayat-Nya kepada orang-orang yang berada di sekelilingnya. Hal ini menunjukkan nabi pandai membaca.
Contoh ayat dimaksud antara lain; “Katakanlah (Muhammad), 'Marilah, aku bacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu....” (QS 6:151). Atau, “Demikianlah Kami mengutus kamu (Muhammad) kepada satu umat yang sebelumnya beberapa umat telah berlalu, agar engkau bacakan kepada mereka (Alquran) yang Kami wahyukan kepadamu.…” (QS 13:30). Atau, : “Dia yang mengutus kepada kaum yang ummi (orang Arab) seorang rasul (Muhammad) di kalangan mereka untuk membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,” (QS 62:2). Baca juga dalam QS 5:27, QS 17:106, 27:91-92, QS 33:33-34, QS 39:71.
Tambahan pula, sulit menerima hakikat bahwa seorang Nabi pilihan-Nya tidak tahu membaca padahal ayat yang diturunkan pertama kali adalah perintah membaca, “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan” (QS 96:1). Ayat Alquran yang pertama sudah menyiratkan bahwa bahwa Nabi Muhammad tidak buta huruf. Sebab, sebuah kesia-siaan saja bila Allah menyapa Nabi Muhammad dengan perintah untuk membaca (kalau beliau dianggap buta-huruf). Karenanya, bagi Syekh Al-Maqdisi, penulis buku Nabi Muhammad, Buta Huruf atau Genius? (Mengungkap Misteri “Keummian” Rasulullah) jawabannya jelas: Ada tafsir sejarah yang keliru terhadap kapasitas Rasulullah, khususnya dalam soal baca-tulis. Dan semua itu, bersumber dari kekeliruan kita dalam menerjamahkan kata “ummi” dalam Alquran maupun Hadis, yang oleh sebagian besar umat Islam diartikan “buta huruf”.
Menurut Al-Maqdisi, “ummi” memang bisa berarti “buta huruf”, tapi ketika menyangkut Nabi Muhammad, “ummi” di situ lebih berarti orang yang bukan dari golongan Yahudi dan Nasrani. Pada masa itu, kaum Yahudi dan Nasrani sering kali menyebut umat di luar dirinya sebagai orang-orang “ummi” atau “non-Yahudi dan non-Nasrani”, atau orang-orang yang tidak diberi kitab. Termasuk Rasulullah dan orang Arab lainnya.
Alquran tidak hanya menjelaskan nabi pandai membaca, tetapi pandai menulis. Dalam
Alquran dijelaskan orang-orang kafir menuduh Rasul menulis dongeng-dongeng orang terdahulu dan disebutnya firman-firman Tuhan: “Dan mereka berkata, “(Itu hanya) dongeng-dongeng orang-orang terdahulu, yang diminta agar dituliskan, lalu dibacakanlah dongeng itu kepadanya setiap pagi dan petang.” (QS Al-Furqan : 5).
Dan terakhir, terdapat sebuah ayat lagi yang insya Allah dapat menepis sama sekali keraguan terhadap Nabi yang dikatakan tidak pandai membaca dan menulis. Firman-Nya: “Dan engkau (Muhammad) tidak pernah membaca suatu kitab sebelum (Alquran) dan engkau tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu, sekiranya engkau pernah membaca dan menulis niscaya ragu orang-orang yang mengingkarinya.” (QS Al-Ankabut : 48).
Ayat ini menegaskan, Nabi tidak pernah membaca dan menulis satupun Kitab sebelum menerima Alquran. Maksudnya, setelah menerima Alquran, Rasul membaca dan menulis Kitab dengan tangan kanannya. Ayat ini pun menunjukkan, dengan tidak pernahnya Rasullullah membaca atau menulis satu kitab pun semisal Alquran, bukan berarti Rasulullah tidak tahu membaca dan menulis. Misalnya membaca dan menulis dalam urusan perdagangannya. Nabi adalah seorang pedagang yang terkenal. Dan para ahli sejarah sepakat, pada zaman Nabi tidak menggunakan angka-angka; huruf huruf abjad telah digunakan sebagai angka-angka. Sebagai seorang pedagang yang berurusan dengan nomor-nomor atau angka-angka setiap hari, Nabi tentunya tahu tentang abjad, dari satu sampai keseribu. Karenanya, tidak ada dalih yang kuat apalagi untuk mempertahankan pendapat Nabi Muhammad buta huruf.
Ini bukan persoalan sederhana, manusia adalah makhluk yang suka bercerita dan membangun hidupnya berdasarkan cerita yang dipercayainya. Dengan cerita, kita menyusun dan menghimpun pernik-pernik hidup kita yang berserakan. Naratif, kata filusuf Jerman Dilthey, adalah pengorganisasian hidup (Zusammenhang des Lebens).
Apa pun yang membantu kita memberikan makna –pendapat, aliran pemikiran, mazhab, agama- selau didasarkan pada cerita-cerita besar, grand narratives. Cerita yang kita dapat tentang Nabi buta huruf yang wajib diteladani akan berpengaruh terhadap bagaimana kita menjalani dan melakukan pengorganisasian hidup.
Dr Muhammad Syahrur, Penulis Al-Kitab wal Quran tidak mau menerima cerita tentang buta hurufnya Nabi. Karenanya ia mengatakan, “Nabi memang ummi, tetapi beliau mampu membaca dan menulis.” Kalau keraguan masih ada, izinkan saya meminta untuk kembali membaca, surat pertama Tuhan kepada kekasih-Nya, “Bacalah (Muhammad) dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.!” Wallahu ‘alam.
http://www.facebook.com/note.php?note_id=393115826888&id=1341564441
???
- Admin
- Ha... ha... ha...
Archives
-
▼
2010
(34)
-
▼
April
(19)
- Benarkah Nabi Muhammad Buta Huruf?
- Manaqib Ali a.s.
- Perintah Allah untuk membayar Upah Risalah Rasulul...
- Menghidupkan Mayit Dengan Keutamaan Ahli Bait as
- Khazanah Hikmah Ahlul Bayt Nabi
- 14 hadits Keutamaan Amirul Mukminin dan Zuriatnya ...
- Kesaksian Para Sahabat atas Perubahan Sunnah Nabi
- Pujian Nabi SAW kepada Syi'ah Ali dan Ahlu Baitnya AS
- Murka Allah Bagi Pembunuh Hujr bin Adi, dkk
- Nabi saw Menangisi Ali as
- Hujjah Imam Mujtaba Al Hasan as
- IMAM MAHDI as dalam QUR'AN dan KEPERCAYAAN ZOROASTER
- HUJJAH IMAM ALI RIDHA (sa) di hadapan AL MAKMUN
- Ijtihad Sahabat?: Membunuh Cucu Nabi SAW, Imam Has...
- Asal Usul Kata Syiah
- Mengapa Redaksi “Al-Qurba” Di Ayat 23 Surat Asy-Sy...
- Rosul saww bermuka manis bukan bermuka masam!
- Seruan Aidh Al-Qarniy (pengarang buku LA Tahzan)
- Umar Tidak Menikahi Ummu Kulthum Binta Ali As.
-
▼
April
(19)
Komentar Baru
- Syi'ah itu TDK di ajarkan di Hadramaut.. padah... - 8/13/2019 - 1324
- Kelompok yg anti Syiah dan Sunni adalah kelompok t... - 4/6/2019 - Anonymous
- Kelompok yg anti Syiah dan Sunni adalah kelompok t... - 4/6/2019 - Anonymous
- Admin . ngaji dulu sebelum nulis - 3/13/2019 - Cipta Pranata
- Wahai musuh Allah, pembenci sahabat nabi, pembenci... - 1/21/2019 - Rizal Muhammadi
Hakekat Syiah 12
Tentang Semua
Kisah-kisah Pencerahan
- Pamela Kara: Minat Mempelajari Islam Berasal dari Keinginan Mendidik Anak
- Phillip: Saya Membaca Al-Quran untuk Mengetahui Apa yang Diyakini Umat Islam
- Raphael: Kini Saya Sadar Segala Sesuatunya Telah Direncanakan Tuhan
- Rasheed: Bersihkan Niat Anda dan Lakukan Apa Saja Demi Allah!
- Steven Byers: Islam Sejak Awal Bersama Anda dan Itulah Fitrah!
Free Portable Application
Analisis Pencari Kebenaran
Menjawab Tuduhan Salafy-Wahabi
Cahyono Adi's Blog
Blog Misteri Enigma
- Bola Api Misterius di Malam Pergantian Tahun Baru 2016 - Penjelasan
- Apakah kita memiliki "kembaran" di dunia ini?
- Crop Circle menurut Ahli Fisika Richard Taylor - Pergerakan seni yang paling berorientasi sains dalam sejarah
- Apakah mayat berjalan Toraja tertangkap kamera?
- Kasus Bocah Bertelur dari Gowa - Penjelasan Ilmiah
29 comments
Comment by Anonim on 21 Oktober 2010 pukul 02.35
Nabi Muhammad pandai membaca.... saya kata pada lebai keldai... mereka semua tak percaya. Kalau kenyataan ini mereka terima... cara beragama yang kita lakukan hari ini akan terlihat terpesong jauh dari apa yang Allah nyatakan dalam Al-quran. Muhammad itu seorang yang pandai menulis dan membaca. MAksud menduakan Allah itu ialah apabila kita menerima al-quran disamping yang lainnya. adakah Al-quran itu tidak sempurna, lengkap dan terperinci?? Al-quran adalah Hadist terbesar...
Comment by Anonim on 26 Oktober 2010 pukul 06.51
pelik....buta huruf tapi boleh berniaga....fikirkan lah wahai saudaraku
Comment by sgray on 26 Oktober 2010 pukul 14.39
Apa masalahnya kalau nabi tidak boleh membaca dan menulis....sehingga umat2nya ada yang merasakan dirinya terhina dan segala macam..
Nabi sendiri tidak mempertikaiakannya malah tidak merasakan kekeurangannya walau sedikit demi menjalankan amanah yang di berikan Allah kepadanya.
Buktinya Islam berkembang dan kukoh sehingga hari ini.
Apa yang dipertikaikan sudah jelas di AQ..hikmah disebalik ke 'ummiyan' nya harus di syukuri.Janganlah terperangkap dengan bisikan iblis..apa yang cuba di perkatakan telah diucapkan oleh kaum2 musyrik semata menantang kesahihan AQ..fikirkan lah sejarah berulang dan hanya yang mengamatinya akan melihat ..wallahu wa'lam
Comment by Anonim on 27 Oktober 2010 pukul 18.18
Orang buta pun pandai baca..
Orang Islam sendiri yang menghina nabi
Comment by pensilpotret on 31 Oktober 2010 pukul 00.08
Comment by Anonim on 3 November 2010 pukul 18.57
Bila malaikat menyuruh Nabi mambaca, Nabi menjawab, " Aku tidak tahu membaca ,"
Comment by Anonim on 7 April 2011 pukul 20.07
apakah tdk bs baca itu suatu kehinaan ? bukankah itu suatu kehebatan yang perlu dibanggakan. tdk bs baca saja hebatnya luar biasa gmana kalo bsa?
Comment by M on 22 Mei 2011 pukul 00.57
“Bacalah (Muhammad) dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.!” Wallahu ‘alam. <----- last sentence of the article. tidak payah wallahu 'alam, terang terang ayat ini dalam al quran. allah pasti tahu.. i go straight to the point. habiskan ayat nya. Rasullulah menjawab "aku tidak tahu membaca" x3. Muhammad s.a.w is special. and al quran for the last prophet. bisa saja dia mengaku Tuhan. tapi dia messenger of Allah. jangan sebarangan kupas al quran macam history of the World okay. Kata Kata Allah jangan di tambah-buang. Allah Maha Agung, see u soon daaa...
Comment by M on 22 Mei 2011 pukul 01.06
ya by the way hadith is the application (practik) of a physical human being towards the words of Allah. and that special human being is Muhammad S.A.W. a template as a guide. jangan nanti sembarangan duduk tunging berdiri lima waktu sembahyangnya.<---- ini contoh. mesti ada seorang kita teladani. Seorang itu ialah penghulu Muhammad S.A.W.
Hadith ialah himpunan pengalaman dari orang yang paling dekat dengan Nabi.
Mahu bikin surat cari kerja pakai template. Kita tidak pandai kalau Allah tidak izinkan.
Cari ilmu biar yg benar. Jangan sembarangan kupas ayat alQuran ya okay. Darjat kamu sama dengan Allah? tambah-buang ayat-ayatnya.
Ismail Amin, Mahasiswa Institute for Language and Islamic Studies, Republik Islam Iran <---- should try belajar dengan ulama'
academic is world papers. Islam is bigger than that.
udah... bye
Comment by Anonim on 21 Juli 2011 pukul 23.49
nabi muhammad punya sikap "fathonah" yang artinya "cerdas". orang cerdas mana yang buta huruf??
Comment by ibnu on 18 Januari 2012 pukul 02.18
krn kt tdk atau sj,org buta sj diarab yg tdak pernah melihat tdk bs menulis,bs hafal alqur'an ribuan hadis,puluhan ribu syair,memberikan khutbah jum'at bahkan fatwa,tdk ada kekurangan sedikitpun kalau rasul tdk bs baca tulis,karena yg dia sampaikan itu adalah wahyu..
Comment by Anonim on 23 Juni 2012 pukul 12.55
Kesimpulan bahwa Nabi Muhammad SAW buta huruf, terutama, diambil dari penafsiran ayat Alquran surat al-A'raf ayat 157. Di dalam al-Qur'an, kata "ummi" dengan segala bentuk derivasinya muncul sebanyak 6 kali. Lalu kenapa kesimpulan bahwa Nabi Muhammad SAW buta huruf hanya didasarkan kepada penafsiran satu ayat saja? Memang juga ada banyak argumen logis yang mencoba memperkuat pemafsiran ini. Namun, tidak sedikit juga argumen logis yang cenderung membuktikan bahwa Muhammad Saw tidak buta huruf.
Kalau tidak salah, pernyataan bahwa Nabi Muhammad Saw. buta huruf, terutama, ditujukan untuk melindungi mukjizat dan kesucian Alquran, bahwa Alquran itu murni kalam Allah, bukan buatan Muhammad. Akan tetapi, apakah kalau Nabi Muhammad tahu baca tulis,itu berarti Alquran buatan Muhammad Saw.?
Oleh karena itu, Syahrur dan Syeikh al-Maqdisi mencoba untuk merekonstruksi penafsiran baru tetang "ummi" dalam Alquran. Mereka mencoba mencari definisi "sebenarnya" dari ummi dalam Alquran dengan menggandeng berbagai macam aspek yang terdapat dari ayat2 ummi. Dari sekian definisi yang diungkapkan Syahrur dan Syeikh al-Maqdisi tentang kata "ummi" yang terdapat dalam ayat-ayat Alquran, saya lebih setuju kalau "ummi" diartikan (1) sebagai orang yang tidak pernah mengerti (membaca, menulis, menyalin, atau mempelajari) kitab2 samawi (Taurat, Zabur, Injil) sebelumnya; (2) orang-orang atau kaum di luar ahlul kitab (yahudi dan nasrani). Wallahu 'alam bi al-shawab
Comment by Z-STORE on 14 Agustus 2012 pukul 12.13
Surah Al-Ankabuut ayat 48
48. dan kamu ( Muhammad ) tidak pernah membaca sebelumnya (Al Quran) sesuatu Kitabpun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu).
Comment by Z-STORE on 14 Agustus 2012 pukul 12.15
Allah berfirman:
"Orang-orang yang mengikuti Rasul, seorang nabi yang ummi yang mereka temukan (namanya) tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka kepada yang ma'ruf dan melarang mereka dari yang mungkar, yang menghalalkan bagi mereka semua yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya, dan mengikuti cahaya yang diturunkan kepadanya. Mereka itulah orang-orang yang beruntung." (Q.S. Al-A'raaf: 157)
Al-Qurthubi ketika menafsirkan ayat ini berkata: "Firman Allah pada al-ummi, berkata Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu : Nabi kalian Shalallahu 'Alaihi Wassalam adalah buta huruf tidak bisa menulis, membaca dan berhitung. Allah berfirman:
"Dan kamu (Muhammad) tidak pernah membaca satu kitab pun sebelumnya dan tidak pernah menulis satu kitab pun dengan tangan kananmu." (Q.S. Al-Ankabuut: 48)"
Ibnu Katsir berkata ketika menafsirkan ayat yang terakhir ini: "Kemudian Allah berfirman: "Dan kamu tidak pernah membaca membaca satu kitab pun sebelumnya dan tidak pernah menulis dengan tangan kananmu", artinya kamu telah tinggal di tengah kaummu, hai Muhammad, sebelum kamu datang dengan Qur'an ini, sedang kamu tidak bisa membaca kitab dan tidak dapat menulis, bahkan setiap orang dari kaummu dan selain mereka mengetahui bahwa kamu seorang yang buta huruf yang tidak bisa membaca dan menulis. Dan ini adalah sifat beliau yang tercantum di dalam kitab-kitab terdahulu sebagaimana firman Allah: "Orang-orang yang mengikuti Rasul, seorang nabi yang ummi yang mereka temukan (namanya) tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka kepada yang ma'ruf dan melarang mereka dari yang mungkar". Demikianlah keadaan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam selamanya sampai hari kiamat, tidak bisa menulis, baik satu baris ataupun satu huruf dengan tangannya. Bahkan, beliau mempunyai catatan yang ditulis oleh para shahabat berupa wahyu dan surat-surat ke beberapa negeri. Allah berfirman: "Dan kamu tidak pernah", artinya tidak pernah membaca "Sebuah kitab pun sebelumnya." Ini untuk menguatkan ketidakpernahan tadi. "Dan tidak pernah menulis dengan tangan kananmu." Inipun menguatkan juga. Dan firman Allah: "(Andai kamu bisa membaca dan menulis) pasti ragulah orang-orang yang mengingkarimu," artinya kalau kamu bisa menulis pasti beberapa orang yang bodoh akan ragu, lalu akan berkata: "Kamu hanyalah mengetahui ini dari kitab-kitab sebelumnya yang diambil dari para nabi, padahal mereka mengetahui bahwa Nabi ini buta huruf, tidak bisa menulis, "Dan mereka berkata: 'Ini adalah dongeng-dongeng masa lalu yang dituliskannya'."
Comment by Z-STORE on 14 Agustus 2012 pukul 12.19
Dan Allah 'Azza wa Jalla berfirman:
"Dialah yang telah mengutus seorang rasul dari kalangan mereka ke tengah ummat yang ummi yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka tentang kitab dan hikmah padahal sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata." (Q.S. Al-Jumu'ah: 2)
Al-Qurthubi berkata ketika menafsirkan ayat ini: "Al-Ummiyyun adalah orang-orang yang tidak bisa menulis. Demikianlah keadaan orang-orang Quraisy dulu. Manshur meriwayatkan dari Ibrahim, dia berkata: Al-Ummiy adalah orang yang tidak bisa membaca dan menulis. "Seorang rasul dari mereka," artinya Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam, dia seorang ummi tidak bisa membaca dan menulis dan tidak pernah belajar.
Berkata Al-Marwadi: "Bila ditanyakan: apakah bentuk karunia dalam hal diutusnya seorang Nabi yang ummi? Maka jawabnya adalah ada tiga bentuk. Pertama: Untuk menunjukkan sesuainya keadaan dia dengan kabar dari nabi-nabi sebelumnya.
Kedua: Agar keadaannya sesuai dengan keadaan mereka (kaumnya) sehingga lebih memungkinkan diterima.
Ketiga: Untuk menghindari buruk sangka dalam mengajarkan apa-apa yang didakwahkannya berupa kitab yang dia baca dan hikmah-hikmah yang dia sampaikan." Menurut pendapatku, semua itu merupakan dalil mukjizatnya dan bukti kenabiannya. [Selesai kutipan ringkas dari Tafsir Al-Qurthubi].
Isl
Comment by Anonim on 8 Desember 2012 pukul 09.41
sebelum menjadi nabi, Muhammad saw tidak pandai membaca atau menulis, tp pandai berniaga. Nabi saw pernah berniaga utk bonda Khadijah sblm mrk berkahwin. Ayat Iqra' turun stlh Nabi saw berkahwin dgn bonda Khadijah.
Sblm wafatnya, Nabi saw meminta kertas dan tinta utk menulis wasiat tp ditegah oleh Umar dgn katanya Nabi saw meracau!!! Ini bukti bhw Nabi saw pandai membaca & menulis.
Comment by Anonim on 7 Januari 2013 pukul 17.44
Malaysia & Singapore & brunei ultimate on the internet blogshop for wholesale & quantity
korean add-ons, earrings, earstuds, choker, rings,
bracelet, hair & bracelet accessories. Offer 35 % wholesale rebate. Ship Worldwide
My webpage > brain games ipad
Comment by Anonim on 8 Januari 2013 pukul 01.12
Malaysia & Singapore & brunei ideal internet
blogshop for wholesale & quantity korean add-ons, earrings, earstuds, pendant,
rings, hair, bracelet & bracelet accessories. Promotion
35 % wholesale rebate. Ship Worldwide
Also see my website: cottage pie recipe
Comment by Anonim on 16 Februari 2013 pukul 05.11
Simply desire to say your article is as astonishing.
The clarity in your post is just excellent and i can assume
you are an expert on this subject. Fine with your permission allow me to grab your RSS feed
to keep updated with forthcoming post. Thanks a million and please keep up the enjoyable work.
my blog Shabby Chic Moebel Karlsruhe
My site > Shabby Chic Moebel Karlsruhe,Vintage Moebel Karlsruhe,Villa Schoensinn Karlsruhe
Comment by Anonim on 2 April 2013 pukul 02.22
I always emailed this blog post page to all my friends,
since if like to read it afterward my links will too.
Feel free to visit my homepage ... los angeles dj
Comment by Anonim on 22 Mei 2013 pukul 20.27
Hey there this is somewhat of off topic but I was wondering if blogs use WYSIWYG editors or if you have to manually code with HTML.
I'm starting a blog soon but have no coding experience so I wanted to get advice from someone with experience. Any help would be enormously appreciated!
Also visit my website ... Free sex
Comment by Anonim on 30 Mei 2013 pukul 08.32
Generally I do not learn post on blogs, however I would like to say
that this write-up very compelled me to take a look at
and do it! Your writing style has been amazed me.
Thank you, quite nice post.
Here is my blog; http://www.xxxmoviegalls.com
Comment by Anonim on 7 Juli 2013 pukul 20.04
Kalau merujuk ke perkataan jenius, banyak kok orang jenius yang tidak bisa membaca dan menulis, contohnya adalah albert einstein sebagai penyandang disleksia dan hal itu tidak mengurangi kehebatannya dalam meraih pengetahuan..... coba deh googling mengenai disleksia
Comment by rajaRomawi on 15 Agustus 2016 pukul 11.58
Saudara saya pedagang ayam, buta huruf, ada sms masuk minta tolong bacakan temen-nya/anaknya. Tapi bisa dagang. Ini nyata..
Comment by rajaRomawi on 15 Agustus 2016 pukul 12.01
Iya aneh. Ndk bisa baca -nulis kok kaya merasa terhina. Banyak pengusaha besar yang ndk sekolah tinggi/malah ndk sekolah.,ja di bilang.."hebat" kok.
Comment by rajaRomawi on 15 Agustus 2016 pukul 12.03
Iya aneh. Ndk bisa baca -nulis kok kaya merasa terhina. Banyak pengusaha besar yang ndk sekolah tinggi/malah ndk sekolah.,ja di bilang.."hebat" kok.
Comment by petasumbar.blogspot.com on 7 Februari 2017 pukul 12.03
Benar bahwa nabi Muhammad SAW adalah seorang yang ”ummi”. Dan kata ummi menunjukkan makna seorang yang tidak bisa membaca dan menulis.
Namun tidak bisa baca dan tulis bukan berarti lambang kebodohan, sebab masyarakat tempat di mana beliau hidup memang tidak punya budaya baca tulis. Mengapa demikian?
Ada beberapa analisa yang sempat mengemuka. Salah satunya adalah fakta bahwa orang Arab punya kelebihan dalam mengingat kalimat dengan teramat sempurna. Buat mereka, menghafal 100 bait syair cukup dengan sekali mendengar. Sehingga kalau semua hal bisa dihafal, buat apa lagi ditulis.
Maka budaya baca tulis nyaris tidak terlalu banyak berkembang di tanah Arab di masa itu. Sebaliknya, mereka terbiasa menghafal begitu saja jutaan kata yang kalau ditulis bisa menjadi ribuan lembar buku.
Namun ada juga yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ummi bukanlah tidak bisa baca dan tulis. Meski memang kenyataannya demikian, namun lafadz ummi lebih dimaksudkan sebagai orang yang tidak punya akses kepada kitab dan literatur agama samawi sebelumnya.
Nabi Muhammad SAW adalah seorang Arab yang tinggal di Makkah, beliau berbahasa Arab dan tidak paham bahasa Suryani atau Ibrani, dua bahasa yang digunakan oleh umat Nasrani dan Yahudi. Beliau tidak melek kitab samawi terdahulu. Maksudnya, beliau tidak bisa baca kitab Taurat, Injil dan Zabur.
Lalu apa hubungannya?
Hubungannya adalah agar tidak ada alasan bagi umat yahudi atau nasrani untuk mengatakan bahwa Muhammad hanyalah sekedar ”menyontek” dari kitab-kitab mereka. Sebab salah satu kilah mereka untuk tidak mau beriman kepada nabi Muhammad SAW adalah karena mereka menuduh beliau sekedar menjiplak apa yang ada dalam kitab mereka.
Apalagi ternyata memang banyak hukum syariah yang memiliki kesamaan dengan hukum yang ada pada kalangan yahudi dan nasrani. Bahkan jenis hukumannya pun nyaris sama.
Agama Yahudi dan Nasrani sama-sama mengharamkan babi, khamar, zina, pembunuhan, serta memberlakukan hukum hudud dan potong tangan. Ternyata, Al-Quran juga turun dengan esensi yang serupa, meski dengan beberapa penyesuaian.
Maka untuk menepis tuduhan itu, disebutlah bahwa nabi Muhammad SAW adalah seorang yang ummi, yaitu orang yang tidak mengerti bahasa Injil, Taurat dan Zabur. Maka tuduhan itu menjadi mentah dengan sendirinya.
Comment by Prince Yosafat Belmiro on 16 Juni 2017 pukul 16.31
nampak nya ada kesalahan jawaban dari yang koment di atas ..
Muhammad tdk bisa baca dan menulis yaa wajar aja dia aja di asuh sama istri saudagar kaya dan karna warisan dari kekayaan saudagar itu ia punya banyak Istri dan mati diracun Istri yang ke ( kalau tidak salah yang ke 13).
bolehkah NABI MEMILIKI BANYAK ISTRI ??
Jumlah nabi aja 25 kenpada ada nyempil si Muhammad jadi 26 ???
liat Sejarah NABI Dong !!
25 Nabi itu asal nya dari YAHUDI / Bani Israel. BUKAN DARI ARAB . Alquran banyak mengubahnya.
terdapat banyak Kontroversi didalam Alquran, dan kalau saya baca alquran bingung entah apa yang dibahas .. Misal bahas tentang Kambing entar udah lari Topik ke Ayam, lari lagi ke Unta, lari lagi ke Ibrahim...? whtasss Kotroversional sekali ..
Firman Allah itu tidak terbatas. Allah ( TUHAN/YHWH) menurunkan Firman kepada manusia menggunakan Bahasa manusia yang Terbatas.. ALLAH = Tidak Terbatas . masa Wahyu di turunkan kepada orang yang Buta Huruf ? dan aneh nya Wahyunya turun 2x lagi .. :D di Agama Kristen, Yohannes mendapat wahyu 1x ketika di Pulau Patmos. , Musa juga demikian . :) di gunung Sinai selama 40hari :)
suggguh aneh bukan nabi yang baru ini ...
Comment by Unknown on 29 Oktober 2017 pukul 21.15
Yosafat Belmiro
Sebelum anda ikut campur mengenai beda pendapat dalam islam (khilafiah), dan mengatakan Al Quran memiliki banyak kontroversi tanpa adanya ilmu. Mending kamu mempelajari kesalahan dan kontradiksi yang begitu banyak dalam Alkitab.
Seperti :
==========================================
Yohanes pasal 1 ayat 18.
“Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.”
Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak pernah dilihat oleh siapapun juga, melainkan hanya Yesus saja yang pernah melihatnya.
Bagiamana dengan ayat ini.
kitab Kejadian pasal 18 ayat 1.
" Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon tarbantin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari panas terik."
Manakah yang benar?
==========================================
Samuel II pasal 8 ayat 8.
" Dan dari Betah dan dari Berotai, yaitu kota-kotanya Hadadezer, raja Daud mengangkut amat banyak tembaga."
Pada ayat ini raja Daud mengambil banyak tembaga dari dua tempat bernama Betah dan Berotai.
Kitab Tawarik I pasal 18 ayat 8.
" Dan dari Tibhat dan dari Kun, yaitu kota-kotanya Hadadezer, Daud mengangkut amat banyak tembaga; ..."
Sedangkan pada ayat ini raja Daud mengambil banyak tembaga dari dua tempat bernama Tibhat dan Kun.
Di dua ayat itu tempat manakah yang sebenarnya diambil tembaganya oleh Daud.
==========================================
Raja-raja II pasal 8 ayat 26.
" Ia (Ahazia) berumur dua puluh dua (22) tahun pada waktu ia menjadi raja dan setahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Atalya, cucu Omri raja Israel."
Berdasarkan ayat ini saat menjadi raja Ahazia berumur 22 tahun.
Kitab Tawarikh II pasal 22 ayat 2.
" Ahazia berumur empat puluh dua (42) tahun pada waktu ia menjadi raja dan setahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Atalya, cucu Omri."
Dari kedua ayat ini yang manakah yang benar, diwaktu berumur 22 tahunkah atau berumur 42 tahun.
==========================================
Jangan anda menilai kesalahan orang lain, tapi anda tidak melihat kesalahan anda sendiri.
Matius 7:3-5
Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."